Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amelia Rizky Amanda
Abstrak :
Dalam penelitian ini, dilakukan variasi nutrisi yang diberikan pada mikroalga Chlorella pyrenoidosa dan Oscillatoria sp. untuk mengetahui pengaruhnya terhadap persentase kandungan protein. Konsentrasi protein yang terkandung dalam mikroalga dilihat dari nilai serapan larutan sampel hasil uji biuret dengan spektrofotometri UV-Visible pada panjang gelombang 540 nm. Pada mikroalga C.pyrenoidosa yang dikultivasi dengan medium Walne, didapatkan protein sebesar 16,78% sedangkan pada medium NPK Urea didapat protein sebesar 12,40%. Penambahan konsentrasi nutrisi juga meningkatkan persentase protein yang dihasilkan kedua mikroalga. Mikroalga C.pyrenoidosa yang dikultivasi dengan NPK Urea 3 ml/L, persentase proteinnya lebih tinggi dibandingkan dengan yang dikultivasi dengan NPK Urea 2 ml/L (12,40% dan 13,86% berturutturut). Begitu juga dengan C.pyrenoidosa yang dikultivasi dengan Walne dengan konsentrasi 2 ml/L, persentase proteinnya lebih tinggi dibandingkan dengan yang dikultivasi dengan Walne dengan konsentrasi 1 ml/L (16,78% dan 24,74% berturut-turut). Hasil yang sama juga ditunjukkan oleh mikroalga Oscillatoria sp. yang dikultivasi dengan NPK Urea 3 ml/L, persentase proteinnya lebih tinggi dibandingkan dengan kultivasi menggunakan NPK Urea 2 ml/L (6,39 % dan 8,98 %). Uji HPLC menunjukkan bahwa asam amino esensial dengan persentase terbesar pada mikroalga Oscillatoria sp. adalah leucine dan pada mikroalga Chlorella pyrenoidosa adalah lysine. Sedangkan untuk kandungan asam amino non esensial tertinggi pada kedua mikroalga adalah glutamic acid.
The effect of nutrition variation on protein accumulation in microalgae Chlorella pyrenoidosa and Oscillatoria sp. Were studied. Protein concentration in microalgae was determined using absorbance of biuret testing method sample with UV-Visible spectrophotometry on wavelength of 540 nm. Microalgae C.pyrenoidosa with Walne nutrition gave total of 16,78% protein, and NPK Urea nutrition gave 12,40% protein. Addition of nutrition concentration also contributed to increased protein accumulate on both microalgae. C.pyrenoidosa cultivated with NPK Urea 3ml/L gave higher protein extracted compared to NPK Urea 2 ml/L (12,40% and 13,86% respectively). C.pyrenoidosa cultivated with Walne 2 ml/L also gave higher protein extracted compared to Walne 1 ml/L (16,78% and 24,74% respectively). Oscillatoria sp. cultivated with NPK Urea 3 ml/L gave higher protein extracted compared to NPK Urea 2 ml/L (6,39% and 8,98% respectively). HPLC test showed that highest percentage of essential amino acid on Oscillatoria sp. is leucine, and C.pyrenoidosa is lysine. For both microalgae, highest non essential amino acid is glutamic acid.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S62060
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Usman Malik
Abstrak :
Pemanfaatan lahan Gambut dengan menggunakan teknologi tidak pernah berkurang hingga tahun terakhir ini. Gejala ini menunjukkan bahwa ketertarikan yang kuat untuk mengetahui proses pembentukan interval dan pengaruh alami pada struktur interval dan sifat mekanis maupun listrik. Struktur interval dapat mempengaruhi sifat mekanis dan listrik dari gambut disuatu tempat. Alasan dipilihnya gambut dalam penelitian karena mempunyai sifat khusus yaitu sifat elastisitas, dielektrik, dan banyaknya lahan tersebut di daerah Riau. Dengan adanya sifat-sifat yang istimewa ini, maka banyak sekali aplikasi yang dapat dilakukan antara lain perumahan, jalan, jembatan, pertanian serta sebagai lahan energi konvensional. Aplikasi yang disebut di atas mempunyai arti yang cukup tinggi, sehingga penelitian material ini terus dilakukan khususnya untuk energi konvensional. Dalam penelitian yang dibahas adalah tentang sifat dielektrik dengan menggunakan metoda seismik. Hal ini karena susahnya untuk mengukur sifat dielektrik secara langsung dilapangan, maka dengan metoda seismik dapat dilakukan dengan mencari hubungannya dengan kecepatan rambat gelombang dan indek bias interval tanah. Dengan diketahuinya kedua hal tersebut maka sifat-sifat dielektrik dapat diketahui. Tanah adalah suatu interval yang terdiri dari batuan-batuan , mineral-mineral dan senyawa organik yang terjadi jutaan tahun lalu. Batuan, mineral-mineral dan senyawa organik yang terdapat di dalamnya karena pengaruh mekanis dan kimiawi dapat mengalami pelapukan. Tanah yang melapuk dan membusuk pada umumnya terdapat di permukaan bumi dan umumnya banyak pula mengandung air, sehingga tanah ini disebut sebagai tanah rawa. Tanah rawa merupakan suatu proses pelapukan insitu yaitu suatu proses yang terjadi secara alami, melalui proses mekanis dan kimiawi. Dari kedua proses ini sangat sulit ditentukan proses mana yang terjadi lebih dahulu atau bersamaan. Sifat tanah secara garis besar dapat dibagi menurut sifat mekanis dan kimiawi. Seperti yang telah disebutkan di atas, maka untuk mengetahui sifat-sifat dielektrik harus diketahui sifat-sifat mekanis bahan, dimana sifat-sifat mekanis dapat dibagi atas : 1. Sifat fisis. 2. Sifat geologic
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alexander Christyo Wibowo
Abstrak :
Perhitungan jumlah sel mikro alga secara lebih teliti seringkali rumit dan tidak presisi, karena mikroalga yang tidak dapat dilihat secara langsung dengan mata, kecuali dengan menggunakan mikroskop. Kapasitor dibuat sebagai alat ukur Kapasitansi suatu medium/zat. Mikroalga Scenedesmus memiliki materi genetik yang memiliki sifat dielektrik sehingga dapat diukur besar kapasitansi sel Scenedesmus tersebut. Kapasitansi Scenedesmus merepresentasikan jumlah sel secara eksak pada suatu medium. Dengan membandingkan besar kapasitansi medium yang mengandung mikroalga dengan jumlah sel melalui perhitungan dengan Counting chamber dan nilai absorbansi dengan spektrofotometer, didapati perbandingan yang sama dari besar kapasitansi, jumlah sel, dan absorbansi. Perhitungan dengan prinsip kapasitansi ini juga diharapkan dapat menghitung jumlah sel dengan lebih presisi dan dengan cara yang lebih mudah. ......The Calculation of the number of microalgae cells thoroughly was often considered as a complicated and imprecise process, because microalgae could not be seen directly by the eye, but using a microscope. Capacitors was created as a tool to measure capacitance of a medium/substance. Microalgae Scenedesmus contained genetic material which has dielectric properties, that could be measured the value of capacitance of the Scenedesmus cells Capacitance of Scenedesmus represented the exact number of cells in a medium. By the comparing the value of medium containing microalgae capacitance with the cell number by calculating the calue of Counting Chamber and Absorbance with a spectrophotometer, the same ratio was found from the capacitance value, cell number, and absorbance. Calculation using capacitance principle was also expected to count the number of cell with more precision and easier way.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S56769
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Rahmawati
Abstrak :
Mikroalga merupakan solusi alternatif untuk menyelesaikan masalah kekurangan gizi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar protein dan asam amino pada mikroalga Scenedesmus sp dan Coelastrum sp. Kadar protein diukur menggunakan metode Biuret dan kurva standar BSA (Bovine Serum Albumin) yang diukur pada panjang gelombang 540 nm. Hasil pengukuran kadar protein dengan metode Biuret didapatkan persentase proteinnya yaitu 4.16 % untuk mikroalga Scenedesmus sp dan 1.64 % untuk mikroalga Coelastrum sp. Penentuan kandungan asam amino dilakukan menggunakan metode KCKT (Kromatografi Cair Kinerja Tinggi). Hasil analisis kandungan asam amino menunjukkan hasil bahwa asam amino esensial leusin merupakan asam amino esensial yang memiliki kandungan terbanyak pada mikroalga Coelastrum sp dan pada mikroalga Scenedesmus sp asam amino esensial lisin merupakan asam amino yang memiliki kandungan terbanyak. Sedangkan untuk kandungan asam amino non esensial diperoleh hasil bahwa asam amino glutamat merupakan asam amino yang memiliki kandungan terbanyak pada mikroalga Scenedesmus sp dan Coelastrum sp. Pada penelitian ini dilakukan juga perhitungan jumlah sel alga dengan metode kapasitansi dimana hasil perhitungan dibandingkan dengan perhitungan jumlah sel menggunakan Counting chamber dan nilai absorbansi dengan spektrofotometer, dan didapatkan perbandingan yang sama dari besar kapasitansi, jumlah sel, dan absorbansi ......Microalgae is an alternative solution to solve the problem of the lack of nutrient in Indonesia. The aims of this research is to determine protein concentration and amino acids in the microalgae Scenedesmus sp. and Coelastrum sp. Measurument of protein concentration using the Biuret method with a standard curve of BSA (Bovine Serum Albumin) is measured at a wavelength of 540 nm. The results of protein obtained with Biuret method is 4.16% to microalgae Scenedesmus sp. and 1.64% for microalgae Coelastrum sp. Determination of the amino acid is done using HPLC (High Performance Liquid Chromatography). Results of the analysis of amino acid content shows that the highest essential amino acid of microalgae coelastrum sp is leucine, and lysine is the highest essential amino acid of microalgae scenedesmus sp. And glutamic is the highest non-essential amino acid of microalgae Scenedesmus sp. and Coelastrum sp. In this research, we also calculate the number of algal cells with a capacitance method in which the calculation results as compared with the calculation of the number of cells using the Counting chamber and absorbance values with a spectrophotometer, and obtained the same proportion of large capacitance, the number of cells, and absorbance.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fadli Fatahillah
Abstrak :
ABSTRAK
Beberapa manfaat alga yang telah diteliti yaitu sebagai sumber makanan tambahan dan bahan baku biodiesel. Salah satu mikroalga yang mudah ditemukan di berbagai habitat air yaitu mikroalga Oscillatoria sp. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan perhitungan terhadap jumlah sel. Perhitungan jumlah sel dilakukan dengan 3 (tiga) metode, yaitu metode kapasitansi dengan menggunakan kapasitor plat sejajar, metode Counting Chamber dengan menggunakan hemositometer Improved Neubauer, dan metode Optical Density dengan menggunakan spektrofotometer. Hasil kapasitansi dan konstanta dielektrik udara yang didapatkan untuk validasi alat kapasitor yang telah dibuat yaitu 15,43 ± 0,67 pF dan 0,965 ± 0,003. Sehingga dapat disimpulkan alat tersebut cukup presisi untuk digunakan. Berdasarkan data yang didapatkan, dapat dibuktikan bahwa nilai kapasitansi dan absorbansi berbanding lurus dengan jumlah sel.
ABSTRACT
Some benefit from algae that has been discovered are as food source and biodiesel fuel. One of microalgae that easy to find in all water area is Oscillatoria sp. microalgae. The purpose of this research is to count the number of the cells. 3 (three) methods are used to count the number of the cells. The first one is Capacitance Method, this method using a parallel plate capacitor. The second method is Counting Chamber Method, this method using hemocytometer Improved Neubauer. The third method is Optical Density Method, this method using a spectrophotometer. The value of capacitance and air dielectric constant that had obtained are used for validating capacitor instrument. The value are 15,43 ± 0,67 pF and 0,965 ± 0,003. From this result, we can conclude the instrument is precision enough to use. The value of capacitance and absorbance are proportional with the number of the cells.
Universitas Indonesia, 2014
S58412
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Apep Qosim
Abstrak :
ABSTRAK
Minyak alga Botryococcus braunii merupakan sumber energi terbarukan. Kandungan minyak pada alga ini mencapai 75% biomassa keringnya. Kondisi pengekstrakan yang optimal dibutuhkan untuk mendapatkan minyak yang maksimal. Telah dilakukan penelitian tentang pengekstrakan minyak alga ini dengan metode sonikasi. Pelarut yang dicoba adalah air, n-hexane, methanol dan alkohol. Sedangkan, frekuensi sonikasi yang dipakai adalah + 40 kHz. Waktu sonikasi divariasikan pada saat proses ekstraksi, yaitu 15, 30 dan 45 menit. Hasilnya, pelarut yang bisa menghasilkan minyak adalah n-hexane, methanol dan alkohol. Minyak yang dihasilkan n-hexane sebesar 3%. Sedangkan dengan methanol, minyak yang didapatkan sebesar 21.25%. Untuk variasi waktu sonikasi 15, 30 dan 45 menit dengan pelarut methanol, minyak yang didapatkan adalah 21.25%, 13.75% dan 7.5%.
ABSTRACT
Oil from the Botryococcus braunii algae is a renewable energy source. Oil content in this algae can reach 75% of its dry biomass. Optimal extraction conditions are required in order to obtain the maximum oil content. Research on algae oil extraction using sonication is done using distilled water, n-hexane, methanol and alcohol as solvents. Meanwhile, the sonication frequency used is + 40 kHz. Sonication time is varied during the extraction process, with 15-, 30-, and 45- minute intervals used. The results find that the solvents that can produce algae oil are n-hexane, methanol and alcohol. Oil yielded by the n-hexane solvent amounts to 3%. While with methanol, the amount of oil obtained is 21.25%. For sonication time variation with methanol solvent, the amount of oil obtained using 15-, 30-, and 45-minute intervals are 21.25%, 13.75% and 7.5% respectively
2015
S59258
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risnia Dwi Atriansari
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laju pertumbuhan maksimum mikroalga yang dikultivasi dalam medium NPK Urea dan kandungan protein pada sampel kering mikroalga dengan metode uji absorbansi spektrofotometri uv-visible. Jenis mikroalga yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chlorella vulgaris dan Spirulina plantesis. Laju pertumbuhan maksimum diperoleh dari tiga metode hitung yaitu haemositometer, absorbansi dan kapasitansi. Laju pertumbuhan maksimum Chlorella vulgaris diperoleh pada hari ketujuh masa kultivasi dengan jumlah 4.752.000 sel/ml dan Spirulina plantesis pada hari keenam dengan jumlah 64.000 sel/ml. Pengujian kandungan protein menggunakan alkaline copper reagen (ACR) yang memanfaatkan reaksi antara larutan tembaga (Cu2+), NaOH dan sampel. Perubahan warna sampel menjadi ungu menandakan adanya reaksi antara Cu2+ dengan ikatan peptida atau protein. Besarnya konsentrasi protein dapat diketahui dengan melihat nilai serapan pada panjang gelombang 520 nm. Kandungan protein yang dihasilkan dari berat kering sampel (w/w) dalam penelitian ini sebesar 14,78% untuk Chlorella vulgaris dan 16,06% untuk Spirulina plantesis. Jenis asam amino yang teridentifikasi berdasarkan perbandingan grafik BSA dengan sampel adalah tyrosin, phenylalanine dan tryptophan.
This study has purpose to determine the maximum growth rate of microalgae cultivation in the NPK Urea medium and protein content on a dry microalgae sample with UV-visible absorbance spectrophotometry assay method. Type of microalgae used in this study was Chlorella vulgaris and Spirulina plantesis. The maximum growth rate is calculated using three methods: haemocytometer, absorbance and capacitance. Chlorella vulgaris maximum growth rate obtained on the seventh day of cultivation period with the number 4.752.000 cells/ml and Spirulina plantesis on the sixth day with the number 64.000 cells/ml. The protein content was tested using alkaline copper reagent (ACR) which utilizes the reaction between copper (Cu2+), NaOH and samples. The color change of samples turn to purple indicates there are reaction between Cu2+ and peptide bonds or protein. The amount of protein concentration can be determined by looking the absorption value at 520 nm wavelength. The result of protein content of the dry sample weight (w/w) in this study amounted to 14.78% for Chlorella vulgaris and 16.06% for Spirulina plantesis. Types of amino acid were identified by comparison with a standart BSA is tyrosine, phenylalanine and tryptophan.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S59632
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Rahmawati
Abstrak :
Mikroalga merupakan solusi alternatif untuk menyelesaikan masalah kekurangan gizi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar protein dan asam amino pada mikroalga Scenedesmus sp dan Coelastrum sp. Kadar protein diukur menggunakan metode Biuret dan kurva standar BSA (Bovine Serum Albumin) yang diukur pada panjang gelombang 540 nm. Hasil pengukuran kadar protein dengan metode Biuret didapatkan persentase proteinnya yaitu 4.16 % untuk mikroalga Scenedesmus sp dan 1.64 % untuk mikroalga Coelastrum sp. Penentuan kandungan asam amino dilakukan menggunakan metode KCKT (Kromatografi Cair Kinerja Tinggi). Hasil analisis kandungan asam amino menunjukkan hasil bahwa asam amino esensial leusin merupakan asam amino esensial yang memiliki kandungan terbanyak pada mikroalga Coelastrum sp dan pada mikroalga Scenedesmus sp asam amino esensial lisin merupakan asam amino yang memiliki kandungan terbanyak. Sedangkan untuk kandungan asam amino non esensial diperoleh hasil bahwa asam amino glutamat merupakan asam amino yang memiliki kandungan terbanyak pada mikroalga Scenedesmus sp dan Coelastrum sp. Pada penelitian ini dilakukan juga perhitungan jumlah sel alga dengan metode kapasitansi dimana hasil perhitungan dibandingkan dengan perhitungan jumlah sel menggunakan Counting chamber dan nilai absorbansi dengan spektrofotometer, dan didapatkan perbandingan yang sama dari besar kapasitansi, jumlah sel, dan absorbansi. ......Microalgae is an alternative solution to solve the problem of the lack of nutrient in Indonesia. The aims of this research is to determine protein concentration and amino acids in the microalgae Scenedesmus sp. and Coelastrum sp. Measurument of protein concentration using the Biuret method with a standard curve of BSA (Bovine Serum Albumin) is measured at a wavelength of 540 nm. The results of protein obtained with Biuret method is 4.16% to microalgae Scenedesmus sp. and 1.64% for microalgae Coelastrum sp. Determination of the amino acid is done using HPLC (High Performance Liquid Chromatography). Results of the analysis of amino acid content shows that the highest essential amino acid of microalgae coelastrum sp is leucine, and lysine is the highest essential amino acid of microalgae scenedesmus sp. And glutamic is the highest non-essential amino acid of microalgae Scenedesmus sp. and Coelastrum sp. In this research, we also calculate the number of algal cells with a capacitance method in which the calculation results as compared with the calculation of the number of cells using the Counting chamber and absorbance values with a spectrophotometer, and obtained the same proportion of large capacitance, the number of cells, and absorbance.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S60164
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hunaidah
Abstrak :
[Salah satu sumber alternatif yang dapat dijadikan sebagai bahan bakar minyak adalah mikroalga Nannochloropsis sp. yang ternyata memiliki potensi sebagai bahan pangan minyak nabati. Karakterisasi mikroalga untuk memantau pertumbuhan sel dan mengetahui jumlah lipid yang terkandung di dalamnya, secara berturut-turut menggunakan kapasitor plat sejajar dan ultrasonic cleaner. Pengukuran jumlah sel alga menggunakan kapasitor plat sejajar sebagai alternatif alat penghitung sel ini kemudian dibandingkan dengan spektrofotometer Uv-Vis dan Counting Chamber untuk mendapatkan penghitungan yang valid. Sedangkan ekstraksi mikroalga menggunakan alat pembersih ultrasonik sederhana dengan frekuensi 48kHz. Pengukuran dengan menggunakan kapasitor dianggap valid karena kurva kenaikannya sebanding dengan jumlah selnya. Sedangkan hasil ekstraksi lipid dari mikroalga Nannochloropsis sp. mencapai nilai optimum pada menit ke-60 dengan menggunakan pelarut metanol sebesar 7.50% dari massa keringnya. ......One source of alternative that can be used as fuel oil is microalgae Nannochloropsis sp which turns have the potential of food as a vegetable oil. Characterization of microalgae to monitoring the growth of cells and knowing the number of lipids contained in it, respectively the use of a capacitor plate parallel and ultrasonic cleaner.The measurement of the number of cells using algae capacitor plate parallel as an alternative instrument coalition cells were then compared with the spectrophotometer uv-vis and counting chamber to get a valid calculation. While the extraction of microalgae used a simple cleaning ultrasonic 48khz with a frequency. Measurements using a capacitor considered valid because a curve inflation figure comparable to cell number. While the results of the extraction of lipid mikroalga Nannochloropsis sp. achieve optimum on the 60th minute by using methanol solvent by 7.50 % of a mass of the drying up.;One source of alternative that can be used as fuel oil is microalgae Nannochloropsis sp which turns have the potential of food as a vegetable oil. Characterization of microalgae to monitoring the growth of cells and knowing the number of lipids contained in it, respectively the use of a capacitor plate parallel and ultrasonic cleaner.The measurement of the number of cells using algae capacitor plate parallel as an alternative instrument coalition cells were then compared with the spectrophotometer uv-vis and counting chamber to get a valid calculation .While the extraction of microalgae used a simple cleaning ultrasonic 48khz with a frequency .Measurements using a capacitor considered valid because a curve inflation figure comparable to cell number. While the results of the extraction of lipid mikroalga Nannochloropsis sp. achieve optimum on the 60th minute by using methanol solvent by 7.50 % of a mass of the drying up, One source of alternative that can be used as fuel oil is microalgae Nannochloropsis sp which turns have the potential of food as a vegetable oil. Characterization of microalgae to monitoring the growth of cells and knowing the number of lipids contained in it, respectively the use of a capacitor plate parallel and ultrasonic cleaner.The measurement of the number of cells using algae capacitor plate parallel as an alternative instrument coalition cells were then compared with the spectrophotometer uv-vis and counting chamber to get a valid calculation .While the extraction of microalgae used a simple cleaning ultrasonic 48khz with a frequency .Measurements using a capacitor considered valid because a curve inflation figure comparable to cell number. While the results of the extraction of lipid mikroalga Nannochloropsis sp. achieve optimum on the 60th minute by using methanol solvent by 7.50 % of a mass of the drying up]
Depok: Universitas Indonesia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 2015
S60720
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anistya Herawati
Abstrak :
[ABSTRAK
Di beberapa negara, perkembangan bioteknologi telah meluncurkan produk pangan yang dikenal dengan makanan kesehatan. Dimana mikroalga saat ini dapat dijual dalam bentuk kapsul atau di dalam makanan seperti aneka minuman dan pasta yang telah menunjukkan khasiat pengobatan dalam perlakuan kondisi seperti hiperkolesterolemia dan aterosklerosis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar protein pada mikroalga Botryococcus braunii dengan variasi spektrum cahaya tampak dengan metode Biuret. Hasil kadar protein untuk variasi spektrum cahaya tampak adalah dengan cahaya langsung 17,60 % , pemberian cahaya merah 13,48 % dan pemberian cahaya biru 11,82 %. Asam amino tertinggi yang dimiliki B.braunii baik sampel A, sampel B dan sampel C adalah Leusin/Leucine untuk asam amino esensial dan Alanin/Alanine untuk asam amino non esensial. Pada penelitian ini juga dapat didapatkan metode nilai kapasitansi lebih relevan dibandingkan metode absorbansi untuk melihat pertumbuhan mikroalga B. braunii. ABSTRACT
In some countries, the development of biotechnology has launched a food product known as health food. Now microalgae can be sold in capsule or in foods such as drinks and pasta that has shown efficacy in the treatment of treatment of conditions such as hypercholesterolemia and atherosclerosis. This study aims to determine levels of protein in microalgae Botryococcus braunii with variations in the visible light spectrum with Biuret method. Results for the protein content of the visible light spectrum variation is 17.60% for direct light, 13.48% for giving the red light and 11.82% for blue light giving. The highest amino acid B.braunii owned both the sample A, sample B and sample C is Leucine for amino acids essential and Alanine for non-essential amino acids. In this study, can also be obtained capacitance value method is more relevant than the absorbance method to see the growth of microalgae B. braunii.;In some countries, the development of biotechnology has launched a food product known as health food. Now microalgae can be sold in capsule or in foods such as drinks and pasta that has shown efficacy in the treatment of treatment of conditions such as hypercholesterolemia and atherosclerosis. This study aims to determine levels of protein in microalgae Botryococcus braunii with variations in the visible light spectrum with Biuret method. Results for the protein content of the visible light spectrum variation is 17.60% for direct light, 13.48% for giving the red light and 11.82% for blue light giving. The highest amino acid B.braunii owned both the sample A, sample B and sample C is Leucine for amino acids essential and Alanine for non-essential amino acids. In this study, can also be obtained capacitance value method is more relevant than the absorbance method to see the growth of microalgae B. braunii., In some countries, the development of biotechnology has launched a food product known as health food. Now microalgae can be sold in capsule or in foods such as drinks and pasta that has shown efficacy in the treatment of treatment of conditions such as hypercholesterolemia and atherosclerosis. This study aims to determine levels of protein in microalgae Botryococcus braunii with variations in the visible light spectrum with Biuret method. Results for the protein content of the visible light spectrum variation is 17.60% for direct light, 13.48% for giving the red light and 11.82% for blue light giving. The highest amino acid B.braunii owned both the sample A, sample B and sample C is Leucine for amino acids essential and Alanine for non-essential amino acids. In this study, can also be obtained capacitance value method is more relevant than the absorbance method to see the growth of microalgae B. braunii.]
Universitas Indonesia, 2015
S62138
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>