Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Linda Meidy Kaseger
"Pendahuluan: Penggunaan nitrox bertujuan untuk mengurangi risiko terjadinya penyakit dekompresi pada penyelaman. Namun saat ini terdapat kontroversi mengenai efek nitrox-2 dengan komposisi oksigen 36 yang lebih besar daripada udara yang dapat menginduksi pembentukan reactive oxygen species ROS sehingga meningkatkan risiko terjadi stres oksidatif yang akan mempengaruhi pembentukan sitokin anti-inflamasi IL-10. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kadar IL-10 pada penyelaman tunggal dekompresi dengan media napas udara dan nitrox-2.
Metode: Penelitian ini merupakan eksperimen pada penyelam laki-laki terlatih dengan desain tersamar acak tunggal yang menggunakan randomisasi dalam pengalokasian sampel sebanyak 17 orang pada kelompok udara dan 17 orang pada kelompok nitrox-2. Kedua kelompok melakukan penyelaman tunggal dekompresi 28 msw dengan bottom time 50 menit dalam RUBT. Kadar IL-10 diukur sebelum dan sesudah penyelaman dengan menggukan teknik ELISA.
Hasil: Terdapat peningkatan kadar IL-10 yang tidak bermakna pada kelompok udara p = 0,469 dan juga pada kelompok nitrox-2 p = 0,081 . Tidak terdapat perbedaan selisih rerata kadar IL-10 yang signifikan antara kedua kelompok p = 0,658.
Kesimpulan: Disimpulkan bahwa perbedaan penggunaan media napas tidak mempengaruhi perubahan kadar IL-10.

Background : The use of nitrox aims to reduce the risk of decompression sickness for divers. However, there are still controversies over the effects of nitrox 2 with a greater oxygen composition 36 than compressed air that can induce the formation of reactive oxygen species ROS , increasing the risk of oxidative stress affecting the formation of IL 10 as an anti inflammatory cytokine. Therefore, this study aims to determine the difference in IL 10 levels in single decompression dives with compressed air and nitrox 2.
Method : s This was an experiment study design on trained male divers with randomized allocation of 17 samples in the air group and 17 in the nitrox 2 group. Both groups performed a single 28 msw decompression dive with 50 minutes bottom time in hyperbaric chamber. IL 10 levels were measured before and after dive using ELISA technique.
Results : There is non significant changes of IL 10 level in both groups, air p 0.469 and nitrox 2 p 0.081. There is no difference in IL 10 levels changes between the two groups p 0.658.
Conclusion : It is conclud that there is no different in IL 10 levels changes between compressed air and nitrox 2 in single 28 msw decompression dive bottom time 50 minutes.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Agus Satria Jayatama S. Putra
"Latar Belakang: Polusi udara merupakan masalah kesehatan bagi petugas jalan raya, salah satu dari polusi udara yaitu CO.6 Pajanan CO kronis berakibat peningkatan kadar COHb dalam tubuh pekerja yang tidak menimbulkan keluhan jangka pendek namun berdampak pada aktivitas status oksidan tubuh yang paling sering diukur melalui kadar MDA.8 Terapi oksigen hiperbarik merupakan terapi pilihan dalam pajanan CO yang membantu meningkatkan oksigen seluler sehingga menghambat ikatan CO pada hemoglobin dan membantu menurunkan status oksidan. Penelitian terkait dampak pajanan CO kronis terhadap aktivitas status oksidan masih terbatas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh TOHB terhadap COHb dan MDA pada pajanan CO kronis.
Metode: Penelitian ini dengan desain true experimental double blind control trial. Sebanyak 30 orang petugas jalan raya dibagi menjadi kelompok kontrol (normobaric hyperoxia) dan kelompok perlakuan (hyperbaric hyperoxia) menggunakan randomisasi blok. Kadar MDA dan COHB darah perifer diambil sebelum dan dua jam setelah intervensi. Pemeriksaan kadar MDA menggunakan metode TBARS sedangkan COHb menggunakan spektrofotometri.
Hasil: Terdapat penurunan kadar MDA kelompok intervensi (p=0,291) dan kelompok kontrol (p=0,051). Selisih rerata kadar MDA setelah intervensi (p=0,050) dimana tidak terdapat perbedaan bermakna (p<0,05) pada kedua kelompok. Terdapat penurunan kadar COHb kelompok intervensi (p=0,480) dan kelompok kontrol (p=0,776). Selisih rerata kadar COHb post intervensi (p=0,633) dimana tidak terdapat perbedaan bermakna (p>0,05) pada kedua kelompok.
Simpulan: Pemberian oksigen hyperbaric hyperoxia tidak memberikan perubahan bermakna namun memberikan penurunan yang lebih banyak dibandingkan dengan oksigen normobaric hyperoxia. Hal ini kemungkinan akibat dosis TOHB sebanyak satu kali belum cukup untuk memberikan dampak yang bermakna terhadap aktivitas status oksidan. Penelitian selanjutnya agar TOHB dilakukan lebih dari satu kali.

Background: Air pollution is a health problem for road workers, one of which is air pollution, namely CO.6 Chronic CO exposure results in an increase in COHb levels in the worker's body which does not cause short-term complaints but has an impact on enzymatic antioxidant activity which is most often measured by MDA levels.8 Research on the impact of chronic CO exposure on enzymatic antioxidant activity is limited. Hyperbaric oxygen therapy is the therapy of choice in CO exposure which helps increase cellular oxygen thus inhibits CO binding to hemoglobin and helps increase antioxidant cytoproteins.
Methods: This study used a true experimental double blind control trial design. A total of 30 traffic warden were divided into a control group (normobaric) and a treatment group (hyperbaric) using block randomization. Peripheral blood MDA and COHB levels were taken before and two hours after the intervention. The examination of MDA levels used the TBARS method while COHb used spectrophotometry.
Result: Both group were equal before the intervention (p>0.05). COHb levels in both group were decreased after the intervention (p=0.480) in control group and (p=0.776) in experiment group, so there was no significant difference after intervention (p>0,05). MDA levels were unsignificantly decreased in both group after intervention (p>0,05), control group (p=0.051) and experiment group (p=0.291). Mean difference in after intervention condition of both group also unsignificant (p>0,05).
Conclusion: Hyperbaric oxygen therapy did not provide significant changes but gave more reduction than normobaric. This is probably due to that one dose of TOHB is not sufficient to have a significant impact on enzymatic antioxidant activity. Subsequent research so that TOHB will be do more than once.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library