Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ni Wayan Kesumawati
"Pergeseran skema pembayaran biaya kesehatan ke rumah sakit telah bergeser dari majoritas biaya sendiri dibayar tunai ke pembayaran melalui pihak penyelenggara jaminan kesehatan, yang menyebabkan rumah sakit harus mengelola piutang dengan baik karena penerimaan pendapatan rumah sakit dibayar non-tunai. Keterlambatan pembayaran piutang dan atau kegagalan pengelolaan piutang dapat mempengaruhi posisi arus kas, yang kalau ini berlanjut mengakibatkan terganggunya kegiatan operasional rumah sakit. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui posisi gambaran piutang pada pasien jaminan kesehatan di RSU Famili Husada periode tahun 2015-2016 dimana rumah sakit telah memutuskan untuk melayani pasien BPJS Kesehatan. Selain itu perlu juga diketahui jumlah piutang dan kebijakan pemberian kredit yang ada agar dapat dijadikan masukan untuk perbaikan manajemen kedepan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan melibatkan seluruh pegawai yang bekerja di bagian keuangan, kasir, front office dan manajemen, sebanyak 14 orang sebagai informan. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara mendalam dan observasi partisipan, kemudian dianalisis menggunakan content analysis.
Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat peningkatan saldo piutang pasien rawat inap pasien jaminan kesehatan pada tahun 2015-2016 terutama untuk pasien JKN yaitu dari sebasar 17% meningkat menjadi 30,66%, sedangkan rata-rata persentase pembayaran piutangnya sebesar 45% yang artinya pembayaran piutang dari pasien BPJS Kesehatan belum lancar sehingga bila ini tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan terganggunya arus kas dan akhirnya kegiatan opreasional rumah sakit pun terganggu. Kesimpulan yang dapat diambil bahwa seiring dengan terjadinya peningkatan jumlah piutang rumah sakit terdapat ketebatasan secara kuantitas maupun kualitas dari sumber daya manusia dalam pengelolaan piutang; belum ada standar prosedur operasional yang mengatur secara khusus tentang pemberian kredit dan kebijakan pengumpulan piutang. Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan agar melakukan evaluasi terhadap kebijakan pemberian kredit dan penagihan piutang yang berlaku, evaluasi beban kerja petugas pengelola piutang dan lakukan pelatihan-pelatihan khusus di bidangnya, serta lakukan pendekatan pada pihak debitur.

The shift in health-care payment schemes to hospitals has shifted from the majorities of their own expenses paid in cash to payments through health insurance providers, which causes hospitals to manage receivables well because hospital revenue is paid non-cash. Delinquent receivables and / or failure of receivables management may affect cash flow position, which if this continues to result in disruption of hospital operations. The purpose of this study is to know the position of the description of receivables in health insurance patients at RSU Famili Husada period 2015-2016 where the hospital has decided to serve the patient BPJS Health. In addition, it is also necessary to know the amount of receivables and lending policies available to be used as input for future management improvement.
This research uses qualitative descriptive research method by involving all employees who work in finance, cashier, front office and management, as many as 14 people as informant. Data were collected by in-depth interview technique and participant observation, then analyzed using content analysis. The results show that there is an increase in the balance of accounts receivable of patient in health care patient in 2015-2016 especially for JKN patient that is from sebasar 17% increase to 30,66%, whereas the average of payment percentage of receivable equal to 45% which mean payment of receivable from patient BPJS Health has not been smoothly so that if it is not managed properly will cause disruption of cash flow and finally hospital operational activities were disrupted. The conclusion can be made that in line with the increase of the number of hospital receivables there are limitations in quantity and quality of human resources in the management of receivables; there is no standard operating procedure that specifically regulates the provision of credit and collection policy of receivables. Based on the result of this research, it is suggested to evaluate the crediting policy and receivable billing, evaluation of workload of receivable management officer and do special training in the field, and approach the debtor."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T50355
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Wayan Okayeni
"Rumah Sakit Umum Bali Royal Denpasar telah mengimplementasikan wisatamedis sejak tahun 2010, namun implementasi wisata medis tersebut belumdianalisis secara sistematis. Oleh karena, itu perlu dilakukan kajian lebih lanjuttentang implementasi wisata medis pada Rumah Sakit Umum Bali RoyalDenpasar.Tujuan umum penelitian adalah untuk memperoleh gambaran tentangimplementasi wisata medis pada Rumah Sakit Umum Bali Royal Denpasar. Tujuankhusus penelitian adalah untuk memperoleh gambaran tentang prosedurimplementasi wisata medis pada Rumah Sakit Umum Bali Royal Denpasar;menganalisis kesesuaian prosedur implementasi wisata medis pada Rumah SakitUmum Bali Royal Denpasar dengan Permenkes No. 76/2015; menganalisiskesesuaian prosedur implementasi wisata medis pada Rumah Sakit Umum BaliRoyal Denpasar dengan diagram wisata medis model Deloitte 2008; danmenganalisis kepuasan wisatawan medis terhadap implementasi wisata medispada Rumah Sakit Umum Bali Royal Denpasar. Penelitian ini adalah penelitiankualitatif dengan desain deskriptif. Pelayanan wisata medis pada Rumah SakitUmum Bali Royal Denpasar mencakup pelayanan prarumah sakit, selama di rumahsakit, dan pascarumah sakit. Prosedur implementasi wisata medis pada RumahSakit Umum Bali Royal Denpasar belum sesuai dengan Permenkes No. 76/2015.Prosedur implementasi wisata medis pada Rumah Sakit Umum Bali RoyalDenpasar sesuai dengan diagram wisata medis model Deloitte 2008. Wisatawanmedis belum sepenuhnya puas terhadap pelayanan wisata medis pada Rumah SakitUmum Bali Royal Denpasar.
Bali Royal Hospital Denpasar has been implementing medical tourism since2010, but the implementation of medical tourism has not been systematicallyanalyzed. Therefore, it is necessary to do further study on the implementation ofmedical tourism at Bali Royal Hospital Denpasar. The general purpose of theresearch is to obtain an overview of the implementation of medical tourism at BaliRoyal Hospital Denpasar. The specific objective of the study are to obtain anoverview of procedures for the implementation of medical tourism at Bali RoyalHospital Denpasar analyzing the appropriateness of procedures for theimplementation of medical tourism at Bali Royal Hospital Denpasar with HealthMinister Regulation No. 76 2015 analyzing the appropriateness of medical tourismimplementation procedures at Bali Royal Hospital Denpasar with the medicaltourism diagram of Deloitte 2008 model and analyzing the satisfaction of medicaltourists on the implementation of medical tourism at Bali Royal Hospital Denpasar.This research is a qualitative research with descriptive design. Medical tourismservices at Bali Royal Hospital Denpasar include pre hospital, during the hospital,and post hospital services. The implementation procedure of medical tourism at BaliRoyal Hospital Denpasar has not been in accordance with Health MinisterRegulation No. 76 2015. The implementation procedure of medical tourism at BaliRoyal Hospital Denpasar in accordance with the medical tourism diagram ofDeloitte 2008 model. Medical tourists have not fully satisfied with medical tourismservices at Bali Royal Hospital Denpasar."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T50305
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wayan Anggaratni G.
"Kemampuan fasilitas kesehatan untuk dapat berfungsi tanpa gangguan dalam situasi bencana merupakan hal yang penting. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menjelaskan bahwa rumah sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan, baik Rumah Sakit Pemerintah maupun Rumah Sakit Swasta wajib memberikan pelayanan kesehatan kebencanaan yang bertujuan untuk menyelamatkan nyawa dan mencegah kecacatan lebih lanjut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kesiapsiagaan bencana di RSU Famili Husada dengan menggunakan Hospital Safety Index WHO dari segi keselamatan struktural, non struktural maupun manajemen kegawatan dan bencana. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dengan metode  campuran kualitatif dan kuantitatif. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Safe Hospital Cecklist Form 2 dari WHO yang terdiri dari evaluasi potensi bencana, modul keselamatan struktural, modul keselamatan non struktural dan modul manajemen kegawatdaruratan dan bencana. Hasil penelitian pada evaluasi potensi bencana menunjukkan bahwa RSU Famili Husada memiliki potensi bahaya geologis, hidrologis, klimatologis dan bahaya biologis (pandemi COVID-19) yang tinggi. Berdasarkan indeks keselamatan struktural, RSU Famili Husada memiliki indeks yang baik (A), begitu pula dengan indeks keselamatan non strukturalnya. Dalam indeks manajemen kegawatan dan bencana, RSU Famili Husada masuk kategori rata-rata (B). secara umum, setelah dibobotkan maka indeks HSI RSU Famili Husada dalam kategori A yang berarti RS diprediksi dapat berfungsi pada masa bencana..  RS diharapkan memperkuat mekanisme pasokan perbekalan, meningkatkan kapasitas cadangan oksigen, serta penguatan SDM. Meskipun telah memiliki indeks HSI yang baik, RS masih berisiko mengalami hambatan pelayanan terutama pada masa lonjakan COVID-19 oleh karena adanya faktor eksternal yang memengaruhi rantai pasokan perbekalan utama seperti oksigen, APD dan obat-obatan. Diperlukan evaluasi kapasitas lonjakan, identifikasi sumber-sumber cadangan perbekalan dan simulasi kebencanaan di tingkat regional oleh pemegang kebijakan yang lebih tinggi agar kedepannya situasi lonjakan kritis pandemi dapat diantisipasi.

The ability of health facilities to function without interruption in a disaster situation is critical. Law No. 36 of 2009 concerning Health explains that hospitals as health care facilities, both government hospitals and private hospitals are required to provide disaster health services that aim to save lives and prevent further disability. The purpose of this study was to evaluate disaster preparedness at the Famili Husada Hospital using the WHO Hospital Safety Index in terms of structural, non-structural safety as well as emergency and disaster management. This research is a descriptive observational study with a mixture of qualitative and quantitative methods. The instrument used in this research is the Safe Hospital Checklist Form 2 from WHO which consists of an evaluation of potential disasters, structural safety modules, non-structural safety modules and emergency and disaster management modules. The results of the research on the evaluation of potential disasters indicate that the Famili Husada Hospital has a high potential for geological, hydrological, climatological and biological hazards (the COVID-19 pandemic). Based on the structural safety index, the Famili Husada Hospital has a good index (A), as well as its non-structural safety index. In the emergency and disaster management index, Famili Husada Hospital is in the average category (B). In general, after being weighted, the HSI index of the Famili Husada Hospital is in category A, which means the hospital is predicted to function during a disaster. The hospital is expected to strengthen the mechanism for supplying supplies, increasing oxygen reserve capacity, and strengthening human resources. Despite having a good HSI index, hospitals are still at risk of experiencing service barriers, especially during the COVID-19 surge due to external factors that affect the supply chain of key supplies such as oxygen, PPE and medicines. It is necessary to evaluate the surge capacity, identify sources of supply reserves and simulate disasters at the regional level by higher policy holders so that in the future the critical spike situation of the pandemic can be anticipated."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gede Harsa Wardana
"Latar belakang: Komplikasi lokal dari terapi intravena termasuk infiltrasi, flebitis,tromboflebitis, hematoma dan bekuan pada jarum. Flebitis adalah pada lokasitusukan infus ditemukan tanda-tanda merah, seperti terbakar, bengkak, sakit biladitekan, ulkus sampai eksudat purulent atau mengeluarkan cairan bila ditekanFaktor resiko yang dapat mempengaruhi terjadinya flebitis yaitu faktor internal danfaktor eksternal. Dengan menggunakan skor VIP, angka kejadian flebitis di RumahSakit Umum Bali Royal dari Januari sampai dengan bulan Oktober 2017 masihtinggi yaitu berkisar antara rata ndash; rata 1,54.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yangmempengaruhi angka kejadian flebitis pada pasien yang terpasang kateter intravenadi ruang rawat inap RSU. Bali Royal.
Metode: Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis penelitiankuantitatif dengan metode penelitian korelasi descriptif dengan pendekatan crosssectional. Untuk variabel perawatan luka tusukan dan kepatuhan perawat ruangrawat inap dalam menjalankan SPO pemasangan infus, menggunakan desain studiprospektif dimana akan dilakukan observasi terhadap perawat saat menjalankanSPO perawatan infus dan SPO pemasangan infus.
Hasil: Hasil pada penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara faktor umurpasien, penyakit penyerta, lokasi pemasangan infus, lama waktu pemasangan infusdan jenis cairan yang diberikan dengan angka kejadian flebitis di RS Bali Royaldengan nilai p 0,05.
Simpulan: Dari hasil yang didapatkan dapat dilihat bahwa masih terdapat faktorfaktoryang mempengaruhi angka kejadian flebitis di RSU Bali Royal dankedepannya akan dibuatkan dan dikembangkan SPO untuk mengendalikan faktorfaktorresiko tersebut.

Introduction: Local complications of intravenous therapy include infiltration,flebitis, thromboflebitis, hematoma, and clot on the needle. Flebitis is when at thelocation of the infusion puncture found red signs, such as burning, swelling, painwhen pressed, ulcers to purulent exudate or discharge fluid when pressed. Riskfactors that can affect the incidence rate of flebitis are internal and external factors.Using the VIP score, the flebitis incidence rate at the Bali Royal General Hospitalfrom January to October 2017 was still high, ranging from an average of 1.54.
Aim: This study aims to analyze the factors that affecting the incidence rate offlebitis in patients who installed intravenous catheters in hospital wards of BaliRoyal General Hospital.
Method: The design used in this study is a type of quantitative research withdescriptive correlation research method with cross sectional approach. For variablewound care and inpatient nurse compliance in running of operational standard ofinfusion installation, using prospective study design where will be observed tonurse while running operational standard of infusion installation and operationalstandard of infusion care.
Result: The results of this study showed an association between factors of patientages, comorbidity, infusion site location, duration of infusion and fluid type givenwith flebitis incidence rate at Bali Royal Hospital with p value 0,05. From the results obtained it can be seen that there are still factors affecting theflebitis incidence rate at Bali Royal General Hospital and in the future will be madeand developed a new operational standard to control the risk factors.
Conclusion: From the results obtained it can be seen that there are still factorsaffecting the flebitis incidence rate at Bali Royal General Hospital and in the futurewill be made and developed a new operational standard to control the risk factors.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50670
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natalia Suzana
"Keselamatan pasien merupakan hal yang sangat mendasar dalam pelayanankepada pasien di rumah sakit. Sebagai langkah awal dalam upaya meningkatkankeselamatan pasien di rumah sakit adalah dengan mengukur budaya keselamatanpasien. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kepemimpinantransformasional, kerjasama tim, dan kesadaran individual dengan budaya keselamatanpasien di Rumah Sakit Prima Medika RSPM Denpasar. Metode yang digunakanadalah metode campuran mix method. Pendekatan kuantitatif menggunakan jenispenelitian potong-lintang cross-sectional. Kuesioner dibagikan kepada sampelsebanyak 218 responden. Pada pendekatan kualitatif dilakukan penelusuran lebih lanjutterhadap hal-hal yang dirasa masih belum terjawab, untuk melengkapi penjelasan hasilpenelitian kuantitatif.
Analisis statistik menggunakan Structural Equation Modelling SEM, dengan program STATA-SE 12.1. Wawancara mendalam dilakukan denganDireksi RSPM dan pegawai yang terkait, untuk konfirmasi hasil penelittian. Hasilanalisis menunjukkan variabel independen yang saling berhubungan yaituKepemimpinan Transformasional, Kesadaran Individual, dan Kerjasama Tim, danketiganya berhubungan secara bemakna dengan variabel dependen BudayaKeselamatan Pasien p.

Patient safety is very basic in the service to patients in the hospital. As a firststep in improving patient safety in hospitals is by measuring the patient 39 s safety culture.The purpose of this research is to know the relationship of transformational leadership,teamwork, and individual awareness to patient safety culture at Prima Medika Hospital RSPM Denpasar. The method used is mix method. The quantitative approach usescross sectional research. Questionnaires were distributed to a sample of 218respondents. In a qualitative approach, further searches on things that remainunanswered, to complement the explanation of the results of quantitative research.
Statistical analysis using Structural Equation Modeling SEM, with STATA SE 12.1program. In depth interviews were conducted with the RSPM Board of Directors andrelevant employees, to confirm the results of the study. The results of the analysis showthat the independent variables are Transformational Leadership, Individual Awareness,and Team Cooperation, and all three are related significantly to the dependent variableof Patient Safety Culture p.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50985
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library