Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Owen John Raharjo Davys
"Sampel air limbah sering kali tidak dapat langsung diuji untuk parameter mikrobiologis, sehingga adanya waktu tunggu sampel. Oleh karena itu, penelitian ini akan menganalisis dinamika dan laju perubahan konsentrasi total coliform dan fecal coliform akibat adanya waktu tunggu, serta menyimulasikan perubahan tersebut agar dapat memprediksi konsentrasi awal. Pengujian sampel air limbah menggunakan metode Multi-tube Fermentation Technique (MFT). Simulasi akan menggunakan prinsip kesetimbangan massa yang diolah menggunakan “Solver” pada Microsoft Excel. Model dibangun menggunakan data dari hasil pengujian sampel di laboratorium. Hasil pengujian laboratorium menunjukkan bahwa terjadi pengurangan konsentrasi seiring bertambahnya waktu tunggu, baik bagi sampel yang diawetkan maupun tidak diawetkan. Di mana, sampel yang diawetkan mengalami pengurangan konsentrasi lebih kecil dibandingkan sampel yang tidak diawetkan. Decay rate constant konsentrasi parameter total coliform sebesar 0,24/hari untuk yang diawetkan dan sebesar 0,37/hari untuk yang tidak diawetkan, sedangkan untuk parameter fecal coliform sebesar 0,17/hari untuk yang diawetkan dan sebesar 0,48/hari untuk yang tidak diawetkan. Hasil pemodelan menggunakan nilai decay rate constant tersebut menghasilkan perkiraan nilai awal yang reliable bagi kedua parameter bila sampel diawetkan, sedangkan pada sampel yang tidak diawetkan hasil perkiraan nilai awal cukup reliable.

Wastewater samples often cannot be tested immediately for microbiological parameters, resulting in sample holding times. Therefore, this research will analyze the dynamics and rate of change in total coliform and fecal coliform concentrations due to waiting time, and simulate these changes in order to predict the initial concentration. Wastewater samples were tested using the Multi-tube Fermentation Technique (MFT) method. The simulation will use the principle of mass balance which is processed using "Solver" in Microsoft Excel. The model was built using data from sample testing results in the laboratory. Laboratory test results show that there is a reduction in concentration as the waiting time increases, for both preserved and unpreserved samples. Where, preserved samples experience a smaller reduction in concentration than unpreserved samples. The degradation rate of total coliform concentration parameters was 0.24/day for preserved ones and 0.37/day for unpreserved ones, while for fecal coliform parameters it was 0.17/day for preserved ones and 0.48/day for preserved ones. not preserved. The modeling results using the degradation rate values ​​produce reliable initial value estimates for both parameters if the samples are preserved, whereas for unpreserved samples the initial value estimates are quite reliable."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Giri Subakti Putra Darmansyah
"Kepadatan penduduk yang tinggi di DKI Jakarta dapat menyebabkan peningkatan limbah domestik serta minimnya sistem sanitasi dan air bersih yang optimal sehingga berdampak terhadap penurunan kualitas air tanah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis tren kualitas air tanah secara spasial dan temporal, menganalisis pengaruh musim terhadap variabilitas spasial kualitas air tanah, serta menganalisis secara kuantitatif hubungan antara wilayah urban dengan kepadatan penduduk, bahaya banjir, dan bahaya kekeringan dengan kualitas air tanah di DKI Jakarta. Data sekunder kualitas air tanah dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta periode tahun 2016 – 2019 dianalisis meliputi parameter nitrit, sulfat, fecal coliform, dan total coliform. Metodologi yang dilakukan adalah analisis deskriptif untuk menganalisis variabilitas temporal dan spasial kualitas air tanah secara visual, interpolasi kualitas air tanah untuk melihat variabilitas musiman, menganalisis pengelompokan parameter air tanah pada tiap periode, mengklasifikasikan tata guna untuk tiap sumur pantau, serta menganalisis hubungan antara kualitas air tanah dengan beberapa faktor, seperti wilayah urban, kepadatan penduduk, bahaya kekeringan, dan bahaya banjir. Hasil menunjukan bahwa terdapat parameter kualitas air tanah yang berada di atas baku mutu Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017. Hasil variabilitas spasial menunjukan Jakarta Utara memiliki persebaran pencemar tertinggi untuk keempat parameter. Hasil variabilitas temporal menunjukan konsentrasi keempat parameter air tanah sejak 2016-2019 meningkat berdasarkan nilai median dan rentang kuartilnya sebesar 200% pada nitrit, 19,82% pada sulfat, 300% pada fecal coliform dan 400% pada total coliform. Hasil variabilitas musiman menunjukan bahwa terjadi peningkatan konsentrasi di musim kemarau pada nitrit di bulan Juni dan September 2017 dan sulfat di bulan Juni 2017 dan April 2019, serta peningkatan konsentrasi di musim hujan pada parameter fecal coliform di bulan Maret 2016 dan Januari 2018, serta total coliform di Bulan Januari 2018. Pada faktor tata guna lahan, hasil menunjukan terdapat hubungan antara wilayah urban dan kepadatan penduduk dengan kualitas air tanah. Pada faktor banjir dan kekeringan, menunjukan terdapat hubungan dengan setiap parameter. Secara keseluruhan, terdapat indikasi adanya penurunan kualitas air tanah baik secara temporal dan spasial di DKI Jakarta.

The high population density in DKI Jakarta can lead to an increase in domestic waste with the lack of an sanitation system and optimal clean water so that it has an impact on decreasing ground water quality. The purpose of this study is to analyze the trend of groundwater quality spatially and temporally, to analyze the effect of seasons on the spatial variability of groundwater quality, and to analyze quantitatively the relationship between urban areas and population density, flood hazard, and drought hazard with groundwater quality in DKI Jakarta. Secondary data on groundwater quality from the Ministry of Environment and Forestry and DKI Jakarta of Environmental Services were analyzed including nitrite, sulfate, fecal coliform, and total coliform parameters. The methodology used is descriptive analysis to analyze the temporal and spatial variability of groundwater quality visually, interpolate groundwater quality to see seasonal variability, analyze the clustering of groundwater parameters for each period, classify land use for each monitoring well, and analyze the relationship between groundwater quality and several factors, such as land use, population density, drought hazard, and flood hazard. The results show that there are groundwater quality parameters that are above the quality standard of the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number 32 of 2017. The results of spatial variability show that North Jakarta has the highest pollutant distribution for the four parameters. The results of temporal variability show that the concentration of the four groundwater parameters since 2016-2019 has increased based on the median value and quartile range is 200% in nitrite, 19.82% in sulfate, 300% in fecal coliform and 400% in total coliform. The results of seasonal variability showed that there was an increase in the concentration in the dry season on nitrite in June and September 2017 and sulfate in June 2017 and April 2019, as well as an increase in the concentration in the rainy season on fecal coliform parameters in March 2016 and January 2018, and total coliform in January 2018. On the land use factor, the results show that there is a relationship between urban areas and population density with groundwater quality. In the flood and drought factors, it shows that there is a relationship with each parameter. Overall, there are indications of a decrease in groundwater quality both temporally and spatially in DKI Jakarta."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Krisna Adi Nugroho
"Pencemaran nitrogen anorganik seperti amonia, nitrit, dan nitrat di Danau Mahoni, Universitas Indonesia, menjadi perhatian utama akibat aktivitas domestik dan lingkungan sekitarnya. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi efektivitas tiga pendekatan pemodelan: Metode Beda Hingga (Finite Difference Method/FDM), Complete-Mix Flow Reactor (CMFR), dan Plug Flow Reactor (PFR), dalam memodelkan distribusi spasial-temporal pencemar nitrogen. Danau dibagi ke dalam beberapa segmen berdasarkan distribusi sumber pencemar dan arah aliran dominan. Data yang digunakan berupa data sekunder hasil pengukuran konsentrasi parameter kualitas air selama tiga hari berturut-turut pada enam titik, dengan dua kali pengamatan harian (pagi dan siang). Ketiga pendekatan dijalankan dengan masukan dan kondisi batas yang sama, dan dilakukan evaluasi terhadap kinerja pemodelan. Namun, validasi model terhadap data observasi menggunakan nilai Mean Absolute Percentage Error (MAPE) hanya dilakukan untuk pendekatan FDM dan CMFR. Hasil menunjukkan bahwa FDM memberikan akurasi lebih baik untuk parameter amonia (MAPE: 10,72%) dan nitrit (34,00%), sementara CMFR lebih unggul dalam pemodelan nitrat (MAPE: 9,27%). Meskipun belum mempertimbangkan difusi lateral dan sedimentasi, pendekatan FDM dinilai paling mampu menangkap dinamika spasial pencemar nitrogen di danau tertutup.

Inorganic nitrogen pollution, such as ammonia, nitrite, and nitrate, in Mahoni Lake at Universitas Indonesia has become a major concern due to domestic and surrounding environmental activities. This study aims to evaluate the effectiveness of three modeling approaches: the Finite Difference Method (FDM), the Complete Mix Flow Reactor (CMFR), and the Plug Flow Reactor (PFR), in simulating the spatial and temporal distribution of nitrogen pollutants. The lake was divided into several segments based on the distribution of pollutant sources and dominant flow directions. The data used were secondary data obtained from water quality measurements conducted over three consecutive days at six sampling points, with two observations taken daily (morning and afternoon). All three approaches were executed using the same input and boundary conditions, and their modeling performance was comparatively evaluated. However, model validation against observational data using the Mean Absolute Percentage Error (MAPE) was only applied to the FDM and CMFR approaches. The results showed that FDM provided better accuracy for ammonia (MAPE: 10.72%) and nitrite (34.00%), while CMFR was superior in modeling nitrate (MAPE: 9.27%). Although lateral diffusion and sedimentation processes were not yet considered, the FDM approach was found to be the most capable of capturing the spatial dynamics of nitrogen pollutants in a closed lake system."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fikria Maharani
"Predikat yang dimiliki Sungai Citarum sebagai Sungai Paling Tercemar di Dunia, membuat kualitas Sungai Citarum tidak pernah memenuhi standar kualitas air Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001. Untuk menangani permasalahan tersebut, pemerintah telah menciptakan Tim Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan DAS Citarum dengan program Citarum Harum yang membawahi 12 program Rencana Aksi Citarum Harum. Dibutuhkan evaluasi apakah program tersebut khususnya program Penanganan Limbah Industri dan Penanganan Air Limbah Domestik mampu meningkatkan kualitas air di DAS Citarum untuk parameter BOD dan COD, sehingga mampu memenuhi Baku Mutu Air Kelas II. Penelitian ini melakukan evaluasi menggunakan permodelan QUAL2Kw dengan 3 (tiga) skenario untuk memulihkan kualitas air. Sumber signifikan yang menjadi sumber pencemar adalah point source anak sungai, yaitu Anak Sungai Cisangkuy Hilir Sebelum Citarum dengan beban pencemar sebesar 12.049.460,94 kg/tahun untuk parameter BOD dan 22.593.967,20 kg/tahun untuk parameter COD. Hasil simulasi model pada skenario dengan intervensi jumlah industri taat terhadap izin mencapai 100% dengan pengetatan konsentrasi pencemar buangan air limbah industri sebesar 50% dan melakukan intervensi pada Headwater dan anak sungai sehingga pencemar pada Headwater dan anak sungai terkendali, menunjukkan bahwa air Segmen Sungai Cisangkuy hingga Sungai Ciwidey mengalami penurunan konsentrasi dengan persentase penyisihan hingga 89,3% pada parameter BOD dan 73,6% pada parameter COD. Strategi teknis yang dapat dilakukan untuk memulihkan kualitas air sungai Segmen Sungai Cisangkuy hingga Sungai Ciwidey dengan menerapkan teknologi Ecological Floating Beds dengan jenis tanaman Typha domingensis and Leptochloa fusca, menunjukkan efisiensi tinggi untuk remediasi air sungai yang tercemar dengan efisiensi penyisihan BOD dan COD sekitar 87%.

The predicate owned by Citarum River as the Most Polluted River in the World, making the quality of Citarum River never meets the water quality standards of Government Regulation No. 82 of 2001. To deal with the problem, the government has created The Tim Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan DAS Citarum with the Citarum Harum program that oversees 12 Rencana Aksi Citarum Harum programs. It takes evaluation of whether the program, especially the Industrial Waste Management and Domestic Wastewater Handling program is able to improve the quality of water in Citarum watershed for BOD and COD parameters, so as to meet Water Quality Standards Class II. This study conducted an evaluation using QUAL2Kw modeling with 3 (three) scenarios to restore the water quality. A significant source of pollutants is the point source of rivers, namely Sungai Cisangkuy Hilir Sebelum Citarum, with a pollutant load of 12.049.460,94 kg/year for BOD parameters and 22.593.967,20 kg/year for COD parameters. The results of model simulations in scenarios with interventions of the number of industries complying with permits reached 100% by tightening the concentration of industrial wastewater pollutants by 50% and intervening in Headwater and rivers so that pollutants in Headwater and rivers were controlled, showing that the water of the Cisangkuy River Segment to the Ciwidey River experienced a decrease in concentrations with allowance efficiency up to 89,3% in BOD parameters and up to 73,6% in COD parameters. Technical strategies that can be done to restore river water quality in Cisangkuy River Segment to Ciwidey River by applying Ecological Floating Beds technology with Typha domingensis and Leptochloa fusca plants, show high efficiency for the remediation of polluted river water with a BOD and COD allowance efficiency of about 87%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safirra Tista
"Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) laju pertumbuhan penduduk di kota Bogor sampai tahun 2017 sebesar 1,53%, hal tersebut seiring dengan terjadinya peningkatan kebutuhan pangan dan penggunaan air untuk keperluan aktivitas sehari hari, sehingga pencemaran air yang terjadi di Sungai Cisadane dapat disebabkan oleh aktivitas agrikultural dan limbah domestik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi tren temporal kualitas air Sungai Cisadane dari tahun 2014 - 2019, menganalisa parameter kualitas air Sungai Cisadane yang paling dominan dalam menjelaskan variabilitas efisiensi tahun 2014-2019, menganalisa prediksi fluktuasi kualitas air Sungai Cisadane dalam 10 tahun kedepan terhitung dari tahun 2020 - 2029, dan menganailisa hubungan antara sumber pencemar air Sungai Cisadane dengan variabilitas kualitas air Sungai di tahun 2020 - 2029. Data yang dianalisis adalah data sekunder air baku Sungai Cisadane. Metodologi dilakukan dengan mereduksi 40 data sekunder berdasarkan trend fluktuasi tertinggi sehingga didapatkan 8 parameter yaitu kesadahan, kekeruhan, nitrit, nitrat, Dissolved Oxygen (DO), KMnO4 , besi dan sulfat. Fokusan variabel penelitian ini adalah parameter yang memiliki nilai variabilitas paling dominan dari 8 parameter yang di observasi menggunakan metode Cluster Analysis (CA) dan Principal Component Analysis (PCA) yaitu nitrit, nitrat dan KMnO4 yang dikategorikan sebagai bahan pencemar organik. Dalam analisa forcasting secara temporal dari tahun 2020 – 2029, Hasil forecasting secara rata rata selama 10 tahun dari tahun 2020 - 2029 didapatkan nilai faktor musiman NO2 - tertinggi pada bulan September, NO3 - terjadi pada bulan November, dan KMnO4 terjadi pada bulan Januari. Maka, hubungan antara hasil forcasting dengan faktor penyebab terjadinya peningkatan pada parameter fokusan di air Sungai Cisadane tersebut dipilih berdasarkan intensitas curah hujan, debit air Sungai Cisadane, dan aktivitas pertanian di sekitaran Sungai Cisadane, hubungan ini memiliki korelasi positif. Terlihat pada bulan September, November dan Januari grafik intensitas curah hujan dan debit air sungai mengalami peningkatan dari bulan ii sebelumnya, namun pada grafik hasil produksi padi mengalami penurunan, karena berdasarkan pola panen padi secara rata-rata, pada kisaran bulan November sampai Januari terjadi proses awal penanaman padi sehingga grafik produksi menurun. Sehingga, dengan dimulainya proses penanaman tersebut dapat menyebabkan tingginya bahan organik yang terlarut dalam air dan mengalir melalui irigasi dengan bantuan intensitas curah hujan. Dengan terjadinya peningkatan material organik terlarut di air Sungai Cisadane sebagai sumber air baku utama, maka parameter nitrit, nitrat dan kalium permanganat akan berdampak pada sistem Instalasi Pengolahan Air Dekeng Bogor terutama pada penggunaan koagulan di unit koagulasi

According to “Badan Pusat Statistik” (BPS), the population growth rate in Bogor until 2017 was 1.53%, this is in line with the increasing need for food and use of water for daily activities, so that water pollution that occurs in Cisadane’s River can be caused by agricultural activities or domestic waste. The purpose of this study is to evaluate the temporal trend of water quality in the Cisadane River from 2014-2019, to analyze the most dominant parameters of the Cisadane River water quality in explaining the variability of efficiency in 2014-2019, to analyze predictions of fluctuations in the water quality of the Cisadane River in the next 10 years from 2020 - 2029, and analyzes the relationship between the source of Cisadane River water pollution and the variability of river water quality in 2020 - 2029. The data analyzed is secondary data from Cisadane River raw water. The methodology was carried out by reducing 40 secondary data based on the highest fluctuation trend in order to obtain 8 parameters, namely hardness, turbidity, nitrite, nitrate, Dissolved Oxygen (DO), KMnO4, iron and sulfate. The focus of this research variable is the parameter that has the most dominant variability of the 8 parameters observed using the Cluster Analysis (CA) and Principal Component Analysis (PCA) methods, namely nitrite, nitrate and KMnO4 which are categorized as organic pollutants. In the temporal forcasting analysis from 2020 - 2029, the average forecasting results for 10 years from 2020 - 2029 obtained the highest seasonal factor value of NO2 - in September, NO3 - occurred in November, and KMnO4 occurred in January. Thus, the relationship between the forcasting results and the factors causing the increase in the focussion parameter in Cisadane River water was chosen based on rainfall intensity, Cisadane River water discharge, and agricultural activities around the Cisadane River, this relationship has a positive correlation. It can be seen that in September, November and January the graph of ii rainfall intensity and river water discharge has increased from the previous month, but on the graph the rice production has decreased, because based on the average rice harvest pattern, in the range between November to January there is an initial process. Rice planting so that the production graph decreased. Thus, starting the planting process can cause high levels of organic matter dissolved in water and flowing through irrigation with the help of rainfall intensity. With the increase in dissolved organic material in Cisadane River water as the main source of raw water, the parameters of nitrite, nitrate and potassium permanganate will have an impact on the Bogor Dekeng Water Treatment Plant system, especially on the use of coagulants in the coagulation unit."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akmal Al Afghani
"Konsumsi energi yang bersumber dari bahan bakar fosil (petroleum) semakin hari kian meningkat, menyebabkan kenaikan dampak lingkungan khususnya Global Warming Potential. Indonesia telah mengeluarkan kebijakan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar petroleum sebagai upaya penurunan emisi. Namun, pemanfaatan petroleum sebagai sumber energi, khususnya gas alam, disinyalir akan selalu menjadi yang paling besar dibandingkan penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT). PT AMM dengan dua sebagai salah satu produsen gas terbesar di Indonesia, dilakukan analisis untuk mengetahui hotspot pada kegiatan daur hidup produksi gas alam dengan software OpenLCA dan metodologi ReCiPe. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komparasi hasil dampak lingkungan antara metodologi ReCiPe dan IMPACT 2002+. Daur hidup produksi gas alam pada PT AMM untuk setiap 1 MMSCFD produk gas alam dengan lapangan Site A memberikan hasil dampak Global Warming Potential (GWP) sebesar 4.885 kgCO2-eq, Particulate Matter Formation (PM) sebesar 0,30 kgPM2.5-eq, Ozone Formation (OF) sebesar 1,50 kgNOx-eq, dan Terrestrial Acidification (TA) sebesar 1,00 kgSO2-eq. Sementara pada lapangan Site B memberikan hasil dampak GWP sebesar 3.555 kgCO2-eq, PM sebesar 0,52 kgPM2.5-eq, OF sebesar 3,36 kgNOx-eq, dan TA sebesar 1,72 kgSO2-eq. Hotspot pada Site A berasal dari tahapan WHB-TOX, sementara Site B berasal dari Inlet-Separation. Hasil analisis komparasi hasil dampak dari metodologi antara ReCiPe dan IMPACT 2002+ untuk dampak GWP secara statistik tidak memiliki perbedaan secara signifikan untuk kedua lokasi studi karena mengacu pada model perhitungan yang sama. Untuk dampak TA secara statistik pada lokasi Site A memiliki perbedaan signifikan, sementara pada lokasi Site B tidak memiliki perbedaan signifikan. Tidak konsistennya hasil untuk dampak TA karena perbedaan acuan model perhitungan.

Energy consumption from fossil fuels (petroleum) has been increasing day by day, causing a rise in environmental impacts, especially the Global Warming Potential (GWP). Indonesia has implemented policies to reduce the use of petroleum fuels as an effort to lower emissions. However, the use of petroleum as an energy source, especially natural gas, is predicted to always remain the largest compared to the use of New Renewable Energy (NRE). PT AMM, as one of the largest gas producers in Indonesia, conducted an analysis to identify hotspots in the life cycle activities of natural gas production using OpenLCA software and the ReCiPe methodology. Additionally, this study aims to analyze the comparative environmental impact results between the ReCiPe and IMPACT 2002+ methodologies.The life cycle of natural gas production at PT AMM for every 1 MMSCFD of natural gas product at Site A field resulted in a Global Warming Potential (GWP) impact of 4,885 kgCO2-eq, Particulate Matter Formation (PM) of 0.30 kgPM2.5-eq, Ozone Formation (OF) of 1.50 kgNOx-eq, and Terrestrial Acidification (TA) of 1.00 kgSO2-eq. Meanwhile, at Site B field, the GWP impact was 3,555 kgCO2-eq, PM of 0.52 kgPM2.5-eq, OF of 3.36 kgNOx-eq, and TA of 1.72 kgSO2-eq. The hotspot at Site A originated from the WHB-TOX stage, while at Site B it came from Inlet-Separation.The comparative analysis results of impact from the methodologies between ReCiPe and IMPACT 2002+ for GWP impact statistically showed no significant difference for both study locations because they refer to the same calculation model. For TA impact, statistically, Site A showed a significant difference, while Site B did not show a significant difference. The inconsistency in TA impact results is due to differences in the reference calculation models."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library