Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
I Putu Arix Putra Wiguna
"Gempabumi Yogyakarta pada 27 Mei 2006 telah menimbulkan banyak kerusakan dan korban jiwa dalam sejarah gempa Yogyakarta. Distribusi kerusakan gempabumi ini terjadi di Kabupaten Bantul dan sekitarnya yang letaknya jauh dari episenter gempa, fenomena ini sering disebut dengan site amplification. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis lima parameter site penyebab kerusakan yaitu: Vs30, ketebalan lapisan sedimen, geometri basin, impedance ratio, dan topografi permukaan, serta parameter paling dominan yang menyebabkan terjadinya kerusakan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data Mikrotremor, dengan pengolahan menggunakan metode HVSR (Horizontal to Vertical Spektral Ratio) dan Inversi kurva HVSR untuk mengidentifikasi struktur geologi bawah permukaan. Hasil penelitian memperlihatkan kesesuaian nilai amplifikasi terhadap distribusi kerusakan. Amplifikasi tinggi memiliki klasifikasi batuan berupa tanah sedang berdasarkan analisis Vs30 dan berada pada lapisan sedimen setebal 50 hingga lebih dari 120 meter. Daerah kerusakan berada diatas titik terdalam basin, sehingga daerah tersebut memiliki nilai bobot tertinggi. Analisis impedance ratio pada daerah kerusakan memiliki nilai rendah. Hal ini dikarenakan padatnya lapisan sedimen pada lapisan terdalam. Analisis topografi permukaan memberikan gambaran bahwa tidak ada pengaruh signifikan dari parameter topografi dikarenakan daerah kerusakan berada pada dataran yang cenderung datar. Dalam kerjadian gempabumi ini parameter yang paling dominan penyebab peningkatan amplifikasi sehingga menimbulkan kerusakan adalah geometri basin.

The Yogyakarta earthquake on May 27 2006 caused the most damage and death in the history of Yogyakarta earthquakes. The distribution of earthquake damage occurred in Bantul Regency and its surroundings which are located far from the earthquake epicenter, this phenomenon is often called site amplification. This research aims to analyze five site parameters that cause damage, namely: Vs30, sediment layer thickness, basin geometry, impedance ratio, and surface topography, as well as the most dominant parameters that cause damage. The data used in this research is Microtremor Data, processed using the HVSR (Horizontal to Vertical Spectral Ratio) method and HVSR curve inversion to identify subsurface geological structures. The research results show the suitability of the amplification value to the damage distribution. High amplification has a site classification in the form of medium soil based on Vs30 analysis and is located in sediment layers 50 to more than 120 meters thick. The damage area is above the deepest point of the basin, so this area has the highest weight value. The impedance ratio analysis in the damaged area has a low value. This is due to the dense layer of sediment in the deepest layer. Surface topography analysis shows that there is no significant influence from topographic parameters because the damage area is on a plain that tends to be flat. In this earthquake, the most dominant parameter that caused the increase in amplification to cause damage was the basin geometry."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azzam Auliarahman
"Pulau Lombok yang berada di wilayah dengan aktivitas seismik yang sangat tinggi akibat dilewati zona subduksi Lempeng Indo-Australia, dan sesar naik Busur Belakang Flores (Flores Back-arc Thrust), membuat Kawasan Bandara Iinternasional Lombok (BIL) yang terletak di Lombok Tengah tidak terlepas dari ancaman dan risiko gempa bumi. Kawasan BIL yang juga didominasi oleh batuan sedimen gunung api membuat daerah ini rawan terkena amplifikasi gelombang gempa. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi struktur geologi bawah permukaan di kawasan BIL dengan menggunakan data gravitasi. Metode gravitasi dipiliha karena dapat menganalisis variasi kontras densitas dibawah permukaan dari data anomali gravitasi yang telah dikoreksi, yang kemudian dapat memperlihatkan struktur patahan, basemen, dan geometri basin dengan baik. Hasil analisis first horizontal derivative (FHD), second vertical derivative (SVD) serta pemodelan inversi 3D menunjukkan adanya struktur basemen yang kompleks dengan tiga cekungan utama, dan geometri basemen yang merupakan kanal berbentuk lembah dengan arah timur laut menuju barat daya. Struktur dinding basemen tersebut diperkirakan berasal dari batuan gamping yang sudah mengeras dan tersementasi yang kemudian terisi oleh batuan sedimen piroklastik dari erupsi Gunung Samalas pada tahun 1257. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan terkait struktur geologi bawah permukaan di Kawasan BIL untuk perencanaan mitigasi bencana gempa yang lebih aman dimasa depan.

Lombok Island, located in a region with very high seismic activity due to its position along the subduction zone of the Indo-Australian Plate and the Flores Back-arc Thrust, makes the area around Lombok International Airport (BIL), situated in Central Lombok, vulnerable to earthquake hazards. The BIL area, which is also dominated by volcanic sedimentary rocks, is susceptible to seismic wave amplification. This study aims to identify the subsurface geological structures in the BIL region using gravity data. The gravity method was chosen because it can analyze variations in density contrasts beneath the surface from corrected gravity anomaly data, which can then reveal fault structures, basements, and basin geometries effectively. The results from the first horizontal derivative (FHD), second vertical derivative (SVD), and 3D inversion modeling analyses indicate the presence of a complex basement structure with three major basins, as well as a basin geometry resembling a valley channel running from the northeast to the southwest. The basement walls are believed to consist of hardened and cemented limestone rocks, subsequently filled with pyroclastic sedimentary rocks from the eruption of Mount Samalas in 1257. This research is expected to provide valuable insights into the subsurface geological structure of the BIL area for safer future earthquake disaster mitigation planning."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library