Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 81 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Duniantri Wenang Sari
Abstrak :
Tingginya angka pencemaran udara di dalam ruang perkantoran di DKI Jakarta diduga dapat mengakibatkan gejala Sick Building Syndrome bagi para pengguna gedung. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kaitan antara parameter fisik kualitas udara dalam ruangan dengan gejala Sick Building Syndrome. Penelitian ini bersifat kuantitatif observasional dengan menggunakan desain penelitian cross sectional (potong lintang) yang dilakukan melalui pengukuran dan penyebaran kuisioner. Variabel yang diukur adalah parameter fisik kualitas udara dalam ruangan (konsentrasi debu partikulat PM10, PM2.5 dan PM1; suhu; kelembaban; dan pencahayaan) serta faktor confounding lainnya yaitu personal factor (umur, jenis kelamin, alergi, dan kebiasaan merokok), psikososial faktor, serta persepsi pekerja. Berdasarkan hasil pengukuran, nilai konsentrasi debu PM10 dan PM2.5 pada area basement di tiga gedung telah melebihi NAB yang ditetapkan oleh EPA tahun 2006 yaitu 0.15 mg/m3 untuk PM10 dan 0.035 mg/m3 untuk PM2.5. Namun pada middle floor dan top floor konsentrasi debu masih relatif berada di bawah NAB. Untuk hasil pengukuran suhu, kelembaban, dan pencahayaan pada basement juga berada di luar standar yang ditetapkan oleh Gubernur DKI Jakarta sedangkan pada ruangan lain masih berada dalam batas aman kecuali pada Gedung 2. Dari hasil analisis, tidak ditemukan hubungan antara parameter fisik kualitas udara dalam ruangan dengan gejala SBS. Hal ini diduga disebabkan karena keterbatasan penelitian yang dilakukan terutama responden yang mengisi kuesioner tidak semuanya adalah okupan yang berada pada ruangan yang diukur. Sedangkan untuk faktor confounding (personal factor, psikososial faktor, dan persepsi pekerja) yang diteliti hanya jenis kelamin yang terbukti memiliki hubungan yang signifikan terhadap SBS dimana pada wanita, ditemukan kasus SBS yang lebih banyak dibandingkan pria. ......Increasing the number of indoor air pollutant in DKI Jakarta was estimated to be the causes of Sick Building Syndrome (SBS) for the occupant. This study had been established to get the relation between physics parameter of Indoor Air Quality (IAQ) with SBS. The study was cross sectional with observational quantitative that measured by environmental exposure and questionnaire. Physics parameter measured considering concentration of particulate matter (PM10, PM2,5, and PM1); temperature, relative humadity, and ilumination. Besides, another confounding factor are personal factor, perception, and pshychosocial. The measurement shown that the concentration of particulate matter (PM10 and PM2,5) and the other physics parameter over the limit value based on EPA and Government standar especially in basement area. Result using the chi square test shown no correlation between physics parameter of Indoor Air Quality (IAQ) with SBS. This maybe caused by uncorrect admission filing of questionnaire and area of sampling measurement. Whereas, for confounding factor is no correlation between personal factor, perception, and pshycosocial factor with SBS except for gender variable, woman complaint the symptoms more than men because of their physics and phsychosocial condition.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adita Rahmi
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kebisingan pada lingkungan kerja area SPBU dan untuk mengetahui hubungannya dengan keluhan subjektif (non auditory) pada operator SPBU tersebut. Penelitian dilakukan pada 7 (tujuh) SPBU yang tersebar di Jakarta. Jumlah responden yang diteliti adalah sebanyak 84 orang. Hasil pengukuran tingkat kebisingan di lingkungan SPBU pada jam sepi atau lengang adalah berkisar dari (65.7-70.4) dBA dengan rata-rata 67.9 dBA dan pada jam padat atau ramai tingkat kebisingan dilingkungan yang terjadi berkisar antara (72.5-74.8) dBA dengn rata-rata 73.4 dBA. Tingkat intensitas kebisingan lingkungan SPBU yang dijadikan sampel tersebut sudah melewati nilai ambang batas kebisingan yang diperbolehkan menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996 mengenai Baku Tingkat Kebisingan Jenis kebisingan yang terdapat di lokasi SPBU adalah kebisingan Intermitten yaitu kebisingan terputus-putus. Penyumbang tingkat kebisingan terbesar adalah kendaraan bermotor khususnya kendaraan bajaj, kopaja dan sepeda motor Keluhan subjektif yang diteliti adalah keluhan gangguan komunikasi, gangguan fisiologis dan gangguan psikologis. Berdasarkan analisis univariat, dari keluhan tersebut, yang paling dirasakan oleh operator SPBU adalah gangguan psikologi yaitu sebesar 75% dari pekerja merasakan gangguan tersebut, dan setelah dilakukan uji analisis bivariat, terlihat bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat kebisingan di lingkungan dengan keluhan psikologis. Namun dalam penelitian ini tidak diperoleh hubungan yang signifikan antara tingkat kebisingan dengan keluhan fisiologis dan gangguan komunikasi Berdasarkan literatur, penulis mengusulkan untuk dilakukan reduksi intensitas kebisingan lingkungan dengan menanam beberapa jenis tanaman yang dapat mengurangi tingkat kebisingan lingkungan dan dilakukan pengaturan jam istirahat bagi pekerja operator SPBU yang dirasa masih kurang dan belum efektif. ...... The aim of this research is to find the noise level in gas station working area and to find the relation between noise level with non auditory effect on gas station operator. This research are taking place at seven gas station in Jakarta. The number of respondences are 84 respondences. The result of noise level measurement in gas station area at non working hours is around 65,7-70,4 dBA-74,8 dBA. The level of noise intensity in gas station area which we use as a sample is already passed initial level of noise which is allow by KepMen Lingkungan Hidup Number 48/1996 about noise level standard. Non auditory effect which we study here are communication, fisiologist and psychological disturbance. According to the univariate analysis we found that the most felt by the gas station operator is psychological disturbance which about 75% of the operator felt that disturbance and according to the bivariate analysis it can be seen that there is a significant relation between noise level with the psychological disturbance. But in this research we found that there is no relation between noise level with the physiologys and communication disturbance. According to the literatures, researcher suggesting to commited a noise intensity reduction in gas station area is by planting a trees around the gas station which can be use to reduce a noise level in gas station area and make some arrangement for the workers to get enough rest on their working hours.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Kusumawardhani
Abstrak :
Bahan kimia meliputi bermacam – macam bahan organik dan non organik yang dapat mempengaruhi kesehatan dalam waktu pendek maupun panjang. Salah satu bidang pekerjaan yang industri yang menggunakan bahan kimia dalam operasionalnya adalah laboratorium. Semakin meningkatnya jumlah sampel uji akan meningkatkan pajanan pajanan bahan kimia yang akan berdampak pada kesehatan pekerja. Tujuan dari penilitian ini adalah melakukan penilaian risiko kesehatan bahan kimia pada pajanan inhalasi dan dermal di Laboratorium Petroleum X Jakarta Timur tahun 2023. Penelitian ini dilakukan pada bulan April hingga Juni 2023 dengan menggunakan pendekatan kualitatif mengacu pada Manual of Recommended Practice on the Assessment of The Health Risks Arising from the Use of Chemicals Hazardous to Health at the Workplace 3rd Edition dari Department of Occupational Safety and Health, Ministry of Human Resources, Malaysia. Hasil penilaian risiko kesehatan rute pajanan inhalasi untuk bahan kimia dari seluruh tahap pengujian bervariasi dari rendah, sedang dan tinggi. Namun di dominasi oleh risiko sedang. Sementara, hasil penilaian risiko kesehatan rute pajanan dermal untuk seluruh bahan kimia dari seluruh tahap pengujian didominasi dengan risiko tinggi. Perlu dilakukannya pemantauan terhadap pengendalian yangs udah ada dan pengendalian tambahan berdasarkan hierarki pengendalian untuk bahan kimia dengan risiko tinggi dan kecukupan pengendalian yang belum memadai ......Chemicals are a wide range of organic and inorganic compounds that might have a short or long term impact on health. The laboratory is an industrial work sector that utilises chemicals in its activities. The increased quantity of test samples will increase workers' exposure to chemical compounds, which will have an effect on their health. The goal of this research was to assess the health hazards of chemicals through inhalation and skin exposure at the X Petroleum Laboratory East Jakarta in 2023. This study was carried out from April to June 2023 utilizing a qualitative method using the Manual of Recommended Practice on the Assessment of Health Risks Arising from the Use of Hazardous to Health Chemicals in the Workplace, 3rdEdition from Department of Occupational Safety and Health, Ministry of Human Resources, Malaysia. The health risk assessment scores for compounds via the inhalation route ranged from low to high across all levels of testing. However, Mod risk dominates. Meanwhile, high hazards dominated the results of the dermal exposure route health risk assessment for all compounds from all phases of testing. For high-risk chemicals and insufficient control adequacy, it is required to monitor current controls and implement new controls based on the control hierarchy.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wini Handayani
Abstrak :
Tesis ini menganalisis partisipasi keselamatan pada pekerja Pertambangan Emas Bawah Tanah PT X Propinsi Banten.Penelitian dilakukan oleh penulis berdasarkan 7 tujuh kali kejadian berbahaya yang sama yang terjadi secara berturut-turut pada tahun 2015, dimana kinerja keselamatan terutama partisipasi keselamatan menjadi penyebab kejadian. Berdasarkan kondisi atau suasana keselamatan yang menjadi antesenden dalam membentuk partisipasi keselamatan pekerja dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja keselamatan sehingga dapat mengurangi dan mencegah terjadinya kejadian yang dapat menyebabkan gangguan kesejahteraan, kesehatan dan cidera. Penelitian ini merupakan penelitian deskriftif analitik dengan pendekatan mixed methods meliputi analisis kualitatif dan kuantitatif dengan desain study cross sectional, Hasil penelitian ditemukan bahwa iklim keselamatan, motivasi keselamatan kerja dan kepuasan kerja memberikan pengaruh terhadap partisipasi keselamatan pada pekerja di Pertambangan Emas Bawah Tanah PT X. Perusahaan perlu melakukan tinjauan ulang keterlibatan pekerja, perwakilan pekerja dan manajemen dalam perencanaandan pelaksanaan program K3.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47591
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vivi Lailatul Rohmah
Abstrak :
ABSTRAK
Pada tahun 2017, konstruksi merupakan penyumbang angka kecelakaan kerja terbanyak yaitu sebanyak 32, oleh karena itu penerapan K3 menjadi sangat penting. Penelitian ini membahas tentang analisis pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja K3 di proyek Tamansari Iswara Apartement Bekasi. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis penerapan K3 serta faktor yang terkait berdasarkan fungsi manajemen K3 safety planning, safety organizing, safety leading, dan safety controlling. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dilakukan dengan metode observasi, wawancara semi terstruktur, serta telaah dokumen perusahaan. Hasil penelitian di dapatkan bahwa secara umum di proyek ini fungsi manajemen K3 sudah ada, namun secara spesifik masih banyak sub fungsi manajemen K3 yang belum sesuai dan memerlukan perbaikan. Secara rinci, 3 dari 6 sub fungsi safety planning masih belum sesuai safety forecasting, safety programming, dan safety budgeting, 5 dari 6 sub fungsi safety organizing menunjukkan masih adanya kurang sesuaian integrating safety,creating safety relationships, safety authority, safety responsibilities, dan safety accountability, 2 dari 5 sub fungsi safety leading belum sesuai making safety decisions dan safety communication, dan untuk sub fungsi safety controlling secara umum sudah sesuai. Diharapkan pihak manajemen proyek dapat menerapkan semua fungsi manajemen K3 dan memperbaiki beberapa hal yang belum sesuai.
ABSTRACT
In 2017, construction accounted for the highest number of occupational accidents of 32, therefore the application of OSH becomes very important. This study discussed the analysis of health and safety OSH management in Tamansari Iswara Apartement Bekasi project. The purposed of this study was to analyze the application of OSH consist of safety planning, safety organizing, safety leading, and safety controlling. This research was a descriptive research with qualitative approach, conducted by observation method, semi structured interview, and study of company document. It was found that in general the OSH management functions was already exist, however they were some OSH management functions that have not been that need to be improve. In detail, 3 of the 6 sub functions of safety planning safety forecasting, safety programming, and safety budgeting, 5 of the 6 sub function of safety organizing integrating safety, creating safety relationships, safety authority, safety responsibilities, and safety accountability, 2 of the 5 sub functions of safety leading making safety decisions and safety communication were still insufficient, and the other hand all element of safety controlling has been implemented appropriately.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfiyyah Mufidah
Abstrak :
Risiko terkait keselamatan dan kesehatan tidak hanya mengancam siswa, melainkan dapat terjadi pada karyawan sekolah. Penilaian yang salah tentang risiko akan menyebabkan pengambilan keputusan yang tidak sesuai dan memicu tindakan tidak aman. Tujuan dari penelitian ini adalah menilai persepsi karyawan sekolah dasar di Kecamatan Beji Depok terhadap risiko keselamatan dan kesehatan kerja berdasarkan paradigma psikometrik. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif berdesain cross sectional dengan jumlah responden yang terlibat sebanyak 199 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan paradigma voluntarines, risiko yang tidak bisa diterima secara sukarela adalah adanya tindak kekerasan dari murid ataupun orang tua. Berdasarkan paradigma immediacy effect, risiko yang memiliki efek segera adalah risiko terpeleset. Berdasarkan paradigma knowledge in experience, risiko yang sering dialami adalah kelelahan mata. Berdasarkan paradigma knowledge in science, risiko yang belum diketahui secara ilmu pengetahuan adalah terkena bahan berbahaya. Berdasarkan paradigma controllability, risiko yang tidak bisa dikendalikan adalah bencana alam. Berdasarkan paradigma newness, risiko yang baru diketahui adalah terkena bahan berbahaya. Berdasarkan paradigma chronic/catastrophic, risiko yang memiliki efek katastropik adalah bencana alam. Berdasarkan paradigma common/dread, risiko yang jarang terjadi dan membuat takut adalah bencana alam. Terakhir berdasarkan paradigma severity of consequence, risiko yang memiliki efek fatal adalah kebakaran dan bencana alam. Maka dari itu, perlu diadakan pelatihan khususnya terkait bencana alam untuk menambah pengetahuan karyawan sekolah. ...... Safety and health risks are not only threatening to students, but can occur in school employees. A false assessment of risk leads to inappropriate decision making and unsafe act or human error. The purpose of this study was to assess risk perception of occupational safety and health on primary school employees in Beji Depok sub district based on psychometric paradigm. The design of this study used a descriptive quantitative method with a cross sectional approach and the number of respondents involved as many as 199 people. The results of this study show that based on the voluntarines paradigm, the risk that can not be accepted voluntarily is the presence of violence from students or parents. Based on the immediacy effect paradigm, the risk that has an immediate effect is the risk of slipping. Based on the paradigm of knowledge in experience, the risk is often experienced eye fatigue. Based on the knowledge in science paradigm, the risks not yet known in science are exposed to hazardous materials. Based on the controllability paradigm, the uncontrollable risk is a natural disaster. Based on the newness paradigm, the newly discovered risk is exposed to hazardous materials. Based on the chronic catastrophic paradigm, the risk of having a catastrophic effect is a natural disaster. Based on the common dread paradigm, the risks that are rare and frightening are natural disasters. Last based on the severity of consequence paradigm, the risks that have a fatal effect are fires and natural disasters. Therefore, it is necessary to conduct training especially related to natural disasters to increase knowledge of school employees.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Rimba Alifandy Putra
Abstrak :
Kecelakaan kerja yang disebabkan oleh unsafe acts dan unsafe conditions berkaitan erat dengan bagimana budaya keselamatan dan kesehatan kerja (K3) diterapkan. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan gambaran awal budaya K3 enam SMK di Kota Depok tahun 2023. Metode penelitian yang digunakan analisis deskriptif menggunakan data kualitatif dan kuantitatif untuk memberikan gambaran terkait domain organisasi, teknologi, dan manusia terkait iklim K3 di enam SMK di Kota Depok. Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner dengan sampel guru, tenaga kependidikan, dan siswa, instrumen wawancara dengan sampel pihak kepala sekolah atau perwakilan yang ditunjuk, dan instrumen observasi dilakukan peneliti secara langsung di SMK. Hasil gambaran awal budaya K3 antara lain empat SMK memiliki nilai baik dan dua SMK memiliki nilai cukup baik. ......Accidents caused by unsafe acts and unsafe conditions are closely related to how the safety culture is implemented. The purpose of this study is to get an initial overview of the safety culture in six Depok City Vocational Schools in 2023. The research method used is descriptive analysis using qualitative and quantitative data to provide an overview related to organizational, technological, and human domains related to safety climate in six Vocational High Schools in Depok City. The instruments in this study were questionnaires with samples of teachers, educational staff, and students, interview instruments with samples of school principals or designated representatives, and observation instruments carried out by researchers directly at Vocational Schools. The results of the initial overview of the OSH culture included four Vocational Schools having good category and two Vocational Schools having fairly good category.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Raini Az-Zahrah Putri
Abstrak :
Kebisingan merupakan semua suara yang tidak dikehendaki yang pada umumnya bersumber dari benda atau peralatan proses produksi yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan baik gangguan pendengaran (efek auditory) maupun keluhan kesehatan subjektif yang bersifat non auditory . Keluhan subjektif non auditory merupakan efek yang ditimbulkan akibat paparan kebisingan, namun bukan pada organ pendengaran, melainkan efek yang menyebabkan ketidaknyamanan pada seseorang seperti keluhan fisiologis, keluhan psikologis, dan keluhan komunikasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran keluhan non auditory pada pekerja dan menganalisis pengaruh dari tingkat pajanan kebisingan, karakteristik pekerja, dan perilaku pekerja terhadap keluhan non auditory pada pekerja bagian operasi di area unit 5-7 pada perusahaan pembangkit listrik PT. X Tahun 2022. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret – Mei dengan melibatkan 58 pekerja yang merupakan pekerja bagian operasi pada area unit 5-7. Desain yang digunakan pada penelitian ini ialah cross sectional dan pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner keluhan non auditory. Variabel independen pada penelitian ini diantaranya tingkat kebisingan (SEG), usia, masa kerja, penggunaan APT, pajanan kebisingan diluar aktivitas pekerjaan, dan pelatihan terkait bahaya bising. Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 58 pekerja bagian operasi, terdapat 31 pekerja (53,4%) yang mengalami keluhan fisiologis, terdapat 43 pekerja (74,1%) yang mengalami keluhan psikologis, dan terdapat 43 pekerja (74.1%) yang mengalami keluhan komunikasi. Terdapat hubungan antara tingkat kebisingan (SEG) dengan keluhan psikologis dan keluhan komunikasi, namun tidak terdapat hubungan antara karakteristik dan perilaku pekerja pada keluhan non auditory. ......Noise is unwanted sound that comes from objects or equipment from the production process that can cause health problems in the form of hearing loss and non-hearing complaints. Non-auditory effects are symptoms caused by exposure to noise, but not on the hearing organ. This effects will cause discomfort to a person such as physiological complaints, psychological complaints, and communication complaints. The purpose of this study was to describe the description of non-auditory complaints on workers and analyze the effect of noise exposure levels, worker characteristics, and worker behavior on non auditory complaints among operating workers in the unit area 5-7 at the power plant company PT. X on 2022. This research was conducted in March – May involving 58 workers who are operating division workers in units 5-7 area. The design used in this research is cross sectional and data collection is done by distributing questionnaires related to non-auditory. The independent variables in this study included noise intensity based on SEG, age, working period, use of Hearing Protection Devices (HPD), noise exposure outside of work activities, and training related to noise hazards Based on research conducted on 58 workers in the operations worker, there were 31 workers (53.4%) who have physiological complaints, there were 43 workers (74.1%) who have psychological complaints, and there were 43 workers (74.1%) who have communication complaints. There is a relationship between the noise level based on SEG with psychological complaints and communication complaints, but there is no relationship between the characteristics and behavior of workers on non-auditory complaints.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Iqbal
Abstrak :
Sektor ketenagalistrikkan menjadi salah satu pekerjaan yang berisiko dengan gangguan akibat paparan tekanan panas. Tekanan panas terjadi akibat dari kombinasi faktor-faktor lingkungan kerja, faktor-faktor pekerjaan dan faktor-faktor individu. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross-sectional yang dilakukan pada bulan Maret-Juni 2022 dengan 58 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa apparent temperature yang dihasilkan berkisar antara 26oC - 42oC, dengan kelembaban relatif berkisar antara 38,1% hingga 58,2% dan dry bulb antara 24,8 oC hingga 37,7 oC. Setelah dinilai dengan menggunakan basic thermal risk assessment ditemukan bahwa mayoritas responden tergolong ke dalam kategori low- moderate yaitu 28 responden (48,3%), kemudian very high sebanyak 15 responden (43,1%) dan high sebanyak 5 responden (8,6%). Hasil pengukuran menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara faktor individu yaitu usia, indeks massa tubuh, ketersediaan air minum, status aklimatisasi dan status kesehatan dengan tingkat risiko heat stress (nilai p <0,05). Berdasarkan hal tersebut, perusahaan disarankan untuk melakukan upaya lebih lanjut untuk pengendalian tekanan panas berupa pengendalian teknik, pengendalian administratif dan juga personal untuk meminimalisasi risiko heat stress. ......The electricity sector is one of the riskiest jobs with disruptions due to exposure to heat stress. Heat stress occurs as a result of a combination of work environment factors, work factors and individual factors. This study is a quantitative study with a cross-sectional study design conducted in March-June 2022 with 58 respondents. The results showed that the apparent temperature ranged from 26oC - 42oC, with relative humidity ranging from 38.1% to 58.2% and dry bulb between 24.8oC to 37.7oC. After being assessed using a basic thermal risk assessment, it was found that the majority of respondents belonged to the low-moderate category, namely 28 respondents (48.3%), then very high as many as 15 respondents (43.1%) and high as many as 5 respondents (8.6% ). The measurement results show that there is no significant relationship between individual factors, namely age, body mass index, availability of drinking water, acclimatization status and health status with the level of risk of heat stress (p value <0.05). Based on this, the company is advised to make further efforts to control heat stress in the form of technical control, administrative control and also personal control to minimize the risk of heat stress.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Adiyantoko
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T53834
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9   >>