Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Rizali Karliansyah
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sampai seberapa jauh pengaruh kualitas air sungai yang buruk mempengaruhi kualitas air sumur penduduk, sehubungan dengan masih banyaknya penduduk di RW 04 Kelurahan Manggarai yang menjadikan air sungai sebagai tempat membuang hajat dan menggunakan air sumur pampa sebagai air baku air minum.
Masalah pokok yang diteliti adalah (a) berapa besar kandungan Escherichia coil di dalam air sumur-sumur pompa tangan penduduk pada jarak dari tepi sungai, kedalaman, dan pemakaian air yang berbeda-beda; (b) korelasi antara nilai Most Probable Number (MPN)" koli tinja dengan parameter fisika-kimia, sehingga dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
1) Makin banyak pemakaian air sumur, makin besar kemungkinan terkontaminasi koli tinja.
2) Makin dalam sumur pompa penduduk, makin kecil kemungkinan terkontaminasi oleh bakteri koli tinja.
Penelitian ini dilaksanakan dengan cara mengambil sampel-sampel air sumur secara sensus dan air sungai secara acak, masing-masing 3 kali ulangan selama 3 hari berturut-turut di awal musim kemarau. Di samping itu diambil pula data kuesioner, wawancara, dan observasi langsung sebagai data penunjang.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara analisis statistik menggunakan korelasi jenjang Spearman terhadap nilai MPN koli tinja dan parameter fisika-kimia.
Hasil penelltian menunjukkan bahwa 9 dari 14 sumur pompa tangan yang diteliti telah tercemar oleh bakteri koli tinja, di mana faktor jarak dan kedalaman berpengaruh terhadap nilai MPN koli tinja. Sedangkan besarnya pemakaian air tidak berpengaruh terhadap nilai MPN koli tinja. Di samping itu sanitasi lingkungan yang buruk dan tingkah laku masyarakat yang kurang saniter turut membantu pencemaran koli tinja ke air sumur-sumur pompa.
Salah satu dampak pencemaran sumber air oleh E. coli di wilayah ini adalah tingginya angka penderita penyakit diare dan angka kematian bayi. Di samping itu kandungan E. coil yang tinggi juga merupakan beban yang berat bagi pihak Proyek Air Minum (PAM) DKI Jakarta dalam proses pengolahan air baku air minum.
Diharapkan penurapan dan pemindahan lokasi pemukiman penduduk RW 04 (RT 006 sld RT 0017) ke lokasi pemukiman baru dapat menjadi prioritas pembangunan di Kecamatan Tebet. Hal ini mengingat kondisi kualitas air yang sangat buruk di samping lokasi tersebut (bantaran sungai) memang tidak layak sebagai kawasan pemukiman. Di dalam Rencana Bagian Wilayah Kota (RBWK) Kecamatan Tebet tahun 2005, kawasan tersebut telah diperuntukan sebagai kawasan hljau tanpa bangunan.

ABSTRACT
The aim of this research is to know how deep the bad river water quality influences the well-water-pump quality in relation to the fact that people at RW 04 Manggarai Village use the river as a defecation place and the well-water-pump as the source of drinking water.
Research points of view are (a) how many Escherichia coli present in the well-water-pump in different distances from the river edge, in different depth of the well, and in different quantity of water usage; (b) the correlation between MPH fecal coil and physic-chemist parameters.
Therefore, the formulations of hypothesis are: (l) the more well-water-pump usage, the bigger the potentiality of fecal col. contamination. (2) The deeper the well water pump, the lesser the potentiality of fecal coli contamination.
This research was implemented by taking the well-water-pump samples with census sampling method and the river water samples with random sampling method, each sample 3 times a day for 3 consecutive days in the early dry season. Questioners, interviews, and direct field observation were also taken as supporting data.
Statistical analysis of the hypothesis was performed with Spearman rank correlation to the value of MPN fecal cola and physic-chemist parameters.
The result of this research indicates that 9 from the 14 well-water-pump tested were polluted by fecal coil bacteria, with distance and depth factors influencing the value of MPN fecal coll. Whereas the quantity of well water pump usage did not influence the value of MPN fecal coli. In addition, bad environmental sanitation and less sanitary-conscience human behavior also supported the fecal coil contamination to the well water pump.
Among the impacts of water-source pollution by E. coli in this area were the high diarrhea sufferer and infant mortality rate. The high E. coil content in the water source also represent the heavy burden of the drinking water processing at Jakarta Municipal Water Treatment Plant (PAM DKI Jakarta).
We hope that the plastering of river edges and the transfer of residents of RW 04 (RT 006 to RT 0017) to the new residence location would be the development priority of Tebet Sub district, considering the bad water quality and improper residence location. In the Regional City Division Plan (RBWK) of Tebet Sub district 2005, this area would be a green-open space.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jeanne Adiwinata
"ABSTRACT
At the department of Biology - University of Indonesia, the use of a modified von Hemel procedure in slide processing often gives incomplete metaphases due to chromosome losses during the processing. This study is to know the percentage of the incomplete metaphases, to test if the chromosome loss is influenced by chromosome size, and how far all of these will give rise to a false diagnosis. The material is a harvest of fixated blood culture from five normal female patients (46,XX). Slides were prepared from the material and "R-band" stained. Then we analyzed and searched for 115 metaphases with only one chromosome loss that could be analyzed. The result shows that 64.19 % out of 1303 metaphases were incomplete, and 9.29 % or 121 metaphases with only one chromosome loss. It is found that each chromosome has different probability of loss which depends on the size of chromosome. The smaller the chromosome, the greater the chance of loss, but all of these do not lead to any false diagnosis. Chromosome Loss During Slide Processing Using a Modified Von Hemel Procedure;Chromosome Loss During Slide Processing Using a Modified Von Hemel Procedure"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1987
T19
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suprihatin
"Dalam pelaksanaan KB dibutuhkan adnya obat kontraseptif yang mencukupi. Diduga biji pepaya (Carica papaya L.) mengadung senyawa kontraseptif, karena telah dilaporkan bahwa ekstrak biji pepaya bersifat antifertilitas terhadap tikus albino jantan strain Holtzman dan Charles. Dalam penelitian ini sifat tersebut diujikan pada mencit (Mus musculus L.) betina strain CBR. (Central Bio Medis Research). Penelitian ini bertujuan untuk mengtahui efek penyuntikan ekstrak biji pepaya dalam aqua bidest. Pada mencit betina strain CBR. terhadap laju fertilitas. Penyuntikan dilakukan secara intramuskular pada pangkal paha selama 10 hari, dengan dosis 0 mg/0,2 ml (K), 1 mg/0,2 ml (D1), dan 10 mg/0,2 ml (D2)/mencit/hari. Efek terhadap laju fertilitas dapat diketahui dari jumlah implan yang dihasilkan. Dengan uji statistika diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan nyata efek perlakuan terhadap laju fertilitas antara K, D1, dan D2, dengan rata-rata laju fertilitas 8,50, 7,29, dan 6,79. Selain itu dilakukan pengamatan terhadap frekuensi terjadinya reabsorpsi implan, berat badan, dan berat ovarium, yang hasilnya juga tidak berbeda nyata. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penyuntikan ekstrak biji pepaya terhadap mencit betina dengan dosis tersebut di atas tidak berefek terhadap laju fertilitas, frekuensi terjadinya reabsorpsi implan, berat badan, dan berat ovarium."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1985
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hitima Wardhani
"ABSTRAK
Telah diketahui bahwa ekstrak biji Carica papaya L. bersifat antifertilitas terhadap tikus jantan (Rattus norvegicus L.) strain Charles dan Holtzman. Dalam penelitian ini sifat tersebut dicobakan pada mencit jantan (Mus musculus L.) strain CBR. (Central Biomedis Research).
Ekstrak biji C. papaya L. dalam aquabidestilata diberikan dalam intramuskular selama 10 hari berturut-turut pada pangkal paha, dengan dosis 0 mg/0,2 ml (K), 1 mg/0,2 ml (D2), dan 10 mg/0,2 ml (D2)/mencit/hari. Efek antifertilitas dapat diketahui dengan menghitung jumlah spermatozoa motil/ml dari epididimis bagian kauda dan menghitung jumlah implan yang dihasilkan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah rata-rata spermatozoa motil (%/ml) yang dihasilkan pada K, D1, dan D2 masing-masing sebesar 49,88, 42,48, 45,65. sedangkan jumlah rata-rata implan yang dihasilkan pada dosis yang sama, masing-masing sebesar 8,23, 8,31 dan 6,69.
Hasil uji statistika menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara K, D1, dan D2 masing-masing terhadap sifat motilitas spermatozoa dan laju fertilitas. Di samping itu juga tidak berefek terhadap berat badan, dan juga tidak berefek terhadap frekuensi reabsorpsi implan. Sebaliknya dosis 1 mg/0,2 ml/mencit/hari berefek terhadap berat epididimis bagian kauda."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1985
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Iriani
"Azoospermia sebagai salah satu penyebab infertilitas dapat disebabkan oleh bermacam-macam faktor, antara lain karena adanya gangguan pada sistem endokrin dan gangguan pada sistem transportasi sperma. Pada penelitian ini telah dilakukan analisis semen dan penentuan kadar FSH dan LH di dalam serum dengan teknik ?Radio Immuno Assay? (RIA) pada pria azoospermia. Hasil analisis semen dari 40 pria azoospermia, 9 pria di antaranya adalah azoospermia dengan fruktosa negatif, dan 31 pria lainnya adalah azoospermia dengan fruktosa positif. Dari 40 pria, 7 orang pria hipergonadotropik (median kadar FSH serum = 28,934 nanogram per mililiter; median kadar LH serum = 30,656 nanogram per mililiter) dan 7 orang pria hipogonadotropik (median kadar FSH serum = 3,917 nanogram per mililiter; median kadar LH serum = 5,951nanogram per mililiter). Dengan uji korelasi jenjang Spearman (Spearman?s Rho) diperoleh kesimpulan ada hubungan antara kadar FSH serum dengan kadar LH serum; tidak ada hubungan antara kadar FSH dan LH serum dengan volume semen; ada hubungan antara kadar FSH serum dengan viskositas semen dan tidak ada hubungan antara kadar LH serum dengan viskositas semen. Dengan uji Mann-Whitney (uji U) diperoleh kesimpulan tidak ada beda antara kadar FSH serum pada azoospermia fruktosa positif dengan kadar FSH serum pada azoospermia fruktosa negatif; Kadar LH serum pada azoospermia fruktosa positif lebih besar daripada kadar LH serum pada azoospermia fruktosa negatif; volume semen pada azoospermia fruktosa positif lebih bayak daripada volume semen pada azoospermia fruktosa negatif. Dan dengan uji X2 diperoleh kesimpulan bahwa tidak ada beda antara jumlah penderita azoospermia fruktosa positif dengan jumlah penderita azoospermia fruktosa negatif berdasarkan kadar FSH dan LH serum normal, di bawah normal, dan di atas normal."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwi Kurniati
"Kontrasepsi adalah salah satu program keluarga berencana (KB). Obat yang digunakan untuk kontrasespsi dapat berasal dari tumbuhan. Diketahui bahwa ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.) bersifat antifertilitas terhadap tikus jantan (Rattusnorvegicus L.) strain Charles & Holtzman. Dalam penelitian ini sifat tersebut diujikan pada spermatozoa manusia secara in vitro. Ekstrak biji pepaya mempunyai dosis 803,571 mg/5 ml dalam larutan buffer sitrat bikarbonat dan untuk kontrol denagn menggunakan larutan buffer sitrat bikarbonat. Semen dibagi menjadi 2 kelompok, masing-masing kelompok dilakukan 3 kali ulangan. Kelompok pertama adalah kelompok eksperimen yang diberikan ekstrak biji pepaya dan kelompok kedua adalah kelompok kontrol. Perlakuan ekstrak dan kontrol diberikan sebanding dengan semen sebanyak 25 mikro liter, dan dibiarkan selama 15 menit. Lalu diamati terhadap parameter. Data yang diperoleh diuji dengan statistika anava satu arah atau dengan tes Ranking-Bertanda Wilcoxon untuk Data berpasangan. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa rata-rata waktu spermatozoa untuk menempuh jarak 0,05 mm pada larutan ekstrak biji pepaya dosis 803,571 mg/5 ml dan kontrol masing-masing sebesar 1,678 detik dan 1,001 detik. Rata-rata persentase spermatozoa motil pada larutan ekstrak biji pepaya dosis 803,571 mg/5 ml dan kontrol masing-masing sebesar 53,490 % dan 58,982 %. Sedangkan rata-rata jumlah spermatozoa yang hidup dalam % pada larutan ekstrak biji pepaya dosis 803,571 mg/5 ml dan kontrol masing-masing sebesar 63,225 % dan 70,034 %. Hasil perhitungan dengan tes ranking-Bertanda Wilcoxon untuk data berpasangan menunjukkan perbedaan yang bermakna antara larutan ekstrak biji pepaya dosis 803,571 mg/5 ml dibandingkan kontrol larutan bufer sitrat bikarbonat masing-masing terhadap waktu spermatozoa untuk menempuh jarak 0,05 mm dalam detik, persentase spermatozoa motil dan persentase spermatozoa yang masih hidup. Diduga adanya pengruh pemberian ekstrak tersebut di atas karena adanya zat glukosida yang terdapat dalam ekstrak biji pepaya. Dari hasil pemberian ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.) varietas Cibinong dengan dosis 803,571 mg/5 ml terhadap semen selama 15 menit secara in vitro, dapat diambil kesimpulan: 1. Efek perlakuan menunjukkan perlambatan waktu spermatozoa untuk menempuh jarak 0,05 mm dalam detik. 2. Efek perlakuan menunjukkan penurunan persentase spermatozoa motil. 3. Efek perlakuan menunjukkan penurunan persentase viabilitas spermatozoa"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1987
R 011.75 HIM (1)
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Mariati Soetijono
"ABSTRAK
Ruang lingkup dan cara penelitian : Penelitian ini dilakukan untuk mendapat kejelasan tentang korelasi asimetri bilateral pola dermatoglifi pada.ujung jari tangan manusia, Penelitian ini ingin mengetahui apakah tiap tipe pola dermatoglifi pada tiap ujung jari tangan kanan berkorelasi dengan tiap ujung jari tangan kiri. Untuk ini penelitian mengenai korelasi tipe pola dermatoglifi ujung jari tangan telah dilakukan pada 30 orang mahasiswa dan 30 orang mahasiswi.
Pola dermatoglifi dibuat dengan bantuan sebuah roler tinta sidik jari khusus dan dicetak pada sehelai kertas putih (kartu dermatoglifi). Hasil cetakan dianalisis dengan sebuah stereoskop dan lup, dan dilakukan pemeriksaan terhadap korelasi tiap tipe pola dermatoglifi pada tiap ujung jari tangan kanan dengan tiap ujung jari tangan kiri.
Hasil dan kesimpulan : Dari keempat tipe pola dermatoglifi yang diteliti, pada laki-laki korelasi bermakna didapat pada tipe pola 'loop ulna' pada ujung jari I (P<0,01), tipe pola 'loop radial' pada ujung jari II (P<0,05) dan tipe pola 'whorl pada ujung jari I (P<0,01) dan ujung jari II (P < 0,05). Tidak terdapat perbedaan bermakna antara ujung jari tangan kanan dengan ujung jari tangan kiri pada tipe pola 'arch', tipe pola 'loop radial' dan tipe pola 'whorl' Ada perbedaan bermakna pada tipe pola 'loop ulna' pada ujung jari III (P<0,05) dan pada ujung jari IV (P<0,05).
Pada wanita korelasi bermakna didapat pada tipe pola 'arch' pada ujung jari III (P<0,05) dan ujung jari V (P<0,05), tipe pola 'loop ulna' pada ujung jari III (P<0,05) dan tipe pola 'whorl' pada ujung jari I (P<0,01) dan ujung jari V (P<0,05).Tidak terdapat perbedaan bermakna antara ujung jari tangan kanan dengan ujung jari tangan kiri pada tipe pola 'loop radial' dan tipe pola 'whorl'. Ada perbedaan bermakna pada tipe pola 'arch' pada ujung jari I (P<0,05) dan ujung jari III (P<0,05) dan tipe pola. 'loop ulna' pada jari I (P<0,05) dan ujung jari IV (P<0,05).

ABSTRACT
Bilateral Asymmetric In Derhatoglyphic Pattern On The Finger Prints Of Human.Scope and method of study : This investigation was done in order to look at the existence of bilateral asymmetric correlation in dermatoglyphic pattern on the finger prints of humans especially the dermatoglyphic pattern type on each finger. A study on the dermatoglyphic pattern type on the finger was done on 30 male students and 30 female students. The dermatoglyphics patterns were taken with the aid of a roller and special finger printing ink on a sheet of paper (dermatoglyphic card). The prints were analyzed through a stereoscope or a loupe and studies were done on the correlation of each dermatoglyphic pattern on correspond fingers
Result and Conclusion: Of the four dermatoglyphic patterns type studied in men,a significant correlation on the 'loop ulna' pattern type on digit I (P<0,01), 'loop radial' pattern type on digit II (P<0,05) and 'whorl' pattern type on digit I (P<0,01) and on digit II (P<0,05) was found. There are no significant differences between right and left finger in men for the 'arch' pattern type, the 'loop radial' pattern type and the 'whorl' pattern type. There are significant differences between right and left finger on digit III and digit IV for the 'loop ulna' pattern type.
In women a significant correlation on the 'arch' pattern type on digit III (P<0,05) and on digit V (P<0,05), 'loop ulna' pattern type on digit III (P<0,05) and 'whorl' pattern type on digit I (P<0,01) and on digit V (P<0,05) was found. There are no significant differences between right and left finger for the 'loop radial' pattern type and the 'whorl' pattern type. There are significant differences between right and left finger on digit I and digit III for the 'arch' pattern type, on digit I and on digit IV for the 'loop ulna' pattern type.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mariati Soetijono
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mendapat kejelasan tentang korelasi asimetri bilateral pola dermatoglifi pada ujung jari tangan manusia. Ingin mengetahui apakah tiap tipe pola dermatoglifi pada tiap ujung jari tangan kanan berkorelasi dengan tiap ujung jari tangan kiri. Untuk ini penelitian mengenai korelasi tipe pola dermatoglifi ujung jari tangan telah dilakukan pada 30 orang mahasiswa dan 30 orang mahasiswi.
Pola dermatoglifi dibuat dengan bantuan sebuah roler,tinta sidik jari khusus dan dicetak pada sehelai kertas putih (kartu dermatoglifi). Hasil cetakan dianalisis dengan sebuah stereoskop dan lup, dan dilakukan pemeriksaan terhadap korelasi tiap tipe pola dermatoglifi pada tiap ujung jari tangan kanan dengan tiap ujung jari tangan kiri.
Dari keempat tipe pola dermatoglifi yang diteliti, pada laki-laki korelasi bermakna didapat pada tipe pola 'loop ulna' pada ujung jari I (P<0,01), tipe pola 'loop radial' pada ujung jari II (P<0,05) dan tipe pa--la 'whorl pada ujung jari I (P<0,01) dan ujung jari II (P,0,05). Tidak terdapat perbedaan bermakna antara ujung jari tangan kanan dengan ujung jari tangan kiri pada tipe polo 'arch', tips polo 'loop radial' dan tipe pale 'whorl' Ada perbedaan bermakna pada tipe pola 'loop ulna' pada uj;~ng jari III (P<0,05) dan pada ujung jari IV (P<0,05).
Pada wanita korelasi bermakna didapat pada tipe pola 'arch' pada ujung jari III (P<0,05) dan ujung jari V (P<0,05), tipe pola 'loop ulna' pada ujung jari. III (P<0,05) dan tipe pola 'whorl' pada ujung jari I (P<0,01) dan ujung jari V (P<0,05).Tidak terdapat perbedaan bermakna antara ujung jari tangan kanan dengan ujung jari tangan kiri pada tipe pola 'loop radial' dan tipe polo 'whorl'. Ada perbedaan bermakna pada tipe polo 'arch' pada ujung jari I (P<0,05) dan ujung jari III (P<0,05) dan tips pola 'loop ulna' pada jari I (P<0,05) dan ujung jari IV (P<0,05).

ABSTRACT
This investigation was done in order to look at the existence of bilateral asymmetric correlation in dermatoglyphic pattern on the finger prints of humans especially the dermatoglyphic pattern type,on each finger. A study on the dermatoglyphic pattern type on the finger was done on 30 male students and 30 female students. The dermatoglyphics patterns were taken with the aid of a roller and special finger printing ink on a sheet of paper (dermatoglyphic card). The prints were analyzed through a stereoscope or a loupe and studies were done on the correlation of each dermatoglyphic pattern on correspond gingers of the four dermatoglyphic patterns type studied in men, a significant correlation on the 'loop ulna' pattern type on digit I (P<0,01), 'loop radial' pattern type on digit II (P<0,05) and 'whorl' pattern type on digit I (P<0,01) and on digit II (P<0,05) was found.
There are no significant differences between right and left finger in men for the 'arch' pattern type, the 'loop radial' pattern type and the 'whorl' pattern type. There are significant differences between right and left finger on digit III and digit IV for the 'loop ulna' pattern type.
In women a significant correlation on the 'arch' pattern type on digit III (P<0,05) and on digit V (P<0,05), 'loop ulna' pattern type on digit III (P<0,05) and 'whorl' pattern type on digit I (P<0,01) and on digit V (P<0,05) was found.
There are no significant differences between right and left finger for the 'loop radial' pattern type and the 'whorl' pattern type. There are significant differences between right and left finger on digit I and digit III for the 'arch' pattern type, on digit I and on digit IV for the 'loop ulna' pattern type.
"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liliana Sugiharto
"Ruang Lingkup dan Cara Penelitian: Pada proses spermatogenesis terjadi kondensasi kromatin inti spermatozoa yang menyebabkan perubahan sifat sitokimia dari kompleks DNP, yaitu menjadi lebih tahan terhadap denaturasi in vitro baik panas maupun asam. Apabila proses pematangan ini tidak sempurna, dapat terjadi gangguan dari kompleks DNP sehingga daya tahan terhadap proses denaturasi in vitro menurun. Keadaan struktur kromatin ini dapat diketahui dengan uji kromatin spermatozoa yang didasarkan pada sifat acridine orange yang akan memberikan fluoresensi hijau bila terikat pada .DNA yang normal dan merah bila terikat pada DNA yang denaturasi. Tujuan penelitian ini untuk mencari apakah ada korelasi antara jumlah spermatozoa per mililiter dengan days tahan spermatozoa terhadap denaturasi DNA in vitro oleh acridine orange. Pada penelitian ini digunakan semen pria pasangan infertil yang datang memeriksakan diri ke Laboratorium Biologi FKUI.
Cara penelitian: dihitung jumlah spermatozoa, dicuci dua kali dengan larutan Hank's, dibuat sediaan hapus, difiksasi, diwarnai dengan larutan acridine orange segar pH 2,5 dan dihitung dari 200 spermatozoa yang memberikan fluoresensi hijau dan merah. Penelitian ini dilakukan duplo dan data yang diambil yang memberikan perbedaan tidak lebih dari 10 %.
Hasil dan Kesimpulan: Diperoleh korelasi yang kuat antara jumlah spermatozoa per mililiter dengan persentase DNA inti spermatozoa yang tidak denaturasi untuk kelompok pria dengan jumlah spermatozoa di atas 200 juta per mililiter. Kelornpok pria dengan jumlah spermatozoa di atas 200 juta per mililiter merupakan kelompok polizoospermia. Polizoospermia merupakan salah satu faktor penyebab infertilitas pada pria dan mungkin infertilitas pada polizoospermia ini disebabkan oleh karena kualitas DNA inti spermatozoa yang kurang baik."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1989
T6827
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>