Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 35 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nanik Ambar Suharyanti
"Salah satu tantangan yang dihadapi Indonesia dalam target pencapaian ISPO yaitu perkebunan kelapa sawit yang telah tertanam di lahan gambut, baik untuk perkebunan swasta maupun perkebunan rakyat. Beberapa permasalahan diantaranya terkait produktivitas, lingkungan, ekonomi dan sosial. Riset ini bertujuan untuk membangun model perkebunan kelapa sawit berkelanjutan dan membuat sintesis perbaikan. Metode riset adalah analisis statistik dynamic multivariate regression, analisis keekonomian (NPV dan IRR) serta pemodelan system dynamics. Hasil riset pada perkebunan kelapa sawit swasta, urutan variabel yang paling berpengaruh yaitu OER CPO, kerapatan tanam, TMAT dan pemupukan. Untuk perkebunan kelapa sawit rakyat, urutan variabel teknis yang berpengaruh adalah kebakaran, periode panen, pemupukan dan umur tanaman. Kesimpulan riset menyatakan, model pengelolaan perkebunan kelapa sawit swasta dibangun dengan intervensi skenario optimis yaitu peningkatan persentase OER CPO 20%, kerapatan tanam 15%, pemupukan 15% dan TMAT 100%. Untuk perkebunan kelapa sawit rakyat, kunci utamanya adalah kebakaran dan kelembagaan agar dapat mencapai target keberlanjutan.

One of the challenges faced by Indonesia in achieving the ISPO target is oil palm plantations existing planted on peatlands, both for private plantations and smallholder. Some of these problems are related to productivity, environment, economy, and social. This study aims to build a model of sustainable oil palm plantations and synthesize improvements. The research methods used are dynamic multivariate regression statistical analysis, economic analysis (NPV and IRR), and system dynamics modeling. The research results on private oil palm plantations, the order of the most influential variables are OER CPO, planting density, groundwater level, and fertilization. For smallholder, the technical variables influence fire, harvest time, fertilization, and plant age. The study's conclusion stated that the private oil palm plantation model was built with an optimistic scenario intervention, namely an increase in the percentage of OER CPO 20%, planting density 15%, fertilization 15%, and groundwater level 100%. For smallholder, the key is fire and institutions to achieve sustainability targets."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Handoyo Wahyu Purnawan
"ABSTRAK
Salah satu pemanfaatan hutan yang berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi
adalah pengelolaan hutan produksi dengan skema Hutan Tanaman Industri. PT.
BMH sebagai pemegang izin berkewajiban melaksanakan kemitraan
kehutanan. Gabungan Kelompok Tani Riding Bersatu Gapoktan dan PT.
Bumi Mekar Hijau PT. BMH telah menandatangani Naskah Kesepakatan
Kerjasama Kemitraan Kehutanan pada areal bergambut seluas 10.000,8 ha
yang saat ini belum berjalan. Fokus Utama Exploratory Research ini ialah
realisasi kemitraan kehutanan yang akan terjadi di Tahun 2022. Riset ini
memiliki tujuan mengidentifikasi faktor pendorong driving force yang
mempengaruhi realisasi kemitraan kehutanan, menemukan faktor penting yang
memiliki ketidakpastian yang tinggi critical uncertainty serta
memproyeksikan realisasi kemitraan kehutanan pada tahun 2022. Riset ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode kualitatif sesuai dengan
tahapan analisis skenario. Faktor pendorong driving force yang paling
mempengaruhi kemitraan kehutanan adalah budaya bertani, kelembagaan,
pasar dan paduserasi kebijakan perhutanan sosial degan kebijakan
perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut. Faktor penting dengan
ketidakpastian tinggi critical uncertainty yang mempengaruhi realisasi
kemitraan kehutanan adalah paduserasi kebijakan perlindungan dan
pengelolaan ekosistem gambut dan budaya bertani. Skenario terbaik pada
tahun 2022 adalah skenario gambut emas, dimana kemitraaan kehutanan
yang terdiri dari agroforestri dan kemitraan tanaman pokok dapat berjalan jika
perusahan mengganti akasia Acacia crassicarpa dengan alternatif bahan baku
pulp dan kertas yang sesuai dengan ekosistem gambut.

ABSTRACT
One of the forest uses that contributes to economic growth is the management
of production forests under the Industrial Plantation Forest scheme. PT. BMH
as the permit holder is obliged to implement forestry partnerships. Riding
Farmers Group Gapoktan and PT. Bumi Mekar Hijau PT. BMH has signed
the Forestry Partnership Cooperation Agreement Manuscript of 10,000.8 ha
peatland ecosystem which is currently not running. The main focus of this
Exploratory Research is the realization of forestry partnerships that will occur
in 2022. This research aims to identify driving forces that influence the
realization of forestry partnerships, finding critical uncertainty and projecting
possible forestry partnership future occurred in 2022. This research uses a
qualitative approach with qualitative methods according to scenario analysis.
The driving force that most influences forestry partnerships is the culture of
farming that adapts to peat ecosystems, institutions, markets and the
sincronization of social forestry policies and protect and manage peat
ecosystems policies. Critical uncertainty that affect the realization of forestry
partnerships are the implementation of policies to protect and manage peat
ecosystems and farming culture. The best scenario that might occur in 2022 is
the gold peat scenario, where forestry partnerships consisting of agroforestry
and partnership on staple crops can work if the PT. BMH replaces acacia
Acacia crassicarpa with an alternative pulp and paper raw material that is
compatible with the peat ecosystem."
[, ]: Universitas Indonesia. Sekolah Ilmu Lingkungan, 2019
T52140
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dadang Setiawan
"ABSTRAK
Pelaksanaan program Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan
atau Reducing Emissions from Deforestasi and forest Degradation plus (REDD+)
mensyaratkan adanya efektivitas, efisiensi dan kesetaran (equitable) sebagai
perdekatan mitigasi perubahan iklim untuk menguji opsi-opsi usulan dan hasilhasil
atau mengevaluasi hasil aktual. Riset ini bertujuan memahami dan
menganalisis pengaruh kegiatan ujicoba REDD+ pada lingkungan dan sosialekonomi
masyarakat sekitar hutan, serta mengkaji persepsi warga masyarakat
setempat atas manfaatnya dari kegiatan ujicoba REDD+ dan penilaian masyarakat
dalam melihat keterkaitan antara program tersebut dengan perubahan iklim.
Populasi riset berada di tujuh desa di wilayah kerja kegiatan ujicoba REDD+
Kabupaten Kuala Kapuas, Kalimantan Tengah, dengan lokasi sampel berada di
Desa Mantangai Hulu, Desa Katunjung dan Desa Petak Puti. Jumlah sampel 66
orang dengan unit analisis adalah keluarga. Hasil riset ini menunjukkan bahwa
dari kegiatan ujicoba REDD+ di lokasi sampel telah memberi pengaruh terutama
terhadap kondisi lingkungan (lahan hutan) dan tingkat pendapatan, serta pengaruh
terbatas terhadap aspek pendidikan, kesehatan dan kondisi tempat tinggal.
Berbagai pelatihan, kegiatan dan sosialisasi tentang REDD+ telah meningkatkan
manfaat tambahan berupa kapasitas personal, tata kelola lahan, pemahaman dan
persepsi masyarakat atas manfaat ujicoba REDD+, dan melihat hubungan
kegiatan ujicoba REDD+ dengan perubahan iklim.

ABSTRACT
Implementation of the Reducing Emissions from Deforestation and Forest
Degradation (REDD+) program requires the effectiveness, efficiency and equity
(equitable) as approach of mitigation on climate change to examine the options
proposed and outcomes or evaluate the their actual results. This research aims to
identify and analyze the impact of REDD + pilot activities on the environment
and socio-economics of forest communities, as well as assessing the perception of
local residents on their benefits of REDD + pilot activities and communities?
perception on its program relationship with climate change. Research population
is seven villages on the region of REDD + pilot activities Regency Kuala Kapuas,
Central Kalimantan, with the sample villages are Mantangai Hulu Village,
Katunjung and Petak Puti. Numbers of samples were 66 respondents with the unit
of analysis is the household. The research results show that the demonstration
activities of REDD+ have been delivered influence mainly on environment (forest
vegetation) and their income, limited influence on education aspect, health and
living conditions. The trainings availability, activities and socialization by
REDD+ project proponent have been obtained co-benefits for local communities
on their capacity building, forest and land use governance, their knowledge and
understanding on REDD+ benefits and their perception on REDD+ and climate
change relationship concept"
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hiria
"ABSTRAK
Mengelola hutan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah tetapi juga masyarakat. Kelompok Tani Selaras Alam menjaga kelestarian hutan dengan melibatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan agroforestri kopi. Namun lokasi kegiatan agroforestri kopi belum diketahui peruntukan lahannya secara legal dan adanya perbedaan tingkat partisipasi dalam kegiatan agroforestri kopi. Tujuan dari riset ini adalah untuk mengetahui kesesuain lahan, evaluasi kegiatan agroforestri, analisa tingkat partisipasi dan menentukan strategi pelestarian hutan. Hasil dari riset ini kegiatan agroforestri di APL, tanaman kopi dan pendamping berkontribusi untuk aspek ekologi akan tetapi belum dalam aspek ekonomi, tingkat partisipasi masyarakat yang tinggi dan didapatkan strategi berkelanjutan untuk pelestarian hutan. kesimpulan dari riset ini kegiatan agroforestri kopi tidak menyalahi aturan pemerintah, adanya manfaat kegiatan agroforestri untuk aspek ekologi namun belum memberikan kontribusi optimal untuk aspek ekonomi, tingkat partisipasi masyarakat tinggi, dan dirumuskan strategi berkelanjutan dalam pelestarian hutan melalui kegiatan agroforestri kopi.

ABSTRACT
Managing forests is not only the responsibility of the government but also the people. Selaras Alam Farmers Group preserves forest conservation by involving community participation through coffee agroforestry. However, the location of coffee agroforestry has not been known for legally allocated land and there is a difference level of participation through coffee agroforestry. The purpose of this research is to know the suitability of the land, the evaluation of agroforestry, the analysis of the participation level and determine the strategy of forest conservation. The results of this research are agroforestry in APL, coffee crops and shade plants contribute to ecological aspects but not yet in economic aspects, high levels of community participation and sustainable strategies for forest conservation. The conclusions of this research are coffee agroforestry in accordance with government regulations, the existence of agroforestry benefits for ecological aspects but not yet provide optimal contribution to economic aspect, high level of community participation, and formulated a sustainable strategy in forest conservation through coffee agroforestry."
2017
T49546
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Indah Wibi Nastiti
"ABSTRAK
Pertumbuhan penduduk dan perkotaan Kota Tangerang Selatan yang cukup tinggi menyebabkan kebutuhan akan air juga menjadi tinggi. Mayoritas masyarakat merasakan pengurangan debit air akibat tingginya ketergantungan pada air tanah permukaan dan baru 5-9% masyarakat yang mendapat akses air bersih dari PDAM/SPAM. Ancaman defisit air akan terus meningkat, mengingat keberadaan air tanah sangat dipengaruhi oleh faktor iklim, tutupan lahan, dan aktivitas manusia. Riset ini menganalisis tingkat risiko ketersediaan air di Tangerang Selatan. Riset ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif, melalui observasi, wawancara, dan survei di masyarakat. Hasil riset menunjukkan terjadi peningkatan defisit air sejak tahun baseline 1981-2014 dan meningkat pada tahun proyeksi 2015-2045 diikuti dengan peningkatan tingkat bahaya di sebagian wilayah Tangerang Selatan. 3,7% kelurahan diproyeksi mengalami risiko defisit air esktrim tinggi. Sejumlah rencana aksi adaptasi dan mitigasi diusulkan untuk menghadapi dan mengantisipasi ancaman risiko defisit air yang lebih parah di masa mendatang.

ABSTRACT
The high population and urban growth in South Tangerang City has caused the high demand for water. The majority of inhabitants have felt the decrease of water flow due to high dependency on surface groundwater as only 5-9% of the inhabitants have access to water supplied by PDAM/SPAM. The threat of water deficit will continue to increase considering that the groundwater supply is highly influenced by climate variability, land cover change and human activities. This research aims to analyse the risk level of water supply in South Tangerang. The research uses quantitative and qualitative methods carried out through observation, interviews and community survey. Research results show that an increase in water deficit has been in place since baseline years 1981-2014 and increasing at the projection years 2015-2045, which will be followed by increasing hazard level in several areas of South Tangerang. As many as 3,7% of wards are projected to be exposed to extremely high risk of water deficit in the future. A number of adaptation and mitigation actions are put forward facing and anticipating the worsened water deficit threat in the future."
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2018
T50152
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahzab Muttaqien
"Beton fly ash menjadi salah satu upaya mengurangi emisi GRK. Penggunaan fly ash juga dapat memberikan keuntungan ekonomi bagi industri beton cair. Masalah dalam penelitian ini adalah tingkat pemanfaatan fly ash di industri beton masih rendah, yaitu 13,30%. Diperlukan kajian keberlanjutan penggunaan fly ash pada produksi beton cair yang ditinjau dari aspek teknis, sosial, ekonomi, dan lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis aspek teknis, sosial, ekonomi, dan lingkungan sebagai dasar untuk menyusun strategi beton yang lebih berkelanjutan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode yang digunakan adalah Life Cycle Assessment dan SWOT Analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beton fly ash menghasilkan kuat tekan 9% lebih tinggi dan keuntungan finansial 17,8% lebih tinggi, sementara dampak emisi GRK dapat terreduksi 21,87%. Tingkat keberterimaan beton fly ash 71,97%. Kesimpulan penelitian ini adalah beton fly ash mengurangi dampak emisi GRK dan meningkatkan keuntungan perusahaan, tetapi diperlukan upaya untuk meningkatkan keberterimaan konsumen.

.Fly ash concrete is one of the efforts to reduce GHG emissions. The use of fly ash can also provide economic benefits for the ready mix concrete industry. The problem in this study is the low utilization rate of fly ash while the amount of fly ash generated by coal powerplant is quite high. It is necessary to study the sustainability of the use of fly ash in the production of ready mix concrete in terms of technical, social, economic and environmental aspects. The purpose of this study is to analyze technical, social, economic and environmental aspects as a basis for developing a more sustainable concrete strategy. This study uses a quantitative approach. The method used is Life Cycle Assessment (LCA) and SWOT Analysis. The results showed that fly ash concrete produced 9% higher compressive strength and 17.8% higher financial benefits, while the impact of GHG emissions could be reduced by 21.87%. Acceptability level of fly ash concrete is 71.97%. The conclusion of this study is that fly ash concrete reduces the impact of GHG emissions and increases profits, but an effort is needed to increase consumer acceptance"
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Velda Leona Dewi
"Modal sosial berasal dari posisi dan status sosial seseorang, yang mampu membuat suatu individu menggerakkan kelompok atau individu lain yang memiliki sumber daya atau kewenangan modal untuk tujuan tertentu. Keberhasilan Prancis dalam menjadikan nuklir sebagai energi hijau dalam ranah Uni Eropa mempromosikan energi hijau, mengindikasikan adanya modal sosial yang dimiliki oleh Prancis. Hal tersebut menjadi pembahasan dalam penelitian ini sebab Prancis mendukung penuh cenderung tidak goyah, dan mendapatkan banyak penolakan dalam mempromosikan energi hijau di European Green Deal. Kontradiksi terjadi pada tahun 2021, saat EU Taxonomy memasukkan dan mempertimbangkan nuklir menjadi energi berkelanjutan rendah karbon dengan syarat. Penelitian ini mengulik alasan Prancis mendukung keras nuklir sebagai energi hijau serta hal apa yang membuat nuklir mampu masuk dalam bursa energi hijau. Melalui konsep kepentingan nasional Thierry de Montbrial, penelitian ini mampu menemukan alasan Prancis mendukung penuh nuklir sebagai energi hijau dan melalui teori modal sosial Bourdieu, ditemukan modal sosial yang Prancis miliki sehingga nuklir diterima sebagai energi hijau. Kedua teori ini erat kaitannya dengan identitas, maka digunakan teori indentitas Stuart Hall untuk menjadi jembatan antara keduanya. Melalui penelitian ini diketahui bahwa Prancis memiliki identitas yang kuat di masa lalu, sehingga merujuk pada kepentingan nasionalnya saat ini yaitu menjadi negara superpower beridentitas. Nuklir yang menjadi strategi Prancis membutuhkan aspek modal sosial untuk mendukung keberhasilannya. Dengan identitasnya yang kuat, modal sosial Prancis beragam di antaranya adalah pelopor Uni Eropa, pelopor energi hijau dan ekosistemnya, serta konsistensi penggunaan nuklir di negaranya. Pada akhirnya, power yang berasal dari identitas adalah modal sosial utama Prancis dalam menjadikan nuklir sebagai energi hijau.

Social capital comes from a person's position and social status, which is able to make an individual move a group or other individuals who have capital resources or authority for certain purposes. France's success in making nuclear a green energy within the realm of the European Union in promoting green energy indicates that France has social capital. This is the subject of discussion in this study because France fully supports it, tends not to falter, and receives a lot of resistance in promoting green energy in the European Green Deal. The contradiction occurs in 2021, when the EU Taxonomy includes and considers nuclear to be a low-carbon sustainable energy with conditions. This research explores the reasons why France strongly supports nuclear as green energy and what makes nuclear capable of being included in the green energy market. Through Thierry de Montbrial's concept of national interest, this research is able to find out why France fully supports nuclear as green energy and through Bourdieu's theory of social capital, French social capital is found so that nuclear is accepted as green energy. These two theories are closely related to identity, so Stuart Hall's identity theory is used to become a bridge between the two. Through this research it is known that France has had a strong identity in the past, so that it refers to its current national interest, which is to become a superpower country with an identity. Nuclear as a French strategy requires aspects of social capital to support its success. With its strong identity, France's social capital is diverse, including being a pioneer of the European Union, a pioneer of green energy and its ecosystem, as well as the consistency of the use of nuclear in the country. In the end, power that comes from identity is France's main social capital in making nuclear a green energy. "
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardiyanto Aryoseno
"Adaptasi perubahan iklim tidak akan memperoleh hasil yang efektif jika tidak diperhitungan mengenai seberapa besar perkiraan dampak yang ditimbul kan, dan tidak tahu perbedaan tingkat kerentanan dampak di masing-masing wilayah. Untuk itu, diperlukan suatu penilaian yang memberikan informasi kerentanan wilayah terhadap dampak perubahan iklim yang akan terjadi di masa mendatang. Penilaian kerentanan perubahan iklim adalah pengukuran yang perlu dilakukan disetiap daerah. Setiap daerah memiliki karekteristik fisik dan lingkungan yang berbeda, kondisi topografi, hidrologi, geologi dan klimatologi yang berbeda membuat setiap daerah terpapar dampak perubahan iklim yang berbeda pula. Kota Bekasi yag terletak bersebelahan dengan ibukota negara ini tentunya diharapkan sebagai pendukung dan penyeimbang ibukota. Dengan berbagai permasalahan yang dihadapi wilayah perkotaan pada umumnya di negara berkembang ditambah tekanan ancaman perubahan iklim Kota Bekasi diperlukan pernilaian kerentanan, satu tahapan utama proses pengarusutamaan kebijakan strategi adaptasi kedalam perencanaan pembangunan adalah penilaian kerentanan atau vulnerability assessment (VA) yang merupakan masukan utama untuk menjadi panduan bagi para pengambil keputusan agar tidak terjadi proses mal adaptation. Penelitian ini dilakukan dengan metode Kualitatif menggunaka data yang ada kemudian dilakukan analisis kerentanan merupakan fungsi dari tingkat keterpaparan (E), sensitivitas (S), dan kemampuan adaptasi (AC) dari suatu sistem, yang berarti tingkat kerentanan sangat dipengaruhi besarnya oleh komponen E, S, dan AC dari suatu sistem. Semakin tinggi tingkat keterpaparan atau tingkat sensitivitas maka akan semakin besar kerentanan, sedangkan; semakin tinggi kemampuan adaptasi maka akan semakin kecil kerentanan. Dari hasil penelitian yang disajikan dalam bentuk peta dengan analisa yang dilakukan per kelurahan ancaman bencana iklim di Kota Bekasi adalah Banjir, Kekeringan, Longsor dan Angin Putting Beliung, sedangkan ancaman bencana tak langsung adalah Diare, ISPA dan DBD berdasarakan data kejadian penyakit tersebut muncul karena kejadian bencana. Hasil penelitian yang dilakukan di tingkat kelurahan, beberapa tindakan yang dilakukan oleh masyarakat ketika terjadi bencana antara lain mengambil inisiatif penanggulangan secara swadaya. Hal ini dikarenakan bencana yang terjadi di Kota Bekasi masih tergolong rendah dan sedang, sehingga masyarakat korban masih mampu mengatasinya. Kondisi ini dapat menunjukkan tingkat kapasitas masyarakat dalam upaya adaptasi terhadap bencana dan dampak perubahan iklim. Meningkatkan dan penguatan kapasitas masyarakat di Kota Bekasi agar perduli dan tanggap terhadap ancaman bahaya yang ada di sekitar lingkungannya

Adaptation to climate change will not obtain effective results if not taken as to how big the estimated impact, and do not know the difference in the level of the impact of the vulnerability in each regions. Therefore, required an assessment that provides vulnerability regions to the impact of climate change will be happen in the future. The value of vulnerability climate change is the measurements need to be done in each area. In every area having the different of environment and physical characteristics, the different condition such as topography, hydrology, geology and climatology makes every area exposed to the impact of climate change differently. City of Bekasi in located near to the capital of this county would be expected to support and balance with the capital city. Vulnerability assessment needed by developing countries in urban areas to faces the threat of climate change, Vulnerabilty assessment is one of the main stages in the policy of adaptation strategies into development planning and also serve as a guide for decision makers in order to avoid mal adaption. This research is using qualitative method, then the data do analysis assessement as function of the level of exposure (E), sensitivity (S), and the adaptive capacity (AC) of a system, which means that the vulnerabilty is highly influenced by the compoments E, E and AC from a system. Therefore, the higher the level of exposure will be the greater vulnerability, while the higher capabilty adaptation will be smaller vulnerability. The result of the research from the maps with analysis which do each village the threat of disaster will be happen in Bekasi City is Flood, Dought, Avalance and Tornado, while indirect the treat of disaster is Diare, ISPA and DBD based on the data this disease always happen because the disaster. The result of the research conducted village level, some of the actions taken by the community in times of disaster prevention, like take the initiative independently. This is due to the disaster in the city of Bekasi is still relatively low and moderate, so that affected people could still handle. This condition can indicate the level capacity of communities in an effort to disasters and climate change. Improving and strengthening the capacity of communities in the city of Bekasi to care and response to hazards that exist around the environment."
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Redi
"Pertambangan mineral dan batubara merupakan salah satu kegiatan usaha yang menguras sumber daya alam yang begitu masif dan memiliki dampak kerusakan dan pencemaran lingkungan yang tinggi. Sebagai upaya untuk mendorong akan kegiatan usaha pertambangan mineral dan batubara dapat dikendalikan agar terselenggaranya fungsi pelestarian lingkungan hidup maka dikenalkanlah kebijakan hukum instrumen ekonomi lingkungan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Namun demikian, instrumen ekonomi lingkungan hidup dalam undang-undang tersebut belumlah dianggap ideal bagi kegiatan usaha pertambangan mineral dan batubara yang berkelanjutan, sehingga dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (UU CK) diaturlah berbagai instrumen ekonomi lingkungan di sektor pertambangan mineral dan batubara, yaitu pengenaan royalti 0% (nol persen) bagi pelaku usaha pertambangan yang mengembangan dan memanfaatkan batubara, seperti untuk Dimethyl Ether (DME) dan Synthetic Natural Gas (SNG). Selain itu, diatur pula mengenai pengenaan pertambangan batubara sebagai barang kena pajak penghasilan (PPN) 10% (sepuluh persen). Penelitian ini melakukan kajian terdapat pelaksanaan kebijakan instrumen ekonomi lingkungan setelah ditetapkan UU CK dengan studi kasus di PT Bukit Asam Tbk. Tujuan penelitian ini ialah untuk menguji efektifitas kebijakan instrumen ekonomi lingkungan. Metode penelitian ini yaitu metode kualitatif dengan analisis data deksriptif-analitis. Hasil penelitian ini pengenaan royalti 0% (nol persen) bagi pelaku usaha pertambangan yang mengembangan dan memanfaatkan batubara dan pengenaan pertambangan batubara sebagai barang kena pajak penghasilan (PPN) 10% (sepuluh persen) belum efektif, serta PT Bukit Asam hanya menerapkan sebagian instrumen ekonomi lingkungan model perencanaan pembangunan dan kegiatan ekonomi, pendanaan lingkungan, dan insentif/disinsentif.

Mineral and coal mining is one of the business activities that drains natural resources so massively and has a high impact on environmental damage and pollution. In an effort to encourage mining and coal business activities to be controlled so that the function of environmental conservation can be implemented, a policy on environmental economic law instruments was introduced in Law Number 32 of 2009 concerning Environmental Protection and Management. However, the environmental economic instruments in the law are not yet considered ideal for sustainable mineral and coal mining business activities, so Law Number 11 of 2020 concerning Job Creation (UU CK) regulates various environmental economic instruments in the mineral and coal mining, namely the imposition of a 0% (zero percent) royalty for mining business actors who develop and utilize coal, such as for Dimethyl Ether (DME) and Synthetic Natural Gas (SNG). In addition, it also regulates the imposition of coal mining as income taxable goods (VAT) 10% (ten percent). This study examines the implementation of the environmental economic instrument policy after the CK Law was enacted with a case study at PT Bukit Asam Tbk. The purpose of this study was to examine the effectiveness of the environmental economic policy instrument. This research method is a qualitative method with descriptive-analytical analysis of the data. The results of this study are the imposition of 0% (zero percent) royalties for mining business actors who develop and utilize coal and the imposition of coal mining as income taxable goods (VAT) 10% (ten percent) has not been effective, and PT Bukit Asam only applies some economic instruments. environmental development planning model and economic activity, environment, and incentives/disincentives."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfa Nadia
"Pertumbuhan penduduk di Kota Depok pada 20 tahun terakhir tercatat mencapai 2 kali lipatnya dari tahun 2020 sehingga menyebabkan adanya perubahan lahan dari tutupan vegetasi menjadi non vegetasi sebagai ruang terbuka hijau publik. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah struktur komposisi vegetasi dan keanekaragaman burung di Hutan Kota UI berdasarkan NDVI, menganalisis pengaruh kerapatan vegetasi pada suhu permukaan (LST) dan kelembaban lahan (NDMI), menilai kemampuan Hutan Kota UI dalam menyerap karbon, menganalisis persepsi masyarakat dan membangun konsep sosiobioekologi hutan kota berkelanjutan pada Hutan Kota UI. Metode yang digunakan adalah metode campuran yaitu menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada beda keragaman vegetasi pada tiap kelas NDVI dan ada beda nyata keragaman burung pada tiap kelas NDVI. Hutan Kota UI mampu menyerap karbon sebesar 612.259ton/ha (6,17triliun rupiah). Masyarakat merasa senang dengan keberadaan hutan kota sehingga status sosiobioekologi Hutan Kota UI adalah baik.

Population growth in Depok City in the last 20 years was recorded to have doubled from 2020, causing a change in land from vegetation cover to non-vegetation. This study aims to examine the structure of vegetation composition and bird diversity in the UI City Forest based on NDVI, analyze the effect of vegetation density on surface temperature (LST) and soil moisture (NDMI), assess its ability to absorb carbon, analyze community perceptions and build socio-bioecology concepts of sustainable urban forests in the UI Urban Forest. The method used is a mixed method using quantitative and qualitative. The results showed no difference in the vegetation diversity but a significant difference bird each NDVI class. UI Urban Forest can absorb carbon of 612,258 tons/ha (6.17 trillion rupiahs) also the community perception is happy with the urban forest’s existence so that the socio-bioecological status of the UI City Forest is good."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>