Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
[Cipasung, Tasikmalaya]: P3M - RMI Pesantren Cipasung, [1992]
297 FIQ
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Christopher Christian Surya
"Gereja Katedral merupakan tempat beribadah serta berkumpul umat Katolik di Jakarta. Tentunya gereja tersebut bertanggung jawab dalam mewadahi berbagai aktivitas ritual ataupun liturgi beserta aktivitas pendukungnya. Dalam agama Katolik dijelaskan tentang liturgi yang merupakan puncak dan sumber kehidupan dalam gereja, dimana Kristus hadir di tengah umat manusia. Dalam ruang ibadah pencahayaan merupakan salah satu unsur penting dalam memenuhi aspek keindahan tata ruang dalam liturgi umat Katolik, karena tata cahaya yang baik dapat membuat nuansa khusuk dan sakral dalam mengikuti liturgi. Pemetaan ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik serta kualitas pencahayaan alami dan buatan yang berada di gereja Katedral. Pencahayaan alami dan buatan diterapkan dalam suatu ruang bukan hanya untuk penerangan saja, melainkan untuk membangkitkan suasana dan membantu pengguna menikmati ruangan tersebut. Aplikasi pencahayaan dalam gereja harus bisa memenuhi standar kenyamanan visual, serta meningkatkan nilai estetika dari bangunan itu sendiri sehingga nilai teologis cahaya dalam iman Katolik dapat tercapai. Oleh sebab itu, judul penulisan ini adalah “Pemetaan dan Analisis Sistem Pencahayaan Alami dan Buatan dalam Bangunan Ibadah Gereja Katedral Jakarta”
The Cathedral Church is a place of worship and gathering for Catholics in Jakarta. Of course, the church is responsible for accommodating various ritual or liturgical activities and their supporting activities. In Catholicism, it is explained about the liturgy which is the culmination and source of life in the church, where Christ is present in the midst of mankind. In the worship room, lighting is one of the important elements in fulfilling the aesthetic aspects of the layout of the Catholic liturgy, because good lighting can create a solemn and sacred feel in following the liturgy. Light mapping was carried out to determine the characteristics and quality of natural and artificial lighting in the Cathedral church. Natural and artificial lighting is applied in a space not only for lighting, but to evoke the atmosphere and help users enjoy the room. The application of lighting in the church must be able to meet the standards of visual comfort, as well as increase the aesthetic value of the building itself so that the theological value of light in the Catholic faith can be achieved. Therefore, it is important to discuss the Natural and Artificial Lighting Systems in Jakarta Cathedral Church Buildings through Mapping and Analysis."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Gabriela Alberta Nareswari
"Kenyamanan termal merupakan aspek yang penting dalam sebuah ruangan. Dengan kenyamanan tersebut, penghuni suatu ruangan dapat merasa nyaman dan memperoleh kepuasan untuk beraktivitas di dalamnya. Berkaitan dengan hal tersebut, kelancaran dalam beraktivitas di sebuah ruangan juga perlu didukung oleh pencahayaan yang baik. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah memanfaatkan bukaan jendela. Akan tetapi, bukaan jendela tersebut juga dapat memberi dampak pada kenyamanan termal akibat solar gain. Oleh karena itu, penulisan skripsi ini bertujuan untuk menginvestigasi bagaimana kondisi kenyamanan termal dan pencahayaan alami dalam ruang studio arsitektur dengan melakukan pengukuran lapangan, simulasi, dan optimasi dengan pendekatan multi-objective optimization (MOO). Optimasi yang dilakukan menggunakan parameter window-to-wall ratio (WWR) ini bertujuan untuk menemukan nilai WWR optimal yang dapat meningkatkan kenyamanan termal sekaligus menjaga ketersediaan pencahayaan alami dalam ruang studio arsitektur. Hasil performa kenyamanan termal dan pencahayaan alami yang diperoleh pada kondisi WWR optimal didapatkan sesuai dengan standar yang ditetapkan, lebih baik dibandingkan dengan hasil analisis pada kondisi WWR eksisting.
Thermal comfort is a crucial aspect of a room. With thermal comfort, the occupants of a room can feel at ease and gain satisfaction in carrying out their activities within the room. In relation to this, a proper illumination is needed to maintain an uninterrupted set of activities. One of the efforts that can be made is to utilize window glazings. However, window glazings can also have impact on indoor thermal comfort due to solar gain. Therefore, the main goal of this thesis is to investigate the thermal comfort state and daylighting within the architectural studio room by conducting field measurements, simulations, and optimization with multi-objective optimization (MOO) approach. The optimization performed using the window-to-wall ratio (WWR) parameter aims to identify the optimal WWR value that is able to enhance the thermal comfort state while maintaining sufficient amount of daylighting within the architectural studio room. The results of the thermal comfort and daylighting performance achieved under the optimal WWR configurations resulted in compliance to standards, much better compared to the analyses results under the existing WWR conditions."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Salma Azhari Khairunnisa
"Banyak kesamaan dalam desain dan teknik dapat dilihat pada hubungan antara arsitektur dan fashion. Baik arsitektur dan mode berbagi prinsip yang sama dalam struktur, bentuk, dan bahan untuk melindungi penggunanya. Pengenalan material dan teknologi baru meningkatkan interaksi antara mode dan arsitektur. Garis batasan yang mulai kabur antara mode dan arsitektur telah mendorong terciptanya praktik hibrid yang menggabungkan karakteristik kedua disiplin ilmu tersebut, seperti munculnya produk arsitektur yang dapat dikenakan. Karena produk arsitektur yang dapat dikenakan ini berada diantara industri arsitektur dan industri fashion, maka penulis tertarik untuk memaparkan proses produksi produk hybrid tersebut sebagai tujuan dari skripsi ini.
Analisis teoretis tentang konvergensi industri arsitektur dan mode disebutkan dalam studi literatur. Investigasi penulis tentang bagaimana siswa di kelas digital fabrikasi menjalani proses berpikir dan merancang akan disebutkan dalam studi kasus. Penulis menyelidiki bagaimana keahlian dan pengetahuan dalam material dan manufaktur memengaruhi pendekatan desain merek
Many commonalities in design and engineering may be seen in the link between architecture and fashion. Both architecture and fashion share the same principles in structure, form, and materials to protect and shelter their users. The introduction of new materials and technology is increasing the interplay between fashion and architecture. The blurring barriers between fashion and architecture have driven the creation of hybrid practices that combine characteristics of both disciplines, such as the growth of wearable architecture. Since this wearable architecture stands in a class between the architectural industry and the fashion industry, the author is interested in exposing the production process of this hybrid product as the purpose of this thesis.Theoretical analysis of the convergence of the architectural and fashion industries are mentioned in literature studies. Authors investigation on how students in a class go through the process of thinking and designing are mentioned in case study. The author investigates at how material and manufacturing expertise affects their design approach."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Hayfa Farhah
"Warna merupakan elemen yang digunakan oleh arsitek dan desainer interior dalam mendesain suatu ruang. Warna menjadi penting karena warna ditemukan dalam setiap objek termasuk pada permukaan ruang. Jika digunakan secara tepat, warna pada permukaan ruang tidak hanya memberikan nilai estetis tetapi juga dapat memberikan dampak bagi pencahayaan dan kondisi termal sebuah ruangan. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui performa warna permukaan ruang yang memenuhi standar kualitas ruang dalam berdasarkan Indoor Environmental Quality (IEQ). Penilaian IEQ dinilai berdasarkan kenyamanan visual, termal, dan kualitas udara. Metode yang digunakan dalam penulisan ini yaitu eksperimen dan pengolahan data. Eksperimen yang dilakukan dalam penulisan ini berupa suatu model ruang dalam berupa kotak. Warna permukaan di dalam kotak tersebut dapat divariasikan dengan intensitas cahaya yang terkontrol. Data nilai yang didapatkan dari eksperimen kemudian diolah berdasarkan poin-poin yang disesuaikan dengan parameter kenyamanan visual, termal, dan kualitas udara. Hasil eksperimen dan pengolahan data menunjukkan bahwa warna terbaik yang memenuhi standar IEQ tidaklah terdiri dari satu warna saja, tetapi performa suatu warna sangat bergantung pada kondisi kebutuhan ruang serta berdasarkan parameter apa warna tersebut dinilai. Warna permukaan ruang yang tepat dapat diketahui dengan melengkapi beberapa informasi pengguna seperti kegiatan yang dilakukan dalam ruang, jenis ruang, iklim ruangan tersebut berada, serta informasi mengenai keberadaan tanaman dalam ruangan tersebut.
Color is an element used by architects and interior designers in designing a space. Color is important because color is found in every object, including on the surface of a room. If used properly, the color on the surface of the room not only provides aesthetic value but can also have an impact on lighting and temperature of a room. This thesis aims to determine the performance of the surface color of a room that meets the quality standards based on Indoor Environmental Quality (IEQ). The IEQ assessment is based on visual comfort, thermal comfort, and air quality. The method used in this paper is experimentation and data processing. The experiment is in the form of a room model in the form of a box. The color of the surface inside the box can be varied with controlled light intensity. The value data obtained from the experiment was processed based on the points adjusted for the parameters of visual comfort, thermal comfort, and air quality. Experimental results and data processing show that the best color that meets IEQ standards does not consist of just one color, but the performance of a color is very dependent on the conditions of space requirements and based on what parameters the color is assessed. The exact color of the surface of the room can be known by completing some user information such as the activities in the room, the type of room, the climate the room is in, as well as information about the presence of plants in the room."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Stefanie Aylien Jonatan
"Fasad merupakan salah satu elemen penting yang berfungsi untuk mengatur aliran energi pada bangunan. Fasad adaptif diperlukan karena kemampuannya untuk menyediakan fleksibilitas dalam aspek aliran energi dan mampu merespon kondisi eksternal yang dinamis untuk mencapai kenyamanan termal bangunan sehingga mampu mengatur penggunaan energi dalam bangunan. Fasad adaptif dapat dicapai dengan beberapa strategi, salah satunya adalah penggunaan smart material yaitu material yang mampu merespon terhadap perubahan pada medan energi tertentu dengan cara mengubah properti materialnya. Skripsi ini bertujuan untuk melihat potensi smart material pada fasad bangunan dan aplikasinya dalam membentuk fasad adaptif untuk mengidentifikasi dampak pada konsumsi energi, terutama pada aspek space cooling. Untuk mengidentifikasi dampak pada konsumsi energi, simulasi energi dilakukan dengan output nilai Energy Use Intensity (EUI) pada bangunan dengan fasad eksisting dan pengubahan fasad berbahan smart material PV dan PCM. Hasil EUI antar fasad kemudian dibandingkan untuk menilai dampak fasad berbahan smart material pada konsumsi energi. Selain itu nilai EUI yang diperoleh juga dibandingkan dengan standar untuk menilai kategori penggunaan energi yang dapat dicapai oleh bangunan. Dari hasil simulasi diperoleh bahwa tidak terdapat pengurangan konsumsi energi pada pengubahan fasad berbahan smart material apabila dibandingkan dengan penggunaan fasad eksisting. Sebaliknya, beberapa variasi fasad berbahan smart material PV dan PCM menunjukan peningkatan pada solar heat gain dan konsumsi energi bangunan terutama pada aspek space cooling. Meski begitu, bangunan dengan variasi fasad smart material masih dapat dikategorikan sebagai bangunan energi efisien menurut standar penggunaan energi di Indonesia.
Facade is an important element that regulates the flow of energy in buildings. Adaptive facades are needed for their ability to provide flexibility in terms of energy flow and for their responses to dynamic external conditions thus help achieve thermal comfort in buildings leading to the impact on energy use. Adaptive facades can be achieved with several strategies, one of which is the use of smart materials, namely materials that are able to respond to changes of certain energy fields by changing their properties. This thesis aims to assess the potential of smart materials for building facades and their applications in forming adaptive facades to identify their impact on energy consumption, especially for space cooling. To do so, energy simulations are carried out with the output of Energy Use Intensity (EUI) value on buildings. This simulation is conducted on a chosen building with existing facades and with variations of facades modification using smart materials; PV and PCM. EUI results between facades are then compared to assess the impact of each facades on energy consumption. In addition, the obtained EUI values are also compared with standards to assess the categories of energy use that can be achieved by the building. The simulation results show that there is no reduction in energy consumption in the modification of facades made of smart materials when compared to the use of the existing facade. In contrast, several variations of façades made of PV and PCM smart materials show an increase in indoor solar heat gain and building energy consumption, especially for space cooling purposes. Even so, buildings with smart material facade variations can still be categorized as energy efficient buildings according to energy use standards in Indonesia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Raisa Putri Alifa
"Permasalahan mengenai tingginya emisi karbon dari aktivitas bangunan meningkatkan urgensi untuk pengaplikasian bangunan hijau. Sistem yang digunakan untuk menilai performa bangunan hijau dinamakan Green Building Rating Systems (GBRS). GBRS ini sudah tersebar di berbagai bagian dunia, dari mulai wilayah Eropa hingga Asia. Namun, studi eksisting mengenai perbandingan GBRS masih terbatas pada analisis poin dari indikator terbarunya. Maka dari itu, tujuan dari penulisan ini adalah mengisi kesenjangan terhadap studi perbandingan GBRS, terutama mengenai perubahan indikator, isu yang melatarbelakanginya serta potensi pengembangannya di masa depan. Penulisan ini secara spesifik berisi tentang analisis perbandingan GBRS Internasional (BREEAM, LEED, DGNB) dengan GBRS Indonesia (Greenship). Perbandingan berbasis LEED dilakukan dengan cara meninjau indikator dan sub-indikator masing-masing GBRS dari instruksi manual. Hasil perbandingan tersebut menunjukkan bahwa keterbukaan jumlah poin adalah aspek yang krusial dalam proses penilaian. Studi ini juga menunjukkan bahwa tingginya biaya sertifikasi tidak selalu menunjukkan lembaga for-profit. Selain itu, setiap GBRS yang dibanding memiliki ruang untuk berkembang, terutama dari GBRS lainya.
Environmental issues such as the high carbon emissions from building activities increased the urgency of green building application. The system that is used to assess the performance of green buildings is called Green Building Rating Systems (GBRS). GBRS have spread in various parts of the world, from Europe to Asia. However, existing studies on comparisons of GBRS are limited to weight analysis of the most recent version of manuals. Therefore, the purpose of this paper is to fill the gaps in the comparative studies of the Green Building Rating System, especially regarding changes in indicators, underlying issues, and potentials for future developments. This writing specifically contains a comparative analysis of the International GBRS (BREEAM, LEED, DGNB) with the GBRS from Indonesia (Greenship). LEED-based comparisons were made by reviewing the indicators and sub-indicators of each GBRS from the instruction manuals. The result of this comparison shows that the disclosure of the number of points is a crucial aspect in the assessment process. This study also shows that the high cost of certification does not always indicate a for-profit institution. In addition, every GBRS that is compared has room to grow, especially from other GBRS."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Keenahansa
"Urban Canyon merupakan sebuah konteks dimana akses jalan pada area perkotaan dikelilingi oleh barisan bangunan pada kedua sisinya secara memanjang sehingga membentuk lembah. Aktivitas yang terjadi di dalam konteks urban canyon tersebut sebagian besar digunakan oleh kendaraan bermotor, pedestrian ataupun kegiatan keramaian manusia di dalamnya (crowd).
Peningkatan kepadatan penduduk perkotaan menyebabkan kebutuhan akan alat transportasi pada ruas-ruas kota. Hal tersebut dapat mempengaruhi atmosfer atau kondisi yang ada di dalam urban canyon tersebut, seperti bangunan, suhu udara maupun suhu permukaan yang ada akibat emisi yang dihasilkan. Dengan mengidentifikasi data berdasarkan studi literatur pada fenomena yang terjadi di dalam urban canyon, kemudian dilakukan simulasi angin untuk membuktikan faktor yang berperan dalam urban canyon tersebut dalam mendispersi polutan di dalamnya yang dapat mempengaruhi suhu yang ada.
Simulasi yang dilakukan secara komputasional kemudian dianalisis untuk mengetahui sejauh apa dampak geometri yang ada pada urban canyon terhadap suhu di dalamnya. Pada penulisan ini, studi kasus yang digunakan adalah konteks Urban Canyon Margonda. Penulisan skripsi ini juga menunjukkan bahwa perlu adanya kajian lebih lanjut terhadap fenomena yang terjadi pada urban canyon di Indonesia yang jarang diperhatikan baik dalam skala makro maupun mikro.
Urban Canyon is a context where the road access in urban areas is surrounded by rows of building on both sides lengthwise, forming a canyon. Most of the activities that occur in the urban canyon context are used by motorized vehicles, pedestrians, or human crowds. The increasing urban population density causes the need for transportation equipment on city segments. This can affect the atmospheric conditions in the urban canyon, such as buildings, air temperature and surface surface temperature due to the emissions produced.By identifying data, based on literature studies on the phenomena that occur in urban canyons, wind simulations are used to prove the factors that play a role in the urban canyon in dispersing pollutants inside which can affect the existing temperature. Computational simulation analyzed to determine how far the geometry of urban canyon impacts to the inside of urban canyon temperatures itself.At this writing, the case study used is the context of Urban Canyon Margonda. At this writing also, shows that there is a need for further study of the phenomena that occur in urban canyons in Indonesia which are rarely noticed both on a macro and micro scale."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Risma Fitriyanti
"Dalam beberapa tahun terakhir, desain komputasional telah mengubah paradigma desain tradisional dengan memungkinkan penciptaan desain yang lebih efisien melalui teknik digital. Salah satu permasalahan utama yang dihadapi arsitek di era digital ini adalah tantangan dalam menghasilkan desain berkelanjutan untuk menjaga keberlangsungan hidup antara manusia dan alam. Biomimetik, pendekatan yang meniru strategi dan prinsip alam, dapat menjadi solusi dalam menghadapi tantangan ini. Studi ini membahas implementasi pendekatan biomimetik dalam desain komputasional untuk menghasilkan sebuah visualisasi proses desain biomimetik hingga akhirnya dapat menghasilkan desain inovatif berbasis alam. Studi ini dilakukan melalui studi literatur, kuesioner, dan studi kasus. Studi kasus dilakukan dengan mengimplementasi pendekatan biomimetik dalam proses desain komputasional, sehingga dapat menciptakan
envelope bangunan yang adaptif terhadap konteks lingkungan terutama intensitas cahaya matahari. Proses ini akan melibatkan tiga tahap utama yaitu
knowledge, abstraction, dan application. Ketiga tahap ini dilewati dengan pemahaman mendalam terhadap prinsip-prinsip biologis dan adaptasinya dalam konteks desain arsitektur. Tujuan dari studi ini adalah mengivestigasi potensi integrasi pendekatan biomimetik dengan desain komputasional, serta memberikan visualisasi proses desain komputasional yang mengimplementasikan pendekatan biomimetik dalam menghasilkan sebuah envelope bangunan yang mengadaptasi prinsip alam.
In recent years, computational design has transformed the traditional design paradigm by enabling the creation of more efficient designs through digital techniques. One of the main challenges faced by architects in this digital era is the need to produce sustainable designs to maintain the coexistence between humans and nature. Biomimetic, an approach that mimics the strategies and principles of nature, can provide a solution to this challenge. This study discusses the implementation of the biomimetic approach in computational design to produce a visualization of the biomimetic design process, ultimately leading to innovative nature-based designs. The study is conducted through literature review, questionnaires, and case studies. The case study involves implementing the biomimetic approach in the computational design process to create a building envelope that adapts to the environmental context, particularly sunlight intensity. This process involves three main stages: knowledge, abstraction, and application. These stages are undertaken with a deep understanding of biological principles and their adaptation in the context of architectural design. The aim of this study is to investigate the potential integration of the biomimetic approach with computational design and provide a visualization of the computational design process that implements the biomimetic approach in creating a building envelope that adapts natural principles."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rasha Hanuna Shahab
"Indonesia berada di deretan gunung berapi sepanjang Asia-Pasifik yang sering disebut sebagai ring of fire. Wilayah yang berada di antara pertemuan lempeng dan deretan gunung berapi disebut sebagai zona aktif. Daerah zona aktif umumnya banyak terjadi gempa bumi di area ini. Gempa bumi di Indonesia memiliki peningkatan aktivitas setiap tahunnya. Salah satu isu yang relevan terhadap peristiwa ini adalah tersebarnya material limbah akibat tempat tinggal korban bencana yang hancur. Salah satu hal yang dapat dilakukan dalam mengatasi hal ini adalah dengan mendaur ulang material limbah yang tersebar menjadi shelter. Skripsi ini bertujuan untuk mengevaluasi performa material limbah gempa yang akan didaur ulang sebagai shelter gempa bumi. Untuk mengevaluasi material limbah gempa, pengujian compressive strength dan observasi material limbah gempa untuk shelter di lapangan dilakukan. Hasil pengujian nilai compressive strength material limbah gempa akan dibandingkan dengan standar compressive strength bangunan dan material bangunan baru pembanding. Selain itu, hasil observasi material limbah gempa yang terdapat pada shelter di lapangan akan dibandingkan dengan kriteria material shelter di Indonesia. Dari hasil pengujian compressive strength diperoleh bahwa nilai compressive strength material limbah gempa bumi dan material bangunan baru tidak jauh berbeda. Namun, terdapat pengurangan nilai compressive strength pada beberapa material limbah gempa bumi. Meski begitu, material limbah gempa bumi masih dapat dikategorikan sebagai material yang dapat dipakai untuk shelter gempa bumi menurut standar compressive strength yang diperoleh.
Indonesia is in a row of volcanoes along the Asia-Pacific which is often referred to as the ring of fire. The area between the confluence of plates and a series of volcanoes is known as the active zone. The active zone area generally experiences a lot of earthquakes in this area. Earthquakes in Indonesia have an increase in activity every year. One issue that is relevant to this event is the spread of waste materials due to the destroyed homes of disaster victims. One of the things that can be done to overcome this is by recycling scattered waste materials into shelters (environments that provide protection, comfort, and security for disaster victims). This thesis aims to evaluate the performance of earthquake waste materials which will be recycled as earthquake shelters. In order to evaluate the earthquake waste material, compressive strength testing and observations of earthquake waste material for shelters in the field were carried out. The results of testing the compressive strength value of the earthquake waste material will be compared with the standard compressive strength of the building and the comparison of new building materials. In addition, the results of observations of earthquake waste materials found in shelters in the field will be compared with the criteria for shelter materials in Indonesia.From the compressive strength test results, it was found that the compressive strength values of earthquake waste materials and new building materials were not much different. However, there is a reduction in the value of compressive strength in some earthquake waste materials. Even so, earthquake waste materials can still be categorized as materials that can be used for earthquake shelters according to the standard compressive strength obtained."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library