Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional dengan menggunakan data sekunder mengenai pengobatan demam tifoid anak. Sebanyak 97 penderita diberi pengobatan antibiotika kloramfenikol dan 49 persen diberikan seftriakson. Usia pasien berkisar antara 1-15 tahun. Lama perawatan di rumah sakit berkisar antara 3-12 hari, dengan rata-rata hari rawat 4.408 hari untuk pasien anak yang diberikan seftriakso dan 6.598 hari untuk pasien anak yang diberikan kloramfenikol. Pada analisis efektivitas biaya pengobatan demam tifoid pada anak menunjukkan seftriakson lebih efektif biaya dibandingkan dengan kloramfenikol
Analysis of the Cost Effectivity in Treating Typhoid Fever in Children with Chloramphenicol and Ceftriaxone
in Fatmawati Hospital Jakarta 2001 – 2002. This study was a cross-sectional study using secondary data related to
treatment of typhoid fever in childhood. A total of 97 patients received chloramphenicol and 45 patients received
ceftriaxone. The patients ranged in age from 1 to 15 years. Length of stay in hospital range from 3 to 12 days (mean
4,408 days for patients receiving ceftriaxone and 6,598 days for patients receiving chloramphenicol). Ceftriaxone is a
more cost effective alternative drug compared to chloramphenicol to treat typhoid fever in childhood.
"
Institut Sains dan Teknologi Nasional. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia ; Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia ; Rumah Sakit Fatmawati, 2004
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Rika Fajrin
"Indonesia dinobatkan sebagai negara ketiga terbanyak kasus prediabetes di dunia pada tahun 2019 dengan jumlah penderita sebesar 29,1 juta kasus. Prediabetes merupakan kondisi meningkatnya kadar glukosa darah dari batas normal, namun belum mencapai ambang diagnosis diabetes mellitus. Prediabetes memiliki risiko tinggi berkembang menjadi penyakit diabetes mellitus tipe 2 dan berdampak pada peningkatan kasus penyakit tidak menular (PTM) yang dapat memengaruhi kualitas hidup penderitanya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat determinan kejadian prediabetes pada penduduk usia ≥ 15 tahun di Indonesia berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia 2023. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, chi-square, dan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi prediabetes di Indonesia sebesar 26,9%. Variabel yang memiliki hubungan secara statistik berdasarkan regresi logistik yaitu usia, jenis kelamin, pendidikan, hipertensi, obesitas sentral, dan status merokok. Variabel dominan yang berhubungan dengan kejadian prediabetes yaitu lansia ≥ 60 tahun (AOR=3,198; 95% CI=2,673 - 3,825). Dengan demikian, pentingnya menetapkan batas minimal usia pemeriksaan kadar glukosa darah rutin terutama pada kelompok berisiko tinggi, intervensi terkait promosi gaya hidup sehat dan ajakan melakukan deteksi dini kadar glukosa darah di masyarakat. Selain itu, diperlukan kerja sama sektor kesehatan maupun non kesehatan untuk mencegah terjadinya prediabetes yang berfokus pada usia dewasa, pra-lanjut usia, dan lansia.

In 2019, Indonesia was recognized as the third-ranked country in the world for the prevalence of prediabetes with an estimated 29.1 million people affected. Prediabetes is defined as a condition involving elevated blood glucose levels outside the normal range, but below the diagnostic threshold for diabetes mellitus. This condition carries a significant risk of progressing to type 2 diabetes mellitus and contributes to the rising burden of non-communicable diseases (NCDs), thereby adversely impacting the quality of life of those affected. This study aims to identify the determinants of prediabetes among individuals aged 15 years and older in Indonesia, utilizing data from the 2023 Indonesian Health Survey. This study uses descriptive analysis, chi-square test, and logistic regression. Based on the results of the study, the prevalence of prediabetes in Indonesia is 26.9%. Variables that are statistically related to prediabetes as determined by logistic regression included age, gender, education, hypertension, central obesity, and smoking status. The variable that is the most significant factor causing prediabetes is elderly ≥ 60 years (AOR=3.198; 95% CI=2.673 - 3.825). Consequently, the importance of establishing a minimum age threshold for routine blood glucose screening, implementing interventions to promote healthy lifestyles, and encouraging early detection of blood glucose levels within the community. In addition, collaboration between health and non- health sectors is essential to prevent prediabetes, with a focus on adult, pre-elderly, and elderly populations."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deden Supardan
"ABSTRAK
Nama : Deden SupardanProgram Studi : Ilmu Kesehtan MasyarakatJudul : Pengaruh Pembinaan Kesehatan Haji Terhadap KeberhasilanPengendalian DM pada Jemaah Haji Terdiagnosis DiabetesMellitus di Kabupaten Kuningan.Pembimbing : Dr. Martya Rahmaniati M, S.Si, M.SiTesis ini membahas pengaruh program pembinaan dan bimbingan kesehatan hajiterhadap keberhasilan pengendalian DM pada jemaah haji terdiagnosis DiabetesMellitus. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross setional. Hasilpenelitian menyarankan bahwa mengingat besarnya pengaruh Pembinaan KesehatanHaji terhadap keberhasilan pengendalian DM, maka seluruh jemaah haji diupayakansemaksimal mungkin mengikuti seluruh Kegiatan Pembinaan Haji agar status kesehatanhaji dapat ditingkatkan menjadi memenuhi syarat kesehatan.Kata kunci:Jemaah haji, Pengendalian DM, Pembinaan Kesehatan Haji

ABSTRACT
Nama Deden SupardanProgram Studi Public Health scienceJudul The Influence of Haj Health Development on the Success of DMControl in Hajj Pilgrims Diagnosed Diabetes Mellitus in KuninganDistrict.Pembimbing Dr. Martya Rahmaniati M, S.Si, M.SiThis thesis discusses the influence of Hajj health development and guidance program onthe success of DM control in pilgrims whose diagnosed Diabetes Mellitus. This researchis quantitative research with cross sectional design. The results suggest that influence ofHajj Health Development was very important on the success of DM control, hajjpilgrims should be strived to follow all the activities of Hajj health Development so thatthe health status of Hajj can be increased to meet health requirements.Key words Hajj pilgrims, DM control, Hajj health development"
2018
T50565
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library