Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 140 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bernadus Wahyu H.
Abstrak :
Suatu adsorben haruslah memiliki kemampuan penyerapan yang baik. Ini penting mengingat tujuannya sebagai media dalam proses dehumidifikasi. Selama ini material adsorben pada proses dehumidifikasi masih banyak menggunakan silica gel dan lithium cloride yang harganya cukup mahal, padahal masih terdapat material lain yang disinyalir memiliki kemampuan tersebut dan harganya lebih murah, salah satunya adalah bentonit alam, dalam hal ini Bentonit Alam Leuwiliang-Bogor. Dalam penelitian ini ingin diketahui seberapa besar kemampuan benonit alam dalam menyerap uap air pada kondisi udara tertentu. Perkiraan bahwa bentonit alam dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif bahan adsorben, didasarkan pada luas permukaan serap yang besar yang dimiliki oleh bentonit. Proses aktivasi dilakukan dengan melakukan pemanasan hingga 120 °C, hal ini diasumsikan bahwa dalam temperatur tersebut air telah ternebas seluruhnya Sedangkan proses pencarian kurva karakteristik bentonit alam ini dilakukan pada temperatur di bawah dan di atas temperatur ruangan (25 °C, 30 °C, 35°C) dan RH udara system yang bervariasi dengan laju aliran fluida 1,2 m/s dan tekanan 101,4 kPa. Dari hasil penelitian didapaikan bahwa pada temperatur rendah, RH yang diperoleh justru tinggi, demikian pula sebaliknya. Nilai Equilibrium Moisture Content semakin besar pada RH tinggi yang berani massa uap air yang diserap besar karena secara teoritis semakin besar RH makin banyak pula kandungan uap air dalam udara. Dari hasil perhitungan dapat dilihat bahwa penurunan RH sangat dipengaruhi jumlah massa uap air yang diserap bentonit. Makin besar massa yang diserap makin besar pula penurunannya. Namun selain itu dari rumus perhitungan RH dilihat bahwa penurunan tersebut dipengaruhi juga oleh temperatur akhir yaitu temperatur saat udara telah melewati bentonit alam. ......An adsorbent should has good absorbability. This characteristic is important because adsorbent material as fundamental part in dehumidyication process. All this time, the material adsorbent which used in dehumidification process are silica gel and lithium chloride but the price is quite expensive, whereas in reality there are a lot of tnaterutls that lutve the ability and the price is cheaper than silica get and lithitun chloride. One of the tttateriuiv is called natural hentonite from Leuwiliang-Bogor. In this research we want to know the ability of this bentonite can be used as one of the alternative adsorbettt material because it has big adsorb surface of moisture. Activation process made by give bentonite a heat treatment until 120 °C, we assume that at that temperature all of the water contained in bentonite has been released By the way, process of finding characteristic curve of this natural bentonite done at temperature below and above room temperature (25 °C, 30 °C, 35 °C) with fluid's velocity rate 1,2 m/s and pressure 101,4 kPa. The research results conclude that at low temperature, the RH value was high but at the higher temperature the RH value was low. The EMC was big at the high temperature, which means a lot of Moisture was adsorbed. Theoreticalbt when the W is getting higher, the amounts of moisture in the air increase. The results show that the decreasing of RH is adsorbed by the amount of mass of moisture, which is adsorbed by bentonite. When the adsorbed mass was big, the decreasing of RH was high too. From the equation of Relative Humidigt we can see that the decreasing is also influenced by output temperature or temperature when the air pass through the natural bentonite.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37700
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Edhi Wicaksono
Abstrak :
Penggunaan adsorben berbentuk padat dalam proses dehumidifikasi udara telah banyak digunakan dalam aplikasi industri_ Salah satu adsorben yang dapat cligunakan adalah batuan alam zeolit yang dari segi ekonomi relatif murah dan mudah didapatkan. Dalam penulisan ini zeolit alam yang dilakukan pengujian adalah jenis klinoptilolit dan jenis mordenit. Dimana keduanya memiliki karakteristik berbeda yang dapat mempengaruhi laju perpindahan massa. Penelitian yang dilakukan dalam kondisi temperatur 25°C, 30°C dan 35°C dengan variasi kelembaban relatif 26% sampai 81% dalam kondisi udara adalah aliran laminar berkembang penuh. Dengan menhikberatkan penelitian pada perpindahan massa antara udara dan zeolit yang dapat clinyatakan dalam bilangan Sherwood. Hasil pengolahan data yang ditampilkan dalam bentuk gram( kelembaban relatif terhadap bilangan Sherwood dan liquitfbrium Moisture Content terhadap bilangan Sherwood, dengan tujuan untuk mengetahui perubahan kelembaban relatif dan Equibrium Moisture Content terhadap pexpindahan massa dari udara menuju ke zeolit. Dengan adanya kenaikan kelembaban relatif maka nilai dari bilangan Sherwood akan bertambah secara bertahap. Tetapi dengan adanya kenaikan EMC akan menumnkan bilangan Sherwood.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37662
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedy Yuniarcho
Abstrak :
Modullar Air Dryer (MAD) dirancang untuk mengeringkan berbagai macam hasil pertanian seperti padi, bawang merah dan lain sebagainya dengan sumber energi matahari. Alat pengering ini sangat bergantung kepada cuaca yang cerah, dengan sinar matahari yang terik. Peneliti kali ini mencoba meneliti bagaimana perjformance MAD ketika cuaca kurang baik (berawan) atau sinar matahari sebagai sumber energi utama kurang maksimal, dan pengaruh ditempatkannya silica gel pada solar collector terhadap performance dari MAD. Prosedur penelitian yaitu dengan mencatat perubahan massa dari bawang merah dan silica gel dengan selang waktu tiap 10 menit pada setiap rak bawang merah dan wadah dari silica geI. Kemudian melakukan pencatatan perubahan temperatur pada solar collector dan ruang pengeiing pada 18 titik, serta mencatat perubahan kelembapan relatif yang terjadi pada ruang pengering untuk selang waktu yang sama yaitu 10 menit. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa efisiensi MAD ketika cuaca kurang balk dengan bantuan silica gel tidak jauh berbeda ketika cuaca sangat cerah tanpa bantuan silica gel. Nilai efisensi yang didapat berkisar 9.5 % - 16.6 %. Selain itu, laju pengeringan yang didapat 0.09 - 0.39 gram/menit. Rak F memiliki nilai laju pengeringan yang lebih baik dibandingkan rak lainnya. Sedangkan k tiap rak pada ruang pengering hampir sama, yaitu berkisar antara 0.053-0.055 menit-1. ......Modular Air Dryer (MAD) for drying many kinds of agricultural plants such as paddy, shallot, etc. with using sun as the heat source. This dryer rely on the sunny and hot temperature. Researcher tried to find out how is the MAD's performance when the weather is cloudy and seeing the effect of silica gel's placement info into collector to the MAD's performance. The procedures in doing the experiment are write down the mass change of shallot and silica gel with 10 minute interval in each rack of shallot and silica gel. Then record changes of temperature on solar collector and place of silica gel on 18 points, and also record the changes of relative humidify in MAD's with 10 minute interval. The resulls of this experiment indicated that the efficiency of MAD's silica gel in cloudy weather had similarly in common with the efficiency of M AD 's in sunny and hot temperature without silica gel. The efficiency value within 9.5% to 16.6 %. Besides that the drying rate within 0.09 - 0.39 gram/minute. Rack F had higher drying rate among the others. Moreover, the value of k on each rack in MAD's had the same value within 0.053-0.055 menit -1.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37523
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Kurniawan
Abstrak :
Proses pengeringan merupakan suatu cara pemeliharaan terhadap suatu produk bahan pangan. Pengeringan secara alami, yaitu menggunakan sinar matahari langsung dirasakan kurang efektif karena membutuhkan waktu yang lama untuk proses pengeringan yang dilakukan. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu alat pengering yang dapat meminimalkan waktu pengeringan. Modullar Air Dryer (MAD) adalah sebuah alat pengering yang dilengkapi kolektor plat datar dan memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber energi utama. Sinar matahari yang dapat digunakan secara gratis menjadikan MAD sebagai alat pengering yang murah dengan perawatan yang mudah. Pembuatan MAD ini disesuaikan dengan cuaca di negara kita yang memiliki intensitas matahari cukup tinggi. Selain itu, hasil pertanian yang besar di negara kita menjadi salah satu alasan pembuatan MAD. Pengujian MAD kali ini adalah untuk mengetahui kesetimbangan massa dan energi dalam proses pengeringan bahan pangan. Untuk pengujian kali ini digunakan bawang merah sebagai bahan uji. Persiapan awal yang dilakukan adalah meletakkan MAD pada tempat yang mendapatkan intensitas matahari cukup tinggi. Bawang merah yang akan dikeringkan diletakkan pada rak-rak yang tersedia dengan menggunakan wadah. Pengambilan data dilakukan setiap 10 menit. Data yang didapat dari pengujian antara lain temperatur udara masuk dan keluar ruang kolektor, temperatur ruang kolektor, temperatur ruang pengering, kelembaban relatif ruang pengering, massa bawang merah, intensitas matahari, dan temperatur lingkungan. Sedangkan, kecepatan aliran udara yang melalui ruang kolektor dan ruang pengering tidak berubah. Data yang didapat dari hasil pengujian diolah dan didapatkan hasil bahwa secara ideal, proses pengeringan dalam MAD tidak setimbang karena terjadi perbedaan antara aliran massa uap air dan aliran energi yang masuk dan keluar sistem. Untuk aliran massa uap air, dari tiga kali pengujian, perbedaan yang terjadi adalah - 0.1251g/s, - 0.3967g/s, dan 0.0753g/s. Sedangkan, untuk aliran energi perbedaan yang teijadi adalah 0.254kJ/s, - 0.404kJ/s, dan 0.958kJ/s. Perbedaan ini sangat kecil bila dibandingkan dengan besamya aliran massa dan energi yang masuk dan keluar sistem. Sehingga, sistem pengeringan MAD dianggap memiliki kesetimbangan massa dan energi.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37521
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra Andriadi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37489
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurraflis Salam
Abstrak :
Sifat-sifat udara yang keluar dari desiceant rotary dehumidiiier dapat diketahui dengan menggunakan metode percobaan dan rnetode teoritis. Dalam skripsi ini dijelaskan mengenai penentuan sifat-sifat udara yang keluar melalui desiccant rotary dehumidifier dengan menggunakan metode percobaan. Percobaan dilakukan dengan beberapa metode yaitu memvariasikan debit udara proses inlet, memvariasikan debit udara regenerasi inlet dan memvariasikan jumlah uap air proses inlet dengan menggunakan nozzle. Dari data percobaan, variasi debit udara proses dan udara regenerasi dapat mempengaruhi jumlah uap air yang keluar melalui udara proses dan regenerasi. Data percobaan memvariasikan jumlah uap air proses inlet digtmakan untuk membuat gratik yang dapat memprediksi sifat-sifat udara proses yang keluar dari dehumidifier. Untuk memvariasikan jumlah nap air rnaka ditambahkan suatu alat berupa spuyer yang dihubungkan dengan tabung bertekanan yang berisi air dan udara sehingga dapat menyemprotkan uap air. Dari hasil percobaan diperoleh dna graiik yang dapat menentukan sifat-sifat udara proses outlet pada temperatur ruangan sebesar 2S°C. Grafik ini pada nantinya dapat digunakan sebagai performance antara satu dehumidyier dengan dehumidifer lainnya. ......Outlet air properties from desiccant rotary dehumidifier can be defined with experiment method and theoretic method. In this thesis explains about how to determine outlet air properties from rotary desiccant dehumidifier with experiment method Experiments have done with some types such as make variation on debit air process inlet, variation on debit air regeneration inlet and make water vapor variation on air process inlet that used nozzle. In the experiments found that make variation debit air process inlet and air regeneration inlet influenced humidity ratio on air proses outlet and regeneration outlet. Data from experiment in make variation on humidity ratio on process inlet can be used to predict air process inlet properties. To add water vapor in the air so have to use new component such as nozzle that connected with pressurized tube so it can spray water to air process inlet. Data jrom experiments can be used to make two graphics that can predict air process outlet properties in ambient temperature about 25°C in the next time, these graphics can be used as performance comparative between two or more desiccant rotary dehumidifier.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S37750
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faiq Nurzaman
Abstrak :

Kenyamanan termal adalah penilaian subjektif dari lingkungan termal yang cocok oleh pikiran individu. Standarisasi kenyamanan termal penting untuk menciptakan lingkungan dalam ruangan yang optimal. Oleh karena itu, beberapa standar telah digunakan selama beberapa dekade untuk mengukur kenyamanan termal berdasarkan suhu, kecepatan udara, dan kelembapan. Selain itu, panas ruangan dari penghuni dan barang lainnya juga berperan besar dalam mempengaruhi parameter tersebut. Ada dua pendekatan umum untuk mendapatkan variabel yang dibutuhkan dalam menentukan kenyamanan termal: audit ruangan dan simulasi. Audit ruangan adalah pendekatan yang paling nyata untuk mengukur parameter kenyamanan termal ruangan tertentu. Di sisi lain, pendekatan simulasi banyak digunakan dalam tahap desain sebuah bangunan. Untuk melakukan simulasi, setiap detail ruangan yang diukur harus diperhitungkan untuk melakukan pendekatan simulasi. Pada tesis ini parameter kenyamanan termal diukur di Auditorium Makara Art Center (MAC). Selain itu juga dibuat desain 3D auditorium yang sesuai dengan auditorium untuk mendapatkan akurasi simulasi dibandingkan dengan data sebenarnya. Untuk melakukan simulasi situasi yang paling mirip, beberapa skenario simulasi dengan bentuk diffuser dan parameter panas yang berbeda dilakukan menggunakan ANSYS Fluent sesuai dengan kondisi sebenarnya. Kondisi aktual suhu auditorium bervariasi dari 22,9 C hingga 24,1 C. Sedangkan suhu simulasi skenario keseluruhan menyimpang dari 0,1% hingga 52,63%. Simulasi kecepatan udara, di sisi lain, memiliki deviasi yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan simulasi suhu.

 


Thermal comfort is the subjective assessment of a suitable thermal environment by individual minds. Standardization for thermal comfort is important to create an optimal indoor environment. Therefore, several standards have been used over the decades to measure thermal comfort by temperature, air speed, and humidity. In additional, room heat from the occupants and other stuffs also plays a huge role in affecting those parameters. There are two general approaches to obtain the variables required in determining thermal comfort: room audit and simulation. Room audit is the most tangible approach to measure the thermal comfort parameters of a particular room. On the other hand, simulation approach is widely used in the design phase of a building. To conduct a simulation, every details of the measured room must be taken into account to conduct the simulation approach. In this thesis, thermal comfort parameters were measured in Makara Art Center (MAC) Auditorium. Additionally, a 3D design of the auditorium were also made in accordance to the auditorium to obtain the accuracy of simulation compared with the actual data. To conduct the most similar situation of the simulation, several simulation scenarios with different diffuser shape and heat parameters were conducted using ANSYS Fluent in accordance with the actual condition. The actual condition of the auditorium’s temperature varies from 22.9 C up to 24.1 C. Meanwhile, the simulation temperature of the overall scenarios deviates from 0.1% up to 52.63%. Air velocity simulation, on the other hand, has a relatively higher deviation compared to the temperature simulation. 

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldi Pradana
Abstrak :
Saat ini Air Conditioner adalah salah satu alat yang sudah menjadi kebutuhan bagi masyarakat seluruh dunia termasuk Indonesia yang memiliki iklim tropis, dengan suhu udara rata-rata mencapai 35°C. Sebagian besar rumah, gedung perkantoran hingga pusat perbelanjaan menggunakan Air Conditioner untuk meningkatkan kenyamanan. Oleh karena itu penggunaan listrik karena AC di Indonesia tergolong besar dan selalu meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk. Hal inilah yang menjadi perhatian pemerintah karena peningkatan energi yang dibutuhkan semakin banyak. Pemerintah ingin berusaha menurunkan konsumsi energi listrik akibat penggunaan AC tanpa mengurangi kebutuhan AC untuk masyarakat. Salah satu solusi pemerintah Indonesia yaitu Kementerian ESDM adalah menerapkan label energi untuk penggunaan AC dengan menggunakan Energy Efficiency Ratio (EER) sebagai parameter untuk menghitung seberapa besar EER pada AC. Untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan ruangan yang terkontrol bernama Psychrometric Chamber yang dimana temperatur serta kelembaban udara dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Psychrometric Chamber terdiri dari 1 ruangan yang dibagi menjadi 2 ruang yaitu ruang untuk kondisi indoor dan outdoor. Psychrometric Chamber memiliki 3 komponen utama yaitu AHU, Psychrometric Box dan Nozzle Box. Penelitian ini bertujuan untuk melengkapi sistem humidifier pada ruangan chamber. Hasil dari penelitian ini adalah rancangan sistem humidifier sebagai pengatur kelembaban pada Psychrometric Chamber. ......Currently, the Air Conditioner is one of the tools that has become a necessity for people all over the world, including Indonesia, which has a tropical climate, with an average air temperature of 35°C. Most homes, office buildings to shopping centers use Air Conditioners to increase comfort. Therefore, the use of electricity due to air conditioning in Indonesia is quite large and always increases with the increase in population. This is the government's concern because the increase in energy required is increasing. The government wants to try to reduce the consumption of electrical energy due to the use of air conditioning without reducing the need for air conditioning for the community. One of the solutions of the Indonesian government, namely the Ministry of Energy and Mineral Resources, is to apply an energy label for the use of air conditioners by using the Energy Efficiency Ratio (EER) as a parameter to calculate how much EER is in air conditioners. To achieve this, a controlled room called the Psychrometric Chamber is needed where the temperature and humidity of the air can be adjusted as needed. Psychrometric Chamber consists of 1 room which is divided into 2 rooms, namely room for indoor and outdoor conditions. Psychrometric Chamber has 3 main components, namely AHU, Psychrometric Box and Nozzle Box. This study aims to complete the humidifier system on the chamber room. The result of this research is the design of a humidifier system as a humidity control system in the Psychrometric Chamber.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Astari Pratiwi
Abstrak :
Tesis ini bertema tentang optimasi dari sistem chiller adsorpsi untuk mencari koefisien performa (COP) dan kapasitas pendinginan. Optimasi dilakukan dengan menggunakan gabungan antara jaringan saraf tiruan dan algoritma genetika (GA). Simulasi yang dilakukan adalah pengembangan sistem chiller adsorpsi yang data simulasinya sudah pernah di validasi dengan data eksperimen sebelumnya. Parameter laju alir massa, temperatur, dan waktu siklus divariasikan sebagai variabel penentu. Sementara COP dan kapasitas pendinginan mejadi fungsi objektifnya. Pada tesis ini, jaringan saraf tiruan yang terbentuk menunjukkan bahwa error terkecil jaringan yang terbentuk adalah 0.001532624 atau 0.153%. Hal ini menyatakan bahwa jaringan yang terbentuk dapat memprediksi fungsi objektif COP dan SCP dengan tingkat akurasi sebesar 99.85. Selisih (error) terkecil titik optimum prediksi jaringan saraf tiruan chiller adsorpsi dua bed Silica Gel 123 dan Air dengan nilai simulasi software-nya sebesar 0.027 untuk SCP dan 0.034 untuk nilai COP.
The optimization of adsorption chiller system that purposed to approach the optimal coefficient of performance (COP) and cooling capacity is presented in this thesis. The combination of artificial neural network (ANN) and genetic algorithm (GA) is applied to optimize the simulation of adsorption chiller. The adsorption chiller system simulation is an integrated two adsorption bed that developed from previous simulation and experiment that had been done. In this thesis, mass flow, temperature, and time cycle are varied and considered as decision variable while the COP and cooling capacity is chosen as the objective function. In this thesis, the artificial neural network that formed presents the smallest network error is 0.001532624 or 0.153. This states that the formed network can predict the objective functions of COP and SCP with an accuracy rate of 99.85. The smallest optimum point difference (the error) between the value prediction of neural network adsorption chiller two bed Silica Gel 123 and Water and the software simulations value is 0.027 for SCP and 0.034 for COP.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T55183
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Taufan
Abstrak :
ABSTRAK
Pendingin adsorpsi merupakan salah satu solusi terkait permasalahan lingkungan oleh pendingin konvensional. Naskah ini mempresentasikan desain terbaru silica gel-water adsorption chiller yang dikembangkan di Departemen Teknik Mesin, Universitas Indonesia. Konfigurasi chiller terdiri atas dua ruang penyerapan dengan menggunakan fin tube heat exchangers sebagai adsorber, kondenser, and evaporator. Chiller diuji pada kondisi temperatur hot water inlet/cooling water inlet/chilled water outlet sebesar 64.4/31/8.9oC. Heat dan mass recovery diadopsi dalam eksperimen untuk meningkatkan kapasitas pendinginan. Waktu proses pendinginan divariasikan untuk memperoleh waktu optimal berkaitan dengan performa. Nilai COP dan kapasitas pendinginan diperoleh sebesar 0.77 dan 3.2 pada saat waktu adsorpsi/mass recovery/heat recovery sebesar 600/40/20 s.
ABSTRACT
Adsorption chiller is one of the solution related to enviromental issues by conventional refrigeration. This paper presented a new design of silica gel water adsorption chiller that is developed in Mechanical Engineering, Universitas Indonesia. The chiller design configuration is composed of two sorption chambers with compact fin tube heat exchangers as adsorber, condenser, and evaporator. The chiller is tested under typical condition for hot water inlet cooling water inlet chilled water outlet temperatures are 64.4 31 8.9oC, respectively. Heat and mass recovery were adopted in experimen to increase the cooling capacity. The cooling time was variated to obtain the heat recovery optimum time related to the performance. Average value of COP and colling power were obtained 0.77 and 3.2 kW, respectively, at adsorption mass recovery heat recovery time 600 40 20.
2017
T47262
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>