Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Istiningsih
"Skripsi ini bertujuan untuk menganalisa kesesuaian peralatan kerja, tingkat risiko ergonomi dan gambaran keluhan subjektif yang mengarah kepada repetitive strain injury pada perkerja pengguna komputer PT.X Jakarta. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan teknik penelitian observasional.
Hasil penelitian menunjukan terdapat ketidaksesuaian pada beberapa peralatan kerja yang digunakan. Sementara hasil penilaian tingkat risiko ergonomi menggunakan RULA menunjukan hasil yang bervariasi dari risiko tinggi dan sangat tinggi dengan kisaran nilai 5-7. Dan hasil observasi keluhan subjektif yang mengarah pada repetitive strain injury menunjukan 47 (77%) responden merasakan ada keluhan pegal/ sakit/ nyeri/ tidak nyaman.
Keluhan yang terbesar terjadi pada bagian leher atas (21%), leher bawah (46%), bahu kiri (33%), punggung (31%) dan pinggul (31%). Disarankan untuk melakukan perbaikan pada peralatan kerja, melakukan peregangan setiap 1 jam sekali selama 1-5 menit dan membuat media cetak untuk menambah informasi mengenai ergonomi perkantoran.
This study aims to analyze approprietness of work equipment, the risk level of ergonomics and subjective simptomps lead to repetitive strain injury from computer users in PT.X Jakarta. Design study is cross sectional, with observational research techniques.
The results showed there were discrepancies in some of the work equipment is used. The level of ergonomic risk assessments using RULA showed varying results from high to very high with a range of values 5-7. And than observation of subjective simptomps lead to repetitive strain injury showed 47 (77%) of respondents feel there are complaints of soreness/ pain/ discomfort.
The biggest simptomps that occur in the upper neck (21%), lower neck (46%), left shoulder (33%), back (31%) and hip (31%). It is recommended to make improvement of work station, stretching every 1 hour for 1-5 minutes and make print media to increase information about office ergonomics.
"
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rory Pratiwi
"Polusi udara dalam ruangan diduga dapat mengakibatkan gangguan kesehatan yang berkaitan dengan kualitas udara yaitu Sick Building Syndrome (SBS). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas fisik udara dalam ruangan dihubungkan dengan gejala SBS. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Variabel yang diukur adalah parameter fisik kualitas udara dalam ruangan (suhu, kelembaban relatif, pertukaran udara) dan personal faktor (umur, jenis kelamin, lama kerja, status merokok, riwayat penyakit). Berdasarkan hasil pengukuran didapatkan suhu udara telah memenuhi standar Baku Mutu yang ditetapkan Kepmenkes No 1405 tahun 2002, sedangkan kelembaban relatif melebihi standar. Untuk hasil pengukuran pertukaran udara telah memenuhi standar kecuali dilantai 16. Dari hasil analisis tidak ditemukan hubungan kualitas fisik udara dalam ruangan (suhu, kelembaban realif, pertukaran udara) dengan gejala SBS pada karyawan PT X Tahun 2016.

Air pollution in a room expected can cause of health problems relating to the air quality is sick building syndrome (SBS) . This study aims to analyze physical qualities of indoor air linked to the Sick Building Syndrome ( SBS ) symptoms. This research is quantitative study with the design study cross sectional. Variable measured is the parameter physical indoor air quality (temperature , the relative humidity , exchange air) and personal factors (age , sex , old workings , the status of smoking , disease history). Based on the measurement result obtained temperature have met the standards of quality standard set Kepmenkes no 1405 year 2002 , while the relative humidity exceed standard. To the measurement result of exchange air have met the standards except on the floor 16. From the results of the analysis not found relations physical qualities of indoor air (temperature, the relative humidity, exchange air) with SBS symptoms on employees PT X 2016."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S63232
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Julia Kusumawardani
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas analisis faktor risiko ergonomi dan keluhan
musculoskeletal disorder di PT X tahun 2016. Penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dengan disain cross sectional. Dari penilaian risiko ergonomi dengan
mengunakan metode Quick Exposure Checklist (QEC) didapatkan pekerjaan
menggunakan komputer di office termasuk ke dalam level 3 atau risiko tinggi dan
pekerjaan manual di workshop dan di warehouse termasuk ke dalam level 4 atau
risiko sangat tinggi. Postur janggal yang terbentuk saat melakukan pekerjaan
dipengaruhi oleh disain workstation dimana dari hasil pengukuran diketahui
beberapa workstation pada masing-masing area kerja belum sesuai. Hasil survey
Nordic Body Map (NBM) menunjukan sebanyak 88,4% responden memiliki
keluhan MSDs dengan persentase area kerja yang mengalami keluhan tertinggi
pada area warehouse 100%, area workshop 94,4%, dan area office 83,7%. Bagian
tubuh yang paling banyak mengalami keluhan MSDs pada area office adalah pada
bagian pinggang 48,8%, leher bagian atas 46,5%, bahu kanan 30,2%, dan bahu kiri
27,9%, pada area workshop adalah pada bagian pinggang 50%, leher atas 50%,
punggung 38,8% dan pinggul 38,8%, dan pada area warehouse adalah pada bagian
pinggang 50%, leher atas 50%, punggung 38,8% dan pinggul 38,8%. Disarankan
adanya perbaikan disain workstation dan program edukasi kesehatan kerja terkait
ergonomi.

ABSTRACT
This study discuss the analysis of ergonomic risk factors and musculoskeletal
disorder complaints in X company at the year of 2016. this research is a quantitative
research with cross sectional design method. From the ergonomic risk assessment
using Quick Exposure Checklist (QEC) the result is indicate that works in the office
that uses computers is included in level 3 or high risk category and manual work at
the workshop is included to a level 4 or very high risk category. Awkward working
posture that adopted by the worker is influenced by the design of the workstation
that the result of workstation measurement shows several workstation in each
working area is not appropriate. The survey result of Nordic Body Map (NBM)
shows that 88.4% respondent have a complaint about MSDs which the highest
percentage of complaints lies at the warehouse area with 100% complaints rate,
while in the workshop the percentage of complaint is 94.4% and office area 83.7%.
The part of body with the highest complaint of MSDs of office worker is waist
(48.8%), upper neck (46.5%), right shoulder (30.4%), and left shoulder (27.9%),
and for the workshop worker the highest complaint of MSDs is on waist (50%),
upper neck (50%), upper back (38.8%), and hip (38.8%), and for the werehouse
worker the highest complaint of MSDs is on waist (50%), upper neck (50%), upper
back (38.8%), and hip (38.8%). Suggested of improvement in workstation design
and education regarding occupational health in ergonomics."
Lengkap +
2016
S65561
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Galih Pradesa
"Dokter gigi berisiko tertusuk jarum atau benda tajam lainnya yang berpotensi tertular penyakit infeksi. Penelitian ini bertujuan menjelaskan faktor-faktor risiko terjadinya luka tusuk jarum atau benda tajam lainnya. Desain penelitian adalah cross sectional study dengan pendekatan semi kuantitatif. Sampel penelitian adalah seluruh populasi dokter gigi (39 orang) di puskesmas Tangerang Selatan. Hasil telitian mendapatkan kebanyakan (87,2%) responden berpengetahuan baik, sebagian besar (89,7%) mempunyai sikap yang baik, namun masih ada hampir setengahnya (41,0%) tidak mempunyai keterampilan yang baik. Sedangkan fasilitas poliklinik gigi lebih dari setengahnya (68,0%) tidak baik, dan hampir semuanya (96,0%) tidak mempunyai SOP tindakan gigi, sedangkan menurut persepsi responden kebanyakan (82,1%) tidak ada pengawasan. Disarankan harus dilatih dan dibina tentang teknik pencegahan tertusuk jarum atau benda tajam, serta mempertimbangkan rasio dokter gigi dan jumlah pasien agar mengurangi tekanan waktu kerja bagi dokter gigi. Faktor penunjang berupa fasilitas, SOP dan pengawasan masih perlu ditingkatkan.

Dentists are at risk of needle stick injury or other sharps object that potentially get infectious diseases. This study aimed to determine the risk factors of needle stick injury or other sharps. The study design was cross sectional study with semiquantitative approach. The sample was the entire population of dentists at Public Health Centers in South Tangerang. Results found most of the respondents (87.2%) were knowledgeable, most (89.7%) had a good attitude, but there were still nearly half (41.0%) with no good skills. While the dental clinic facility more than half (68.0%) was not good, and almost all (96.0%) had no Standard Operating of dental procedure, while according to the perception of most respondents (82.1%) there was no supervision. It was suggested to traine and to nurture about needle stick injury or sharps prevention techniques, as well as considering the ratio of dentists and the number of patients in order to reduce the pressure of the working time for dentists. Contributing factors such as facilities, SOP and supervision still needed to be improved.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35231
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Rinaldi Zulfikar
"Pekerjaan perkantoran pada saat ini dituntut untuk memiliki kemampuan yang efektif, efisien, dan tepat waktu. Para pekerja menggunakan komputer untuk menyelesaikan tugasnya. Skripsi ini bertujuan untuk menilai postur pekerja komputer karyawan PT. Shiraco Base Energy, PT. Sumasa Azara, dan PT. Pacific Mitra Bersama yang bertempat di Gedung A14 Wijaya Grand Center pada tahun 2014. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Penilaian postur pekerja ini membandingkan metode ergonomi RULA dan ROSA, dengan hasil yang mengatakan sebagian besar pekerja memiliki tingkat risiko sedang dalam pengukuran RULA, namun hasil yang tinggi dalam pengukuran ROSA. Hasil penelitian menunjukan betapa pentingnya peranan workstation dalam penentuan risiko ergonomi, menyarankan penggunaan metode ROSA untuk pengukuran risiko ergonomi pada pekerja komputer, melakukan intervensi modifikasi pada workstation, pelatihan, dan melakukan istirahat kerja yang terjadwal.

Nowadays, office workers required to have effective, efficient, and timely working skills. Those workers use computer to finish their job or task. This thesis aims to evaluate workers posture in PT. Sumasa Azara, PT. Pacific Mitra Bersama, and PT. Shiraco Base Energy which located on A14 Building, Wijaya Grand Center in 2014. This research is using quantitative research and descriptive design. This posture evaluation research will compare two ergonomic methods, RULA and ROSA. At the end of this research most workers will have Medium score with RULA method assessment, but High score with ROSA. The result suggests, the using of ROSA method for ergonomic computer workers assessment, modification intervention for workers workstation, workers training, and scheduled break.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55379
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iqbal Mochtar
"Penyakit kardiovaskular adalah penyakit yang memiliki tingkat morbiditas dan mortalitas yang tinggi, baik pada populasi masyarakat umum maupun populasi pekerja. Pekerja migas, baik off-shore maupun on-shore, terpapar dengan berbagai hazard, yang secara langsung maupun tidak langsung meningkatkan faktor risiko dan risiko kardiovaskular mayor mereka. Hingga saat ini belum ditemukan adanya studi yang mempelajari tentang faktor risiko dan risiko kardiovaskular mayor pada pekerja migas di Timur Tengah. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor risiko dan risiko kardiovaskular mayor pada pekerja off-shore dan on-shore perusahaan migas 'X' di Qatar. Dengan metode potong lintang, studi ini menganalisis dan membandingkan data pekerja off-shore dan on-shore perusahaan 'X' pada dua tahun berbeda, yaitu tahun 2008 dan 2018. Data pekerja yang dianalisis meliputi jenis kelamin, usia, kadar-kadar kolesterol total, LDL, HDL, trigliserida dan gula darah sewaktu, tekanan darah sistolik dan diastolik, kebiasaan merokok, penggunaan obat tekanan darah, berat badan dan tinggi badan. Data yang ada juga digunakan untuk menghitung risiko kardiovaskular mayor pekerja dengan menggunakan Framingham Risk Score.
Hasil penelitian ini mendapatkan bahwa pada periode 2008-2018, pekerja off-shore mengalami perburukan pada sembilan faktor risiko, yaitu tekanan darah sistolik, gula darah sewaktu, LDL, kolesterol total, trigliserida, berat badan, pengobatan tekanan darah, jumlah penderita diabetes dan sindrom metabolik. Selain itu, pekerja off-shore mengalami perburukan significant risiko kardiovaskular mayor dari skor FRS 9,2% (risiko ringan) menjadi 20,3% (risiko tinggi). Pada periode yang sama, pekerja on-shore hanya mengalami perburukan pada dua faktor risiko, yaitu LDL dan berat badan, serta mengalami perbaikan pada satu faktor risiko, yaitu HDL. Selain itu, pekerja on-shore juga mengalami perburukan risiko kardiovaskular mayor dari skor FRS 10,0% (risiko ringan) menjadi 17,0% (risiko sedang). Berdasar hasil studi ini disimpulkan bahwa dibanding pekerja on-shore, pekerja off-shore mengalami lebih banyak perburukan faktor risiko dan risiko kardiovaskular mayor.

Cardiovascular disease is a prevalent disease and associated with high mobidity and mortality in both general and worker population. Oil and gas workers, both off-shore and on-shore, are exposed to various hazards in the workplace, which directly or indirectly increase the workers' risk factors and risk of developing major cardiovascular events. Up to present, no study investigating risk factors and risk of major cardiovascular events in the Middle East has been found. This study was intended to analyze the risk factors and risk of major cardiovascular events in the off-shore and onshore workers of the 'X' oil and gas company in Qatar. Using a cross-sectional method, this study analyzed and compared the health data of the off-shore and on-shore workers of the 'X' company in the two different year, namely 2008 and 2018. The data analyzed included gender, age, the levels of total cholesterol, LDL, HDL, triglycerides and blood sugar, systolic and diastolic blood pressure, smoking habit, use of blood pressure medications, body weight and height. The available data was also utilized to calculate the workers' risk of developing major cardiovascular events using Framingham Risk Score.
This study found that during the period of 2008-2018, the off-shore workers suffered the worsening in the nine cardiovascular risk factors, namely systolic blood pressure, blood sugar, LDL, total cholesterol, triglycerides, body weight, blood pressure medication, numbers of diabetic and metabolic syndrome. In addition, the off-shore workers experienced a significant deterioration in the risk of developing major cardiovascular event from a FRS score of 9.2% (mild risk) to 20.3% (high risk). In the same period, on-shore workers experienced the worsening only in two risk factors, namely LDL and weight, and experienced an improvement in one risk factor, namely HDL. In addition, on-shore workers also experienced a deterioration in the risk of developing major cardiovascular events from a FRS score of 10.0% (mild risk) to 17.0% (moderate risk). Based on the study, it is concluded that compared to the onshore workers, the off-shore workers experienced more worsening of risk factors and risk of major cardiovascular events.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T54445
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library