Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mohammad Abdi Haikal
"Masih terdapat sejumlah besar kandungan gas alam di Indonesia yang belum dimanfaatkan secara maksimal. Sebagian besar gas alam di Indonesia dimanfaatkan oleh pabrik kimia. Gas alam tersebut juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif. pada khususnya kendaraan bermotor, dimana gas alam tersebut diproses menjadi gas alam tekan atau Compressed Natural Gas ( CNG ). Terdapat banyak kelebihan yang dimiliki oleh CNG sebagai bahan bakar alternatif kendaraan bermotor, salah satunya adalah proses pembakaran yang sempurna hingga menghasilkan gas buang yang mengandung zat - zat beracun dalam jumlah yang relatif lebih kecil bila dibandingkan dengan gas buang bahan bakar konvensional dari minyak bumi ( bensin dan solar ). Studi kali ini berusaha untuk mempelajari laju Heat Release pada Motor Diesel IDI yang menggunakan bahan bakar solar serta bahan bakar ganda solar - CNG. Adapun perbandingan yang dilakukan adalah menggunakan 100% solar, 50% solar- 50% CNG, dan 30% solar- 70% CNG. Studi ini dilakukan pada Motor Diesel IDI HYDRA Engine Test Cell I yang berlokasi di BTMP - BPPT PUSPIPTEK Serpong Tangerang. Dari data dan hasil analisa, diperoleh kesimpulan bahwa dalam kondisi putaran Motor Diesel IDI 1000 RPM, semakin berkurangnya kandungan solar diikuti dengan semakin bertambahnya kandungan CNG akan memberikan nilai absolute laju Heat Release yang semakin besar pada kondisi tertentu sudut lengan piston."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37613
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satria Utama
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37617
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizqon Fajar
"Kelemahan biodiesel dari bahan non pangan adalah stabilitas oksidasi yang rendah dan sifat aliran pada temperatur rendah yang tinggi. Keduanya berdampak buruk bagi operasional motor diesel. Stabilitas oksidasi yang rendah menimbulkan korosi pada tangki, nozzle dan sistem saluran bahan bakar, selain itu pembakaran pada ruang bakar dapat menghasilkan deposit yang menumpuk pada ruang bakar. Sifat aliran pada temperatur rendah yang tinggi dari biodiesel akan sangat membatasi aplikasi dari motor diesel, karena biodiesel akan menggumpal jika temperatur lingkungan lebih rendah dari CFPP. Fokus penelitian ini adalah merancang ulang biodiesel non pangan, khususnya dari tanaman Jatropha Curcas L. melalui modifikasi komposisi FAME. Dalam memodifikasi FAME diperlukan kontrol pada perbandingan antara kandungan FAME poly-unsaturated, unsaturated dan saturated, dengan kata lain diperlukan teknik optimasi agar stabilitas oksidasi meningkat dan CFPP tetap terkontrol, sesuai spesifikasi standar WWFC 2009 yaitu min. 10 untuk stabilitas oksidasi dan maksimum 5oC untuk CFPP. Untuk mencapai sasaran tersebut metode yang digunakan adalah proses hidrogenasi secara parsial. Hasil analisa terhadap komposisi FAME setelah hidrogenasi adalah sebagai berikut: kandungan FAME poly-unsaturated: 11,67-15,91% (wt/wt), methyl palmitat: 15,58-18,49% (wt/wt) dan FAME un-saturated: 73,09-74,56% (wt/wt). Nilai prediksi terhadap stabilitas oksidasi setelah hidrogenasi berkisar 8,88 s/d 12,50 jam sedangkan nilai CFPP berkisar 1,08-1,88oC. Bilangan setana biodiesel Jatropha setelah hidrogenasi juga meningkat (58,97-59,70) dibandingakan sebelum hidrogenasi (55,65). Hasil analisa LCA menunjukkan bahwa untuk mencapai stabilitas oksidasi min. 10 jam penambahan antioxidant memerlukan energi yang lebih rendah dibandingkan dengan teknik hidrogenasi. Kombinasi antara teknik hidrogenasi dan penambahan antioxidant merupakan metode terbaik karena metode ini selain biaya-nya rendah, stabilitas oksidasi dan bilangan setana akan meningkat sementara itu CFPP berubah tidak terlalu banyak. Karakterisasi pembakaran pada motor diesel dari campuran biodiesel kedalam Solar 30% (vol/vol) atau B30 menunjukkan bahwa B30 Jatropha setelah hidrogenasi menunjukkan perbaikan dalam efisiensi pembakaran. Emisi NOX dan smoke dari B30 setelah hidrogenasi lebih rendah atau hampir sama dengan emisi yang dihasilkan oleh bahan bakar Solar.

The disadvantage of biodiesel especially made from non edible oil is the low oxidation stability and poor cold flow properties. Both are detrimental for diesel engine operation, low oxidation stability can cause corrosion on the fuel tank and fuel line system. In addition the combustion of a such low quality biodiesel will produce polymer compound that will accumulate as deposit on the combustion chamber. The cold flow properties of the biodiesel which is relatively too high, will limit the application of a diesel engine. Biodiesel will agglomerate and clog in fuel filter when the ambient temperatures drop below the CFPP. This research will focus on re-formulation of non-edible biodiesel especially Jatropha through modification of FAME (Fatty Acid Methyl Esters) composition. In modifying the FAME composistion, the control of the content of poly-unsaturated and the saturated FAME is the key factor. In other words, optimization of FAME composistion is required in order to increase the oxidation stability and to keep the value of CFPP constant or changed only slightly. The target of this study is to reach the oxidation stability of min. 10 hours and the CFPP value of max. 5oC. The method used in this study to achieve the target is partial hydrogenation of Jatropha biodiesel. Based on analysis results on the partially hydrogenated Jatropha biodiesel, the compositions of FAME that meets requirement are the following: content of poly-unsaturated: 11.67-15.91% (wt/wt) methyl palmitat 15.58-18.49% (wt/wt) dan unsaturated: 73.09-74.56% (wt/wt). The prediction values for the the oxidation stability and the CFPP based on the FAME composition are the following, the oxidation stability varies between 8.88-12.50 and the CPPP values ranged 1.08-1.88oC. The cetane number of Jatropha biodiesel after hydrogenation increases from 55.65 to 58.97-59.70. The results of LCA analysis shows that to achieve the oxidation stability of min. 10 hours, the addition of antioxidants require a lower energy than that of the hydrogenation technique. The combination of hydrogenation technique and addition of antioxidants is probably the best method. Beside low cost, the oxidation stability and cetane number of biodiesel will increase without changing the CFPP value too much. The characterization of combustion in diesel engine of the partially hydrogenated Jatropha biodiesel showed improvements in combustion efficiency. The NOX and smoke emission of the partially hydrogenated biodiesel are lower or almost equal to the emissions produced by the combustion of Indonesian diesel fuel (Solar)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
D1302
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Anang Nugroho
"Dalam upaya memperoleh kondisi operasi kerja yang tepat, diperlukan upaya mengidentifikasi parameter kerja yang dominan dan mengoptimasikannya. Pengujian adalah metode yang umum dilakukan, hanya saja membutuhkan waktu lama dan biaya mahal. Alternatif lain yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan permodelan numerik.
Struktur permodelan mesin diesel 4 langkah berbahan bakar ganda (Diesel Dual Fuel - DDF) diselesaikan dengan pendekatan model 1D/0D dengan menganggap kerangka permodelan 1D (1 dimensi) gas dinamis untuk proses pernafasan dan model 0D (0 dimensi) untuk proses dalam silinder. Termasuk dalam proses dalam silinder adalah model multi-zona packet untuk pembakaran didalam semprotan injeksi solar (spray) dan pembakaran gas-udara untuk pembakaran diluar spray. Analisa permodelan dilakukan pada setiap perubahan 1 derajat poros engkol. Sebagai antisipasi kesalahan intepretasi hasil, beberapa sumber kesalahan diluar fokus studi diminimalkan dengan cara mengaplikasikan model empiris yang diperoleh dari evaluasi data hasil pengujian.
Pada disertasi ini, fokus studi adalah pada model pembakaran gas-dara yang terjadi di luar zona spray. Terdapat perbedaan pendekatan penyelesaian pembakaran gas-udara yang ada. Tiga model dipilih pada disertasi ini yaitu model 0D single zona - Wiebe dan dua model 0D multizona yaitu model Turbulent Flame Propagation yang mengadopsi permodelan yang umum digunakan pada pembakaran penyalaan busi (SI Engine) dan model kimia kinetik yang mengaplikasikan konsep kesetaraan stoikhiometrik dengan penyelesaian berbantuan mekanisme detil reaksi CH4 (GRI Mech 3.0).
Hasil studi ditinjau dari konstanta koreksi, jumlah data pengkalibrasi konstanta koreksi dan kemampuan model dalam mengadopsi detil komposisi CNG diketahui bahwa (a) Terdapat variasi konstanta model Wiebe pada parameter kerja mesin yang berbeda. Penelitian ini berhasil memberikan korelasi umum Wiebe dengan mengkoreksi persamaan Wiebe dengan efisiensi pembakaran semprotan solar dan rasio durasi pembakaran. Korelasi ini selanjutnya dikalibrasi pada seluruh data pengujian untuk memperoleh linierisasi model. Secara implisit model sudah mencakup pengaruh detil komposisi CNG. (b) Model Turbulent Flame Propagation (TFP) disusun berdasar korelasi pembakaran turbulen yang umum digunakan dalam permodelan pembakaran mesin penyalaan busi (SI Engine). Model ini mampu mengimplimentasi detil komposisi CNG. Model dikalibrasi pada dua titik berbeda, satu mewakili putaran 1200 rpm dan selain 1200 rpm. Kalibrasi dilakukan untuk mengkoreksi sub-model burn time. (c) Pada permodelan kimia kinetik tidak diperlukan kalibrasi. Model kimia kinetik tidak dapat mengakomodasi detil komposisi CNG dikarenakan GRI Mech 3.0 hanya direkomendasi untuk pembakaran metana.
Hasil validasi kinerja dan emisi gas buang pada variasi putaran mesin, waktu injeksi solar, beban mesin, dan perbandingan rasio CNG menunjukkan ketiga model mampu memberikan prediksi trend yang memadai walaupun pada sedikit kasus terdapat trend yang berbeda. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan akurasi dari ketiga model, dimana hasil validasi model Wiebe memberikan hasil paling mendekati, diikuti dengan model TFP dengan prediksi cenderung lebih besar, dan model kimia kinetik cenderung terlalu kecil."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
D2230
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muksin Saleh
"Cadangan batubara Indonesia sebagian besar lebih dari 60 merupakan batubara dengan kalori rendah dan sedang yang dikenal dengan batubara peringkat rendah. Pada skenario KEN, pertumbuhan kebutuhan batubara rata-rata sebesar 5,1 dimana pada tahun 2025 kebutuhan batubara mencapai 37 juta Toe dan meningkat hingga mencapai 116 juta Toe di tahun 2050.Pemanasan mandiri self-heating dan pembakaran spontan spontaneous combustion batubara telah menjadi masalah serius di industri batubara. Kebakaran Batubara dan gambut dari Indonesia sering terjadi akibat kebakaran hutan di dekat singkapan.Kegiatan utama dari studi saat ini adalah melakukan eksperimen terhadap batubara peringkat rendah Indonesia dengan menggunakan metode uji yang berbeda TG-DTA, metode crossing point / CPT dan metode adiabatik . Selain itu, dilakukan pemodelan dengan piranti lunak COMSOL Multiphysics dan validasi dengan data eksperimen serta studi parametrik.Hasil pemodelan menunjukkan hasil yang berkesesuaian dengan data hasil ekperimen dengan penyimpangan temperatur sekitar 0,9 untuk CPT dan 1,5 untuk reaktor adiabatik.Dari studi parametrik di dapatkan bahwa porositas tumpukan dan konsentrasi oksigen memiliki efek yang cukup besar terhadap perilaku pembakaran spontan dan perlu mendapatkan perhatian dalam upaya untuk mencegah pembakaran spontan.Pemodelan dan Simulasi dapat digunakan sebagai alatbantu yang efektif untuk mencegah dan mencari solusi permasalah pembakaran spontan pada aplikasi di lapangan.

Indonesia's coal reserves mostly over 60 are low to moderate calorie coal known as low rank coal. In the KEN scenario, the average coal demand growth of 5.1 is where in 2025 the demand for coal reaches 37 million toe and increases to 116 million toe in 2050.Self heating and spontaneous combustion of coal have become a serious problem in the coal industry. Coal and peat fires from Indonesia often occur due to forest fires near the outcrop.The main activity of the current study is to conduct experiments on Indonesia's low rank coal using different test methods TG DTA, crossing point CPT method and adiabatic method. In addition, modeling with COMSOL Multiphysics software and validation with experimental data and parametric studies were performed.The modeling results show results that are compatible with experimental data with a temperature drift of about 0.9 for CPT and 1.5 for adiabatic reactors. From the parametric study it was found that the porosity of the pile and the oxygen concentration had a considerable effect on spontaneous combustion behavior and needed to get attention in an effort to prevent spontaneous combustion.Modeling and Simulation can be used as an effective tool to prevent and solve spontaneous combustion problems in field applications."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
D2315
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muchammad Taufiq Suryantoro
"Kewajiban penggunaan biodiesel sebesar 20 pada tahun 2016 oleh Kementerian ESDM memaksa pabrik kendaraan menyiapkan mesin yang cocok untuk bahan bakar biodiesel. Karena penggunaan biodiesel dengan prosentase besar >20 sangatlah beresiko, khususnya pembentukan deposit di ruang bakar mesin diesel. Riset awal dilakukan dengan membandingkan IBF dan BS50 dalam sisi pertumbuhan deposit, komposisi deposit, serta efek deposit terhadap kualitas kerja mesin.
Riset dengan menggunakan mesin single silinder selama 200 jam menunjukan bahwa biodiesel menghasilkan deposit yang lebih banyak, akan tetapi belum menunjukkan penurunan performa yang signifikan. Dan untuk mengetahui pertumbuhan secara detail, metode droplet pada pelat panas digunakan pada bahan bakar biodiesel FAME dan Solar murni. Karena pembentukan deposit di mesin sangat komplek penggunaan metode droplet sangat membantu melihat lebih detail setiap faktor yang berperan dalam pertumbuhan deposit.
Berdasarkan data riset faktor temperatur permukaan komponen memegang peran dominan dalam pertumbuhan deposit. Karakterisasi deposit pada plat dilakukan dengan menggunakan FTIR, SEM dan mikroskop elektron. Berdasarkan data SEM dan mikroskop electron struktur deposit tergantung dari suhu permukaan pelat. Semakin tinggi suhunya semakin banyak pori dan permukaan deposit cenderung kasar. Selain itu hasil analisa unsur pada deposit mampu menjadi finger print kondisi mesin. Hasil FTIR deposit biodiesel sawit menunjukkan adanya kemiripan gugus fungsi bila dibandingkan dengan deposit yang terbentuk pada injektor dari data referensi. Variasi aditif antioksidan pada biodiesel dilakukan untuk mengetahui efek yang ditimbulkan terhadap pembentukan deposit.

The Mandatory from the Indonesian Ministry of Energy and Natural Resources about an implementation to blend of 20 biodiesel in diesel fuel forced the vehicle manufacturers to prepare suitable mesins for biodiesel fuel. Due to the use of biodiesel with a large percentage more than 20 is extremely risky, particularly the formation of deposits inside the combustion chamber of diesel mesins. The initial research was done by comparing the IBF and BS50 in the growth of the deposit, the composition of the deposit, as well as the effect of a deposit to the performance of mesin.
Research using single cylinder mesin during 200 hours showed that biodiesel generates a lot of deposit, but has not shown a decrease in the performance.The droplets on hot plate method used to know the growth of deposit in detail, on biodiesel fuel FAME and pure diesel fuel. Due to the complexity of deposits formation on the mesin, the use of the droplets method is very helpful to see more detail each of the faktors that play a role in the growth of the deposit.
Based on this research, the surface temperature of component became dominant faktor in the deposits growth. Characterization of deposits on the plate is performed using FTIR, SEM and electron microscopy. The result of elemental analysis on the deposit is able to become finger print to mesin condition. FTIR results of palm biodiesel deposits indicate a similarity of functional groups if compared with deposits formed on injektors. Variations of antioxidant aditifs were carried out to determine the effects of deposition.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
D2327
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Numberi, Johni Jonatan
"ABSTRAK
Eksperimental difusion laminar jet flame bioetanol ampas sagu pada tungku pembakaran honai burner terdiri dari pre-experimental dan eksprimental. Pre-experimental meliputi karakterisasi material ampas sagu dan karakterisasi bahan bakar bioetanol. Eksprimental meliputi flame characteristic, flame phenomena dan kinerja honai burner dengan parameter utama adalah distribusi temperatur, distribusi tekanan dan distribusi kecepatan. Tujuan pre-experimental untuk menganalisis material ampas sagu menggunakan SEM dimana nilai karbonnya CK 76 , proximate 82,4 kandungan karbohidrat sangat layak di proses sebagai bahan bakar bioetanol. Karakterisasi bahan bakar meliputi viscosity 1.03 cp , density 0.82 g/L , gas chromatography 61.04 , low heating value 80 =16.166 MJ/Kg, heat release rate 140 kW/m2, nilai pengujian menunjukan bioetanol ampas sagu 80 sangat layak sebagai bahan bakar. Originalitas penelitian karakteristik nyala api bahan bakar bioetanol yang optimal adalah bioetanol 80 , dengan 4 tahapan proses yaitu preheating, pool fire, jet flame dan dry out. Eksperimen ini menggunakan honai burner dengan variasi jumlah hole 1-16. 14 hole 45 lebih optimal dengan temperatur 480?C-750?C dengan laju massa bahan bakar 60 ml/menit, gas hasil pembakaran CO 0.01 , CO2 0.2 dan HC 27 ppm. Novelty pada penelitian ini adalah difusion laminar jet flame bioetanol ampas sagu menggunakan honai burner secara atmospheric dengan laju alir bahan bakar berdasarkan gravitasi. Hasil komputasi CFD memperlihatkan vektor distribusi kecepatan fluida bioetanol yang terdapat pada ruang bakar untuk kondisi udara atmosfir diabaikan dan laju alir bahan bakar 60 ml/s. Menunjukkan terjadi fenomena lifted-distance, kecepatan bahan bakar keluar mulut burner seragam, semburan bahan bakar akan mengembang dengan batas semburan pada sistem ruang bakar. Sedangkan daerah dimana kecepatan reaksi bahan bakar serta fraksi massa bahan bakar belum mengalami perubahan karena belum terpengaruh oleh gaya geser viskos dan difusi potential-core. Berat molekuler semburan gas bioetanol tidak berubah dimanah massa jenis gas bioetanol tidak konstan, difusivitas bahan bakar dan momentum sama. Laju reaksi akan mempengaruhi stabilitas nyala api pada sudut jet hole 45 yang memberikan kondisi nyala difusion laminar jet flame sebagai kondisi yang diinginkan pada aplikasi kompor rumah tangga. Kontribusi penelitian ini sebagai salah satu solusi dalam menjawab permasalahan energi daerah, kebutuhan energi, akses terhadap energi, ketersedian energi dan menciptakan kemandirian energi daerah dari pemanfaatan limbah ampas sagu sebagai bahan bakar bioetanol. Secara khusus penelitian ini dapat di aplikasikan pada proses pembakaran tungku menggunakan honai burner untuk kebutuhan energi rumah tangga masyarakat Papua di daerah terisolasi.

ABSTRACT
Experimental difusion laminar jet of flame bioethanol sago dregs on honai burner stove consists of a pre experimental and eksprimental. Pre experimental includes characterization of sago dregs material and bioethanol fuel characterization. Experimental include flame characteristic, flame phenomena and honai burner performance with main parameters are temperature distribution, pressure distribution and speed distribution. The pre experimental objective of analyzing sago dregs material using SEM is 76 , proximate 82, 4 carbohydrate content is very feasible in process as bioethanol fuel. Fuel characterization includes viscosity 1.03 cp , density 0.82 g L , gas chromatography 61.04 , low heating value 80 16.166 MJ Kg, heat release rate 140 kW m2, test value shows bioethanol 80 Very feasible as fuel. Originality research characteristic of bioethanol fuel flame optimal is 80 bioethanol, with 4 stages process that is preheating, pool fire, and jet flame and dry out. This experiment uses a honai burner with a variation in the number of holes 1 to 16. 14 holes 45 more optimal with 480 C 750 C temperature with fuel mass 60 ml min, 0.01 CO2 0.02 CO2 gas 0.2 And HC 27 ppm. Novelty in this research is difusion laminar jet flame bioetanol pulp sago using honai burner atmospheric with fuel flow rate based on gravity. The CFD computation results showing the velocity distribution velocity of bioethanol fluid presents in the combustion chamber for negligible atmospheric air conditions and a fuel flow rate of 60 ml s. showing a lifted distance phenomenon, fuel velocity out of the burner 39 s mouth uniform, bursts of fuel will expand with blast limit on the combustion chamber system. Whereas the rate at which fuel reactions and fuel mass fractions have not changed has not been affected by viscous shear forces and potential core diffusion. The molecular weight of the bioethanol gas burst does not change as the mass of the bioethanol gas type is not constant, the fuel diffusivity and the momentum are the same. The reaction rate will affect the stability of the flame at a 45 angle jet hole which provides a flame condition of laminar jet flame difusion as the desired conditions in the household stove application. The contribution of this research as one solution to answer the problems of regional energy, energy needs, access to energy, availability of energy and creating regional energy independence from the utilization of waste of sago waste as bioethanol fuel. Specifically this research can be applied to the stove combustion process using honai burner for the energy needs of Papuan households in isolated areas. "
Depok: Universitas Indonesia, 2017
D2292
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library