Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fanny Jingga
Abstrak :
Batasan etnik (ethnic boundary) terbentuk ketika adanya interaksi diantara dua atau lebih kelompok etnik dalam ruang lingkup sosial dan kawasan. Perbedaan budaya, bahasa, arsitektur dan kebiasaan sebagai ciri khas kelompok etnik membentuk sejenis batasan yang bersifat membedakan identitas kelompok etnik. Ketika masyarakat semakin lama berinteraksi dan bersosialisasi, batasan etnik juga akan berubah dan memengaruhi perkembangan area di mana mereka hidup dan berkegiatan. Salah satu pecinan terbesar di Indonesia, yaitu kawasan Glodok Jakarta memiliki identitas sebagai pusat perdagangan yang dikelola oleh kelompok etnik Tionghoa dari masa kolonial hingga saat ini, dan telah menjadi kawasan yang unik di Jakarta dengan karakteristik arsitektur pecinannya. Penulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi batasan etnik dengan melihat unsur bangunan serta ruang kegiatan dalam arsitektur di area Glodok serta perkembangannya ketika adanya faktor eksternal, seperti tragedi pembantaian keturunan etnis Tionghoa di Batavia pada era kolonial Belanda maupun tragedi Mei 1998 di Indonesia yang menargetkan kawasan etnik Tionghoa. Oleh karena itu, penulisan ini mencoba menghubungkan manifestasi batasan etnik dengan identitasnya untuk mengidentifikasi perubahan pada kawasan Glodok sebagai respon terhadap tragedi Mei 1998, seperti perubahan visual pada bangunan ruko yang berkembang mengikuti batasan etnik, atau ruang kegiatan berdagang sebagai media berkembangnya batasan tersebut. ......An Ethnic Boundary forms between the interaction of two or more different ethnic groups, the differences between culutures, languages, architecture and gestures form a kind of boundary that makes people distinctive to one another. Then, as more people interact and socialize, ethnic boundaries will also change and affect the development of the area whereas people live and do activities. One of the biggest Chinatown in Indonesia, Glodok area had the identity known as a trading area managed by Chinese Indonesian from the colonial era until now, and has become a very iconic place in Jakarta for the characteristics as a Chinatown. This study aims to identify the ethnic boundary by studying the buildings and space for activity formed within the area of Glodok, and also to identify another effect of the boundary as it was influenced by major external factors, just like the massacre of the Chinese Indonesian in the colonial era and also the tragedy of May 1998 in Indonesia that mainly targeted the Chinese Indonesian settlement, this also includes the characteristic and changes that occur in the rebuilding of the area. Therefore, this study tries to connect the forms of ethnic boundary identity to identify the changes made to the urban area of Glodok afterwards as the response to the May 1998 tragedy, like the visual changes in ruko buildings that develops alongside the ethnic boundary, or the space of activities that becomes the medium of the development of that boundary.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mishael Stefan Haholongan
Abstrak :
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan keterkaitan antara arsitektur dan mode pakaian tentang bagaimana hal itu dipengaruhi oleh indera persepsi yang mengambil peran sebagai objek yang diinginkan yang melekat pada kehidupan manusia dalam menciptakan dan mewujudkan norma-norma yang diterapkan pada waktu tertentu. mengenai rasa kesepakatan bersama, mengusulkan ideologi untuk menyatukan atau menentang masyarakat pada intinya berdasarkan periode waktu di mana ia berada dan menentukan identitas komunitas budaya tertentu mengenai nilai kebiasaan dan tradisinya. Esensi-esensi ini diwakili dalam nilai estetika yang terhubung dengan indera persepsi individu dan oleh citra perwujudan fisik arsitektur dan mode pakaian mengenai hubungan konseptual. Konsep yang menembus nilai itu sendiri berbicara kepada manusia melalui representasi visual. ......The objectives of this study are to find then interrelationship between architecture and fashion on how it is influenced by the sense of perceptions that take a role as a desirable object that attached to human lives in creating and embodying the applied norms of a certain time-being regarding the sense of collective agreement, proposing ideology to unify or defy the society in its essence based on the period of time where it belonged and determining the identities of a certain cultural communities regarding the value of its habit and tradition. These essences are represented in the value of aesthetics which connects to an individual's sense of perception and by the image of the physical embodiment of architecture and fashion regarding the conceptual relation. The concept that penetrates the value itself speaks to humans through visual representation.

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulaiman Muharramain Adrian
Abstrak :
Smart Heritage adalah media sebagai sistem dan manajemen yang relatif baru yang diprakarsai oleh INTACH Heritage Academy (2017) untuk menjawab tantangan yang membahas Pelestarian Kawasan Cagar Budaya di Era Smart City dengan menggunakan kemajuan Teknologi Komunikasi Informasi (TIK). Itu sudah mulai diterapkan di kota yang telah menerapkan konsep Smart City. Makalah ini membahas apakah Smart Heritage relevan dengan masalah tentang warisan budaya berkelanjutan dalam lingkup pengembangan Smart City seiring dengan pertumbuhan generasi milenial, mengingat fakta bahwa kita sedang menuju era Smart yang hampir semuanya berorientasi pada TIK. ...... Smart Heritage is a relatively new system and management media that initiated by INTACH Heritage Academy (2017) to answer the challenge that addresses the Cultural Heritage Conservation in the Smart City Era by using the advancement of Information Communication Technology (ICT). It has begun to be applied in a city that has implemented the concept of Smart City. This paper discusses whether Smart Heritage is relevant to the issue about sustainable cultural heritage within the scope of Smart City development along with the growth of millennial generation, considering the fact that we are going towards to the Smart era that almost everything is ICT oriented.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asyraf Muhammad
Abstrak :
ABSTRAK

Skripsi ini membahas produksi ruang sosial dalam skala urban yang melibatkan sejarah akan urbanisme tersebut. Studi kasus untuk skripsi ini berlokasi pada Jl. Raya Pekojan, yang termasuk dari kawasan Kampung Pekojan, Jakarta Barat. Pembahasan studi kasus meliputi bagaimana produksi ruang sosial dapat terjadi pada kawasan bersejarah Pekojan, dengan mempertimbangkan bahwa kawasan Pekojan memiliki nilai intrinsik tersendiri dalam aspek historis. Oleh karena itu, penelitian tidak hanya membahas tentang bagaimana individu-individu manusia di dalamnya bekerja secara keruangan, tetapi juga mempertimbangkan latar belakangnya sebagai salah satu situs bersejarah yang sudah ada sejak zaman Hindia-Belanda. Konsep produksi ruang sosial yang diterapkan pada studi kasus kawasan Pekojan ini tidak hanya sebagai alat untuk mengidentifikasi bagaimana proses produksi ruang sosial tersebut terjadi, tetapi juga dapat menjelaskan bagaimana hasil dari proses produksi tersebut memengaruhi perubahan sosial yang ada pada kawasan Pekojan.


ABSTRACT
This paper discusses how a social space can be produced, especially in a scope of historical urban scape. The case study for this paper will be located at Jl. Raya Pekojan, which is the main integral part of Pekojan district as the whole. The explanation of this case study will include how a social space can be produced while considering that the case study has a lot of historical value within it. Thus, this research will not only describe how an individual human works in a socio-spatial way, but will also consider the historical fact behind, even since the colonial of Dutch-Indie era. The applied concept of the production of space will not only work as a tool for deciphering a socio-spatial condition, but also can explain about what kind of social change has had happened in a such long period of time.

 

2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marpaung, Grace Maron
Abstrak :
Perubahan berbagai aspek yang terjadi pada masyarakat merupakan faktor penentu terjadinya perubahan pola pikir yang mereka pegang. Perubahan pola pikir ini menentukan perubahan prioritas dan preferensi masyarakat secara umum, sehingga menjadi salah satu faktor signifikan dalam perkembangan desain. Di dalam skripsi ini, secara khusus akan dibahas pengaruh modernisasi dalam lingkup desain, dengan berfokus terhadap dua bidang keahlian desain. Penulisan ini bermaksud untuk memahami bagaimana pengaruh modernisasi dapat terjadi terhadap dua hal yang berbeda, yaitu fashion dalam arsitektur dan busana. Untuk itu, penulisan ini mengandung studi kasus terhadap karya perwakilan arsitektur dan juga busana. Berbasis sistem written fashion oleh Roland Barthes (1967), penulisan ini memegang prinsip bahwa pola pikir masyarakat mengenai fashion dapat ditemukan melalui penanda yang ada pada produk-produknya, dan berlaku pula pada arsitektur. Maka dari itu, analisis dalam studi kasus ini akan dilakukan dengan menemukan penanda-penanda modernisasi. Penanda-penanda yang ditemukan akan digunakan untuk menentukan perbedaan dan persamaan modernisasi dalam arsitektur dan busana. Perbedaan akan memberikan pengetahuan mengenai berbagai kemungkinan penerapan pola pikir modern terhadap desain. Sedangkan persamaan dapat membuktikan keterhubungan fashion dalam arsitektur dan busana, khususnya dalam menerima efek modernisasi sebagai cabang ilmu desain yang berbeda. Hasil dari studi ini diharapkan dapat menjadi informasi yang memicu kemungkinan-kemungkinan eksplorasi desain yang baru.
The alteration of various aspects within the society are the determining factors of the shiftings in the paradigms they held. These shiftings generally determine changes in the priorities and preferences of the society, therefore, become significant factors of design developments. In this essay, the effects of modernization will be particularly discussed, focusing on two design fields of study. This study aims to understand how modernization occurs on two different matters, which are fashion in architecture and clothing. In order to do that, this study consists of a case study on architecture and clothing representative artworks. Based on Roland Barthes 's (1967) system of written fashion, this study held the principle that the paradigms of the society, in relation to fashion, are able to be found through the signifiers the items have, and the same thing applies in architecture. Therefore, the analysis in this case study will be done by finding the signifiers of modernization. The signifiers that will be found will be used to determine the differences and the resemblances of the modernization application towards architecture and fashion. The differences will give information on various possibilities modern mindset can be applied towards design. While the resemblances will prove the relation between architecture and clothing, especially in receiving the effect of modernization as different fields of design study. The result of this study is expected to give information that triggers new possibilities in design explorations.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pradhnya Anindya Dewanti
Abstrak :
ABSTRAK
Pelestarian sebuah cagar budaya adalah sebuah kewajiban yang harus dilakukan oleh seluruh manusia. Namun dalam pelaksanaannya, melestarikan sebuah Bangunan Cagar Budaya memiliki tantangannya sendiri. Dengan statusnya sebagai cagar budaya, keaslian bangunan perlu dipertahankan untuk melestarikan nilai-nilai penting di dalamnya. Pemanfaatan Bangunan Cagar Budaya untuk digunakan pada masa kini menyebabkan kebutuhan penyesuaian terhadap bangunan. Fenomena ini menghasilkan pertanyaan mengenai apa yang harus di jaga dan apa yang dapat diubah dalam sebuah proses pelestarian Bangunan Cagar Budaya. Pada skripsi ini, analisis identifikasi elemen bangunan dilakukan untuk mengetahui cara kerja bangunan agar dapat memenuhi fungsinya. Analisis tersebut menghasilkan cara untuk melakukan penyesuaian terhadap Bangunan Cagar Budaya dengan mempertahankan nilai otentisitas desain yang di miliki bangunan tersebut.
ABSTRACT
Conserving a cultural heritage is an obligation for humanity. But, in practice, conserving a heritage building has its own challenge. With its status as a cultural heritage, its authenticity has to be maintained in order to preserve the values embedded within it. Utilizing the heritage building in the present resulting in unavoidable changes towards the building. This phenomenon evokes a question on what should be kept, and what could be changed in a process of conserving a heritage building. This paper did an identification analysis of building elements to determine the how a building functions. The analysis discovers the ways of building adaptation while maintaining its design authenticity.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ken Larasati
Abstrak :
ABSTRAK
Kantor Graha Putra Mandiri adalah sebuah kantor yang mengadaptasi bangunan rumah Melayu di Medan, yang mendapat penghargaan dibidang pelestarian oleh IAI Awards 2018. Kantor ini banyak menambah intervensi baru yang terlihat kontras dengan kehadiran rumah Melayunya sehingga skripsi ini ingin mengkaji kembali bagaimana pelestarian yang dilakukan, apakah sudah tepat ataukah belum. Pelestarian merupakan upaya perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan Bangunan Cagar Budaya. Penghargaan bangunan kantor dikategori pelestarian ini pun membuat analisa bisa menggunakan parameter otentisitas atau keaslian Bangunan Cagar Budaya. Parameter tersebut juga bisa untuk menilai elemen-elemen bangunan jika menganggapnya sebagai Benda Cagar Budaya. Dari kedua parameter ini dan dengan hasil analisa secara statis dari dokumentasi dan informasi bangunan yang ada, menunjukkan bahwa bangunan hanya melestarikan elemen-elemennya atau Benda Cagar Budayanya saja. Adanya penambahan intervensi baru tersebut telah menghilangkan keaslian desain seara keseluruhan, sehingga kurang tepat jika disebut sebagai bentuk pelestarian bangunan.
ABSTRACT
Graha Putra Mandiri is an office in Medan that adapting its building from Malay traditional house, and received an award from IAI Awards 2018 in the field of conservation. The conservation were done by adding new interventions which is massive and contrast from the origin of Malay house. This thesis revisits how the conservation was done, is it right or not. Conservation is an effort to protect, develop and utilize cultural heritage buildings. The award for this office in the conservation category also makes the future analysis possible using parameter of authenticity of cultural heritage buildings. This parameter can also be used to assess the authenticity of building elements if we consider them as cultural heritage objects. From these two parameters and with the results of static analysis of the documentation and information on existing buildings, it shows that the building only conserves its elements or only the heritage object. The addition of the new intervention has eliminated the authenticity of the design as a whole, making it less appropriate to be called a form of building conservation.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Khorbina Margomgom
Abstrak :
Skripsi ini membahas tentang pendekatan lanskape urban bersejarah atau historic urban landscape approach (HUL) dalam mengonservasi Rumah Cimanggis menjadi suatu bangunan yang dinamis dan mampu bertahan mengikuti arus globalisasi. Rumah Cimanggis merupakan bangunan bersejarah dari masa pemerintahan VOC yang terdapat di Depok. Pada saat ini keberadaan Rumah Cimanggis terancam karena adanya pembangunan kampus Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII). Dalam menyelesaiakan tulisan ini dilakukan sebuah studi literatur tentang pendekatan lanskape urban bersejarah, konservasi dan studi kasus Rumah Cimanggis dan kampus UIII, dimana hasil studi literatur HUL akan dijadikan suatu acuan atau tahapan dalam mengonservasi Rumah Cimanggis menjadi bagian kampus UIII yang mampu bertahan di era globalisasi dan bersifat dinamis. Pada hasil akhir didapati bahwa Rumah Cimanggis memenuhi kriteria sebagai bangunan cagar budaya tingat kota atau kabupaten dan layak untuk dikonservasi menggunakan pendekatan lanskape urban bersejarah dan layak menjadi bagian dari kampus UIII.
This essay discusses the historical urban landscape approach (HUL) in conserving the Cimanggis House into a dynamic building that is able to survive the flow of globalization. Cimanggis House is a historical building from the VOC administration in Depok. At present the existence of the Cimanggis House is threatened because of the construction of the Indonesian International Islamic University (UIII) campus. In completing this paper a literature study of the historical urban landscape approach, conservation and case studies of the Cimanggis House and UIII campus, where the results of the HUL literature study will be used as a reference or stage in conserving Cimanggis House as part of the UIII campus that is able to survive in the era of globalization and dynamic. In the final results it was found that Cimanggis House fulfilled the criteria as a city or regency cultural heritage building and was feasible to be conserved using the historic urban landscape approach and deserved to be part of the UIII campus.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khrisna Prasadya Farras Ahmad
Abstrak :
ABSTRAK
Situs Fort Carcassonne adalah situs Warisan Dunia yang terletak di Perancis yang memiliki sejarah panjang dari zaman Romawi. Situs ini menjadi terkenal dan kontroversial ketika dipulihkan oleh Viollet-le-Duc. Viollet-le-Duc, menggunakan wawasan ilmiah untuk memulihkan Situs Carcassonne, ingin menciptakan kembali keadaan penuh saat digunakan. Restorasi ini juga terjadi pada saat romantisme ketika nasionalisme Perancis sedang bangkit. Proses pendaftaran untuk menjadi Situs Warisan Dunia ditolak pada 1980-an. Namun karena berbagai hal, akhirnya situs tersebut bisa dikenali. Kota Tua Batavia saat ini juga memiliki permasalahan yang sama, yaitu belum mampu menjadi Situs Warisan Dunia. Ada masalah dengan restorasi dan revitalisasi di Kota Tua menurut UNESCO dan beberapa ahli. Dalam tulisan ini, penulis akan menjelaskan pelajaran yang dipetik dari Situs Carcassonne untuk Kota Tua dan memberikan saran agar Kota Tua diakui sebagai Situs Warisan Dunia.
ABSTRACT
The site of Fort Carcassonne is a World Heritage site located in France which has a long history dating back to Roman times. The site became famous and controversial when it was restored by Viollet-le-Duc. Viollet-le-Duc, using scientific insights to restore the Carcassonne Site, wants to recreate its full state when used. This restoration also took place at a time of romanticism when French nationalism was on the rise. The registration process to become a World Heritage Site was rejected in the 1980s. However, due to various reasons, the site was finally recognized. The Old City of Batavia currently also has the same problem, which is not being able to become a World Heritage Site. There are problems with restoration and revitalization in the Old Town according to UNESCO and some experts. In this paper, the authors will describe the lessons learned from the Carcassonne Site for the Old Town and make suggestions for the Old Town to be recognized as a World Heritage Site.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Warda Lutfiah Roihana
Abstrak :
Ruang sakral dibentuk oleh manusia yang hendak merasakan keberadaan Tuhan dengan aturan-aturan menurut kepercayaan masing-masing. Aturan-aturan tersebut menciptakan tanda dan simbol yang bisa dikenali manusia serta dapat berkembang menjadi dasar sifat simbolis bangunan setempat. Hal tersebut bisa mengembangkan persepsi masyarakat sekitar terhadap kesakralan, dan memungkinkan adanya perubahan makna pada simbol itu sendiri. Pada Masjid Kudus terlihat adanya keterkaitan yang kuat antara sifat simbolis daerah setempat dengan proses pembentukan ruang sakral akibat banyaknya penggunaan simbol dan elemen arsitektur yang menyerupai kebudayaan sebelum Islam. Skripsi ini akan membahas bagaimana terbentuknya ruang sakral pada Masjid Kudus dilihat dari sudut pandang Islam dan bagaimana penggunaan dari simbol dan elemen arsitektur yang dipengaruhi oleh kebudayaan sebelum Islam sehingga dapat memperkuat kesakralan ruang yang terjadi.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>