Naskah Serat Wirid Riwayat Jati merupakan naskah jenis piwulang beraksara Jawa, yang berbentuk gancaran atau prosa. Naskah tersebut merupakan koleksi perpustakaan Reksa Pustaka, Pura Mangkunegaran, Surakarta. Teks berisi berbagai ajaran mistik Islam kejawen. Hal tersebut membuka peluang untuk mengkaji hubungan intertekstualitas dengan teks-teks yang diduga menjadi teks acuannya atau hipogram. Teks yang diduga menjadi hipogram Serat Wirid Riwayat Jati, antara lain Serat Wirid Hidayat Jati, Wirid Para Wali, Serat Panatagama dan Suluk Malang Sumirang. Kajian tentang hubungan intertekstualitas dalam naskah-naskah bergenre piwulang mistik belum banyak dilakukan. Penelitian ini menggunakan dua pendekatan. Pertama, pendekatan filologi untuk menyajikan edisi teksnya. Kedua, kajian intertekstualitas untuk menganalisis bentuk keterkaitan antarteks dalam naskah. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terungkap bahwa bentuk transformasi teks-teks hipogram pada naskah Serat Wirid Riwayat Jati terdiri atas empat bentuk, yakni ekspansi, modifikasi, ekserp, dan konversi. Selain itu, terungkap posisi naskah Serat Wirid Riwayat Jati dalam kepustakaan naskah mistik sebagai naskah sintesis dan ideologi penulis teks dalam menciptakan naskah tersebut.
Serat Wirid Riwayat Jati manuscript is a piwulang script that literated Javanese and presented in prose. This script was showed as a collection of Reksa Pustaka library in Pura Mangkunegaran, Surakarta. The script text contained variety of Javanese Islamic mystical teachings. That was open up oppurtunities to examine relationship between intertextuality and texts that were alleged to be reference or hypogram such as Serat Wirid Hidayat Jati, Wirid Para Wali, Serat Panatagama, and Suluk Malang Sumirang. The study of intertextuality relationships in mystical piwulang script has not been widely carried out. This study used two approaches which were a philological approach to present the text edition and intertextuality study to analyze text linkage on the script. Based on final analysis result, there were four hypogram text transformation that was found on Serat Wirid Riwayat Jati script, such as expantion, modification, ekserp and convertion. In addition, it revealed that manuscript position in the mystical text literature as a synthetic text and the writer ideology in creating the manuscript.
"Tulisan ini adalah satu hasil kajian naskah Nusantara yang menggunakan sumber teks sejarah Madura. Objek penelitian yang digunakan yaitu manuskrip koleksi Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia berjudul Sajarah Proza Begin Brawijaya (SPBB) kode SJ.230. Dalam mengkaji naskah tersebut digunakan metode filologi dan kerangka teori sastra. Metode filologi yang digunakan untuk menyusun suntingan teks adalah metode landasan. Untuk mengkaji isi teksnya, digunakan digunakan teori struktural Jan van Luxemburg dan konsep representasi sastra. Dari kajian struktural diperoleh gambaran bahwa bangunan teks SPBB tersusun atas struktur sastra dan struktur isi (sejarah) yang secara keseluruhan berfungsi untuk melegitimasi kekuasaan raja Madura abad 17-18. Sementara itu, hasil telaah struktur isi teks menunjukkan representasi Cakraningrat sebagai tokoh utama dalam sejarah Jawa, Madura, dan VOC yang didasari oleh pandangan hidup pengarang untuk mengangkat salah satu nilai dari falsafah hidup Jawa dalam teks ini. Falsafah yang tampak dari persamaan maupun perbedaan citra tokoh Cakraningrat bersifat representatif terhadap budaya penciptanya, yaitu budaya mikul dhuwur mendhem jero dalam pandangan hidup orang Jawa.
"