Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 51 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hapis Sulaiman
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan sekaligus menganalisis citra tokoh utama perempuan dalam skenario tersebut. Deskripsi citra tokoh perempuan dalam analisis ini didasarkan pada perkembangan penokohan yang meliputi karekter, sikap, dan pola pikir tokoh perempuan. Pemilihan skenario KDKK karya Asrul Sani sebagai objek penelitian didasarkan pada keinginan melihat keistimewaan skenario ini, terutama dalam kaitan dengan tema perempuan. Hal ini didukung oleh kenyataan bahwa KDKK merupakan film yang mendapat penghargaan piala Citra sebagai film terbaik pada FFI tahun 1987. Selain itu, beberapa skenario karya Asrul Sani seperti Nagabonar dan Apa yang Kaucar, Palupi? Juga memperlihatkan tema perempuan. Skenario Kejarlah Daku Kau Kutangkap mengungkapkan problematika peran dan karekter perempuan. Di dalamnya diungkapkan perubahan status dan peran perempuan yang berpengaruh pada perubahan karakter, sikap dan pola pikir mereka. Perubahan karakter, sikap, dan pola pikir tersebut pada akhirnya mengakibatkan perubahan citra mereka. Di sisi lain, perubahan karakter, sikap dan pola pikir ini memperlihatkan kedinamisan citra perempuan yang ditandai dalam dua kategori, citra stereotip dan tidak stereotip. Hal ini juga menunjukkan upaya perempuan dalam mempertahankan eksistensi mereka. Tokoh Mona yang dicirkan perempuan dengan citra stereotip digambarkan sebagai perempuan yang bergantung dan tidak mampu membuat keputusan. Sebaliknya, tokoh Marni yang dicirikan sebagai perempuan dengan citra tidak stereotip digambarkan sebgai perempuan mandiri, tegas, mampu mengambil keputusan, dan enggan menikah karena penilaian buruknya tentang laki-laki. Perubahan karakter, sikap, dan pola pikir tokoh perempuan dalam skenario tersebut, menunjukkan adanya pergeseran terhadap citra perempuan. Pergeseran citra terjadi sesuai kondisi dan situasi yang dihadapi tokoh. Hal ini sesuai dengan pemahaman yang menyebutkan penggenderan bersifat fleksibel. Segala sifat, peran yang menempel pada laki-laki atau perempuan yang diberikan oleh masyarakat dapat saling bertukar tempat dan berubah sesuai dengan kondisi dan perkembangan masyarakat.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S10871
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Esthi Pamungkas
Abstrak :
Skripsi ini membahas tanda-tanda yang terdapat dalam drama "Malam Jahanam" karya Motinggo Boesje. Tanda tersebut dianalisis dengan pendekatan semiotik Charles Sanders Peirce yang berkaitan dengan ikon, indeks, dan simbol. Penelitian kualitatif yang menggunakan metode deskriptif analitis ini bertujuan mendeskripsikan dan menjelaskan makna serta fungsi tanda yang terdapat dalam "Malam Jahanam". Melalui analisis tersebut diketahui bahwa ikon dan simbol cenderung membentuk penokohan, sedangkan indeks cenderung membentuk pengaluran, khususnya pengaluran foreshadowing. ......This thesis discusses signs contained in "Malam Jahanam", a drama written by Motinggo Boesje. Those signs are analyzed using the semiotic’s approach of Charles Sanders Peirce which is related with icon, index, and symbol. This qualitative research that uses descriptive analytic method aims to describe and explain the meaning and function of signs contained in "Malam Jahanam". Through this analysis, it has been acknowledge that icons and symbols tend to form characterization, while index tends to form plot, especially foreshadowing plot.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S53058
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erlin Dyah Pratiwi
Abstrak :
Skripsi ini membahas tindak pembungkaman dalam novel Gerakan Punakawan Atawa Arus Bawah karya Emha Ainun Nadjib yang dilakukan oleh Pak Kades sebagai akibat dari penyalahgunaan kekuasaan berupa tindak korupsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tindak pembungkaman dalam novel Gerakan Punakawan Atawa Arus Bawah melalui analisis tokoh dan penokohan serta tema. Metode yang digunakan yaitu metode kualitatif. Pendekatan yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian yaitu pendekatan intrinsik yang meliputi tokoh dan penokohan serta tema. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa ada beberapa aspek yang berhubungan dengan tindak pembungkaman, yaitu penyebab tindak pembungkaman, bentuk-bentuk tindak pembungkaman, dampak tindak pembungkaman, dan usaha perlawanan terhadap tindak pembungkaman. Selain itu, dipaparkan juga hubungan antara Punakawan dengan tindak pembungkaman yang terjadi di dalam novel. ......This thesis discusses about the acts of suppression in the novel Gerakan Punakawan Atawa Arus Bawah written by Emha Ainun Nadjib which is performed by pak Kades, as a result of power abuse in the form of corruption. This study aims to describe the acts of suppression in the novel Gerakan Punakawan Atawa Arus Bawah through the analysis of characters, characterization, and theme. This study uses the qualitative method to analyze those corpuses. The approaches used to achieve the research objectives also cover the intrinsic characters, characterization, and theme. The results of this study stated that there are several aspects related to the acts of suppression, namely the leading causes of suppression acts, the forms of suppression acts, the impacts of suppression acts, and the resistances to suppression acts. In addition, the relationship between Punakawan is presented with the following suppression acts that occurs in the novel.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S53047
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silviani Sari
Abstrak :
Skripsi ini menganalisis tokoh eks-tapol G30S dalam dua cerpen karangan Martin Aleida dari sudut pandang psikologi sosial. Tujuannya adalah menganalisis proses pembentukan sikap dan perilaku tokoh eks-tapol G30S dengan menggunakan teori psikologi sosial, serta faktor pemicu atas perilaku tertentu. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sikap dan perilaku tokoh eks-tapol dipengaruhi oleh persepsi tokoh terhadap diri mereka sendiri. Persepsi diri tokoh terbentuk oleh kognisi tokoh terhadap identitasnya, serta pelabelan yang menyertainya. Hasil dari persepsi diri tersebut menimbulkan prasangka, yang kemudian membatasi gerak tokoh. Tokoh Abdullah menyembunyikan jati dirinya, sedangkan tokoh Iramani membersihkan keterangan ET dari KTP-nya.
This undergraduate thesis analyzes the figures of G30S ex-political prisoners in two short stories written by Martin Aleida from social psychological perspective. The purposes are to analyze the forming process of G30S ex-political prisoners attitude and behaviour based on social psychological theory, and the factors of certain attitude. The used method is descriptive-qualitative method. The result of this research shows that attitude and behaviour of G30S ex-political prisoners are influenced by the perception of those figures on themselves. Their self-perception is formed by the cognition of figures on their identity along with the judgement. The result of that perception results in the prejudice that restricts the movement of those figures. A figure named Abdullah hides his identity, while Iramani removes the information on ET from her identity card.
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S57590
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liesta Febrita Sari
Abstrak :
Skripsi ini membahas tanda-tanda yang digunakan pengarang dalam menyampaikan gagasan-gagasan yang ada di dalam naskah drama anak Mencari Taman karya Noorca M. Massardi. Tanda-tanda tersebut dianalisis melalui pendekatan semiotika dengan teori konotasi Roland Barthes. Metode yang digunakan adalah metodologi analisis deskriptif. Berdasarkan hasil analisis ternyata tanda-tanda yang digunakan dalam naskah ini secara fungsional mampu membantu proses penyampaian gagasan.
Abstract
This thesis is discussing the symbols that the author used for expressing his ideas in a childrens drama script called "Mencari Taman"by Noorca M. Massardi. These symbols were analyzed through a semiotic approach with the theory of connotation by Roland Barthes. The methodology that was used in this thesis was descriptive analysis. Based on the analysis then it can be conclude that the symbols in this drama script was functionally helpful in expressing the ideas that the author intended.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S10941
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Vauriz Bestika
Abstrak :
Skripsi ini membahas drama "Republik Reptil" karya Radhar Panca Dahana yang mengungkap kasus korupsi, penyalahgunaan wewenang, dan dominasi kekuasaan di Republik Dwipantara yang dikuasai oleh hewan-hewan dari ordo reptil. Penelitian ini menggunakan metode sosiologis yang dikemukakan oleh Lucien Goldmann strukturalisme genetik untuk menganalisis keterkaitan antara fakta literer dalam hal ini drama "Republik Reptil" dengan fakta dunia dalam hal ini konflik antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan kepolisian di sekitar tahun 2009. Drama "Republik Reptil" merupakan hasil tanggapan Radhar Panca Dahana terhadap perkara korupsi yang melibatkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan kepolisian.
Abstract
This thesis discusses the drama "Republik Reptil" written by Radhar Panca Dahana that revealed the cases of corruption, misuse of authority, and domination of power in the Republic Dwipantara which controlled by the order of reptiles. This research uses sociological methods proposed by Lucien Goldmann genetic structuralism to analyze the relation between literary facts in this case is drama "Republik Reptil" with the world facts in this case is the conflict between Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) with police around the year 2009. Drama "Republik Reptil" is Radhar Panca Dahana's response to the corruption case that involving Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) and the police.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S436
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aruna Widyanata
Abstrak :
ABSTRAK
Tulisan ini merupakan analisis sosiologi sastra dalam novel Matahari Merah Bulan Mei yang terbit pada tahun 2008. Penelitian ini berfokus pada pergerakan mahasiswa pada tahun 1998 yang menjadi tema cerita dalam novel. Tujuan penelitian ini adalah untuk menunjukkan faktor yang memicu pergerakan mahasiswa, menjelaskan bagaimana pergerakan mahasiswa terjadi melalui sudut pandang Andreans, dan pengaruh pergerakan mahasiswa terhadap masyarakat dan pemerintah dalam novel Matahari Merah Bulan Mei. Sebagai suatu karya sastra untuk mengenang satu dekade pergerakan mahasiswa 1998 semua peristiwa tergambarkan dalam novel ini. Dari mulai bergeraknya mahasiswa, bersatunya mahasiswa dan masyarakat hingga meruntuhkan kekuasaan seorang presiden yang tidak terkalahkan selama 32 tahun. Berdasarkan pemaparan analisis dapat dikatakan bahwa keseluruhan novel ini menggambarkan semangat mahasiswa pada tahun 1998 untuk mewujudkan reformasi.
ABSTRACT
This paper is an analysis of literary sociology in the novel Matahari Merah Bulan Mei published in 2008. This research focuses on student movement in 1998 which became the theme of the story in the novel. The purpose of this study is to show the factors that trigger student movements, explain how student movements occur through the point of view of Andreans, and the influence of student movements on society and government in the novel Matahari Merah Bulan Mei. As a literary work to commemorate a decade of student movement in 1998 all the events depicted in this novel. From the start of the student movement, the union of students and society to undermine the power of an unbeaten president for 32 years. Based on the exposure of the analysis it can be argued that this whole novel illustrates the spirit of students in 1998 to bring about reform.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Prasetyo
Abstrak :
Pada akhir dekade 1950-an dan awal dekade 1960-an, sastra Indonesia erat kaitannya dengan pengaruh kontestasi politik masa itu. Berbagai organisasi kebudayaan yang berafiliasi dengan partai atau kelompok politik tertentu bermunculan. Organisasi kebudayaan atau kelompok tertentu ini memiliki media massa (koran atau majalah) tersendiri sebagai bentuk aspirasi budaya dan politiknya. Tidak jarang, media massa tersebut juga memuat karya sastra yang memiliki suara yang sama dengan organisasi afiliasi dari media tersebut. Tidak terkecuali media (majalah) Islam pada masa itu, seperti Pandji Masjarakat dan Gema Islam. Pandji Masjarakat dan Gema Islam merupakan media yang berafiliasi dengan Muhammadiyah, MASJUMI, dan HSBI. Majalah ini turut menerbitkan karya sastra, khususnya puisi, yang memiliki orientasi yang sama dengan visi majalah dan afiliasinya. Puisi dalam kedua majalah tersebut merupakan karya yang sangat menonjol dan mewakili suara majalah. Dalam puisi-puisi tersebut, terlihat kecenderungan yang menarik dalam merespons pemerintahan Soekarno sebelum dan setelah 1965, dengan cara merepresentasikannya. Oleh karena itu, tesis ini akan melihat kecenderungan representasi Soekarno dalam kedua majalah tersebut, sebelum dan setelah 1965. Untuk menelaah representasi Soekarno dalam puisi-puisi tersebut, digunakan konsep representasi sebagai pijakan analisis. Dalam penelaahan representasi Soekarno dan makna di balik representasi Soekarno tersebut, akan digunakan teori puisi dan pendekatan sosiologi sastra. Dari penelaahan tersebut, diketahui bahwa sebelum 1965 Soekarno direpresentasi secara ambivalen (baik dan buruk), sedangkan setelah 1965 Soekarno direpresentasikan sebagai pemimpin negara yang buruk. Perepresentasian tersebut erat kaitannya dengan kepentingan dan sikap politis majalah dan afiliasinya di tengah kondisi social-politik zaman. ......In the late 1950s and early 1960s, Indonesian literature was closely related to the influence of political contestation of the time. Cultural organizations affiliated with specific political parties or groups emerged. This particular cultural or group organization has its own mass media (newspaper or magazine) as a form of its cultural and political aspirations. Not infrequently, the mass media also contains literary works that have the same voice as the affiliate organizations of the media. No exception to the media (magazine) Islam at that time, such as Pandji Masjarakat and Gema Islam. Pandji Masjarakat and Gema Islam is a media affiliated with Muhammadiyah, MASJUMI, and HSBI. It also publishes literary works, especially poetry, which have the same orientation as the vision of magazines and affiliates. Poetry in both magazines is a very prominent work and represents the magazine's voice. In these poems, there is an interesting tendency in responding to the Soekarno government before and after 1965, by representing it. Therefore, this thesis will see the tendency of Soekarno's representation in both magazines, before and after 1965. To examine Sukarno's representation in these poems, the concept of representation is used as an analytical footing. In the review of Soekarno's representation and the meaning behind Soekarno's representation, the poetic theory and the sociology literature approach will be used. From the review, it is known that before 1965 Soekarno was ambivalently represented (good and bad), whereas after 1965 Sukarno was represented as a bad country leader. The representation is closely related to the interests and political attitudes of magazines and affiliates in the midst of social-political conditions of the time.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
T52055
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Areispine Dymussaga Sevilla Miraviori
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini membahas bagaimana struktur dan permasalahan yang terdapat di dalam tiga naskah drama Afrizal Malna, yaitu Pertumbuhan di Atas Meja Makan (1991), Biografi Yanti Setelah 12 Menit (1992), dan Migrasi dari Ruang Tamu (1993). Dengan menggunakan pendekatan karakteristik serta konsep acts dan words yang dimiliki oleh teater Absurd, diketahui bahwa ketiga naskah merupakan drama absurd yang dapat dilihat melalui tokoh-tokoh tanpa identitas dan dalam pencarian, alur yang tidak menyajikan hubungan sebab-akibat, serta adanya beberapa komunikasi yang tidak dapat berjalan dengan baik antartokohnya. Selain itu, dengan menggunakan gagasan Foucault mengenai power dan governmentality, diketahui bahwa ciri absurd yang muncul menunjukkan adanya perbenturan ruang individu yang membuat tokoh-tokoh yang terdapat di dalam ketiga naskah mengalami ketidakberdayaan
ABSTRACT
This theses discusses the structure and problem within three plays of Afrizal Malna, namely Pertumbuhan di Atas Meja Makan (1991), Biografi Yanti Setelah 12 Menit (1992), and Migrasi dari Ruang Tamu (1993). Using the characteristic approach and the concepts of acts and words from absurdist theatre, it was found that these three plays are absurdist plays. This can be asserted through identity-less characters in search of their own identity, a plot that does not contain causality, and some miscommunication between the characters. Furthermore, through Foucault's conception of power and governmentality, it was revealed that the absurd characteristic within these three plays displayed collisions of individual spaces that makes the characters inside to feel powerless.
2016
T46224
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Daniel Fahmi Rizal
Abstrak :
ABSTRAK
Suatu teks tidak tercipta dalam keadaan kekosongan budaya. Dalam membaca teks sastra kita perlu mempertimbangkan teks-teks lain yang kiranya memengaruhi penulis. Untuk itulah perlu kita perhatikan prinsip intertekstualitas. Prinsip ini memaparkan bahwa setiap teks sastra dibaca dengan latar belakang teks-teks lain. Hal ini terlihat di dalam teks lakon Gundala Gawat dari kelompok teater Gandrik. Gandrik terkenal akan caranya membedah naskah pementasan sesuai kehendak mereka, sehingga naskah yang awalnya diproduksi penulis bisa berubah ketika dipentaskan dalam lakon. Faktor ini cukup menjadi alasan kecurigaan adanya teks-teks lain yang memengaruhi pementasan Gandrik. Oleh karena itu, teks-teks intertekstual tidak dapat dilepaskan dari pementasan Gundala Gawat.Dengan metode kualitatif, peneliti menghubungkan teks-teks lain yang memengaruhi tokoh Gundala dalam Gundala Gawat. Peneliti menemukan bahwa tokoh Gundala dalam Gundala Gawat memiliki keterkaitan dengan tokoh Gundala dalam teks komik dan teks naskah. Hasil analisis menunjukkan bahwa pementasan kelompok teater Gandrik terpengaruh dari pola teater tradisional. Gandrik mengolah naskah Gundala Gawat, yang sebelumnya terinspirasi dari komik Gundala Putera Petir, ke dalam lakon untuk menyuarakan ideologinya melalui tokoh Gundala. Ideologi Gandrik yang ditemukan berupa ideologi pembebasan, yakni ideologi Gandrik untuk mengajak penonton lakon sejenak menertawakan pihak-pihak yang melakukan represi terhadap kehidupan manusia Indonesia.
ABSTRACT
A text is not created in a state of cultural emptiness. When we read a literary text, we need to consider the other texts that affect the author. For that, we need to consider the principle of intertextuality. This principle means that every literary text is read with observing the other texts as a background. These principles need to be considered when we read the text of Gundala Gawat performance by the Gandrik theater group. Gandrik is famous for dissecting a script, so that texts that originally produced by the author could change when staged in the performance. This reason is enough to be a suspicious that any texts affect Gandrik rsquo s performance. Therefore, intertextual texts can not be separated from the Gundala Gawat performance.With qualitative methods, the study was connect the texts that affect Gundala Gawat. It was found that Gundala Gawat influenced by comics text by Hasmi, script text Goenawan Mohamad, and the patterns of traditional theaters. The finding of this intertextual texts will be a footing of the search Gandrik rsquo s ideology in the Gundala Gawat performance. The analysis showed that Gandrik detracted from the pattern of traditional theater. Gandrik process Gundala Gawat script, which previously inspired by Gundala Putera Petir comics, into the performance to voice their ideology. Gandrik ideology is found in the form of liberation ideology, the ideology that invite the audience to laughing at parties repression against Indonesians human life.
2016
T48289
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>