Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 48 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anifatun Mu Asyaroh
"Pemanfaatan antenatal care (ANC) yang baik dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Di Indonesia, pemanfaatan ANC diukur melalui tiga dimensi, yaitu frekuensi kunjungan 4 kali atau lebih, kunjungan K4, dan komponen ANC yang lengkap. Angka kunjungan antenatal minimal 4 kali sudah mencapai 88%. Namun, cakupan kunjungan K4 dan kelengkapan komponen pelayanan antenatal cenderung masih rendah (74% dan 13%) dari target 95% yang harus dicapai pada tahun 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan pemanfaatan ANC (frekuensi kunjungan, cakupan kunjungan K4, dan komponen layanan antenatal) di Indonesia tahun 2012, dengan menggunakan data Survei Demografi dan Kependudukan Indonesia (SDKI) 2012 dan desain penelitian cross sectional.
Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa status ekonomi merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap frekuensi kunjungan dan kunjungan K4 yang dilakukan oleh ibu, setelah dikontrol variabel umur, status kawin, pendidikan ibu, pendidikan pasangan, jarak, paparan media, pengetahuan ibu, dan dukungan suami. Faktor yang paling berpengaruh terhadap kelengkapan pemanfaatan komponen antenatal yang diterima oleh ibu adalah pengetahuan ibu, setelah dikontrol variabel umur, pendidikan ibu, pendidikan pasangan, dan dukungan pasangan.

Good utilization of antental care (ANC) can reduce maternal and neonatal mortality. In Indonesia, the utilization of ANC is measured by three dimensions: frequency of visits, timing (K4 visits: once in 1st trimester, once in 2nd trimester, and twice in 3rd trimester), and component of ANC. Proportion of woman who had four or more ANC visits was about 88%. However, coverage of K4 visits (74%) and completeness of component of ANC tends to be low than the target (95%) that must be reached in 2014.
The aim of this study is to examine determinant of utilization of ANC (frequency of visits, K4 visit, and components of ANC services) in Indonesia 2012, using Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS) data 2012 and the cross-sectional research design.
Multivariate analysis showed that the economic status is the main factors of four or more ANC visits and K4 visits, after controlled by mothers age, marital status, mothers education, partners education, distance, media exposure, maternal knowledge, and partners support. The factors that most influence on the completeness of component of ANC received by the mother is a mothers knowledge, after controlled by mothers age, maternal education, partners education, and partners support.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S58732
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Sunya Kumala
"Cakupan inisiasi menyusu dini (IMD) di Indonesia masih rendah. Tempat persalinan dan penolong persalinan dapat mendukung wanita bersalin untuk melakukan IMD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tempat dan penolong persalinan dengan praktik IMD pada wanita usia subur (WUS) di Indonesia. Desain penelitian ini adalah cross sectional dan menggunakan data sekunder Survei Demografi Kesehatan Indonesia Tahun 2007 dan 2017. Sampel pada penelitian ini adalah wanita usia 15-49 tahun yang melahirkan anak terakhir dalam periode 5 tahun terakhir sebelum survei . Hasil analisis dengan uji regresi logistik ganda menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara WUS yang bersalin di rumah dan di rumah sakit pemerintah dibandingkan dengan yang bersalin di rumah sakit swasta/ RSIA/ RS bersalin dalam praktik IMD. Sementara WUS yang bersalin di poskesdes/ polindes (AOR: 1,78, 95% CI: 1,35-2,35), puskesmas (AOR: 1,53, 95% CI: 1,31-1,78), praktik bidan mandiri (AOR: 1,56, 95% CI: 1,37-1,77), dan bidan desa (AOR: 1,35, 95% CI: 1,14-1,59) berpeluang lebih besar melakukan IMD daripada tempat bersalin lainnya. Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan dibandingkan dengan yang ditolong oleh dukun bayi menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan dalam praktik IMD. Peningkatan monitoring pelaksanaan IMD, sosialisasi dan pelatihan secara periodik kepada tenaga kesehatan, jumlah fasilitas kesehatan yang menerapkan Baby-Friendly Hospital Initiative, serta promosi kesehatan kepada masyarakat luas diperlukan untuk memperbaiki cakupan IMD.

The coverage of early initiation of breastfeeding (EIBF) in Indonesia is still low. The place of delivery and birth attendants can support women who give birth to perform EIBF. This study aims to determine the relationship between place and birth attendant with the practice of EIBF in women of childbearing age (WCA) in Indonesia. . The design of this study is cross sectional and uses secondary data from the 2007 and 2017 Indonesian Health Demographic Survey. The sample in this study were women aged 15-49 years who gave birth to their last child in the last 5 years before the survey. The results of the analysis by multiple logistic regression tests showed that there was no significant difference between WCA who gave birth at home and in government hospitals compared to those who gave birth in private hospitals birth in EIBF practice. While WCA who gave birth at the village health post/ village maternity post (AOR: 1.78, 95% CI: 1.35-2.35), primary health center (AOR: 1.53, 95% CI: 1.31-1.78), private midwives (AOR: 1.56, 95% CI: 1.37-1.77), and village midwives (AOR: 1.35, 95% CI: 1.14-1.59) had a greater chance of EIBF than other delivery places. Deliveries assisted by health personnel compared to those assisted by traditional birth attendants showed no significant difference in EIBF practice. Improved monitoring of EIBF implementation, periodic outreach and training to health workers, the number of health facilities implementing the Baby-Friendly Hospital Initiative, and health promotion to the wider community are needed to improve EIBF coverage."
Depok: Fakultas Kesehatan masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riza Sofia Parmawaty
"ABSTRAK
Seribu hari pertama kehidupan merupakan periode emas seorang anak untuk dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Gangguan yang terjadi pada periode ini akibat asupan gizi yang kurang lengkap dalam jangka pendek terganggunya perkembangan otak, kecerdasan dan gangguan pertumbuhan fisik sedang dalam jangka panjang resiko penyakit tidak menular. Salah satu upaya yang dilakukan untuk penanggulangan melalui percepatan kegiatan intervensi gizi spesifik. Namun angka drop out pemeriksaan di Posyandu masih tinggi hal ini dapat menghambat intervensi yang seharusnya didapatkan. Penelitian ini bertujuan untuk membangun prototipe untuk memantauan intervensi gizi spesifik pada baduta di puskesmas serta mengidentifikasi baduta yang tidak datang periksa drop out ke posyandu. Penelitian ini merupakan pengembangan sistem informasi dengan teknik prototipe menggunakan metode System Development Life Cycle SDLC . Pengembangan sistem informasi ini dapat memberikan notifikasi informasi ketidakhadiran baduta di Posyandu berupa SMS kepada bidan desa dan ibu baduta sehingga dapat dilakukan follow up. Sistem ini juga dapat digunakan untuk memantau intervensi gizi spesifik pada baduta secara berkesinambungan sebagai salah satu upaya mencegah stunting.

ABSTRACT
The first thousand days of life is a golden period for a child to grow and develop optimally. Disorders that occur in this period due to the lack of complete nutritional intake in the short term disruption of brain development, intelligence and disruption of physical growth is in the long term risk of non communicable diseases. One effort was made to tackle through the acceleration of specific nutrition intervention activities. However, the number of out checks in Posyandu is still high. This can prevent the intervention that should be obtained. This study aims to build prototypes to monitor specific nutrient interventions in baduntas at puskesmas as well as to identify badans that do not come drop out to posyandu. This research is an information system development with prototype technique using System Development Life Cycle SDLC method. The development of this information system can provide notification of baduta absence go to Posyandu in the form of SMS to midwife and baduta rsquo s mother so it can be follow up. This system can also be used to monitor specific nutritional interventions on baduta on an ongoing basis as an effort to prevent stunting."
2017
T48842
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astari Nola Margaretha
"Kehamilan remaja merupakan masalah kesehatan yang perlu diperhatikan sebab setengah kehamilan pada remaja usia 15-19 tahun diperkirakan tidak diinginkan dan lebih dari separuh kehamilan pada remaja usia 15-19 tahun pada negara berkembang berakhir dengan aborsi. Penelitian ini merupakan analisis data sekunder Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2017 dengan rancangan penelitian cross-sectional yang bertujuan mengetahui hubungan riwayat penggunaan kontrasepsi dengan kehamilan tidak diinginkan pada remaja di Indonesia dikontrol dengan variabel kovariat (pendidikan, status ekonomi, status pernikahan, tempat tinggal, pengetahuan kontrasepsi, dan akses ke pelayanan kesehatan) dengan analisis multivariat regresi logistik model faktor risiko. Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja yang tidak pernah menggunakan kontrasepsi berisiko 2,05 kali mengalami kehamilan tidak diinginkan setelah dikontrol status pernikahan dan tempat tinggal (95%CI: 0,998-4,227).

Adolescent pregnancy is a health problem that needs to be considered because half of pregnancy in adolescents aged 15-19 years is estimated to be unwanted and more than half of pregnancies in adolescents aged 15-19 years in developing countries end in abortion. This study is a secondary data analysis of the 2017 Indonesian Demographic and Health Survey with a cross-sectional study design that aims to determine the associations of history of contraceptive use and unwanted pregnancy among adolescents in Indonesia controlled by covariate variables (education, economic status, marital status, residence, knowledge contraception, and access to health services) with a multivariate logistic regression of risk factor model analysis. The results showed that adolescents who had never used contraception at risk 2.05 times had unwanted pregnancy after being controlled by marital status and residence (95%CI: 0,998-4,227). Keywords: unwanted pregnancy, adolescent pregnancy, contraceptive use."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadila Aurelia
"Keluhan kesehatan kerap kali ditemui para pelaku komuter dan dapat menurunkan produktivitas para pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh moda transportasi utama dan lama perjalanan terhadap keluhan kesehatan pada pekerja komuter menuju DKI Jakarta. Desain studi yaitu potong lintang dengan instrumen Survei Komuter Jabodetabek 2019. Populasi penelitian ini adalah pekerja komuter Jabodetabek yang berkegiatan utama komuter menuju DKI Jakarta yang tercatat dalam Survei Komuter Jabodetabek 2019. Variabel yang dijadikan kandidat confounding adalah usia, jenis kelamin, penghasilan, pendidikan terakhir, serta frekuensi komuter dalam seminggu. Jumlah sampel penelitian yaitu 2112 sampel. Hasil analisis menunjukkan bahwa moda transportasi utama tidak berhubungan signifikan dengan keluhan kesehatan (OR = 1,080 (0,856–1,362)). Lama perjalanan berhubungan signifikan dengan keluhan kesehatan (OR = 1,746 (1,441–2,116)). Usia menjadi variabel lain yang berhubungan signififkan dengan keluhan kesehatan (OR = 1,268 (1,044–1,539)). Tidak ada confounding dalam penelitian ini. Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya adalah memisahkan jenis moda transportasi, mempertimbangkan kemacetan dan durasi di tempat kegiatan sebagai variabel, serta melakukan analisis tren. 

Health complaints are commonly found in commuters and have a possibility to reduce workers’ productivity. The study aims to find the impact of main transportation mode and travel time on health complaints among workers commuting to DKI Jakarta. The study design is cross-sectional with Jabodetabek Commuter Survey 2019 as the instrument. The population is commuter workers in Jabodetabek commuting to DKI Jakarta based on the instrument. Confounding variables include age, gender, income, education, and weekly commuting frequency. The sample size is 2112 samples. The analysis shows that the main transportation mode is not significantly associated with health complaints (OR = 1.080 (0.856–1.362)), while travel duration (OR = 1.746 (1.441–2.116)) and age (OR = 1.268 (1.044–1.539)) are significantly associated with health complaints. There are no confounding variables identified in this study. Recommendations for future research include separating types of transportation modes, considering traffic congestion and duration at activity locations as variables, and conducting trend analysis."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lanova Dwi Arde
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lupi Trijayanti
"Skripsi ini membahas mengenai kualitas informasi yang dihasilkan oleh Puskesmas Sukmajaya Kota Depok masih rendah untuk pengambilan keputusan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan model manajemen informasi pemantauan wilayah setempat terkait kesehatan ibu yang dapat menghasilkan informasi berbasis fakta untuk pengambilan keputusan yang tepat sasaran. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan cara observasi dan wawancara, serta melakukan analisis sistem dan mengembangkan sistem yang sudah ada.
Hasil analisis dari penelitian ini adalah adanya kekurangan dan kendala dari sistem yang sudah berjalan di Puskesmas Sukmajaya sehingga mempengaruhi kualitas dari informasi. Sehingga hasil dari penelitian adalah sebuah rancangan sistem informasi pencatatan dan pelaporan yang berbasis spreadsheet dan database untuk pelayanan kesehatan ibu di Puskesmas Sukmajaya Kota Depok.

This thesis describes about quality of information that is produced by Sukmajaya Primary Health Center, Depok. The quality of information that is produced by Sukmajaya Primary Health Center, is still low to make a decision. So, this research is in order to make information management model of surveilance that concern about maternal health care. So, it can produce information based of evidence to make a decision that can intervetion to certain target. This thesis use qualitative methods with observation, interview and analysis a system and then discover a existing system.
The results of this research that information system at primary health center of sukmajaya has some weakness and constraint so it can influence quality of information. Result from this research is a discovery of registry and report information system based on spreadsheet and database for maternal health care at Sukmajaya Primary Health Center, Depok.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Chintya Putri Erlianti
"ABSTRAK
Gangguan kognitif dapat dikategorikan sebagai salah satu tantangan kesehatan masyarakat di Indonesia dengan proporsinya yang mencapai lebih dari 50% pada pralansia dan lansia. Hubungan antara penyakit kronis dengan gangguan kognitif pada hasil penelitian juga dapat dijadikan dasar dalam menciptakan dan mengembangkan berbagai program kesehatan lansia di Indonesia, khususnya untuk memperlambat terjadinya demensia.

ABSTRACT
Cognitive impairment is considered as a public health challenge in Indonesia with its proportion reaching more than 50% in pre-elderly and elderly in Indonesia in 2014. The association between chronic diseases and cognitive impairment, which implied in the results of the study, can also be used to underlie various elderly health programs in Indonesia, specifically the one that can reduce the risks of dementia in later life."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stefani Diorani
"Masalah gizi yang sering ditemukan pada usia remaja adalah tingginya angka overweight dan obesitas. Kabupaten Malang memiliki angka prevalensi obesitas remaja lebih tinggi dibandingkan se-provinsi Jawa Timur, yaitu sebesar 2.6%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor sosiodemografi, gaya hidup, dan pengetahuan gizi terhadap kejadian overweight dan obesitas pada pelajar SMA di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa remaja yang memiliki ibu berpendidikan lulus SD dan lulus SMA berpengaruh terhadap kejadian overweight dan obesitas (p value 0,01; OR 0,44 95% CI 0,22 – 0,85 dan p value 0,04; OR 0,59 95% CI 0,36 – 0,98). Remaja yang memiliki ibu yang tidak sekolah memiliki risiko 2,13 kali untuk mengalami overweight dan obesitas jika dibandingkan dengan remaja yang memiliki ibu berpendidikan D3/S1/S2/S3. Remaja yang memiliki kebiasaan kadang-kadang sarapan dan tidak pernah sarapan memiliki hubungan yang signifikan terhadap kejadian overweight dan obesitas jika dibandingkan dengan yang setiap hari sarapan (p value 0,02; OR 1,84 95% CI 1,12 – 3,01 dan p value 0,01; OR 1,96 95% CI 1,12 – 3,27 dan 0,01). Selain itu, hasil analisis yang dilakukan antara variabel jenis kelamin, pekerjaan ibu, aktivitas fisik, kebiasaan jajan, konsumsi serat, dan pengetahuan gizi tidak ditemukan hubungan yang signifikan terhadap kejadian overweight dan obesitas.

Nutrition problems that are often found in adolescence are high rates of overweight and obesity. Malang District has a higher prevalence of adolescent obesity than in the provinces of East Java, which is 2.6%. This study aims to determine the effect of sociodemographic factors, lifestyle, and knowledge of nutrition on the incidence of overweight and obesity in high school students in Malang District, East Java. The results of this study indicate that adolescents who have educated mothers graduated from high school and graduated junior high have an effect on the incidence of overweight and obesity (p value 0,01; OR 0,44 95% CI 0,22 – 0,85 dan p value 0,04; OR 0,59 95% CI 0,36 – 0,98). Adolescents who have mothers who do not go to school have a risk of 2.13 times to be overweight and obese when compared to adolescents who have mothers with Diploma/Bachelor/Master/Doctoral degree. Adolescents who have the habit of sometimes eating breakfast and never having breakfast have a significant relationship to the incidence of overweight and obesity when compared to those who eat breakfast every day (p value 0,02; OR 1,84 95% CI 1,12 – 3,01 dan p value 0,01; OR 1,96 95% CI 1,12 – 3,27 dan 0,01). In addition, the results of the analysis conducted between variables of gender, mother's occupation, physical activity, snacking habits, fiber consumption, and nutritional knowledge were not found to have a significant effect on the incidence of overweight and obesity."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Nabila Setiawan
"Praktik sunat perempuan menurut WHO tidak diperkenankan untuk dilakukan dalam bentuk dan tingkat apapun sebab membahayakan anak perempuan dan perempuan serta melanggar hak kesehatan reproduksi. Di Indonesia, 48.8% pada anak perempuan usia 0-11 tahun di Indonesia dengan 80% orang tua menunjukkkan persetujuan keberlanjutan sunat perempuan pada masa yang akan datang pada tahun 2013. Mahasiswa sebagai calon pemimpin dan orang tua di masa depan adalah yang menentukan keberlanjutan praktik sunat perempuan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dan faktor yang mempengaruhi persetujuan mahasiswa terhadap praktik sunat perempuan di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2022. Disain studi dalam penelitian ini menggunakan studi potong lintang pada 248 mahasiswa yang berdomisili di DKI Jakarta yang dipilih secara acak pada Mei – Juni 2022. Analisis hubungan menggunakan chi-square dan pemodelan dengan regresi logistik biner. Hasil penelitian menunjukkan faktor mempengaruhi persetujuan mahasiswa terhadap praktik sunat anak perempuan pada masa depan di DKI Jakarta adalah persetujuan terhadap persepsi manfaat moral seksual sunat perempuan (aOR=4.05, p=0.025) dan mahasiswa fakultas non kesehatan (aOR=2.79, p=0.037). Intervensi direkomendasikan melalui pendidikan dan media massa untuk mengedukasi tidak adanya hubungan sunat perempuan memiliki manfaat moral seksual bagi mahasiswa kesehatan maupun non kesehatan.

Female circumcision is not allowed to be carried out in any form and level since it endangers girls and women and violates reproductive health rights. According to National Basic Health Riset 2013, female circumcision occurred 48.8% of girls aged 0-11 years followed with 80% of parents showing agreement of the continuation of female circumcision in the future. University students as future leaders and future parents are related to the continuation of the practice of female circumcision in the future. This study aims to describe and identify factors influencing agreement toward female circmcission of future daughter among university students in DKI Jakarta 2022. Analysis was performed using chi-square and binary logistic regression. Data was collected between May - June 2022 through an online questionnaire involving 248 students in DKI Jakarta. Students who agreed of sexual moral perceptions of female circumcision strongly influenced their agreement toward female circmcission of future daughter (aOR=4.05, p=0.025). Also, non-medical faculty students strongly agreed toward female circmcission of their future daughter (aOR=2.79, p=0.037) than medical faculty students. Interventions are recommended through education and mass media to educate that the absence of female circumcision has sexual moral benefits for both medical and non-medical students.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>