Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sitti Fatimah Hanum
Abstrak :
ABSTRAK
Latar belakang: Diffuse large B-cell lymphoma DLBCL merupakan suatu entitas yang heterogen baik secara klinik maupun morfologik. Berdasarkan kriteria Hans melalui pemeriksaan imunohistokimia IHK CD10, Bcl-6 dan MUM1, DLBCL dikelompokkan menjadi 2 subtipe yaitu germinal center B-cell like GCB dan non-germinal center B-cell like non-GCB . Kesintasan subtipe GCB umumnya lebih baik daripada non-GCB, namun sebagian dapat berespon buruk. Penanda prognosis buruk c-Myc lebih sering ditemukan pada subtipe GCB, sedangkan infeksi EBV melalui NF-kB lebih sering ditemukan pada subtipe non-GCB. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan ekspresi c-Myc dan EBV pada kedua subtipe DLBCL yang dapat berpengaruh pada kesintasan.Bahan dan cara: Penelitian ini menggunakan metode potong lintang, deskriptif analitik. Sampel terdiri atas 20 kasus untuk masing-masing subtipe. Dilakukan penilaian ulang diagnosis imunohistopatologik dari sediaan H E dan IHK sesuai kriteria Hans. Penilaian pulasan dilakukan oleh kedua pengamat dengan program ImageJ pada c-Myc dengan cut off ge; 60,4 dan EBV melalui EBER-ISH dengan nilai positivitas ge; 20 .Hasil: Hasil penilaian antar kedua pengamat menyimpulkan tidak ada perbedaan bermakna dengan p = 0,952. Ekspresi c-Myc tinggi secara bermakna lebih sering ditemukan pada subtipe GCB dibandingkan subtipe non-GCB p < 0,05 . Disisi lain EBV positif hanya ditemukan 4 kasus 10 dan cenderung lebih banyak pada subtipe non-GCB.Kesimpulan: DLBCL subtipe GCB lebih sering ditemukan ekspresi c-Myc tinggi, sedangkan infeksi EBV melalui NF-kB cenderung terdapat pada subtipe non-GCB. Positivitas c-Myc dan EBV ini diduga berkaitan dalam perbedaan kesintasan pada masing-masing subtipe DLBCL.
ABSTRACT
"Background Diffuse large B cell lymphoma DLBCL is clinically and morphologically heterogeneous groups of lymphoma. Based on Han 39 s immunohistochemistry IHC features consists of CD10, Bcl 6 and MUM1, DLBCL are grouped into 2 subtypes the germinal center B cell like GCB and non germinal center B cell like non GCB . GCB subtype generally has been shown to have better survival than non GCB, while some may respond poorly. c Myc is a worse prognosis marker more commonly found among GCB subtype, meanwhile the EBV infection through NF kB pathway that mostly found among non GCB subtype. The study aims was analyzed the difference of c Myc and EBV expression in both subtypes which could predict survival.Methods This research used cross sectional method. The samples were consist of 20 cases for each DLBCL subtype. The slides were rediagnosed based on immunohistopathologic diagnosis from H E and IHC slides based on Han rsquo s criteria. c Myc immunostaining cut off ge 60,4 and EBV with Eptein Barr early RNA in situ hibridization cut off 20 which are assesed using ImageJ programe by two independent observers. Result The results between two observers showed no significant difference with p 0,952. Expression of high c Myc is found to be significantly higher in GCB subtype p 0,05 . Whereas EBV positive were only found in 4 cases 10 , mostly in non GCB subtype. Conclusion The expression c Myc is higher in GCB than non GCB subtype. While the EBV infection found among non GCB subtype. Positivity of c Myc and EBV is believed to affect differences in survival for each subtype DLBCL.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T58857
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liza Handayani
Abstrak :
ABSTRAK
Latar Belakang:Adenokarsinoma musinosum mempunyai prognosis lebih buruk dari pada adenokarsinoma Not Otherwise Specified NOS kolorektal. Ekspresi podoplanin pada Cancer associated fibroblasts CAF dan nilai Lymphatic Microvessel Density LMVD yang tinggi merupakan petanda prognosis yang buruk. Pada penelitian ini dilakukan analisis terhadap CAF, LMVD dan metastasis kelenjar getah bening KGB pada adenokarsinoma musinosum dan adenokarsinoma NOS. CAF merupakan komponen utama pada stroma desmoplastik yang memiliki peran penting dalam proses metastasis. LMVD merupakan penilaian densitas pembuluh limfatik pada massa tumor primer.Bahan dan Metode:Penelitian dilakukan terhadap 44 kasus yang terdiri atas 22 kasus adenokarsinoma musinosum dan 22 kasus adenokarsinoma NOS kolorektal. Pulasan podoplanin digunakan untuk melihat ekspresinya pada CAF dan nilai LMVD.Hasil:CAF yang terekspresi podoplanin pada adenokarsinoma NOS lebih tinggi daripada adenokarsinoma musinosum kolorektal p=0,000 . Tidak terdapat perbedaan bermakna nilai LMVD antara adenokarsinoma NOS dengan adenokarsinoma musinosum kolorektal p=0,381 . Tidak terdapat korelasi antara CAF yang terekspresi podoplanin dengan nilai LMVD pada adenokarsinoma musinosum p=0,248 dan adenokarsinoma NOS p=0,448 . Tidak terdapat korelasi antara CAF yang terekspresi podoplanin dengan metastasis KGB pada adenokarsinoma musinosum p=0,240 dan adenokarsinoma NOS p=0,791 .Kesimpulan:Ekspresi podoplanin pada CAF pada adenokarsinoma NOS lebih tinggi daripada adenokarsinoma musinosum. Tidak terdapat korelasi antara CAF yang terekspresi podoplanin dengan LMVD dan metastasis KGB pada adenokarsinoma musinosum dan adenokarsinoma NOS. Ekspresi podoplanin pada CAF tidak dapat digunakan untuk menentukan prognosis metastasis KGB pada adenokarsinoma musinosum. Terdapat kecenderungan nilai LMVD pada adenokarsinoma musinosum sedikit lebih tinggi daripada adenokarsinoma NOS kolorektal.
ABSTRACT
Background Mucinous adenocarcinoma has worse prognosis than the Not Otherwise Specified NOS colorectal adenocarcinoma. High expression of podoplanin in Cancer Associated Fibroblasts CAF and high lymphatic Microvessel Density LMVD values is a marker of poor prognosis. This study analyzed CAF, LMVD and lymph node metastasis in mucinous adenocarcinoma and NOS adenocarcinoma.CAF are the main component of desmoplastic stroma which have an important role in the metastatic processes. LMVD is an assessment of the density of the lymphatic vessels in the primary tumor.Materials and methods The study consists of 44 cases including 22 cases of mucinous adenocarcinoma and 22 cases of NOS adenocarcinoma colorectal. Podoplanin is used to see its expression CAF and LMVD values. Results CAF expressed podoplanin at NOS adenocarcinoma is higher than mucinous adenocarcinoma p 0.000 . There was no significant difference in LMVD values between NOS adenocarcinoma and mucinous adenocarcinoma p 0.381 . There was no correlation between CAF expressed podoplanin with LMVD values in mucinous adenocarcinoma p 0.248 and NOS adenocarcinoma p 0.448 . There was no significant correlation between CAF expressed podoplanin with KGB metastasis in adenocarcinoma musinosum p 0,240 and NOS adenocarcinoma p 0.791 . Conclusion CAF expressed podoplanin at NOS adenocarcinoma is higher than that of the mucinous adenocarcinoma. There is no correlation between CAF expressed podoplanin with LMVD and KGB metastasis in NOS mucinous adenocarcinoma and NOS adenocarcinoma. Podoplanin expression in CAF can not be used to determine the prognosis of KGB metastasis in mucinous adenocarcinoma. There is a tendency for LMVD values in mucinus adenocarcinoma to be slightly higher than NOS adenocarcinoma.
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Rini Handjari
Abstrak :
ABSTRAK
Kanker kolorektal KKR dianggap sebagai masalah kesehatan utama, salah satu jenis kanker yang paling sering terjadi serta penyebab kematian kedua terbesar di negara barat dan di Indonesia. Adenokarsinoma kolorektal serrated AKS merupakan salah satu tipe dari KKR. Salah satu jalur karsinogenesis kolorektal adalah jalur serrated yang diketahui melibatkan mutasi gen KRAS. Penanda tumor lain yang juga terlibat dalam proses karsinogenesis adalah P53 dan Bcl-2. Gambaran histomorfologik yang ditemukan oleh Tuppurainen dkk. saat ini digunakan sebagai penanda AKS. Terbatasnya sarana laboratorium patologi molekular di Indonesia, menekankan pentingnya membuat model skoring gambaran histomorfologik AKS dan atau ekspresi protein P53 serta Bcl-2 untuk memprediksi mutasi KRAS.Penelitian potong lintang terhadap 39 kasus AKS didapatkan dari Arsip Departemen Patologi Anatomik FKUI/RSCM selama tahun 2013 ndash;2015. Setiap kasus dikumpulkan data klinisnya, dan dinilai ulang karakteristik histomorfologik dan penanda tumor Bcl2 dan P53 , serta dilakukan pemeriksaan status KRAS. Penelitian histomorfologik dilakukan per kasus dan per contoh yaitu terhadap 100 kelenjar/kasus.Pada penelitian ini, kasus AKS ditemukan paling banyak pada laki-laki 51,3 , usia ge; 40 tahun 71,8 , lokasi di kolon kiri 84,6 , tidak memiliki metastasis 92,3 , status mutasi KRAS 71,8 . Ekspresi protein P53 didapatkan pada 69,2 dan protein Bcl-2 51,3 , tidak didapatkan hubungan bermakna ekspresi protein tersebut dengan status KRAS. Gambaran histomorfologik status KRAS didapatkan hubungan pada epitel serrated, lokasi inti sel, kondisi inti, sitoplasma dan musin. Odds ratio tertinggi ditemukan pada epitel serrated OR 2,7; IK 95 2,30 ndash;3,07 dan musin OR 2,0; IK 95 , 1,15 ndash;3,65 . Berdasarkan uji statistik didapatkan model nilai skoring yang terdiri dari epitel serrated, keadaan lokasi inti, kondisi inti dan adanya musin CI 95 antara 61 ndash;65 . Nilai sensitivitas dan spesifisitas berdasarkan nilai titik potong pada angka 16 sensitivitasnya sebesar 72 dan spesifisitasnya sebesar 48 .Simpulan: Didapatkan model sistem skor dengan titik potong 16 untuk memprediksi adanya mutasi KRAS berdasarkan, epitel serrated, lokasi inti sel, kondisi inti, dan adanya musin.Kata kunci: Adenokarsinoma kolorektal serrated, Bcl-2, jalur serrated, Kanker kolorektal, mutasi KRAS, P53
ABSTRACT
Colorectal cancer CRC is considered as major health problem, one type of cancer that most often occurs as well as the second largest cause of death in western countries and in Indonesia. Serrated colorectal adenocarcinoma SA is one type of CRC. One of colorectal carcinogenesis pathway is serrated pathway that known to involve KRAS gene mutation. Other tumor markers that also involved in the process of its carcinogenesis were P53 and Bcl 2. Histomorphological criteria found by Tuppurainen et al currently used as marker of SA. Limited facilities of molecular pathology laboratory in Indonesia emphasize the needs of making scoring model by using histomorphological features of SA and or P53 and Bcl 2 protein expression to predict KRAS mutation.A cross sectional study conducted to 39 cases of SA registered in Departement of Anatomical Pathology FMUI Ciptomangunkusumo Hospital from 2013 ndash 2015. All clinical data related to the cases were collected. Each case was reevaluated based on Tuppurainen histomorphological criteria, tumor markers Bcl 2 and P53 , and KRAS status. Histomorphological examination is conducted per case and per instance to 100 nodes case.Present study showed that most cases of SA was found in male 51.3 , aged ge 40 years 71.8 , located in left colon 84.6 , did not have metastasis 92.3 , with KRAS mutation status 71.8 . P53 and Bcl 2 protein expressions were found in 69.2 and 51.3 respectively, with no significant association with KRAS status. Histomorphological features of KRAS status found in epithelial serration, nucleus location, nucleus condition, cytoplasm and mucin. Epithelial serration has the highest odds ratio OR 2.7 IK 95 2.30 ndash 3.07 followed by mucin OR 2.0 IK 95 , 1.15 ndash 3.65 . Statistical values showed scoring models consisted of epithelial serrations, nucleus location, nucleus condition and presence of mucin CI 95 between 61 ndash 65 . The sensitivity and specificity cut off point located on the number 16, with sensitivity value was 72 and specificity 48 .Conclusion A scoring system model yielded 16 as cut off score was obtained to predict KRAS mutations based on epithelial serrations, nucleus location, nucleus condition and presence of mucin.Keywords Bcl2, Colorectal cancer, colorectal serrated adenocarcinoma, KRAS mutation, P53, serrated pathway
2017
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library