Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Avissa Nur Sakina
"Preferensi terhadap minuman berpemanis di Indonesia saat ini masih tergolong tinggi. Dewasa muda merupakan salah satu usia yang rentan untuk mengembangkan preferensi minuman berpemanis, tetapi masih sedikit penelitian terkait populasi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran preferensi minuman sebelum pandemi COVID-19 dan faktor apa saja yang dapat memengaruhi preferensi minuman pada mahasiswa S1 Reguler Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Angkatan 2017. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan studi potong lintang dan metode purposive sampling. Pengambilan data dilakukan pada bulan Juni 2021 kepada 107 mahasiswa melalui pengisian kuesioner pengisian mandiri secara daring. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 52.3% responden memiliki preferensi terhadap minuman berpemanis dan sisanya memiliki preferensi terhadap minuman tidak manis (47.7%). Analisis bivariat juga menujukkan terdapat hubungan antara pengaruh atribut sensoris minuman (p value = 0.003) dan paparan iklan oleh tokoh media massa (p value = 0.040) dengan preferensi minuman berpemanis. Penelitian ini menyarankan untuk memperbanyak informasi kesehatan terkait minuman berpemanis kepada masyarakat, penggencaran penjualan minuman tidak manis yang sehat, dan juga penggunaan media sosial untuk menarik kelompok dewasa muda.

The preference of sugar-sweetened beverages is relatively high in Indonesia. Young adults are one of the highly susceptible age to develop the SSBs preference, but little is known about the research of their population. This study aims to examined the overview of beverage preferences before COVID-19 pandemic and factors that might affect the beverage preferences on 2017 batch, bachelor students of Faculty of Economic and Business Universitas Indonesia. This study is a quantitative research with a cross-sectional design and uses purposive sampling methods. Data collection was conducted on June 2021 with a total of 107 respondents using an online self-administered questionnaire. The results showed that 52.3% respondent had a high level of preference towards sugar-sweetened beverages, and the remaining of respondents had a preference for unsweetened beverages (47.7%). Bivariate analysis also showed significant results between the influence of sensory attribute of beverages (p value = 0.003) and exposure to advertisements by social media figures (p value = 0.040) with the preference of sugar-sweetened beverages. This study suggests to various parties to increase health-information especially related to sugar sweetened beverages to the public, intensify sales of unsweetened healthy beverages, and also consider the use of social media to attract young adults.

 

 

Key words:

beverage preferences, sugar-sweetened beverages, young adults, sensory attributes, social media."

Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Josephine Kalista Utomo
"Suplemen makanan adalah produk yang mengandung satu atau lebih bahan berupa vitamin, mineral, asam amino atau bahan lain yang mempunyai nilai gizi dan atau efek fisiologis dalam jumlah terkonsentrasi. Sejak terjadi pandemi COVID-19, beberapa studi di berbagai negara telah menemukan bahwa terdapat peningkatan konsumsi suplemen makanan dari sebelum ke saat pandemi COVID-19. Padahal, konsumsi suplemen makanan yang tidak tepat ditemukan tidak membawa manfaat kesehatan apapun dan hanya menyebabkan pengeluaran uang yang tidak diperlukan, dan konsumsi dalam dosis berlebihan dapat menyebabkan toksisitas yang berakibat fatal. Untuk melihat perubahan perilaku konsumsi makanan dari sebelum ke saat pandemi COVID-19 dan faktor-faktor yang berhubungan dengannya, dilakukan penelitian cross-sectional pada dewasa usia 21- 55 tahun di Jabodetabek. Variabel-variabel yang diteliti adalah jenis kelamin, usia, pendidikan, pendapatan, mobilitas saat pandemi, tinggal dengan siapa, bentuk tubuh yang dipersepsikan, riwayat penyakit, pengetahuan tentang suplemen makanan, pengetahuan tentang COVID-19, dan kepatuhan terhadap protokol kesehatan. Pengambilan sampel pada sebanyak 123 subjek dalam penelitian ini dilakukan dengan metode accidental random sampling secara daring pada bulan April-Mei 2021. Analisis bivariat data dilakukan menggunakan uji chi square, uji T-independen, dan uji U Mann-Whitney. Hasil uji bivariat menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara konsumsi suplemen makanan sebelum dan saat pandemi COVID-19 (p-value = 0.00034) dan variabelvariabel yang memiliki hubungan yang signifikan dengan peningkatan perilaku konsumsi adalah adalah pendidikan (p-value = 0.033), pendapatan (p-value = 0.045), dan tinggal dengan lansia (p-value = 0.0026). Tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara peningkatan perilaku konsumsi suplemen makanan dari sebelum ke saat pandemi COVID-19 dengan variabel-variabel lainnya.

Dietary supplements are products that contain one or more ingredients which are vitamins, minerals, amino acids, or other substances with nutritional values and or physiological effects in a concentrated amount. Since the COVID-19 pandemic, some studies in multiple countries has found an increase of dietary supplement consumption from before to during the COVID-19 pandemic. Whereas, incorrect consumption of dietary supplement has been found to not bring any benefit and only cause unnecessary financial expenses, and overdosing on dietary supplements can cause poisoning which can be fatal. To know the difference of dietary supplement consumption behavior from before to during the COVID-19 pandemic and the factors that are associated to it, a crosssectional study is done to adults aged 21-55 years old in Jabodetabek. The variables examined are sex, age, education, income, mobility during the pandemic, living arrangements, perceived body shape, disease history, knowledge about dietary supplements, knowledge about COVID-19, and adherence to health protocols. Online accidental random sampling was done from April-May 2021 to obtain 123 subjects for this research. Chi-square test, independent T-test, and Mann-Whitney U test were used for bivariate analysis. The analyses showed that there was indeed a significant difference of dietary supplement consumption before and during the COVID-19 pandemic (p-value = 0.00034), and the variables significantly related to it are education (p-value = 0.033), income (p-value = 0.045), and living with elderly (p-value = 0.0026). Significant relationships are not found between the increase of dietary supplement consumption from before to during the COVID-19 pandemic and other variables."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library