Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sofian K. Marsawidjaya
Abstrak :
Komplikasi paru pacsa oprasi (PPC-Post operative Pulmonary Complications) memiliki kontribusi penting dalam peningkatan angka morbiditas, moralitas, dan lamanya perawatan. Terdapat beberapa faktor risiko terkait diantaranya: status kesehatan pasien, jenis dan teknik oprasi, dan jenis anestesi yang digunakan. Insiden yang paling sering dilaporkan diantaranya: gagal napas, pneumonia, atelektasis, dan eksaserbasi penyakit paru kronis. Model skor indeks risiko yang dikembangkan Arozullah dapat digunakan untuk memprediksi komplikasi paru pasca operasi diantaranya gagal napas dan pneumonia. Oleh karena terdapat perbedaan karakteristik populasi pasien, maka perlu dilakukan validasi untuk mengetahui performa model skor tersebut. Tujuan menilai performa kalibrasi dan diskriminasi model skor indeks risiko komplikasi paru Arzullah dalam memprediksi komplikasi gagal napas dan pneumonia pacsa oprasi pada pasien yang menjalani oprasi non-kardiak di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo ( RSCM). Metode penelitian ini merupakan studi khorot retrospektif pada populsi pasien yang menjalani oprasi non-kardiak di RSCM dari bulan Januari sampai Desember 2015. Variabel yang dinilai adalah jenis oprasi, usisa, oprasi darurat, riwayat Penyakit Paru Obtruksi Kronis ( PPOK), kadar albumin darah, kadar ureum darah, status fungsional, penurunan berat badan >10% dalam 6 bulan, prokok, penggunaan alkohol, transfusi darah pre oprasi >4 kolf, anatesi umum, riwayat cerebrovascular disaese, gangguan sensorium akut, dan penggunaan steroid kronis. Lauran yang dinilai dengan uji Hosmer-Lemeshow. Performa diskriminasi dinilai dengan area under the curve (AUC).
Jakarta: Departement of Internal Medicine, Faculty of Medicine Universitas Indonesia, 2016
616 UI-JCHEST 3 : 2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Fahrial Syam
Abstrak :
Dyspepsia is one of numerous general complaints, which is commonly encountered by doctors of various disciplines. In daily practice, the complaint is not only limited for gastroenterologists. Knowledge on pathophysiology of dyspepsia have been developing continuously since a scientific investigation has been started in 1980s, which considers Helicobacter pylori as one of key factor in managing dyspepsia, either it is associated with ulcer or non-ulcer. The management of dyspepsia cannot be separated from the management of H. pylori and there is an additional new knowledge associated with definition, pathophysiology, diagnosis and treatment of both dyspepsia and H. pylori infection. This consensus document on the management of dyspepsia and H. pylori infection in Indonesia has been developed using the evidence-based medicine principles; therefore, it can be used as a reference for doctors in dealing with dyspepsia and H. pylori infection cases in their daily practice. It is expected that with the new consensus, doctors can provide greater service to their patients who have dyspepsia and H. pylori infection.
Jakarta: University of Indonesia. Faculty of Medicine, 2017
610 UI-IJIM 49: 3 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library