Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 22 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Welsi Layuhibu
"Pendahuluan: Penerapan jenjang karir di sebuah rumah sakit akan memberikan dampak baik untuk semua tenaga kesehatan yang ada termasuk perawat. Namun penerapan ini harus bersinergi antara antusiasme perawat dan komite keperawatan serta dukungan penuh dari pimpinan rumah sakit dan pengetahuan perawta itu sendiri.
Metode: Desain penelitian ini menggunakan korelasi dengan rancangan penelitian cross-sectional. Sampel diambil dengan teknik simple random sampling terhadap 156 perawat pelaksana. Pengumpulan menggunakan kuesioner dalam bentuk google form. Analisa data univariate skala numerik dan analisa data bivariate menggunakan uji parametrik.
Hasil: Gambaran implementasi di rumah sakit didapatkan 93,27 % di rumah sakit. Hasil penelitian ini juga menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara umur, lama kerja, tingkat pendidikan, pengetahaun, dukungan organisasi dan dukungan atasan dengan p=0,001. Variabel factor independent mempengaruhi factor dependet dengan 52,1 %. Simpulan: Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa menunjukkan ada factor yang mempengaruhi yang signifikan karakteristik perawat (umur, lama kerja dan tingkat pendidikan), pengetahuan tentang jenjang karir, dukungan organisasi, dan dukungan atasan.

Introduction: The application of career paths in a hospital will have a good impact on all existing health workers, including nurses. However, this application must synergize between the enthusiasm of the nurses and the nursing committee and the full support of the hospital leadership and the knowledge of the nurses themselves.
Method: The design of this study uses correlation with a cross-sectional research design. Samples were taken by simple random sampling technique from 156 practicing nurses. Collection using a questionnaire in the form of google form. Numerical scale univariate data analysis and bivariate data analysis using parametric test.
Results: The description of implementation in the hospital was found to be 93.27% in the hospital. The results of this study also showed that there was a significant relationship between age, length of work, level of education, knowledge, organizational support and superior support with p=0.001. The independent factor variables affect the dependent factor by 52.1%.
Conclusion: The results of this study can be concluded that there are factors that significantly influence the characteristics of nurses (age, length of work and level of education), knowledge about career paths, organizational support, and superior support
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 20223
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elok Dwi Oktaviana
"Burnout pada perawat mempengaruhi kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan di ruang rawat. Faktor fisik dan psikologi perawat selama bekerja perlu menjadi perhatian bagi penyelenggara kesehatan. Laporan kasus ini menjelaskan mengenai burnout pada perawat di lingkungan kerja. Penilaian burnout dilakukan dengan observasi partisipatif, wawancara, dan survey dengan menggunakan kuesioner Maslach Burnout Inventory (MBI) yang membahas tiga dimensi burnout, dimensi kejenuhan mental, dimensi depersonalisasi, dimensi pencapaian diri. Kuesioner terdiri dari 22 pernyataan dengan rentang nilai 0 – 10 dan dikategorikan menjadi empat kategori ringan (0 – 2), sedang (3 – 5), tinggi (6 – 8) dan sangat tinggi (9 – 10). Penelitian dilakukan pada 22 perawat di ruangan Healthcare Unit. Hasil observasi partisipatif menunjukkan bahwa perawat mengalami kelelahan secara fisik karena adanya beban kerja yang cukup padat. Hasil wawancara didapatkan bahwa perawat merasa lelah dengan banyaknya beban kerja yang didapat, Namun nyaman dengan lingkungan kerja sehingga perawat mampu memberikan asuhan keperawatan dengan baik. Hasil analisis deskriptif dari kuesioner didapatkan mean dari dimensi kejenuhan mental 3,2 kategori tingkat burnout sedang, dimensi depersonalisasi 1,1 kategori tingkat burnout rendah, dan dimensi pencapaian diri 3,3 kategori tigkat burnout sedang.  Secara umum, tingkat burnout perawat di ruangan yaitu kategori tingkat sedang. Evaluasi tingkat beban kerja dan skrining burnout secara berkala diharapkan mampu mengurangi tingkat kejadian burnout pada perawat sehingga dapat meningkatkan kualitas asuhan keperawatan yang diberikan.

Burnout on nurses affects the performance of nurses in providing nursing care in the ward. The physical and psychological factors of nurses during work need to be a concern for health providers. This case report describes burnout in nurses in the work environment. Burnout assessment is carried out by participatory observation, interviews, and surveys using the Maslach Burnout Inventory (MBI) questionnaire which discusses the three dimensions of burnout, the dimension of mental saturation, the dimension of depersonalization, and the dimension of self-morality. The questionnaire consists of 22 statements with a value range of 0-10 and the contents are divided into four categories of mild (0-2), moderate (3-5), high (6-8) and very high (9-10). The study was conducted on 22 nurses in the Healthcare Unit room. Participatory observation results show that nurses experience physical fatigue due to a fairly heavy workload. The results of the interviews showed that nurses felt tired with the amount of workload they received, but were comfortable with the work environment so that nurses were able to provide good care. The results of the descriptive analysis of the questionnaire obtained an average of the dimensions of mental saturation 3.2 categories of moderate burnout levels, depersonalization dimensions 1.1 categories of low burnout levels, and self-selling dimensions 3.3 categories of moderate burnout levels. In general, the burnout level of nurses in the room is the medium level category. Periodic evaluation of workload levels and burnout screening is expected to be able to reduce the incidence of burnout in nurses so as to improve the quality of nursing care provided."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Wening
"TB Paru merupakan penyakit infeksius yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru-paru. TB Paru dapat menyebabkan kematian apabila tidak diobati dengan benar. Gejala klinis yang dialami pada TB Paru adalah batuk berdahak, batuk berdarah, sesak napas, demam, keringat malam hari, penurunan nafsu makan, dan penurunan berat badan. Salah satu masalah yang sering dialami penderita TB Paru adalah bersihan jalan napas tidak efektif karena sulitnya pengeluaran sputum yang berlebih dan sesak napas. Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah posisi semi-fowler dan latihan active cycle of breathing technique. Posisi semi-fowler dapat mengurangi sesak napas karena memfasilitasi ekspansi paru-paru lebih maksimal.
Hasil penerapan intervensi posisi semi-fowler pada pasien dapat mengurangi keluhan sesak napas, penurunan frekuensi pernapasan, dan saturasi oksigen meningkat. Latihan active cycle of breathing technique dapat membantu mengeluarkan sputum menjadi lebih mudah. Hasil penerapan latihan active cycle of breathing technique pada pasien dapat mengeluarkan sputum dengan mudah, menurunkan konsistensi sputum, menurunkan sesak napas, menurunkan frekuensi pernapasan, dan meningkatkan saturasi oksigen.

Pulmonary TB is an infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosis that attacks the lungs. Pulmonary TB can cause death if not treated properly. Symptoms experienced in pulmonary TB are coughing up sputum, hemaptoe, shortness of breath, fever, night sweats, decreased appetite, and weight loss. One of the problems often experienced by patients with pulmonary TB is ineffective airway clearance because of the difficulty of removing excessive phlegm and shortness of breath. Interventions that can be done to overcome these problems are semi-Fowler's position and active cycle breathing techniques. The semi-Fowler's position can reduce maximal shortness of breath because it facilitates more lung expansion.
The results of applying for the semi-Fowler position so the patient can reduce complaints of shortness of breath, decrease respiratory rate, and increase oxygen saturation. Active cycle breathing techniques can help expel sputum more easily. The results of the application of active cycle breathing techniques in patients can expel sputum easily, reduce sputum consistency, reduce shortness of breath, decrease the respiratory frequency, and increase oxygen saturation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Agustin Tabara
"Sistem informasi dan teknologi kesehatan semakin berkembang. Kepala ruangan sebagai perawat manajer perlu memiliki kompetensi Nursing Informatics (NI) untuk menghadapi tantangan industry 4.0. Upaya peningkatan kompetensi NI kepala ruang diupayakan melalui pendekatan faktor karakteristik kepala ruangan, self-efficacy dan kepuasan kerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis determinan kompetensi NI Kepala Ruangan di Rumah Sakit. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian analitik dan rancangan cross-sectional. Sampel berjumlah 165 kepala ruangan di Rumah Sakit. Hasil penelitian menunjukkan usia, tingkat pendidikan menunjukkan hubungan yang signifikan (p<0,05) dengan kompetensi NI Kepala Ruangan. Sementara faktor self-efficacy menunjukkan hubungan yang signifkan (p=0,01) dan kepuasan kerja menunjukkan hubungan yang signifikan (p=0,01) dengan kompetensi NI kepala ruangan. Hasil multivariat juga didapatkan faktor yang paling dominan meliputi tingkat pendidikan, self-efficacy dan kepuasan kerja. Rekomendasi dalam penelitian ini yaitu meningkatkan self-efficacy dan kepuasan kerja dalam mengembangkan kompetensi NI.

Health information systems and technology have been growing . The head Nurse of the unit as a manager needed to have Nursing Informatics (NI) competence to face the challenges of industry 4.0. Efforts to increase the NI competence of the head of the room were pursued through the approach of characteristic factors, self-efficacy and job satisfaction. The purpose of this study was to analyze the determination of the NI competence of the Head of the Room at the Hospital. This study used a quantitative approach with an analytical research design and a cross-sectional design. The sample entered 165 heads of rooms in the hospital. The results showed that age, education level showed a significant relationship (p<0.05) with the NI competence of the Head of the Room. Meanwhile, the self-efficacy factor showed a significant relationship (p=0.01) and job satisfaction showed a significant relationship (p=0.01) with the NI competence of the head nurse of the unit. Multivariate results also elucidated that the most dominant factors were education level, self-efficacy and job satisfaction. Recommendations in this study were improved self-efficacy and job satisfaction of Head Nurses to develop NI competencies."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Nilasari
"Peranan penting seorang perawat salah satunya adalah pemberian asuhan keperawatan yang aman tanpa ada yang terlewatkan. Hal ini dikarenakan perawatan yang tidak aman adalah salah satu sumber morbiditas dan mortalitas terpenting di dunia. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor faktor yang berhubungan dengan asuhan keperawatan yang terlewatkan di Beberapa Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian analitik dan rancangan cross-sectional. Sampel berjumlah 238 staf pelaksana keperawatan yang terdiri dari ketua tim/pj shift dan perawat pelaksana yang bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah A, B, dan C.
Hasil penelitian menunjukkan usia, masa kerja, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jenjang karir klinis, posisi jabatan dan status kepegawaian tidak menunjukkan hubungan yang signifikan (p>0,05) dengan asuhan keperawatan yang terlewatkan. Sementara faktor lainnya seperti kepemimpinan menunjukkan hubungan yang signifikan (p=0,015), pengelolaan unsur manajemen money (p =0,001), machine and material (p=0,003), fungsi manajemen (p=0,001) dengan seluruh komponennya perencanaan, pengorganisasian, ketenagaan, pengarahan dan pengendalian (p=0,001; p=0,001 p=0,001; p=0,001; p=0,001) berhubungan secara signifikan. Hasil multivariat juga didapatkan setiap peningkatan fungsi manajemen sebanyak 1 kali, asuhan keperawatan yang terlewatkan akan menurun sebanyak 0,482 kali. Rekomendasi yaitu meningkatkan fungsi manajemen dalam memperbaiki asuhan keperawatan yang terlewatkan."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syafira Daviyatul Haque
"Saat ini pengetahuan kewirausahaan telah diberikan pada mahasiswa keperawatan, namun mahasiswa menyatakan belum merasakan adanya dampak positif terhadap motivasi dan intensi kewirausahaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan antara pengetahuan kewirausahaan dengan motivasi dan intensi menjadi entrepreneurs pada mahasiswa keperawatan di Depok. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional dengan desain obsevasional (non-ekperimental). Teknik yang digunakan adalah stratified random sampling dengan jumlah responden 163 mahasiswa. Data diambil menggunakan tiga kuesioner yaitu data demografi, Dimension on Motivation to Choose Entrepreneur as a Career, dan Dimension of Entrepreneurship Career Intention.
Hasil penelitian menemukan ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan kewirausahaan dengan motivasi dan intensi menjadi entrepreneurs pada mahasiswa keperawatan di Depok (p<0,001). Intitusi pendidikan keperawatan dapat mengembangkan pembelajaran kewirausahaan sampai pada tahap pengimplementasian pemahaman teoritis yang telah mahasiswa dapatkan dengan diadakannya praktik keterampilan berwirausaha, sehingga mahasiswa dapat lebih merasakan adanya dampak positif dalam penumbuhan motivasi dan intensi berwirausaha melalui mata kuliah kewirausahaan yang didapatkan.

Currently, the knowledge of entrepreneurship has been given to nursing students, but students stated that they have not felt a positive impact on entrepreneurial motivation and intentions. The purpose of this study was to identify the relationship between entrepreneurship knowledge and motivation and intensity of being an entrepreneur in nursing students in Depok. This research is a descriptive correlational study with an observational (non-experimental) design. The technique used is stratified random sampling with a total of 163 students. Data were collected using three questionnaires namely demographic data, Dimension on Motivation to Choose Entrepreneur as a Career, and Dimension of Entrepreneurship Career Intention. The results found a close relationship between entrepreneurship knowledge with motivation and intensity of being an entrepreneur in nursing students in Depok (p<0.001). Nursing education institutions can develop entrepreneurial learning to the stage of implementing the theoretical understanding that students have supported by practicing entrepreneurial skills, so that students can feel a more positive impact in growing entrepreneurial motivation and intentions through the entrepreneurship courses obtained.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ditya Khairiani Sugito
"Perkembangan teknologi khususnya internet telah mempengaruhi seluruh kegiatan di berbagai bidang salah satunya adalah bidang pendidikan. Semakin berkembangnya internet sejalan juga dengan kemudahan dalam mengaksesnya. Mahasiswa yang berada dalam bidang pendidikan sangat terbantu dengan adanya internet namun kehadiran dan kemudahan dalam mengakses internet ternyata juga menimbulkan fenomena baru yaitu cyberloafing yang memiliki dampak negatif. Cyberloafing adalah aktivitas individu mengakses internet untuk keperluan yang tidak ada hubungannya dengan proses pembelajaran. Perilaku ini apabila terus dilalukan dapat mempengaruhi tingkat konsentrasi belajar. Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan antara cyberloafing dengan konsentrasi belajar mahasiswa sarjana reguler. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode cross sectional dengan total sampel 370 yang diambil dari mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia menggunakan teknik stratified random sampling. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner Skala Academic Cyberloafing dan Student Learning Concentration Questionnaire (SLCQ-I) Versi Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan tingkat cyberloafing di tingkat sedang dengan persentase 53,2% dan konsentrasi belajar berada di tingkat sedang dengan persentase 76,2%. Analisis uji statistik bivariat yang digunakan yaitu uji chi square. Hasilnya didapatkan bahwa hipotesis Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga terdapat hubungan yang signifikan antara cyberloafing dengan konsentrasi belajar pada mahasiswa sarjana reguler dengan tingkat hubungan besar (X^2(4)= 53,87, p-value = 0.001 (α 0,05), V= 0.27). Pada penelitian selanjutnya, peneliti menyarankan agar memperluas cangkupan responden tidak hanya dari mahasiswa kesehatan agar hasil penelitian bersifat lebih general.

The development of technology, especially the internet, has affected all activities in various sectors, one of which is the educational sector. The development of the internet is also in line with the easiness in accessing it. Students who are in the education sector are greatly helped by the internet, but the presence and ease of accessing the internet also creates a new phenomenon, namely cyberloafing which has a negative impact. Cyberloafing is the activity of individuals accessing the internet for purposes that have no relation to the learning process. This behavior, if continued, can affect the level of learning concentration. This study aims to assess the relationship between cyberloafing and learning concentration of regular undergraduate students. This study is a quantitative study with a cross-sectional method with a total sample of 370 taken from students of the University of Indonesia Health Sciences Group using stratified random sampling techniques. The questionnaires used are the Academic Cyberloafing Scale and Student Learning Concentration Questionnaire (SLCQ-I) Indonesian Version. The results showed the level of cyberloafing at a moderate level with a percentage of 53.2% and the concentration of learning was at a moderate level with a percentage of 76.2%. The bivariate statistical test analysis used is the chi-square test. The results found that Ho's hypothesis was rejected and Ha was accepted, so there was a significant relationship between cyberloafing and learning concentration in regular undergraduate students with a large level of relationship (X^2(4) = 53,87, p-value = 0.001 (α 0,05), V= 0.27). In future studies, researchers suggest expanding the scope of respondents not only from health students so that the results of the study are more general."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yasmin Khoiriyyah
"Seiring dengan peningkatan angka penggunaan intenet, penggunaan media sosial di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Media sosial di Indonesia digunakan oleh berbagai kalangan, salah satunya mahasiswa keperawatan. Media sosial memiliki berbagai dampak bagi penggunanya. Salah satu dampak negatif yang mungkin diakibatkan dari penggunaan media sosial adalah kecemasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara intensitas penggunaan media sosial dan kecemasan pada mahasiswa keperawatan. Desain penelitian ini adalah analitik korelatif cross-sectional dengan menggunakan instrumen Social Networking Time Use Scale (SONTUS) dan Zung Self-Rating Anxiety Scale (ZSAS). Penelitian ini dilakukan pada 238 Mahasiswa Program Sarjana Keperawatan di Jakarta yang dipilih dengan teknik stratified random sampling. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas intensitas penggunaan media sosial Mahasiswa Program Sarjana Keperawatan di Jakarta adalah pada kategori sedang (42%), sedangkan mayoritas tingkat kecemasan adalah pada kategori tidak cemas (84.5%). Selain itu, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara intensitas penggunaan media sosial dengan kecemasan pada Mahasiswa Program Sarjana Keperawatan di Jakarta. Institusi pendidikan diharapkan dapat mempertahankan atau meningkatkan program-program terkait pencegahan kecemasan bagi mahasiswa, serta menggunakan media sosial sebagai salah satu sarana pembelajaran atau sarana komunikasi. Mahasiswa juga diharapkan dapat menggunakan media sosial untuk hal-hal yang positif sehingga dapat mengambil manfaat dari penggunaan media sosial.

Along with the increase in internet usage, social media usage in Indonesia has increased from year to year. Social media in Indonesia is used by various groups, one of them is nursing students. Social media gives various impacts on its users. One negative impact that may result from using social media is anxiety. This study aims to determine the correlation between the intensity of social media use and anxiety among undergraduate nursing students. The design of this study was a cross-sectional correlative analytic using the Social Networking Time Use Scale (SONTUS) and the Zung Self-Rating Anxiety Scale (ZSAS) instrument. This research was conducted on 238 undergraduate nursing students in Jakarta selected by stratified random sampling technique. The results showed that the majority of the intensity of the social media use for undergraduate nursing students in Jakarta was at a moderate level (42%), while the majority of anxiety levels were in the non-anxious level (84.5%). In addition, there is no significant correlation between the intensity of social media use with anxiety in nursing undergraduate students in Jakarta. Educational institutions are expected to maintain or improve programs related to anxiety prevention for students, and to use social media as one of learning or a means of communication. Students are also expected to use social media for positive things so they can get benefit from social media use.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitrianti
"Kualitas pelayanan keperawatan ditentukan oleh kualitas tenaga perawat yang memberikan asuhan langsung kepada pasien. Perawat di kamar operasi memerlukan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang baik untuk memastikan pemberian asuhan keperawatan di kamar operasi aman dan berkualitas. Mentoring merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam praktek keperawatan professional. Program mentoring dalam penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi perawat di kamar operasi. Program mentoring dilakukan oleh perawat berpengalaman diatas lima tahun, dengan tingkat pendidikan Ners, dan pernah mengikuti pelatihan preseptorship dan bedah lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh penerapan metode mentoring terhadap kompetensi perawat di kamar operasi RS X. Metode penelitian yang digunakan yaitu pre eksperimen dengan pemberian intervensi berupa program mentoring kepada perawat di kamar operasi selama satu bulan dan jumlah sampel sebanyak 15 perawat. Instrumen yang digunakan yaitu Perceived Perioperative Competence Scale Revised (PPCSR) yang sudah dimodifikasi oleh peneliti yang berisi 43 pernyataan dengan menggunakan skala Likert 1-5. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan nilai rata-rata kompetensi perawat di kamar operasi sebelum dan setelah intervensi berupa program mentoring selama satu bulan sebesar 24,933 dengan nilai p < 0,001 (α = 0,05) dengan perbedaan nilai rata-rata tertinggi yaitu pada dimensi pengetahuan dan keterampilan dasar kamar operasi sebesar 7,867. Kesimpulan dari penelitian ini program mentoring yang dilakukan selama satu bulan dapat meningkatkan kompetensi perawat di kamar operasi. Saran untuk penelitian selanjutnya yaitu dengan menambahkan kelompok kontrol dalam penelitian dan penggunaan jumlah sampel yang lebih besar.

The quality of nursing services is determined by the quality of the nurses who provide direct care to patients. Nurses in operating rooms need good knowledge, skills and attitudes to ensure safe and quality nursing care in operating rooms. Mentoring is a learning method that can be used in professional nursing practice. The mentoring program in this study aims to improve the competence of nurses in the operating room. The mentoring program is carried out by nurses with experience of more than five years, with a Nurse education level, and have attended preceptorship and advanced surgery training. This study aims to see the effect of implementing the mentoring method on the competence of nurses in the operating room of X Hospital. The research method used was pre-experimental with the provision of an intervention in the form of a mentoring program to nurses in the operating room for one month and a total sample of 15 nurses. The instrument used is the Perceived Perioperative Competence Scale Revised (PPCSR) which has been modified by researchers which contains 43 statements using a Likert scale of 1-5. The results showed that there was a difference in the average competency score of nurses in the operating room before and after the intervention in the form of a one-month mentoring program of 24.933 with a p value < 0.001 (α = 0,05) with the difference in the highest average score in the dimensions of knowledge and skills operating room basis of 7.867. The conclusion from this study is that a mentoring program that is carried out for one month can improve the competence of nurses in the operating room. Suggestions for further research are to add a control group to the study and use a larger sample size."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vanda Nur Azizah
"Anatomi merupakan salah satu bidang ilmu yang fundamental bagi mahasiswa keperawatan. Namun, banyak mahasiswa yang memiliki tingkat pengetahuan kurang pada bidang ilmu ini. Pengembangan teknologi simulasi virtual reality sebagai metode pembelajaran menjadi salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut. Penelitian dengan desain pre-experimental ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat motivasi dan kepuasan dengan tingkat pengetahuan menggunakan virtual reality. Sampel penelitian adalah 69 mahasiswa Sarjana Reguler Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia angkatan 2020. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain Questionnaire of Motivation Dimension to Choose Learning Method using Virtual Reality Simulation, Satisfaction with Simulation Experience Scale, dan kuesioner tingkat pengetahuan organ dalam tubuh manusia. Hasil penelitian menunjukkan 87% mahasiswa memiliki tingkat motivasi dan 98,6% mahasiswa memiliki tingkat kepuasan yang tinggi. Tidak terdapat hubungan signifikan antara tingkat motivasi dan tingkat pengetahuan (p = 0, 830). Selain itu, tidak terdapat hubungan antara tingkat kepuasan dan tingkat pengetahuan (p = 0,070). Virtual reality direkomendasikan untuk dikembangkan sebagai metode pembelajaran dalam pendidikan keperawatan.

Anatomy is a fundamental field for nursing students. However, many students have a low level of knowledge in this field. The development of virtual reality simulation technology as a learning method is one way that can be done to overcome this. This research with pre-experimental design aims to determine the relationship between the level of motivation and satisfaction with the level of knowledge using virtual reality. The research sample was 69 Regular Undergraduate students from the Faculty of Nursing, Universitas Indonesia class of 2020. The instruments used in this study included the Questionnaire of Motivation Dimension to Choose Learning Method using Virtual Reality Simulation, Satisfaction with Simulation Experience Scale, and a questionnaire on the level of knowledge of organs in human body. The results showed that 87% of students had a high level of motivation and 98.6% of students had a high level of satisfaction. However, there was no significant relationship between the level of motivation and the level of knowledge (p = 0.830). In addition, there is no relationship between the level of satisfaction and the level of knowledge (p = 0.070). Virtual reality is recommended to be developed as a learning method in nursing education."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>