Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

"Pipa saluran minyak merupakan pipa yang sangat panjang yang digunakan untuk mengalirkan minyak pada jarak yang jauh. Dalarn pnsisi penempatannya, pipa ini melalui banyak kondisi lingkungan, termasuk tertanarn di dalarn tanah basah. Perlindungan pipa saluran rninyak yang tertanam di dalam tanah basah ter!mdap serangan korosi dengan metode proteksi katodik arus tanding te!ah banyak dikeoal. Walaupun pipa sudah di-coating, tetapi belum tentu aman, karena ada kamungkinan lapisan coating kurang sempurna atau terkelupas. Nilai keberhasilan proteksi katodik arus tanding adalah kemampuan melindungi struktur (katoda) dari serangan korosi dan kehilangan berat anoda. Untuk memastikan suatu struktur terproteksi dengan baik, National Association of Corrosion Engineers (NACE) membuat kriteria standar proteksi dimana negatif potensial dari katoda sekurang-kurangnya - 0,85 Y diukur antara permukaan struktur dengan elektroda standar Cu/CuSO,. Untuk itu dilakukan penelitian secara simulasi mengenai proteksi katodik arus tanding pada pipa saluran minyak yang tertanarn di tanah basah. Jenis anoda yang dipilih adalah grail! (C), aluminium (AI), dan magnesium (Mg). Rapat arus divariasikan sebesa.r 0,65 mAlcm2 1 1,30 mA/cm2 , dan 1,95 mA/cm2 . Sedangkan waktu proteksi dipilih !68 jam (I minggu) dan 336 jam (2 minggu). Dari basil penelitian, didapatkan semua pipa saluran rninyak terproteksi dengan baik dan kehilangan berat anoda bertarnbah dengan bertambahnya rapat arus dan waktu proteksi. Anoda grafit merupakan anoda yang paling efektif dignnakan, karena kemampuannya memproteksi struktur dan kehilangan beratnya yang sedikit. Rapat arus yang paling efektif adalah 0,65 mNcm2 , karena pada rapat arus yang Iebih besar hanya akan menarnbah kehilangan berat anoda."

"Korosi adalah suatu proses degradasi material yang dapat menyerang semua jenis logam dan paduannya. Serangan korosi menjadi permasalahan besar yang sangat merugikan yang dialami oleh perusahaan minyak. Pipa adalah salah satu sarana vital yang diperlukan sebagai alat transportasi minyak, sehingga apabila mengalami kebocoran akan sangat mengganggu jalannya proses produksi. Hal ini tentu tidak dapat dibiarkan begitu saja, sebaiknya dilakukan analisa kegagalannya agar dapat menghindari kejadian yang sama di waktu mendatang. Penulis melakukan pengumpulan data dan informasi, komposisi material, pengamatan visual, pemeriksaan foto makro dan mikro untuk mengetahui penyebab kerusakan/korosi yang terjadi. Dari hasil pengujian dan kemudian studi literatur maka penulis mencoba menganalisa kegagalan yang teijadi dan menyimpulkan faktor yang menyebabkan kerusakan pada pipa. Dari beberapa faktor penyebab kegagalan yang ada diperkirakan bahwa kegagalan disebabkan oleh korosi yang terjadi karena pengaruh kecepatan alir yang rendah di bawah standar yang seharusnya, sehingga air dan minyak terpisah dan terbentuk endapan, karena kadar air yang tinggi dalam pipa maka terjadi reaksi antara air dan pipa yang membentuk produk korosi pada pennukaan pipa sehingga terjadi reduksi ketebalan pipa. Selain itu ditunjang dengan adanya CO2 O2 dan H2S yang larut dalam air, dimana semakin tinggi kadar gas yang larut dalam air akan meningkatkan korosiiitas air. Reaksi dari banyaknya gas yang terlarut mambentuk produk korosi pada dasar pipa, permukaan dasar pipa tentu terlindungi sampai suatu saat tingginya gas terlarut menyebabkan pecahnya lapisan pasif pada pemukaan Iogam, sehingga permukaan logam akan terekspos langsung, korosi akan semakin cepat terjadi. Dengan mengetahui penyebab kebocoran pipa tersebut diharapkan kita dapat menghindari terjadinya kegagalan sejenis agar tidak terulang lagi di masa mendatang."