"Dinamika masyarakat yang kompleks sangat memungkinkan terjadinya konflik sosial antar individu atau kelompok masyarakat. Konflik sosial tidak terjadi apabila kondisi masyarakatnya harmonis atau memiliki keselarasan sosial (
social harmony). Masyarakat Jawa memiliki kaidah sikap-sikap untuk menghindari konflik dan menciptakan keselarasan sosial, salah satunya adalah sikap
prasaja. Melalui film pendek berjudul
Prasaja karya Paniradya Kaistimewan dapat diketahui realitas kelompok masyarakat di Yogyakarta yang didalamnya terdapat implementasi sikap
prasaja. Tujuan penelitian adalah mengungkap adanya implementasi sikap
prasaja dalam film pendek
Prasaja yang dapat menciptakan keselarasan sosial. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan objektif. Menggunakan kerangka teori filsafat nilai moral atau etika untuk membedah sikap prasaja dalam pandangan Jawa, teori keselarasan atau harmoni sosial Hartoyo serta konsepsi keselarasan sosial Franz Magnis Suseno berupa prinsip rukun dan hormat. Hasilnya, sikap prasaja yang diimplementasikan oleh seorang individu dapat memberikan konstruksi positif untuk menciptakan rasa sungkan, hormat, dan rukun yang menciptakan keselarasan sosial, sebaliknya sikap tidak prasaja akan menimbulkan konflik. Maka sikap prasaja ini dapat digunakan sebagai strategi dalam menciptakan keselarasan sosial atau menghindari adanya konflik sosial dalam kehidupan masyarakat.
The complex dynamics of society make it possible for social conflict to occur between individuals or community groups. Social conflict does not occur if the condition of society is harmonious or has social harmony. Javanese society has rules of attitude to avoid conflict and create social harmony, one of which is the prasaja attitude. Through the short film entitled Prasaja by Paniradya Kaistimewan, the reality of community groups in Yogyakarta can be seen in which the prasaja attitude is implemented. The aim of the research is to reveal the implementation of the prasaja attitude in the short film Prasaja which can create social harmony. This research uses a qualitative descriptive method with an objective approach. Using a philosophical theoretical framework of moral or ethical values ââto dissect prasaja attitudes in the Javanese view, Hartoyo's theory of social harmony or harmony as well as Franz Magnis Suseno's conception of social harmony in the form of the principles of harmony and respect. As a result, a modest attitude implemented by an individual can provide a positive construction to create a sense of respect, respect and harmony which creates social harmony, whereas an inappropriate attitude will lead to conflict. So this prasaja attitude can be used as a strategy in creating social harmony or avoiding social conflict in people's lives."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024