Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 89 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pangeabean, Adib Ihsan
"Geopark Ciletuh terletak di Kecamatan Ciemas sebelah barat Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Indonesia. Pada Geopark Ciletuh terdapat adanya batuan PraTersier yang tersingkap di permukaan dan juga terdapat berbagai macam struktur yang terbentuk akibat terjadinya pergerakan tektonik di sebelah barat daya Geopark Ciletuh. Penelitian ini dilakukan guna mendelineasi struktur yang ada pada Geopark Ciletuh, dengan metode gravitasi untuk memetakan anomali gravitasi yang disebabkan oleh adanya perbedaan densitas. Pada penelitian ini digunakan analisis derivatif First Horizontal Derivative (FHD) untuk mengetahui keberadaan struktur dan Second Vertical Derivative (SVD) untuk menentukan jenis patahan. Pada penelitian ini juga dilakukan dip estimation dengan metode Multi Level Second Vertical Derivative (ML-SVD). Setelah didapatkan data FHD, SVD, dan ML-SVD selanjutnya diintegrasikan dengan data geological section dari peta geologi Lembar Jampang Balekembang untuk dibuat penampang geologi. Interpretasi dugaan patahan memiliki arah orientasi Barat Laut – Tenggara dan Timur Laut – Barat daya. Pada interpretasi dugaan patahan dilakukan slicing line untuk menentukan tipe patahan. Hasil penelitian menujukkan, terdapat adanya interpretasi dugaan patahan naik dan patahan turun pada lokasi penelitian. Pada analisis terpadu, didapatkan adanya data yang memiliki kesesuaian dan tidak memiliki kesesuaian antara data peta geologi dengan data geofisika.

Ciletuh Geopark is located in Ciemas District, west of Sukabumi Regency, West Java, Indonesia. In Ciletuh Geopark there are Pre-Tertiary rocks exposed on the surface and there are also various kinds of structures formed due to tectonic movements in the southwest of Ciletuh Geopark. This research was conducted to delineate the existing structures in the Ciletuh Geopark, using the gravity method to map the gravitational anomaly caused by differences in density. In this study, analysis of First Horizontal Derivative (FHD) was used to determine the presence of the structure and Second Vertical Derivative (SVD) to determine the type of fault. In this study, dip estimation was also carried out using the Multi-Level Second Vertical Derivative (ML-SVD) method. After obtaining FHD, SVD, and ML-SVD data, it was then integrated with geological section data from the geological map of the Jampang Balekembang Sheet for making geological cross sections. The interpretation of the alleged fault has an orientation of Northwest – Southeast and Northeast – Southwest. In the interpretation of the alleged fault, a slicing line is used to determine the type of fault. The results of the study show that there is an interpretation of the alleged ascending and descending faults at the study site. In the integrated analysis, it was found that there was data that had conformity and did not match the geological map data with geophysical data."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Elfyandri
"Alue Calong merupakan daerah di Provinsi Nangroe Aceh Kabupaten Pidie yang memiliki area potensi geotermal disekitar zona Sesar Sumatera. Potensi geotermal di Alue Calong dibuktikan dengan ditemukanya manifestasi mata air panas di sepanjang struktur regional yang membentang dari barat laut hingga tenggara akibat dari patahan yang disebabkan oleh Sesar Sumatera. Struktur regional dan struktur lainnya yang ada di wilayah penelitian berpotensi sebagai zona permeabel. Eksplorasi keberadaan struktur sebelumnya pernah dilakukan oleh PSDMBP pada tahun 2019 menggunakan metode gravitasi dengan menganalisis secara kualitatif peta anomali Bouguer lengkap, anomali regional, anomali residual, dan anomali first horizontal derivative. Oleh sebab itu, diperlukan analisis lebih detail terkait dengan keberadaan struktur, bukan hanya secara kualitatif tetapi juga analisis secara kuantitatif. Pada penelitian ini akan mengintegrasikan data primer berupa data gravitasi satelit dari GGMplus dan data sekunder berupa data geologi, data geokimia, dan data tahanan jenis semu audio magnetotellurik dari PSDMBP untuk mengidentifikasi distribusi struktur sesar. Pengolahan data gravitasi satelit dilakukan untuk mendapatkan hasil analisis kualitatif dari peta anomali Bouguer lengkap, peta anomali regional, peta anomali residual, dan peta FHD-SVD serta analisis kuantitatif dari hasil analisis grafik nilai maksimum dan minimum FHD-SVD. Hasil analisis struktur dari data gravitasi satelit kemudian diintegrasikan dengan data geologi, geokimia, dan tahanan jenis semu untuk dibuat pemeringkatan struktur dengan metode analisis fault ranking. Semakin tinggi score yang diperoleh maka semakin banyak bukti keberadaan struktur tersebut berdasarkan data geosains yang digunakan. Hasilnya dari 9 struktur yang dianalisis, struktur regional atau F-1 memperoleh score 4 karena teridentifikasi oleh data gravitasi satelit, geologi, geokimia, dan tahanan jenis semu sehingga disimpulkan F-1 merupakan struktur paling berpotensi sebagai zona permeabel. Struktur F-2 memperoleh score 3, struktur F-4, F-5, F-6, F-7, dan F-8 memperoleh score 2. F-3 dan F-9 memperoleh Score 1 atau disimpulkan bahwa struktur F-3 dan F-9 merupakan struktur yang paling tidak berpotensi karena hanya teridentifikasi oleh data geologi.

Alue Calong is an area in Nangroe Aceh Province, Pidie district, which has a geothermal potential area around the Sumatran Fault Zone. The geothermal potential in Alue Calong is proven by the discovery of hot spring manifestations along the regional structure that stretches from the northwest to the southeast as a result of faults caused by the Sumatran Fault. Regional structures and other structures in the research area have the potential to become permeable zones. The exploration for the existence of structures was previously carried out by PSDMBP in 2019 using the gravity method by qualitatively analyzing the complete Bouguer anomaly map, regional anomalies, residual anomalies, and first horizontal derivative anomalies. Therefore, a more detailed analysis is needed related to the existence of structures, not only qualitatively but also quantitatively. This research will integrate primary data in the form of satellite gravity data from GGMplus and secondary data in the form of geological data, geochemical data, and audio magnetotelluric apparent resistivity data from PSDMBP to identify the distribution of fault structures. Satellite gravity data processing is carried out to obtain qualitative analysis results from the complete Bouguer anomaly map, regional anomaly map, residual anomaly map, and FHD-SVD maps as well as quantitative analysis from the results of the graphical analysis of the maximum and minimum FHD-SVD values. The results of structural analysis from satellite gravity data are then integrated with geological, geochemical, and apparent resistivity data to rank structures using the fault ranking analysis method. The higher the score obtained, the more evidence of the existence of the structure based on the geoscience data used. As a result of the 9 structures analyzed, the regional structure or F-1 received a score of 4 because it was identified by satellite gravity data, geology, geochemistry, and apparent resistivity, so it was concluded that F-1 was the structure with the most potential as a permeable zone. Structure F-2 gets a score of 3, structure F-4, F-5, F-6, F-7, and F-8 gets a score of 2. F-3 and F-9 get a score of 1 or it can be concluded that structure F-3 and F-9 is the least potential structure because it is only identified by geological data."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bimo Ramadhan
"Indonesia merupakan negara dengan potensi energi geotermal yang besar. Salah satu wilayah di Indonesia dengan potensi energi geotermal adalah Wilayah Z. Sebelumnya, beberapa penelitian dalam bidang geosains mengenai Wilayah Z telah dilakukan untuk mengetahui struktur geologi, keberadaan manifestasi geotermal, geokimia fluida hidrotermal, resistivitas batuan, dan anomali gravitasi. Metode geofisika yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode geofisika gravitasi dengan data yang diperoleh dari GGMPlus 2013. Anomali gravitasi regional dan residual diperoleh menggunakan dua metode, yaitu bandpass dan polynomial trend surface analysis. Analisis FHD dan SVD digunakan dalam menentukan keberadaan patahan. Terdapat sepuluh patahan yang teridentifikasi melalui analisis tersebut dengan rincian delapan patahan normal dan dua patahan naik. Model 2-D dan 3-D digunakan dalam memperkiraan nilai densitas batuan bawah permukaan. Densitas batuan tertinggi berada pada luar pull-apart basin dan densitas batuan terendah berada pada bagian tengah pull-apart basin. Berdasarkan analisis data gravitasi GGMPlus 2013 beserta data-data pendukung seperti data geologi, data geokimia, dan data geofisika, teridentifikasi beberapa struktur patahan yang sesuai dengan persebaran struktur patahan pada peta geologi.

Indonesia is a country with great geothermal energy potential. One of the regions in the country with geothermal energy potential is Region Z. Previously, several studies in the field of geosciences regarding Region Z have been carried out to determine the geological structure, the presence of geothermal manifestations, the geochemistry of hydrothermal fluids, rock resistivity, and gravitational anomalies. The geophysical method used in this study is the gravitational geophysical method with data obtained from GGMPlus 2013. Regional and residual gravity anomalies are obtained using two methods, namely bandpass and polynomial trend surface analysis. FHD and SVD analysis are used in determining the presence of faults. There were ten faults identified through the analysis with details of eight normal faults and two ascending faults. 2-D and 3-D models are used in estimating the density values of subsurface rocks. The highest rock density is outside the pull-apart basin and the lowest rock density is in the central pull-apart basin. Based on the analysis of GGMPlus 2013 gravity data along with supporting data such as geological data, geochemical data, and geophysical data, several fault structures that correspond to the distribution of fault structures on the geological map were identified."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Raja Amarulloh
"Pulau Sumatera merupakan salah satu pulau di Indonesia yang sering mengalami gempa bumi. Hal ini dikarekanan Pulau Sumatera terletak pada sebelah utara dari zona subduksi dari Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia. Selain itu, Pulau Sumatera juga memiliki zona patahan yang dinamakan Sumatran Fault Zone, yang berada sepanjang Pulau Sumatera. Salah satu gempa besar yang terjadi di Pulau Sumatera adalah pada tahun 2009 di Kota Padang dengan magnitudo sebesar 7,9 SR di kedalaman 71 km. Hal ini mendukung untuk melakukan penelitian mengenai struktur bawah permukaan pada daerah Kota Padang, salah satunya pada daerah Koto Tangah. Salah satu metode yang cocok digunakan untuk mengidentifikasi struktur bawah permukaan adalah metode gravitasi, yang dapat memetakan ragam massa batuan bawah permukaan pada kedalaman dalam, maupun dangkal. Salah satu sumber data gravitasi open source adalah data gravitasi satelit Topex. Data gravitasi Topex diolah menggunakan metode First Horizontal Derivative dan Second Vertical Derivative untuk memetakan patahan dan juga jenis dari patahan tersebut. Hasil dari analisis FHD dan SVD menunjukkan 4 patahan naik yang berorientasi barat daya – timur laut pada bagian timur laut Koto Tangah.

Sumatera Island is one of Indonesia many island where earthquake occurred pretty often. This is because Sumatera is located north of subduction zone of Indo-Australia Plate and Eurasia Plate. Also, Sumatera Island has fault zone known as Sumatran Fault Zone that located along Sumatera Island. One of the major earthquake ever happened in Sumatera Island is in 2009 at Padang City with a magnitude of 7.9 SR at depth of 71 km. This promote a research to identify subsurface structures at Padang City, especially Koto Tangah. One of suitable method used to identify subsurface structures is gravity method that can be used to map variety of subsurface rocks mass, whether shallow or deep depth. One of open source gravity data is Topex satellite gravity data. Topex gravity data processed using First Horizontal Derivative method and Second Vertical Derivative Method to map fault and they type of fault. The result of FHD and SVD analysis shows 4 reverse fault with orientation of south west – north east at north east of Koto Tangah."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Ayu Vanesya
"Dalam melakukan interpretasi struktur bawah permukaan menggunakan data gravitasi, perlu dilakukan pemisahan anomali residual dan regional. Metode yang umum digunakan untuk melakukan pemisahan antara lain yaitu metode analisis spektrum, trend surface analysis (TSA), dan upward continuation. Dalam tulisan ini digunakan ketiga metode tersebut untuk memisahkan anomali regional dan residual. Penelitian dilakukan menggunakan data gravitasi daerah “X” dengan objek penelitian berupa patahan. Data gravitasi yang diperoleh diolah hingga mendapatkan data CBA (Complete Bouguer Anomaly), lalu dilakukan proses separasi. Dari data-data tersebut kemudian dilakukan inversi dan forward modeling 2D. Analisis dilakukan untuk melihat perbedaan hasil pemodelan anomali gravitasi tanpa dilakukan separasi (CBA) dibandingkan dengan pemodelan anomali residual hasil separasi. Hasil analisisnya memperlihatkan bahwa dari data CBA dan anomali residual metode analisis spektrum tidak dapat mendeteksi adanya patahan. Sedangkan dari data anomali residual metode TSA dan upward continuation sudah mampu mendeteksi adanya patahan.

In interpreting subsurface structures using gravity data, it is necessary to separate residual and regional anomalies. The methods commonly used to perform separation include spectrum analysis, trend surface analysis (TSA), and upward continuation. In this paper, these three methods are used to separate regional and residual anomalies. The study was conducted using gravity data for area “X” focusing on fault structures as the object of interest. The obtained gravity data is processed to obtain CBA (Complete Bouguer Anomaly) data, then the separation process is carried out. From these data, 2D inversion and forward modeling are then performed. The analysis was carried out to see the differences in the results of the modeling of the gravity anomaly without separation (CBA) compared to the modeling of the residual anomaly resulting from the separation. The results of the analysis show that from CBA and residual anomaly using spectrum analysis method, were not able to detect the faults. Meanwhile, the faults can be detected in residual anomaly from TSA and upward continuation methods."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jubelium Mamanua
"Dalam kegiatan eksplorasi geotermal umumumnya ditemukan beberapa kendala seperti membutuhkan resiko biaya investasi cukup besar, metode survei langsung yang membutuhkan waktu yang cukup lama, belum lagi resiko yang ditemui di lapangan seperti area medan, dan juga daerah geotermal yang umumnya terdapat pada area konservasi dan hutan lindung sehingga cukup menyulitkan dalam proses pengambilan data secara langsung. Untuk menjawab solusi dan permasalah tersebut maka kegiatan penelitian yang meliputi kegiatan investigasi zona permeabel pada daerah penelitian dengan pendekatan metode fault fracture density (FFD) dan pengolahan data gravitasi satelit yang umumnya berbasis remote sensing yang dapat digunakan dalam menginvestigasi zona yang memiliki permeabelitas yang tinggi dengan cara menilai area yang memiliki kepadatan struktur tinggi berdasarkan kelurusan yang terbentuk oleh aktivitas patahan ataupun rekahan. Akan tetapi, pada penerapannya tidak semua kelurusan berasal dari aktivitas yang ditimbulkan oleh patahan, sehingga perlu dilakukan pemrosesan sinyal secara digital untuk memilah dan menganalisisnya. Metode penelitian dilakukan dengan menggunakan citra satelit berupa data dari DEMNAS untuk melakukan penarikan secara manual dan data Landsat 8 untuk mendeteksi kelurusan secara otomatis dengan metode Principal Component Analysis (PCA) yang kemudian dilakukan filterisasi melalui filter konvolusi dengan menggunakan bantuan software Arcgis untuk melihat daerah dengan kepadatan tertinggi sehingga mengurangi subjektifitas dari penarikan secara manual yang kemudian dihasilkan peta Fault Fracture Density (FFD) dengan menunjukkan terdapatnya zona yang memiliki permeabilitas yang tinggi, berada pada sisi selatan gunung Karua dekat manifestasi Balla dan Cepeng. Untuk mengonfirmasi hasil yang telah didapatkan dari metode tersebut, maka metode gravitasi digunakan untuk mengonfirmasi keberadaan struktur patahan dengan data yang berasal dari citra satelit. Hasil integrasi data penginderaan jauh dan gravitasi menunjukkan zona permeabel terduga yang berada disekitaran manifestasi daerah geotermal X sebagai zona potensial reservoir.

In geothermal exploration activities, in general, several obstacles are found, such as requiring a large investment cost risk, direct survey method which takes a long time, not to mention the risks encountered in the field such as terrain areas, and also geothermal areas which are generally found in conservation areas and protected forests. making it quite difficult to process data directly. To answer these solutions and problems, research activities which include investigations of permeable zones in the research area using the fault fracture density (FFD) method approach and processing satellite gravity data which are generally based on remote sensing which can be used to investigate zones with high permeability by means of assessing areas that have high structural density based on the lineaments formed by fault or fracture activity. However, in its application, not all lineaments originate from activities caused by faults, so digital signal processing is necessary to sort and analyze them. The research method is carried out using satellite imagery in the form of data from DEMNAS to perform manual withdrawals and Landsat 8 data to detect lineaments automatically with the Principal Component Analysis (PCA) method which is then filtered through a convolution filter using the help of Arcgis software to see areas with density This reduces the subjectivity of manual withdrawal which then results in a Fault Fracture Density (FFD) map showing the presence of a zone with high permeability, located on the south side of Mount Karua near the Balla and Cepeng manifestations. To confirm the results obtained from this method, the gravity method is used to confirm the presence of the fault structure with data from satellite imagery. The results of the integration of remote sensing and gravity data show a presumed permeable zone that is around the manifestation of the X geothermal area as a potential reservoir zone."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Balqis Al Sausan Suwargono
"Daerah penelitian berada pada Provinsi Sulawesi Tengah dengan sistem geotermal temperatur sedang tipe zona rekahan dan sesar Palu Koro. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persebaran struktur patahan dan nilai densitas bawah permukaan daerah penelitian serta menghasilkan pemodelan tiga dimensi struktur bawah permukaan. Metode yang digunakan adalah metode gravitasi guna memberikan informasi tentang densitas batuan bawah permukaan dan lokasi sesar. Hasil penelitian menunjukkan adanya persebaran struktur patahan bawah permukaan yang berada pada bagian tengah dengan jenis patahan sinistral, barat laut patahan naik dan normal, serta bagian tenggara dengan jenis patahan naik. Hasil pemodelan tiga dimensi menunjukkan adanya anomali rendah dengan densitas 1.8-2.2 gr/cm3 yang berada pada bagian tengah daerah penelitian dan memanjang dari utara hingga selatan, yang diduga merupakan zona depresi Palu berupa graben. Anomali tinggi ditemukan pada bagian barat laut dengan densitas 2.8-3 gr/cm3 diduga disebabkan karena keberadaan Formasi Latimojong yang berumur Kapur-Eosen.

The research area is in Central Sulawesi Province with a medium temperature geothermal system with a fracture zone type and the Palu Koro fault. This study aims to determine the distribution of the fault structure and the subsurface density value of the research area and to produce a three-dimensional modeling of the subsurface structure. The method used is the gravity method to provide information about the density of subsurface rocks and the location of faults. The results showed that there was a distribution of subsurface fault structures in the middle with sinistral fault types, northwest up and normal faults, and southeast with rising fault types. The results of the three-dimensional modeling show that there is a low anomaly with a density of 1.8-2.2 gr/cm3 which is located in the center of the study area and extends from north to south, which is thought to be a depression zone in Palu in the form of a graben. The high anomaly found in the northwest with a density of 2.8-3 gr/cm3 is thought to be due to the presence of the Cretaceous-Eocene Latimojong Formation."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fenny Wijaya Rusliem
"Tanah longsor merupakan salah satu bencana yang sering terjadi di Indonesia. Pada tahun 2021, bencana tanah longsor menduduki peringkat ketiga sebagai bencana yang sering terjadi di Indonesia setelah bencana banjir dan cuaca ekstrem. Longsor dapat dipengaruhi oleh bidang gelincir, kemiringan lereng, litologi, saturasi air, permeabilitas dan porositas. Parameter ini dianalisis untuk mengidentifikasi potensi longsor menggunakan metode geolistrik. Peneliatian ini dilakukan di sekitar Bendungan Sukamahi dengan total tiga lintasan geolistrik. Pengukuran menggunakan konfigurasi Dipole-Dipole dan didapatkan hasil sebaran nilai resistivitas yaitu 37 – 79 Ωm yang diduga sebagai endapan kolovial, 52 – 89 Ωm diduga sebagai tanah residu, dan 90 – 138 Ωm diduga sebagai breksi. Pada hasil penampang ketiga lintasan terlihat adanya bidang gelincir yang diduga sebagai breksi. Berdasarkan analisis kemiringan lereng, lokasi penelitian berada pada lereng yang curam dengan kemiringan 20 – 60 derajat dan tidak stabil. Adapun litologi yang diduga akan tergelincir yaitu endapan kolovial dan tanah residu. Sehingga melalui penelitian ini, lokasi peneltian merupakan area yang rawan terhadap bencana tanah longsor.

Landslides are one of the most common disasters in Indonesia. In 2021, landslides will be ranked as the third most frequent disaster in Indonesia after floods and extreme weather. Landslides can be influenced by the slip surface, slope, lithology, water saturation, permeability and porosity. These parameters were analyzed to identify potential landslides using the geoelectric method. This research was carried out around the Sukamahi Dam with a total of three geoelectric lines. Measurements used the Dipole-Dipole configuration and we get a resistivity distribution of 37 – 79 Ωm which is assumed to be a collovial deposits, 52 – 89 Ωm is thought to be a residual soil, and 90 – 138 Ωm is thought to be a breccia. In the cross-section of the three tracks, it can be seen that there is a slip surface that is suspected to be a breccia. Based on the slope analysis, the research location is on a steep slope with a slope of 20-60 degrees and is unstable. The lithology that is expected to slip is colovial deposits and residual soil. Thus, through this research, the research location is an area that is prone to landslides."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Shofiur Rahman
"Sulawesi Selatan tercatat mengalami gempa signifikan dan merusak sebanyak dua kali pada tahun 2018. Peristiwa dua gempa bumi tersebut mengakibatkan kerusakan infrastruktur antara lain dua masjid, satu gedung sekolah, satu rumah dan satu jembatan mengalami kerusakan ringan. Hal ini disebabkan minimnya penelitian mengenai karakteristik dinamika tanah sebagai langkah awal dalam perencanaan pembangunan infrastruktur. Dalam penelitian ini dilakukan analisis data mikrotremor di Sulawesi Selatan untuk mengetahui karakteristik dinamika tanah berdasarkan parameter frekuensi natural (fo) dan amplifikasi tanah (Ao) yang diperoleh dari metode HVSR. Parameter tersebut digunakan sebagai parameter dasar dalam perhitungan estimasi kedalaman batuan dasar (h), indeks kerentanan seismik (Kg), peak ground acceleration (PGA), intensitas gempa bumi maksimum dan ground shear strain (GSS). Berdasarkan hasil penelitian, karakteristik dinamika tanah menunjukkan sifat dinamis elastis sampai elastoplastis dengan rentang nilai GSS sebesar 1.41×10-6 sampai 3.36×10-4, sehingga fenomena terburuk akibat pergerakan tanah yang dapat terjadi adalah keretakan tanah dan terjadinya penurunan tanah. Berdasarkan hasil analisis indeks kerentanan seismik (Kg), peak ground acceleration (PGA), intensitas gempa bumi maksimum, kecepatan rata-rata gelombang geser Vs30 dan ground shear strain (GSS), area penelitian termasuk dalam wilayah dengan kerentanan bencana gempa bumi yang relatif rendah. Namun, pada bagian timur area penelitian tingkat kerentanan terhadap bencana gempa bumi relatif tinggi.

South Sulawesi experienced two significant and destructive earthquakes in 2018. The two earthquakes caused damage to infrastructure, including two mosques, one school building, one house and one bridge, which suffered minor damage. This is due to the lack of research on the characteristics of soil dynamics as the first step in planning infrastructure development. In this study, microtremor data analysis was conducted in South Sulawesi to determine the dynamics characteristics of the soil based on natural frequency parameters (fo) and soil amplification (Ao) obtained from the HVSR method. These parameters are used as basic parameters in calculating the estimated bedrock depth (h), seismic vulnerability index (Kg), peak ground acceleration (PGA), maximum earthquake intensity and ground shear strain (GSS). Based on the results of the study, the dynamics characteristics of the soil show elastic to elastoplastic dynamic properties with a GSS value range of 1.41×10-6 to 3.36×10-4, so that the worst phenomenon due to soil movement that can occur is soil cracking and subsidence. Based on the analysis of seismic vulnerability index (Kg), peak ground acceleration (PGA), maximum earthquake intensity, average shear wave velocity Vs30 and ground shear strain (GSS), the research area is included in an area with relatively low earthquake vulnerability. However, in the eastern part of the research area the level of vulnerability to earthquakes is relatively high."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ullil Gunadi Putra
"Penelitian dilakukan di Bittuang, Kabupaten Tana Toraja, Provinsi Sulawesi Selatan, sebagai salah satu wilayah prospek panas bumi dan menjadi salah satu target tahap awal kegiatan pengeboran yang dilakukan oleh Pemerintah untuk periode tahun 2020-2024. Penelitian menggunakan metode gravitasi satelit GGMplus yang memiliki spasi grid kurang lebih 200 meter dengan wilayah 14 Km x 18 Km. Salah satu aspek yang terdapat di panas bumi adalah struktur pengontrol manifestasi sebagai jalur migrasi fluida dari bawah permukaan. Oleh karena itu, dilakukan identifikasi struktur yang ada di wilayah panas bumi Bittuang, selain itu juga untuk mengkonfirmasi struktur geologi permukaan yang terdapat pada peta geologi panas bumi Bittuang. Metode gravitasi dapat mengidentifikasi patahan berdasarkan parameter kontras anomali gravitasi yang diindikasikan sebagai kontras densitas bawah permukaan. Dalam menentukan keberadaan patahan dan mengetahui karakteristiknya seperti jenis patahan, arah dip, dan besar dip dari patahan, data gravitasi diolah menggunakan metode Multi Scale-Second Vertical Derivative (MS-SVD). Untuk memperkuat interpretasi, hasil dari MS-SVD dicocokkan dengan data hasil dari metode First Horizontal Derivative (FHD) dan data geologi struktur daerah penelitian. Dari proses tersebut, terdapat 27 patahan yang ada di wilayah panas bumi Bittuang dimana 2 diantaranya diindikasikan sebagai patahan pengontrol manifestasi kelompok Balla dan kelompok Cepeng. Penelitian ini diharapkan dapat membantu pemerintah dalam menyediakan informasi patahan yang ada di wilayah panas bumi Bittuang. Sedangkan karakteristik dari struktur pengontrol manifestasi panas bumi dapat menjadi pertimbangan nantinya dalam menentukan lokasi dan kedalaman pemboran yang akan dilakukan.

The research was conducted in Bittuang, Tana Toraja Regency, South Sulawesi Province, as one of the geothermal prospect areas and became one of the targets for the initial stage of drilling activities carried out by the Government for the 2020-2024 period. The research uses the GGMplus satellite gravity method which has a grid space of approximately 200 meters with an area of ​​14 km x 18 km. One of the aspects contained in geothermal is the manifestation control structure as a fluid migration pathway from below the surface. Therefore, identification of existing structures in the Bittuang geothermal area was carried out, in addition to confirming the surface geological structure contained in the Bittuang geothermal geological map. The gravity method can identify faults based on the gravity anomaly contrast parameter which is indicated as subsurface density contrast. In determining the presence of a fault and knowing its characteristics such as the type of fault, the direction of the dip, and the magnitude of the dip of the fault, the gravity data was processed using the Multi Scale-Second Vertical Derivative (MS-SVD) method. To strengthen the interpretation, the results from the MS-SVD were matched with the data from the First Horizontal Derivative (FHD) method and the geological data of the structure of the study area. From this process, there are 27 faults in the Bittuang geothermal area where 2 of them are indicated as controlling faults for the manifestation of the Balla group and the Cepeng group. This research is expected to assist the government in providing fault information in the Bittuang geothermal area. While the characteristics of the structure controlling geothermal manifestations can be considered later in determining the location and depth of drilling to be carried out."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9   >>