Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nur Afni Khadija Tuanaya
Abstrak :
Desa Citayam, Tajurhalang, Kabupaten Bogor yang menjadi lokasi penelitian merupakan bagian Utara dari CAT Bogor sebagai zona luahan air tanah. Keberadaan pesantren memerlukan air hingga 100.000 Liter/hari dapat menjadi ancaman kekurangan air di sekitarnya jika penggunaannya berasal dari akuifer tidak tertekan. Oleh karena itu, penggunaan air harus berasal dari lapisan akuifer tertekan di mana lapisan ini memiliki debit air yang besar, air yang berlimpah, dan tidak mengganggu lapisan air yang banyak dipakai masyarakat sekitar. Untuk meninjau sebaran, dan karakteristik lapisan akuifer tertekan digunakan metode geolistrik 2D yaitu resistivitas dan IP. Dua lintasan pengukuran dilakukan di Barat dan Timur lokasi menggunakan alat SuperSting R8/IP, jarak elektroda 10 m dan konfigurasi wenner-schlumberger. Pemboran batuan inti dikorelasikan dengan model geolistrik. Hasil korelasi menunjukkan lapisan akuifer tidak tertekan berada di kedalaman 12 m hingga 13 m dengan litologi batu pasir dan nilai resistivitas 35 om hingga 50 om dari satuan geologi alluvium. Lapisan akuifer tertekan berada di kedalaman 28 m hingga 36 m dengan litologi batu pasir konglomerat dan nilai resistivitas 10 om hingga 15 om dari satuan geologi kipas alluvium. Lapisan impermeabel yang menjadi batas di antara keduanya merupakan batuan andesit dan basalt. Lapisan akuifer tertekan berada di endapan kuarter dengan debit air mencapai 2571 Liter/Jam. ......Citayam Village, Tajurhalang, Bogor District which as research location is Northern parts of Bogor Groundwater Basin as groundwater discharge zone. Islamic boarding school there needs for almost 100.000 L/day that may affect to deficiency for the people around if the exploitation is from unconfined aquifer. Because of that, it needs water usage from confined aquifer which has high water debit, big water resource, and will not affect to people around. To find distribution and characteristic of confined aquifer lapisan in subsurface, geoelectric methods resistivity and IP were used. Two acquisition line in Western and Easter part of location using SuperSting R8/IP, electrode distance 10 m, and using Wenner-Schlumberger configuration. Resistivity model confirmed by core log data. Unconfined aquifer lapisan found in 12 m to 13 m depth with sandstone lithology and resistivity value 35 om to 50 om from alluvium. The confined aquifer found in 28 m to 36 m depth with conglomerate stone lithology and resistivity value 10 om to 15 om which part of alluvial fan. The impermeabel lapisan is andesite and basalt as confining lapisan in between unconfined and confined aquifer. Confined aquifer lapisan is in quaternary deposition with water discharge for about 2571 L/hour.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Algio Tantomo
Abstrak :
Air tanah adalah sumber daya yang terletak di bawah permukaan tanah yang dapat memberikan informasi dan gambaran mengenai kondisi suatu lingkungan Dikarenakan fungsi air yang sangat penting maka perlu di lakukan penelitian mengenai kondisi kualitas air Salah satu permasalahan yang terjadi pada wilayah Jakarta Selatan adalah penurunan muka air tanah relatif terhadap muka air laut yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain curah hujan, topografi dan tutupan lahan. Upaya dalam pengurangan pengambilan air tanah secara berlebihan juga perlu dilakukan agar tidak terjadi penurunan muka air tanah yang dapat menyebabkan intrusi air laut kedalam air tanah sehingga air tanah tidak lagi dapat dikonsumsi oleh masyarakat di masa yang akan datang. Salah satu upaya dalam menanggulangi penurunan muka air tanah tersebut adalah melakukan zonasi terhadap kondisi hidrogeologi di Cekungan Air Tanah Jakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis penurunan muka air tanah pada sumur warga sekitar apartemen di Jakarta Selatan, analisis hidrogeokimia air tanah, dan kualitas air tanah. Ketiga metode ini dikombinasikan sehingga menghasilkan sebuah peta yang representatif dalam mengetahui kondisi hidrogeologi pada wilayah Jakarta Selatan Hasil dari analisis penurunan muka air tanah pada wilayah apartemen Jakarta Selatan menunjukkan bahwa telah terjadi penurunan muka air tanah pada periode bulan Januari 2020 dan bulan Agustus 2020 dengan wilayah penurunan terbesar berada pada bagian selatan dari Jakarta Selatan sebesar 12-15 mdpl. Hasil analisis hidrogeokimia air tanah menunjukan bahwa air tanah yang berada pada Jakarta Selatan memiliki satuan salinitas berupa air tawar yang memiliki jenis air berdasarkan nilai konduktivitas berupa air tanah segar serta memiliki tingkatan intursi, terintrusi sedang pada bagian utara, terintrusi sedikit pada bagian tengah dan tidak terintursi pada bagian selatan dari wilayah penelitian. Kandungan komposisi kimia air tanah pada Jakarta Selatan bersumber dari mineral-mineral yang terlarutkan dari litologi di sekitar yang memiliki fasies air tanah adalah Ca-HCO3 dimana kandungan kimia ini membuat air tanah pada Jakarta Selatan bersifat sadah, menengah dan sangat sadah. Hubungan antar ion juga dapat menunjukan bahwa air tanah di Jakarta Selatan berkorelasi dengan litologi dari akuifer yaitu batupasir yang mengandung mineral Ca2+ dan HCO3-. Berdasarkan analisis kualitas air tanah Terdapat indikasi pencemaran air tanah pada wilayah Kebayoran Lama berdasarkan analisis bau, rasa dan pH dan indikasi pencemaran pada wilayah Jagakarsa, Setia Budi, Tebet, Mampang Prapatan, Pasar Minggu dan Kemang berdasarkan analisis nilai pH yang bersifat asam. Hal ini menjadikan satu- satunya wilayah yang memiliki air tanah layak konsumsi adalah wilayah Pesanggarahan dan sekitarnya dikarenakan memiliki nilai baku mutu yang memenuhi standar Peraturan Menteri Kesehatan tahun nomor 492 tahun 2010. ......Ground water is a resource that is located below the ground surface that can provide information and an overview of the condition of an environment. Due to the very important function of water, it is necessary to conduct research on the condition of water quality. One of the problems that occur in the South Jakarta area is a decrease in groundwater level. relative to sea level which can be caused by several factors, including rainfall, topography and land cover. Efforts to reduce excessive groundwater extraction also need to be made so that there is no lowering of the groundwater level which can cause sea water intrusion into groundwater so that groundwater can no longer be consumed by the community in the future. One of the efforts to overcome the decline in groundwater level is zoning the hydrogeological conditions in the Jakarta Groundwater Basin. The method used in this research is the analysis of the lowering of the groundwater level in the wells of residents around apartments in South Jakarta, the hydrogeochemical analysis of groundwater, and the quality of ground water. These three methods are combined to produce a map that is representative in knowing the hydrogeological conditions in the South Jakarta area.The results of the analysis of the reduction in groundwater level in the South Jakarta apartment area show that there has been a decrease in the groundwater level in the period January 2020 and August 2020 with the area of decline. the largest is in the southern part of South Jakarta at 12-15 masl. The results of the hydrogeochemical analysis of groundwater show that groundwater in South Jakarta has a salinity unit in the form of fresh water which has a type of water based on the conductivity value in the form of fresh ground water and has a level of intrusion, is moderately intrusive in the northern part, is slightly intruded in the middle and is not intruded. in the southern part of the study area. The chemical composition of groundwater in South Jakarta comes from dissolved minerals from the surrounding lithology which has a groundwater facies, which is Ca-HCO3, where this chemical content makes groundwater in South Jakarta hard, medium and very hard. The relationship between ions can also show that groundwater in South Jakarta is correlated with the lithology of the aquifer, namely sandstones containing Ca2 + and HCO3- minerals. Based on the analysis of groundwater quality, there are indications of groundwater pollution in the Kebayoran Lama area based on analysis of smell, taste and pH and indications of pollution in the Jagakarsa, Setia Budi, Tebet, Mampang Prapatan, Pasar Minggu and Kemang areas based on the analysis of acidic pH values. This makes the only area that has groundwater fit for consumption is the Pesanggarahan area and its surroundings because it has a quality standard value that meets the standards of the Minister of Health Regulation number 492 of 2010.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aziz Rachmat
Abstrak :
Infiltrasi merupakan fenomena aliran air dari atas tanah ke bawah permukaan. Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis laju infiltrasi pada empat jenis tutupan lahan, yaitu di Sawah (SW), Pemukiman (PM), Pertanian Lahan Kering (PLK), dan Pertanian Lahan Kering Campur (PLKC), di daerah Rancamulya, Bandung. Dengan menggunakan double ring infiltrometer dan metode Horton, diperoleh hasil klasifikasi laju infiltrasi yang terbagi menjadi empat kelompok, yaitu sedang, agak cepat, cepat, dan sangat cepat. Stasiun PM-1 memiliki nilai laju infiltrasi konstan terbesar dengan nilai 600 mm/jam, sedangkan SW-2 memiliki nilai terkecil yaitu 48 mm/jam. Perbedaan yang signifikan ini dipengaruhi oleh perbedaan nilai kadar air PM-1 yang hanya 21,2%, sedangkan pada SW-2 sebesar 71,4%. Pengujian selanjutnya dilakukan dengan metode regresi sederhana untuk melihat pengaruh sifat fisika tanah terhadap laju infiltrasi. Hasilnya menunjukkan bahwa urutan sifat fisika tanah yang paling berpengaruh berdasarkan nilai koefisien korelasi adalah kadar air (0,996), ruang pori total (0,737), dan bobot isi (0,679). Selanjutnya, dilakukan analisis terhadap peta klasifikasi laju infiltrasi berdasarkan jenis tutupan lahan. Kesimpulan yang diperoleh adalah variasi laju infiltrasi dapat terjadi bahkan pada satu jenis tutupan lahan yang sama, seperti pada jenis tutupan lahan pemukiman. ......Infiltration is the phenomenon of water flow from above the ground to below the surface. This study aimed to analyze the infiltration rate in four types of land use: Rice Field, Residential Area, Dry and Mixed Land of Agriculture, in the Rancamulya area, Bandung. The infiltration rates were collected by using a double ring infiltrometer and the Horton method, and it was classified into four groups: moderate, moderately rapid, rapid, and very rapid. PM-1 has the largest constant infiltration rate with a value of 600 mm/hour, while SW-2 has the smallest value of 48 mm/hour. This significant difference is influenced by the difference in the water content of PM-1 which is only 21.2%, while in SW-2 is 71.4%. The next test was carried out using a simple regression method, and the results show that the order of the most influential soil physical properties towards infiltration rate based on the coefficient of correlation is water content (0.996), total pore space (0.737), and bulk density (0.679). Based on the map, it can be concluded that variations in infiltration rates can occur even in the same type of land use, such as residential land.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Berutu, Kevin Boi Karina
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi zona kerentanan longsor pada Kabupaten Lebak, Provinsi Banten dengan menggunakan dua model yakni Frequency Ratio dan Logistic Regression. Penelitian ini menggunakan 44 data titik longsor yang terjadi pada daerah penelitian, titik longsor tersebut dibagi menjadi dua bagian yakni 35 titik untuk mengindentifikasi zona rentan longsor dan sisanya sebanyak 9 titik digunakan untuk validasi. Zona rentan longsor tersebut dapat diketahui dengan menganalisis faktor-faktor pemicu terjadinya longsor, pada penelitian ini faktor pemicu tersebut terdiri atas sudut lereng, aspek lereng, elevasi, Normalized Differential Vegetation Index (NDVI), curvature, jarak terhadap kelurusan, jarak terhadap sungai, penggunaan lahan, litologi dan curah hujan. Nilai curah hujan yang digunakan pada peneltian ini adalah jumlah curah hujan rata-rata setiap bulannya yang terjadi selama 10 tahun pada daerah penelitian, sehingga akan dihasilkan peta zona rentan longsor setiap bulannya pada daerah penelitian. Hasil dari analisis dengan kedua model tersebut kemudian dibagi atas 3 tingkat kerentanan yakni rendah, menengah, dan tinggi serta nilai AUC yang didapatkan oleh kedua model tersebut setiap bulannya mencapai diatas 50%. ......This study aims to identify landslide susceptibility zones in Lebak Regency, Banten Province by using two models Frequency Ratio and Logistic Regression. This study uses 44 data of landslide points that occur in the study area, the landslide points are divided into two parts, 35 points to identify landslide susceptibility zones and 9 points are used for validation. The landslide susceptibility zone can be identified by analyzing factors that maybe trigger landslides, in this study the trigger factors consist of slope angle, slope aspect, elevation, Normalized Differential Vegetation Index (NDVI), curvature, distance to straightness, distance to rivers, usage land, lithology and rainfall. The rainfall value used in this research is the average monthly rainfall that occurs for 10 years in the study area, so a monthly landslide susceptibility zone map will be produced in the study area. The results of the analysis with the two models were then divided into 3 vulnerability zones low, intermediate, and high, and the AUC value obtained by the two models each month reached above 50%.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adam Azhariansyah
Abstrak :
Penelitian ini membahas mengenai identifikasi faktor utama yang menjadi penyebab terjadinya peristiwa tanah longsor di Kota dan Kabupaten Sukabumi serta menentukan zona rawan bencana berdasarkan kelas-kelasnya yang disajikan dalam bentuk peta kerawanan bencana. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis bivariat, yaitu menguji parameter independen berupa data titik keterjadian longsor terhadap parameter-parameter dependen yang diindikasikan menjadi penyebab terjadinya tanah longsor tersebut, diantaranya kemiringan lereng, litologi, tutupan lahan, vegetasi, kedekatan dengan kelurusan dan sungai, curah hujan dan kurvatur. Hasil penelitian menjelaskan bahwa parameter yang paling berpengaruh dalam keterjadian bencana longsor adalah parameter litologi, karena memiliki nilai Area Under Curve (AUC) terbesar dibanding parameter lainnya yaitu 0,823. Hasil penelitian juga menjelaskan bahwa potensi terjadinya longsor terbesar adalah pada bulan Desember dengan nilai AUC total 0,96 yang diperoleh dari campuran beberapa parameter yang sudah tervalidasi, yang memiliki nilai AUC > 0,6, yaitu litologi, tutupan lahan, dan curah hujan. Lokasi sebaran kejadian bencana tanah longsor dominan berada di wilayah utara daerah penelitian. Hasil penelitian ini menyarankan pada pembaca untuk memperhatikan tiga parameter tersebut sebelum melakukan proyek pembangunan di wilayah Kota dan Kabupaten Sukabumi.
This research discusses the identification of the main factors that caused the occurrence of landslides in the City and District of Sukabumi and determines disaster-susceptibility zones based on their classes and presented in the form disaster susceptibility map. This research was conducted using the bivariate analysis method, which tested the independent variables in the form of landslide point data on the dependent variables indicated to be the cause of the landslide, including slope, lithology, land cover, vegetation, closeness to lineaments and rivers, rainfall and curvature. The results of the study explained that the most influential variable in the occurrence of landslides was the lithology factor, because it has 0.823 Area Under Curve (AUC) value, the largest one compared to other variables. The results also explained that the biggest potential for landslides was in December with a total AUC value of 0.96 obtained from a mixture of several validated variables, which had an AUC value> 0,6, those are lithology, land cover, and rainfall. The dominant landslide disaster distribution location is in the northern area of the study area. The results of this study suggest to the reader to pay attention to these three variables before carrying out development projects in the City and Sukabumi Districts.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library