Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hendi Utomo Suhandi
"Gigi impaksi merupakan kondisi patologis dimana gigi mengalami kegagalan untuk erupsi secara sempurna pada rongga mulut sesuai posisi fungsionalnya. Tatalaksana untuk gigi molar 3 impaksi adalah odontektomi, dapat dilakukan dalam anestesi lokal maupun anestesi umum atau narkose (general anesthesia). Edema merupakan salah satu komplikasi yang dapat terjadi akibat adanya akumulasi cairan pada jaringan yang disebabkan karena pelepasan mediator inflamasi, vasodilatasi, dan peningkatan permeabilitas kapiler pembuluh darah pasca odontektomi gigi molar 3. Edema pasca odontektomi biasanya memuncak pada 48 jam pasca tindakan odontektomi, dan akan menurun pada hari ke 7 hingga hari ke 10 pasca odontektomi. 3D Scanner ekstra oral ini mampu menghasilkan pengukuran linear dan pengukuran volumetrik yang akurat karena mampu menampilkan pengukuran baik dari bidang aksial, sagital, dan koronal. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) dengan rentang waktu penelitian Januari 2024-Maret 2024. Berdasarkan analisa sampel pada penelitian ini memiliki responden terbanyak dengan interval usia 18 hingga 40 tahun. Scan pasien dilakukan pada hari pertama dilakukannya odontektomi (H0), hari ke-2 (H2) dan hari ke-7 (H7) sejak tindakan odontektomi dengan narkose dilaksanakan. Scan subjek dianalisis menggunakan software Simplify3D® 4.0 dan 3D Builder. 1. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat perbedaan yang sangat signifikan (p<0.001) evaluasi edema pada wajah pasca odontektomi gigi molar tiga impaksi dengan narkose yang dinilai dengan 3D Scanner ekstra oral. Terjadi kenaikan pada hari ke-2 dibandingkan dengan hari ke-0, serta penurunan kembali di hari ke-7 bila dibandingkan dengan hari ke-2 hingga mendekati pengukuran awal di hari ke-0. Penelitian ini menjadi pilot study pengukuran dengan reliabilitas dan keakuratan tinggi menggunakan scanner 3D ekstraoral.

Impacted teeth are a pathological condition where teeth fail to erupt properly in the oral cavity in their functional position. The management for impacted third molars involves a procedure called odontectomy, which can be performed under local anesthesia or general anesthesia. Edema is one of the complications that may occur due to the accumulation of fluid in tissues caused by the release of inflammatory mediators, vasodilation, and increased capillary permeability post-odontectomy of third molar teeth. Edema post-odontectomy typically peaks at 48 hours after the procedure and decreases by days 7 to 10 post-odontectomy. Extraoral 3D scanner is capable of producing accurate linear and volumetric measurements because it can display measurements from axial, sagittal, and coronal planes. This study was conducted at the University of Indonesia Hospital (RSUI) within the timeframe of January 2024 to March 2024. Based on sample analysis in this study, the majority of respondents fell within the age range of 18 to 40 years old. Patient scans were performed on the day of odontectomy (H0), on day 2 (H2), and on day 7 (H7) following odontectomy with anesthesia. Subject scans were analyzed using Simplify3D® 4.0 and 3D Builder software. 1. According to the research findings, there was a very significant difference (p<0.001) in the evaluation of edema on the face post-odontectomy of impacted third molar teeth with general anesthesia as assessed by the extraoral 3D scanner. There was an increase on day 2 compared to day 0, followed by a decrease on day 7 compared to day 2, approaching the initial measurement on day 0. This study serves as a pilot study for measurements with high reliability and accuracy using an extraoral 3D scanner."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Emanuel Feroz
"Latar Belakang: Impaksi pada gigi M3 RB adalah impaksi gigi yang paling sering ditemui. Klasifikasi angulasi impaksi gigi M3 RB umumnya bergantung pada pemeriksaan visual (subjektif) terhadap radiograf panoramik menggunakan klasifikasi Winter. Metode subjektif rentan akan variabilitas dan bias pengamat, sehingga perlu adanya metode objektif untuk mengukur angulasi impaksi gigi M3 RB menggunakan alat ukur digital yang lebih akurat. Penelitian ini dilaksanakan untuk menganalisa perbedaan hasil klasifikasi impaksi M3 RB pada pasien RSKGM FKG UI antara metode subjektif dan objektif. Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi retrospektif analitik, yang menggunakan data rekam medis dan radiograf panoramik pasien RSKGM FKG UI. Data subjektif dikumpulkan dari catatan dokter gigi pada rekam medis, sedangkan pengukuran objektif dilakukan oleh 2 peneliti menggunakan alat ukur digital. Data dianalisis menggunakan tabel tabulasi silang dan analisis Mann-Whitney. Hasil: Terdapat 101 kasus impaksi gigi M3 RB dari 89 pasien yang berhasil dikumpulkan, impaksi mesioangular adalah jenis yang paling umum ditemukan baik dalam analisis subjektif (53,47%) maupun objektif (76,24%). Terdapat perbedaan signifikan antara metode subjektif dan objektif dalam mengidentifikasi impaksi horizontal, vertikal, dan distoangular. Pada analisis subjektif, jenis impaksi horizontal banyak dilaporkan (22,77% subjektif dan 2,97% objektif), sedangkan impaksi distoangular kurang dilaporkan (2,97% subjektif dan 19,80% objektif). Kesimpulan: Ditemukan perbedaan signifikan (p = 0,000–0,012) pada angulasi impaksi gigi M3 RB antara metode subjektif dan objektif, menunjukkan pentingnya penggunaan metode objektif untuk meningkatkan akurasi diagnosis.

Background: Mandibular third molars are regarded as the teeth most affected by impaction. Their assessment typically relies on subjective visual inspection of panoramic radiographs using classification systems such as Winter’s classification. However, these methods are prone to variability and observer bias, emphasizing the need of objective methods which offer precise, reproducible measurements using digital tools. This study addresses the gap in data by comparing subjective and objective methods in classifying mandibular third molar impactions within RSKGM FKG UI population. Methods: An analytic retrospective study was conducted using secondary data from patient medical records and panoramic radiographs at RSKGM FKG UI. Subjective assessments were performed by practitioners, and objective measurements performed by 2 practitioners utilizing digital measurement tools. Data were analyzed using crosstabulation table and Mann-Whitney analysis. Results: The study included 101 cases from 89 patients. Mesioangular impactions were the most common type in both subjective (53.47%) and objective analyses (76.24%). Significant disparities were found between subjective and objective methods in identifying horizontal, vertical, and distoangular impactions. Horizontal impactions were overestimated (22.77% subjective dan 2.97% objective), while distoangular impactions were underreported (2.97% subjective dan 19.80% objective). Conclusion: Significant disparities were found between subjective and objective methods in most pairwise comparisons (p = 0.000 – 0.012), highlighting the importance of adopting objective digital measurement tools for precise diagnosis."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library