Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 118 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mirza Akbar Maulana
"Gas alam merupakan sumber energi yang saat ini dibutuhkan oleh negara maju maupun negara berkembang. Selama ini gas bumi diangkut menggunakan pipa dari sumber gas ke pembeli gas, namun di Indonesia tentunya hal ini menjadi tantangan tersendiri mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan yang didominasi oleh perairan, sehingga membangun jaringan pipa tentunya membutuhkan biaya investasi yang besar. Dalam proses komersialisasi LNG terjadi proses jual beli antara pihak-pihak yang berkepentingan, dimana proses jual beli ini akan dilakukan dengan metode custody transfer untuk menghitung volume LNG yang dibeli atau dimasukkan ke tangki penyimpanan di terminal penerima LNG. Perhitungan penentuan jumlah LNG mengacu pada beberapa standar yang telah disepakati antar pihak. Tujuan dari makalah ini adalah untuk menentukan jumlah energi Liquefied Natural Gas (LNG) selama bongkar muat di terminal Floating Storage Regasification System

Natural gas is an energy source that is currently very much needed by both developed and developing countries. So far, natural gas has been transported using pipes from gas sources to gas buyers, but in Indonesia, of course, this will be a challenge considering that Indonesia is an archipelagic country that is dominated by waters, so building a pipeline will certainly require a large investment cost. In the LNG commercialization process, there is a buying and selling process between interested parties, where this buying and selling process will be carried out by Custody Transfer to calculate the energy of LNG purchased or put into storage tanks at the LNG receiving terminal. The calculation for determining the amount of LNG refers to several standards that have been agreed upon between parties. The objective of this paper is to share a method to determine the energy of Liquefied Natural Gas (LNG) during loading/unloading in FSRU/LNG terminal, as a result, given the understanding of LNG custody measurement in LNG operation and commercial terms.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwini Normayulisa Putri
"Asam suksinat dapat diproduksi dari tandan kosong kelapa sawit (TKKS) melalui proses fermentasi. Pada penelitian ini, produksi asam suksinat dilakukan menggunakan isolat bakteri dari rumen sapi melalui metode Semi Simultaneous Saccharification and Fermentation (SSSF). Isolat bakteri dari cairan rumen sapi diperoleh dengan melakukan tahap isolasi terlebih dahulu. Tahapan isolasi dilakukan dengan melakukan enrichment, subkultur, isolasi, dan fermentasi bakteri. TKKS sebagai sumber karbon, juga dilakukan tahap pretreatment terlebih dahulu menggunakan larutan peracetic acid dan alkaline peroxide serta tahap prehidrolisis menggunakan enzim selulase untuk menghasilkan glukosa. Tahap SSSF dilakukan dengan konsentrasi awal glukosa yang berbeda, yaitu 0,45; 0,48; dan 0,61 g/L.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, konsentrasi, yield, dan produktivitas asam suksinat tertinggi sebesar 3,12 g/L, 0,312 g/g TKKS, dan 0,13 g/L/jam, secara berurutan, diperoleh pada konsentrasi awal glukosa sebesar 0,61 g/L. Selain itu, berat kering bakteri dan konversi glukosa tertinggi sebesar 0,0775 gr dan 73,61 %, secara berurutan, juga diperoleh pada konsentrasi awal glukosa sebesar 0,61 g/L. Estimasi parameter kinetika pertumbuhan bakteri juga dilakukan dalam penelitian ini. Berdasarkan perhitungan, laju pertumbuhan spesifik tertinggi sebesar 0,051 jam-1 diperoleh pada konsentrasi awal glukosa sebesar 0,61 g/L.

Succinic acid can be produced from oil palm empty fruit bunches (OPEFB) through a fermentation process. In this study, succinic acid production was carried out using bacteria isolated from cattle rumen through the Semi Simultaneous Saccharification and Fermentation (SSSF) method. Bacteria were isolated from cattle rumen fluid by doing the isolation stage first. The stages of isolation were carried out by doing enrichment, subculture, isolation, and fermentation of bacteria originated. OPEFB as a carbon source, were pretreated through pretreatment stage using peracetic acid and alkaline peroxide solution and then continue to the prehydrolysis stage using cellulase enzymes in order to produce glucose. The SSSF stage was carried out with different initial glucose concentrations, which are 0.45; 0.48; and 0.61 g/L.
Based on the results obtained, the highest concentration, yield, and productivity of succinic acid of 3.12 g/L, 0,312 g/g EFB, and 0.13 g/L/h, respectively, were obtained at the initial glucose concentration of 0.61 g/L. In addition, the highest dry weight of bacteria and glucose conversion were 0.0775 gr and 73.61 %, respectively, were also obtained at the initial glucose concentration of 0.61 g/L. Estimation of bacterial growth kinetics parameters was also carried out in this study. Based on calculations, the highest specific growth rate of 0.051 h-1 was obtained at the initial glucose concentration of 0.61 g/L.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T52328
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anthony Satriyo Utomo
"Biodiesel merupakan salah satu bahan bakar alternatif yang sedang dikembangkan. Secara konvensional pembuatan biodiesel disintesis melalui reaksi transesterifikasi dengan menggunakan katalis homogen. Tetapi penggunaan katalis homogen menimbulkan beberapa masalah, seperti susahnya proses pemurnian produk biodiesel yang didapat sehingga biaya produksinya pun akan tinggi. Masalah tersebut dapat diatasi dengan menggunakan katalis heterogen, seperti zeolit. Zeolit alam lampung yang digunakan diimpregnasi dengan larutan NaOH 0,5M, 0,75M dan 1M. Kandungan terbesar NaOH yang teradsorp ke zeolit sebesar 0,55 g. Teknik transesterifikasi ini menggunakan bahan baku minyak goreng murni yang dilakukan secara batch. % yield yang dihasilkan dengan menggunakan zeolit yang di impregnasi dengan larutan NaOH adalah sebesar 53,84% dan batas optimal % yield optimal yang didapatkan adalah dengan menggunakan 5% wt katalis NaOH/Zeolit yang menggunakan konsentrasi larutan NaOH 1M, dari total substrat yang digunakan.

Biodiesel is one alternative fuel that is being developed. In the conventional, Synthesized of biodiesel by transesterification reactions using homogeneous catalysts. But the uses of homogeneous catalysts have some problems, such as the difficult process of purification of biodiesel products, so the production costs would be high. These problems can be hadled by using heterogeneous catalysts, such as zeolite. Lampung's natural zeolites are used will be impregnated with a solution of 0.5 M NaOH, 0.75 M NaOH and 1M NaOH. Largest content of NaOH is beeing adsorp into the zeolite is 0.55 g. This transesterification technique using raw materials made of pure cooking oil in batches. % Yield generated by using a zeolite in the impregnation with a solution of NaOH is equal to 53.84% and the limit of % yield optimal is produced by using 5 wt% Zeolite/NaOH 1M catalyst of total substrate used."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S676
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Faris Najmuddin Zahir
"Peningkatan produksi biomassa Chlorella vulgaris dengan perlakuan mikrofiltrasi pada sirkulasi aliran medium kultur sebagai bahan baku biodiesel telah dilakukan. Dari penelitian yang dilakukan, didapatkan produksi biomassa dengan perlakuan mikrofiltrasi mempunyai produksi biomassa 2.12 kali lebih tinggi dibandingkan dengan filter spons biasa, dan 2.54 kali lebih tinggi dibandingkan dengan pencahayaan intensitas tetap tanpa filter.
Kemampuan biofiksasi CO2 dengan perlakuan mikrofiltrasi memiliki nilai efisiensi yang paling tinggi yaitu sebesar 95.17%. Kandungan lipid yang dihasilkan pada penelitian ini bernilai 30.15%. Nilai ini lebih besar jika dibandingkan dengan kandungan esensial lainnya dan menunjukkan bahwa Chlorella vulgaris hasil kultivasi pada penelitian ini mempunyai potensi yang baik sebagai bahan baku biodiesel.

Enhanced biomass production of Chlorella vulgaris by microfiltration treatment in circulation flow of medium culture as biodiesel feedstock was investigated. From research that have conducted, the production of biomass that obtained with microfiltration treatment have biomass production 2.12 times higher than sponge filter treatment and 2.54 times higher than remain intensity illumination without filter.
The ability of biofixation with treatment microfiltration have the highest efficiency value that is equal to 95.17%. The lipid content from this research is equal to 30.15%. This value is larger if compered with other essential content and shows that the cultivation of Chlorella vulgaris in this research has a good potential as biodiesel feedstock.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1083
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Novida Theodora
"Chlorella vulgaris selain sebagai sumber nutrisi makanan dan anti oksidan, berpotensi juga untuk pengolahan limbah domestik karena memiliki kandungan nutrisi seperti fosfat dan amonia yang dibutuhkan sebagai substrat untuk fase pertumbuhan. Penelitian menunjukkan bahwa Chlorella vulgaris lebih menyukai kultur dengan medium limbah pada perbandingan volume 2:1 terhadap alga dibandingkan 1:1 dan 3:1. Hal ini ditinjau dari penurunan kualitas limbah yang menunjukkan bahwa Chlorella vulgaris memiliki kemampuan mendegradasi amonia nitrogen sebesar 95.5%. Sedangkan pada rasio 1:1, penurunan amonia nitrogen sebesar 92.17% dan pada rasio 3:1 sebesar 78.77%. Selain kemampuannya dalam mengolah limbah, Chlorella vulgaris menghasilkan kandungan lipid yang berpotensi sebagai bahan baku biofuel. Kandungan lipid paling tinggi ditemukan pada rasio volume 2:1, yaitu sebesar 44.3%, sedangkan kandungan lipid pada rasio 1:1 dan 3:1 adalah 39.56% dan 37.96% selama 204 jam lama kultivasi.

Besides as a source of food nutrient and anti-oxidant, Chlorella vulgaris potentially also for domestic waste treatment because of its nutrient contain such as phosphate and ammonia nitrogen which needed as a substrate for the growth phase. Research shows that Chlorella vulgaris prefers to waste medium with the volume ratio of 2:1 compared to algae than ratio 1:1 and 3:1. It is observed from waste degradation which shows that Chlorella vulgaris has the ability to degrade 95.5% of ammonia nitrogen. Whereas the ratio of 1:1 and 3:1 degrade 92.17% and 78.77% of ammonia nitrogen. In addition for its ability to treat waste, Chlorella vulgaris also produce lipid content that has potential as biofuel feedstock. The highest lipid content was found in the volume ratio of 2:1, that is equal to 44.3%, whereas the lipid content in 1:1 and 3:1 ratio are 39.56% and 37.96% for 204 hours long cultivation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1121
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tangguh Wijoseno
"ABSTRAK
Menurut data statistik dari BPS, jumlah penduduk indonesia kini telah mencapai 225 juta jiwa, dengan angka pertumbuhan bayi mencapai 1,39% pertahun atau setara dengan 3,5 juta jiwa. Dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang begitu tinggi ini jelas akan menimbulkan suatu dampak sistemik bagi kehidupan bangsa Indonesia. salah satu Potensi masalah yang ditimbulkan dari bertambahnya jumlah penduduk menurunnya ketahanan pangan masyarakat. Dewasa ini telah dikembangkan berbagai sumber pangan alternatif yang kaya akan kandungan essensial yaitu mikroalaga Chlorella. sp. Mikroalga Chlorella vulgaris dikenal sebagai makhluk hidup yang kaya akan karbohidrat, protein, dan lemak dimana zat ? zat ini begitu penting dalam memperkuat ketahanan pangan. Besarnya kadar kandungan essensil tersebut dapat dipengaruhi oleh jenis medium pertumbuhannya sebagai sumber nutrisi. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan data kadar kandungan essensil pada Mikroalga Chlorella vulgaris dengan variasi nutrisi pada medium yang diberikan sehingga memudahkan para peneliti untuk mengidentifikasi jenis nutrisi terbaik untuk mendapatkan kandungan essensil yang optimal. Pada penelitian sebelumnya, sudah dilakukan perbandingan pengaruh medium EDTA dan Urea untuk menguji kadar kandungan essensil pada mikroalga Chlorella vulgaris. Pada penelitian ini akan digunakan medium Beneck dan BG-11 sebagai sumber nutrisi. Penelitian dilakukan dengan cara mengembangbiakkan satu jenis mikroalga Chlorella vulgaris di dua Fotobioreaktor yang berbeda. Fotobioreaktor pertama diisi dengan medium Beneck sebagai kontrol dan fotobioreaktor kedua diisi dengan medium BG-11 dan reaktor ketiga diisi dengan medium . Setelah sampai pada masa pemanenan, dilakukan pengambilan biomassa dan dilakukan uji kandungan dan kadar kandungan essensil lemak, lipid, beta karoten, dan protein. Berdasarkan penelitian ini di dapatkan berhasil di dapatkan data kepadatan sel di tiap ? tiap medium. Dalam medium control yaitu medium beneck kepadatan sel mencapai 0.8 g/L, medium walne 0.7392 g/L, dan medium BG-11 mencapai 1.1030 g/L. ada pun kandungan lipid Chlorella vulgaris dari medium beneck sebesar 37 %, lipid dalam medium walne sebesar 43% dan lipid dalam medium BG-11 sebesar 39%. Dalam penelitian ini uga didapatkan nilai Carbon Ttransfer Rate (CTR) di tiap medium. Keberhasilan penelitian ini akan memudahkan bagi para peneliti lainnya dalam menentukan medium dan nutrisi terbaik bagi mikroalga Chlorella vulgaris untuk mendapatkan kandungan essensil yang penting dalam menunjang kecukupan nutrisi bagi manusia.
.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S840
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Pratama
"Dalam penggunaan kandungan esensial mikroalga Chlorella vulgaris sebagai sumber energi terbarukan dan suplemen makanan, terdapat kendala dalam hal pemanenan (harvesting) mikroalga itu sendiri. Ukuran dan densitas yang kecil menyebabkan mikroalga sulit untuk dipanen. Pada penelitian ini, mikroalga dipanen menggunakan dua metode pemanenan, yaitu flokulasi dan filtrasi semi¬kontinu dalam reaktor 18 L selama 204 jam. Penggunaan filtrasi semi-kontinu meningkatkan biomassa sebesar 100% dibandingkan flokulasi. Metode flokulasi yang dilakukan diakhir masa kultivasi tidak menaikkan jumlah biomassa, namun dapat mempercepat waktu pengendapan biomassa. Adanya NaOH sebagai flokulan pada pH 11 tidak menyebabkan terjadi perubahan nutrisi mikroalga secara signifikan dibandingkan dengan metode filtrasi semi-kontinu dan preculture. Secara keseluruhan kandungan esensial yang dihasilkan oleh metode flokulasi, filtrasi semi-kontinu, dan preculture secara berurutan adalah: lipid 36,72; 35,84; 37,69 % berat kering, protein 37,79; 38,50; 36,63 % berat kering, beta karoten 0,2517; 0,2486; 0,1246 % berat kering, dan klorofil 0,8422; 0,6253; 0,4636 % berat kering.

In the use of essential content of Chlorella vulgaris microalgae as renewable energy sources and food supplements, there are constraints in terms of harvesting microalgae itself. Its small size and density cause it difficult to be harvested. In this study, microalgae are harvested using two methods of harvesting, i.e flocculation and semi-continuous filtration in a 18 L reactor for 204 hours. Semi-continuous filtration can increase biomass by 100%. Flocculation method by the end of the period of cultivation did not increase the amount of biomass, but it can accelerate settling time of biomass. The presence of NaOH as a flocculant at pH 11 does not cause nutritional changes of microalgae significantly compared with filtration method and preculture. Overall, the essential content produced by the method of flocculation, semi-continuous filtration, and preculture in sequence are: lipids 36.72; 35.84; 37.69 % dry weight, protein 37.79; 38.50; 36.63 % dry weight, beta carotene 0.2517; 0.2486; 0.1246 % dry weight, and chlorophyll 0.8422; 0.6253; 0.4636% dry weight."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S863
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ario Guritno
"Sintesis dan uji kinerja katalis komposit Ag/TiO2-zeolit alam lampung-karbon aktif serta rekayasa alat untuk purifikasi udara ruang telah dilakukan. Katalis komposit ini dilapiskan ke pelat aluminium dengan metode spin coating dan selanjutnya diintegrasikan ke dalam prototipe alat purifikasi udara. Model polutan yang digunakan adalah bakteri E.coli sebagai model polutan biologis dan karbon monoksida pada asap rokok sebagai model polutan kimiawi. Karakterisasi XRD menunjukkan ukuran kristal anatase, rutile, Ag, Ag2O, dan AgO berturut-turut sebesar 20, 23, 16, 29, dan 23 nm. Hasil uji kinerja katalis menunjukkan disinfeksi bakteri mencapai 100% pada loading Ag 3,0wt% dan laju disinfeksi tertinggi pada loading 1,0wt%. Spesi ROS untuk disinfeksi dapat ditemukan pula pada udara, sehingga katalis aktif digunakan untuk purifikasi udara. Hasil uji kinerja katalis dan alat pada degradasi CO menunjukkan 80,25% CO murni pada konsentrasi tinggi terdegradasi. Produksi CO2 belum dapat diamati karena belum terjadi desorpsi oleh adsorben.

Synthesis and performance test of Ag/TiO2-lampung natural zeolite-activated carbon and prototyping for indoor air purification has been done. The composite catalysts were coated to aluminium plate by using spin coating method and then being integrated to indoor air purification prototype. E.coli bacteria as biological pollutant model and carbon monoxide in cigar smoke as chemical pollutant model were used. XRD characterization shows cristallinity size of anatase, rutile, Ag, Ag2O, dan AgO respectively 20, 23, 16, 29, dan 23 nm. Performance test of catalysts shows that bacteria disinfection up to 100% on 3,0wt% Ag loading wuth highest disinfection rate on 1,0wt% Ag loading. ROS specimen for disinfection can be found also in indoor air so the catalyst can be actively used for air purification. Performance test for catalyst and device shows that pure CO degradate up to 80,25% in high concentration. CO2 production has not been observed because of it has not been desorp by the adsorbent."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42851
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Surya Wibawa
"ABSTRAK
Senyawa aromatik dan olefin dapat diperoleh dari reaksi aseton dengan
menggunakan katalis HZSM-5. Kemampuan katalis dalam mengkonversi aseton
diuji dengan mengunakan reaktor unggun tetap (fixed bed) pada suhu 350o-430oC,
tekanan atmosferik, dan mengunakan aliran carrier gas N2 sebesar 30 ml/menit
dengan rasio katalis Si/Al=75. Kemudian produk yang terbentuk dianalisa dengan
menggunakan GC-MS. Komposisi senyawa aromatik yang terbentuk pada suhu
reaksi 400o dan 430oC 30,86% lebih besar daripada suhu 350oC. Komposisi
senyawa aromatik turun 44,63% selama reaksi enam jam. Kokas yang terbentuk
pada suhu reaksi 350oC 4,74% lebih banyak daripada suhu 430oC. Terbentuknya
kokas mengakibatkan kemampuan shape selective catalyst menurun karena
diameter pori katalis akan semakin menyempit dari 0,63 nm menjadi kurang dari
0,57 nm.

ABSTRACT
Aromatics and olefins can be obtained from the reaction of acetone using HZSM-
5 catalyst. Ability of the catalyst in converting the acetone is tested by using fixed
bed reactor at temperature 350o-430oC, atmospheric pressure, and using flow rate
30 ml / min of N2 as carrier gas with ratio of the catalyst Si/Al = 75. Then the
product is analyzed by using GC-MS. Composition of aromatic compounds
formed in the reaction temperature of 400o and 430oC 30.86% greater than the
temperature of 350oC. Composition of aromatic compounds decreased 44.63%
during six hour reaction. Coke formed in the reaction temperature of 350oC is
4.74% more than the temperature of 430oC. Coke formation causing ability of
shape selective catalyst is reduced because the catalyst pore diameter will be
narrowed from 0.63 nm to less than 0.57 nm."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43197
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Rahmawati
"Pengaruh suhu terhadap distribusi produk hidrokarbon dari hasil reaksi aseton khususnya hidrokarbon aromatik perlu diteliti secara detail. Penelitian ini dilakukan untuk mendeteksi keberlangsungan reaksi aseton menjadi hidrokarbon menggunakan katalis HZSM-5 terhadap distribusi produk serta mendeteksi terbentuknya kokas yang disebabkan oleh deaktivasi katalis pada rentang suhu 275°C-350°C. Produk yang terbentuk dianalisis menggunakan GC-MS (Gas Chromatography-mass spectroscophy). Terdapat keterkaitan antara pengaruh suhu terhadap distribusi produk dan kemampuan shape selective catalyst dan komponen pembentukan kokas yang menyebabkan katalis terdeaktivasi.
Hasil uji reaksi aseton menunjukkan bahwa pengaruh suhu terhadap distribusi produk mekanisme reaksi dominan terbentuk isobutena, mesetil oksida dan diaseton alkohol. Sedangkan pembentukan kokas senyawa yang dominan yaitu jumlah rantai karbon C21-C30 sekitar 40-60% dan >C40 sekitar 27-59%. Hasil uji keasaman semakin tinggi suhu maka tingkat keasaman katalis semakin tinggi.

Effect of temperature on the product distribution of hydrocarbon from the reaction of acetone especially aromatic hydrocarbons need to be studied in detail. This study was conducted to detect the continuity of the reaction of acetone into hydrocarbons using HZSM-5 catalyst on product distribution and detecting the formation of coke caused by the catalyst deactivation on the temperature range 275°C-350°C. The product was analyzed using GC-MS (Gas Chromatography- Mass Spectroscophy). There is a link between the effect of temperature on product distribution and the ability to shape selective catalysts and components of coke formation which causes the catalyst deactivation.
Acetone reaction test results indicate that the effect of temperature on product distribution of the dominant reaction mechanism is formed isobutene, mesetil oxide and diacetone alcohol. While the formation of coke which is the dominant compound chain of carbon C21-C30 about 40-60% and> C40 approximately 27-59%. From the test result acidity the higher the temperature the higher the acidity of the catalyst.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43048
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>