Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rakha Muhammad Radhana
Abstrak :
ABSTRAK
Industri manufaktur di Indonesia yang merupakan salah satu penopang perekonomian Indonesia saat ini tengah mengalami penurunan. Salah satu solusi untuk menangani hal tersebut adalah dengan mengendalikan pengeluaran biaya produksi. Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan Perancangan untuk Manufaktur dan Perakitan DFMA dalam menganalisis rancangan. Selain itu, Indonesia tengah mengembangkan sistem transportasi guna memudahkan akses ke segala tempat, salah satunya dengan menggunakan bus dengan sistem Bus Rapid Transit BRT . Merancang bus dengan rangka sasis monocoque yang bertujuan untuk memperkuat struktur dari bus dapat menjadi topik yang menarik untuk dibahas dalam penelitian terkait hal ini. Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa dari perbandingan perhitungan estimasi biaya terhadap produk komersil maka rancangan model rangka sasis monocoque bus dapat bersaing di pasaran.
ABSTRACT
Manufacture industry in Indonesia is one of Indonesian Economic Foundation which is currently not in a good state. One of the solution to solve the problem is by having a cost control in production. This can be achieved through implementing Design for Manufacture and Assembly DFMA in design analysis. Other than that, Indonesia is developing transportation system for easy access, as develping the Bus Rapid Transit BRT . Designing bus in which using a monocoque frame chassis with intention to strengthening the structure is an interesting topic to be discussed and investigated. From this research it can be concluded that by comparing the calculation result with comercial product, monocoque chassis frame model design that designed in this research can compete in market.
2017
S68773
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hasfi Rizki Nur
Abstrak :
Sektor industri dan transportasi sudah menjadi aspek utama dalam kehidupan manusia sehari-hari dengan sumber energi yang masih didominasi oleh energi fosil sehingga merusak lingkungan. Bahan bakar nabati (BBN) merupakan opsi yang kerap digunakan untuk mengatasi permasalahan energi tersebut. Biodiesel, salah satu dari jenis BBN, hewani dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif bahkan sebagai aditif untuk minyak solar. Selain itu, penggunaan Biodiesel dengan bahan baku minyak kelapa sawit cocok dengan sumber daya alam Indonesia. Pemerintah Indonesia terus mendukung pengembangan produk biodiesel dan penggunaannya sebagai bahan bakar alternatif, namun terdapat beberapa permasalahan dikarenakan karakteristik dasar biodiesel memiliki perbedaan dibandingkan dengan minyak solar. Biodiesel memiliki karakteristik yang sensitif terhadap suhu rendah yang akan terjadinya pengkristalan partikulat dan kontaminan sehingga akan menyebabkan fenomena penyumbatan filter. Selain itu, sifat fisik dasar biodiesel yang lebih kental dan padat dibanding minyak solar kerap berefek pada kurang maksimalnya pengabutan injektor di sistem injeksi mesin diesel.  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat pencampuran biodiesel dengan minyak solar (B0 – B100) terhadap karakteristik fisika dan kimianya. Campuran bahan bakar pada penelitian ini adalah minyak solar dengan angka setana 48 dan biodiesel fatty acid methyl ester (FAME). Pengujian karakteristik yang dilakukan meliputi nilai densitas, viskositas kinematik, cleanliness, total kontaminan, filter blocking tendency (FBT), dan cold filter plugging point (CFPP). Selain itu juga dilakukan pengujian tekanan pengabutan injektor untuk membandingkan nilai pengujian karakteristik secara eksperimental di kondisi aktual. Hasil pengujian karakteristik menunjukan terjadi peningkatan seiring dengan penambahan tingkat pencampuran biodiesel sebesar 1,78%, viskositas kinematik sebesar 29,87%, total kontaminan sebesar 2 kali lipat, CFPP sebesar 6oC dan FBT sebesar 3,74 kali lipat. Selain itu, hasil uji tekanan pengabutan juga mengalami peningkatan nilai tekanan seiring meningkatnya pencampuran kadar biodiesel sebesar 5,45%. ......The industrial and transportation sectors have become the main aspects of everyday human life, with fossil fuels still dominating energy sources, thus damaging the environment. Biofuel is an option that is often used to overcome these energy problems. Biodiesel, one of the biofuels, can be used as an alternative fuel. In addition, using Biodiesel with palm oil as raw material is compatible with Indonesia's natural resources. The Indonesian government continues to support the development of biodiesel products and their use as alternative fuels. However, there are some problems due to the different essential characteristics of Biodiesel compared to diesel oil. Biodiesel has characteristics that are sensitive to low temperatures, which will cause particulate and contaminant crystallization to occur, causing filter clogging. In addition, the basic physical properties of Biodiesel, which are thicker and denser than diesel oil, often affect the injector spray quality. The purpose of this study was to determine the effect of mixing level of Biodiesel with petro-diesel (B0 – B100) on its physical and chemical characteristics. The fuel mixture in this study was diesel oil with a cetane number of 48 (CN 48) and Fatty Acid Methyl Ester (FAME) biodiesel. The results of the characteristic test showed an increase along with the addition of the biodiesel blending level, the density value was 1.78%, the kinematic viscosity was 29.87%, the total contaminants were 2 times, the CFPP was 6oC and the FBT was 3.74 times. In addition, the results of the atomization pressure test also experienced an increase in the pressure value as the biodiesel blending content increased by 5.45%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hario Gibran
Abstrak :
Konsumsi bahan bakar minyak yang semakin meninggi setiap harinya membuat permasalahan lain bermunculan seperti emisi yang semakin tinggi dan juga ketersediaan bahan bakar minyak yang tidak dapat bertahan selamanya. Oleh karena itu, pemerintah mengeluarkan Permen ESDM No.12/2015 mengenai pemanfaatan bioetanol (E100) sebagai campuran BBM diproyeksikan akan mencapai 5% pada tahun 2020 dan 20% pada tahun 2025 khususnya pada bidang transportasi. Namun dalam pelaksanaannya rencana tersebut terhambat karena terkendala ongkos produksi yang masih tinggi, dan menjadikan etanol kurang kompetitif sebagai bahan bakar alternatif. Salah satu inisiatif yang saat ini sedang dikembangkan untuk mengatasi tantangan tersebut, adalah dengan melakukan pencampuran methanol dan ethanol dengan bahan bakar gasoline. Tujuan dari penilitian ini adalah memahami karakteristik bahan bakar campuran bensin-etanol-metanol dengan target RON 92, memahami perbandingan unjuk kerja dan emisi pada mesin 150cc SI 4 stroke yang menggunakan bahan bakar campuran bensin-etanol-metanol target RON 92 dengan produk RON 92, dan memahami interelasi antara pengujian karakteristik campuran bahan bakar dengan perhitungan karakteristik campuran bahan bakar. Penambahan metanol dan etanol ke dalam base bensin RON 89 dilakukan agar target RON 92 dapat dicapai. Komposisi dari campuran akan dihitung menggunakan persamaan Linear Molar Calculation (LMC). Pengujian yang dilakukan dalam penelitian diantaranya uji karakterisasi, unjuk kerja, dan emisi. Pengujian dilakukan sesuai dengan standarnya masing-masing, diantaranya uji densitas menggunakan ASTM D4052, uji Research Octane Number (RON) menggunakan ASTM D2699, uji distilasi dengan ASTM D86, uji Reid Vapor Pressure (RVP) menggunakan ASTM D5191, uji torsi dan daya menggunakan SAE J1349, uji konsumsi menggunakan SNI 7554, dan uji emisi menggunakan SNI 19-7118.1. Berdasarkan hasil pengujian, semua nilai densitas sampel bahan bakar campuran mengalami kenaikan dari base bensin. Kenaikan nilai densitas tertinggi terjadi pada sampel 3 sebesar 0,45%. Didapatkan Mean Absolute Percentage Error (MAPE) dari perhitungan nilai densitas dengan pengujian secara keseluruhan sebesar 0,04%. Pada pengujian RON, semua RON sampel bahan bakar campuran mengalami kenaikan dari base bensin. Kenaikan terbesar didapatkan pada sampel 3 sebesar 2,81%. Didapatkan MAPE dari perhitungan nilai RON dengan pengujian secara keseluruhan sebesar 0,29%. Pada pengujian distilasi, didapatkan semua kurva distilasi sampel bahan bakar campuran berada di bawah kurva distilasi base bensin. Pada pengujian RVP, semua RVP sampel bahan bakar campuran mengalami kenaikan dari base bensin. Kenaikan terbesar didapatkan pada sampel 1 sebesar 21,03%. Pada pengujian torsi dan daya, nilai torsi maksimum dan daya maksimum dari semua sampel bahan bakar campuran mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan bahan bakar produk. Kenaikan nilai torsi maksimum dan daya maksimum tertinggi didapat menggunakan sampel 1 sebesar 0,91% dan 1,60%. Pada pengujian konsumsi bahan bakar campuran dibandingkan dengan bahan bakar produk, pada variasi 90km/jam, 120km/jam, dan siklus urban driving didapat kenaikan tertinggi menggunakan sampel 2 sebesar 3,79%; 6,05%; dan 17,83%. Pada pengujian emisi bahan bakar campuran dibandingkan dengan bahan bakar produk. Emisi karbon dioksida mengalami peningkatan terbesar saat menggunakan sampel 2 sebesar 24,74%. Emisi karbon monoksida mengalami penurunan terbesar saat menggunakan sampel 3 sebesar 32,19%. Emisi hidrokarbon mengalami penurunan terbesat saat menggunakan sampel 3 sebesar 29,60%. ......Fuel consumption is increasing every day, making other problems arise, such as higher emissions and the availability of fuel oil that can not last forever. Therefore, the government issued Permen ESDM no.12/2015 regarding the utilization of bioethanol as a fuel mixture is projected to reach 5% in 2020 and 20% in 2025, especially in the transportation sector. However, the plan's implementation was hampered due to the constraints of high production costs, which made ethanol less competitive as an alternative fuel. One of the initiatives currently being developed is to mix methanol and ethanol with gasoline. The purpose of this research is to understand the characteristics of gasoline-ethanol-methanol mixture with RON 92 target, the comparison of performance and emissions in 150cc 4 stroke engine that uses gasoline-ethanol-methanol mixture RON 92 target with RON 92 product, and the interrelation between experiments and calculations on the characteristics of the fuel mixture. Adding methanol and ethanol into the base gasoline RON 89 is done so that the target RON 92 can be achieved. The composition of the mixture will be calculated using the Linear molar Calculation (LMC) equation. Tests conducted in the study include characterization, performance, and emissions tests. Tests were conducted under their respective standards, including density using ASTM D4052, Research Octane Number (RON) using ASTM D2699, distillation with ASTM D86, Reid Vapor Pressure (RVP) using ASTM D5191, torque and power using SAE J1349, consumption using SNI 7554, and emission using SNI 19-7118.1. Based on the test results, all the density values of mixed fuel increased from the base gasoline. The highest density increase occurred in sample 3 by 0.45%. Mean Absolute Percentage Error (MAPE) of the density value obtained from the calculation with the comprehensive test is 0.04%. All mixed fuels’ RON value increased from the base gasoline in RON testing. The most significant increase was obtained in sample 3 by 2.81%. MAPE of the value of RON obtained from the calculation with the comprehensive test is 0.29%. In distillation test, all distillation curve of the mixed fuel is obtained below the distillation curve of base gasoline. In RVP testing, all mixed fuels’ RVP values increased from the base gasoline. The most significant increase was obtained using sample 1 at 21.03%. In torque and power testing, the maximum torque and maximum power values of all mixed fuels increased when compared to product fuel. The increase in the maximum torque value and the highest maximum power is obtained using sample 1 at 0.91% and 1.60%. In the fuel consumption test, all mixed fuels will be compared with product fuel, with the variation of 90km/h, 120km/h, and the urban driving cycle obtained the highest increase using sample 2 at 3.79%; 6.05%; and 17.83%. The emissions test will compare all mixed fuels with fuel products. Carbon dioxide emissions increased the most when using sample 2 by 24.74%. Carbon monoxide emissions decreased the most when using sample 3 by 32.19%. Hydrocarbon emissions decreased the fastest when using sample 3 by 29.60%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library