Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Felix Leo
"Disfungsi ereksi pada laki-laki sering ditemukan dan berdampak pada penurunan kualitas hidup. Benign prostate hyperplasia (BPH) dengan lower urinary tract symptoms merupakan salah satu komorbid terjadinya disfungsi ereksi dimana terdapat kesamaan jalur patofisiologi pada keduanya. Kontraksi dari otot-otot bulbokavernosus dan isciokavernosus sebagai bagian dari otot dasar panggul akan menginisiasi dan mempertahankan ereksi sehingga latihan penguatan otot-otot tersebut akan membantu rigiditas ereksi penis. Studi laporan kasus berbasis bukti ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan klinis yaitu bagaimana efektivitas pemberian latihan penguatan otot-otot dasar panggul terhadap fungsi ereksi pada pasien BPH. Pencarian literatur dilakukan pada database elektronik yaitu Cochrane, PubMed, Scopus, Science direct, Oxford Academic dan Sage Journal dengan kata kunci sesuai dengan pertanyaan klinis. Hasil pencarian didapatkan sebuah studi kajian sistematik setelah dilakukan penapisan terhadap kriteria eligibilitas, adanya duplikasi dan penilaian seluruh isi naskah pada 142 artikel. Kajian sistematik tersebut menunjukkan latihan penguatan otot-otot dasar panggul memberikan respon komplit perbaikan fungsi ereksi pada 35-47% subjek, peningkatan domain ereksi pada International Index of Erectile Function (p<0,05) dan peningkatan tekanan intrakavernosa serta maximal anal pressure. Kesimpulan penelitian adalah latihan penguatan otot-otot dasar panggul dilakukan dengan kontraksi cepat (1 detik) dan kontraksi lambat (tahan 6-10 detik) dengan frekuensi 9-30 repetisi, 2-3 kali per hari selama 3-12 bulan yang dilakukan pada posisi berbaring, duduk dan berdiri, latihan tersebut dapat diberikan sebagai program latihan di rumah dan perlu dilakukan identifikasi dan pengendalian faktor-faktor komorbid disfungsi ereksi lainnya.
Erectile dysfunction (ED) often found in men and has an impact on reducing the quality of life. Benign prostate hyperplasia (BPH) with lower urinary tract symptoms is one of the comorbid which share the similar pathophysiology with ED. Contraction of the bulbocavernosus and ischiocavernosus muscles as part of the pelvic floor muscles (PFM) will initiate and maintain an erection so strengthening for these muscles will help stiffen the penis. This evidence-based case report study was conducted to answer the clinical question, how effective is giving PFM training on erectile function in BPH patients. Literature search was carried out on electronic databases, namely Cochrane, PubMed, Scopus, Science direct, Oxford Academic and Sage Journal with the keywords according to the clinical question. A systematic review study was obtained after screening from the eligibility criteria, duplication and assessment of the entire contents of the manuscript in 142 articles acquired. The study showed that PFM training improve erectile function in 35-47% of subjects, increased erectile domain in International Index of Erectile Function (p<0.05) and increased intracavernous pressure and maximal anal pressure. The conclusions are PFM training are carried out by fast and slow contractions with 9-30 repetitions, 2-3 times per day for 3-12 months which are carried out in lying, sitting and standing positions, these exercises can be given as a home exercise program and it is necessary to identify and control other comorbid factors of ED."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Sekar Laras
"Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan alat ukur yang akurat dalam bahasa Indonesia untuk menilai fungsi menelan pasien pasca stroke. FOIS diterjemahkan ke bahasa Indonesia dan diuji kesahihan serta keandalannya. Total 29 subjek dinilai menggunakan FOIS versi bahasa Indonesia dan menjalani VFSS. Kesahihan antar penilai untuk FOIS versi bahasa Indonesia menunjukkan tingkat kesepakatan yang tinggi (κ=0.90). FOIS versi bahasa Indonesia berkorelasi negatif secara signifikan dengan skor PAS dari VFSS (r=−0.702, p<0.001). FOIS versi bahasa Indonesia juga berkorelasi dengan aspirasi dan derajat keparahan aspirasi (p<0.05), tetapi tidak signifikan dengan adanya disfagia. Sensitivitas FOIS versi bahasa Indonesia adalah 0.89 dan spesifisitas adalah 0.72, dengan nilai prediktif positif (PPV) 80.0% dan nilai prediktif negatif (NPV) 84.21%. Secara keseluruhan, FOIS versi Bahasa Indonesia ditemukan memiliki kesahihan dan keandalan yang baik serta sensitivitas dan spesifisitas yang baik dalam menilai proses menelan pada pasien pasca stroke.
This study aimed to create a reliable tool in Indonesian for evaluating oral food and fluid intake in post-stroke patients. The FOIS was translated into Indonesian and tested for validity and reliability. 29 subjects (15 men, 14 women) with ischemic stroke (93.1%) and bleeding stroke (6.9%) participated. The Indonesian FOIS showed high inter-rater reliability (κ=0.90). Criterion validity testing indicated a significant negative correlation between PAS and FOIS scores (r=−0.702, p<0.001). Cross-validation with VFSS results revealed significant correlations with aspiration (p<0.05) but not dysphagia presence. Indonesian FOIS demonstrated 0.89 sensitivity, 0.72 specificity, 80.0% PPV, and 84.21% NPV, indicating good validity and reliability in assessing swallowing safety post-stroke. The Indonesian version of FOIS has good validity and reliability. The Indonesian version of FOIS has good sensitivity and specificity in assessing whether the swallowing process is safe or not in post-stroke patients."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Binar Sasono
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas latihan terprogram dengan telerehabilitasi di rumah pada pasien obesitas dengan osteoartritis lutut terhadap skor visual analogue scale, indeks massa tubuh dan WOMAC. Penelitian ini adalah penelitian pre-post study pada pasien obesitas dengan osteoartritis lutut. Subjek penelitian melakukan serangkaian program latihan di rumah selama 28 hari. Sebelum program, terdapat penilaian awal dari psikolog dan ahli gizi. Selama program, terdapat teleedukasi, telemonitoring dan telekonsultasi dari dokter. Jumlah subjek penelitian sebesar 26 subjek perempuan. Skor visual analogue scale mengalami penurunan signifikan secara statistik pada setiap minggunya, hingga akhir minggu keempat dibandingkan dengan sebelum intervensi (p<0,001). Skor indeks massa tubuh mengalami penurunan signifikan secara statistik pada akhir minggu keempat dibandingkan dengan sebelum intervensi (p<0,001). Skor WOMAC mengalami penurunan signifikan secara statistik pada akhir minggu keempat dibandingkan dengan sebelum intervensi (p<0,001). Analisis lebih lanjut pada seluruh komponen WOMAC pada kelompok intervensi meliputi nyeri, kaku dan fungsi fisik juga menunjukkan penurunan yang signifikan secara statistik (p<0,001). Latihan terprogram dengan telerehabilitasi di rumah terbukti secara statistik menurunkan skor visual analog scale, indeks massa tubuh dan WOMAC pada pasien obesitas dengan osteoartritis lutut.
This study aims to determine the effectiveness of programmed exercise with telerehabilitation at home in obese patients with knee osteoarthritis on visual analogue scale scores, body mass index and WOMAC. This research is a pre-post study in obese patients with knee osteoarthritis. Research subjects performed a series of exercise programs at home for 28 days. Before the program, there is an initial assessment from a psychologist and nutritionist. During the program, there is teleeducation, telemonitoring and teleconsultation from doctors. The number of research subjects was 26 female subjects. Visual analogue scale scores decreased statistically significantly every week, until the end of the fourth week compared to before the intervention (p<0.001). Body mass index scores decreased statistically significantly at the end of the fourth week compared to before intervention (p<0.001). WOMAC scores decreased statistically significantly at the end of the fourth week compared to before intervention (p<0.001). Further analysis of all WOMAC components in the intervention group including pain, stiffness and physical function also showed a statistically significant decrease (p<0.001). Programmed exercise with telerehabilitation at home has been statistically proven to reduce visual analog scale scores, body mass index and WOMAC in obese patients with knee osteoarthritis."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library