Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nia Setianingtias
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa Daya Saing Ekspor 17 jenis produk karet Indonesia dan menganalisa faktor yang mempengamhi kinerja ckspor karet Indonesia, antara lain pennintaan dunia, diversiiikasi dan daya saing (comparative advantage). Dimana esfimasi dilakukan menggunakan data panel dcngan mmit cross section 17 dan data time series 7 tahun (2000-2006). Model dalam penelitian ini diadopsi dari penelitian sebelumnya yang menggunakan External market condition diversijication dan wmpemivems sebagai faktor yang mempengamhi kinerja ekspor di Aiiika. Setelah dilakukan analisis dengan data panel melalui pemilihan model estimasi yang eiisien maka hasil estimasi menunjukkan bahyva variabel permintaan dunia dan daya saing karet Indonesia berpengaruh positif dan signiiikan terhadap kfI‘l¢l’j3 ekspor karet Indonesia. Sedangkan variabe diversitikasi tidak signiiikan terhadap kinerja ekspor kamet Indonesia. ......The focus of this study is to analyze the comparative advantage and export perfonnance on Indonesian I7 rubber product during the period of 2000-2006. The data estimate is using panel data analysis with 17 cross section unit and 7 years time series data. Result analysis show that the world demand and competitiveness has a signiicant eH`ect on rubber export performance of Indonesia. In addition, diversification is insignificant on effecting on mbber export performance of Indonesia.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T34213
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Prima Agung Prasetyawan Suharko
Abstrak :
Indonesia sedang mengalami fenomena urbanisasi yang pesat pembangunan pada sektor industri pemicu terbesar dalam peningkatan urbanisasi Bertumbuhnya populasi urban sektor industri dan sektor rumah tangga akan meningkatkan konsumsi energi Selain itu dampak dari meningkatnya konsumsi energi akan menghasilkan emisi CO2 yang tinggi dimana akan berdampak pada lingkungan Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui bagaimana pengaruh antara urbanisasi terhadap konsumsi energi dan CO2 Penelitian ini menggunakan data periode 2008 sampai dengan 2012 dengan metode estimasi adalah data panel Hasil estimasi menunjukkan bahwa urbanisasi memiliki hubungan signifikan terhadap konsumsi BBM dan total konsumsi energi namun urbanisasi tidak signifikan terhadap konsumsi listrik dan emisi CO2 Populasi memiliki hubungan signifikan terhadap konsumsi BBM konsumsi listrik dan total konsumsi energi serta emisi CO2 Sedangkan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan signifikan terhadap konsumsi BBM konsumsi listrik emisi CO2. ......Indonesia is experiencing the phenomenon of rapid urbanization development of the industrial sector is the biggest triggers in the increase of urbanization The growth of urban population the industrial sector and the household sector will increase energy consumption In addition the impact of rising energy consumption will produce high CO2 emissions which would have an impact on the environment The purpose of this research is to investigate the impact of urbanization on energy consumption and CO2 This study uses data from 2008 to 2012 with the estimation method is a data panel The estimation results showed that the urbanization has a significant relation to fuel consumption and total energy consumption however urbanization no significant effect on electricity consumption and CO2 emissions The population has a significant relation to fuel consumption electricity consumption and total energy consumption and CO2 emissions While the economic growth has a significant relation to fuel consumption electricity consumption CO2 emissions.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T45455
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Boby Wijonarko
Abstrak :
Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis hubungan antara bagi hasil pajak dan faktor-faktor lain terhadap konvergensi laju pertumbuhan ekonomi. Peranan pajak menjadi sangat signiiikan terhadap negara sebab hampir 70% penerimaan Negara berasal dari pajak. Seiring dengan penerapan desentralisasi iiskal, pajak menjadi bagian dari penerimaan daerah yang diberikan pemerintah pusat dalam bentuk transfer bagi hasil pajak Dcngan adanya transfer ini kondisi keuangan daerah menjadi Iebih kuat namun peningkatan laju pertumbuhan ekonomi daemh tidak scmata-mata hanya ditentukan oleh peningkatan penerimaan daerah ini. Ada faktor-faktor lain yang mcmpunyai pemnan penting dalam meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi daerah scperti kualitas pendidikan penduduk, simpanan penduduk, modal fisik berupa rumah, dan bagairnana pengeluaran pembangunan dialokasikan secara efektif dan eiisien. Jika pcmerintah daerah kabupaten dan kota dapat mengendalikan faktor-faktor tersebut maka konvergensi laju pertumbuhan ckonomi yang tinggi dapat tcrcapai. Berdasarkan hasil analisis data kerat lintang pada saw waktu yaitu tahun 2001 dengan menggunakan model OLS terhadap daerah kabupaten dan kota di pulau Jawa dan Bali, bagi hasil pajak mempunyai pengamh positif terhadap laju pertumbuhan ekonomi. Namun pengaruh positif tersebut tidal: mampu menciptakan konvergensi laju pertumbuhan ekonomi scbab bagi hasil pajak hanya berpenganxh signitikan di dacrah Icota. Selain itu, pcmerintah daerah yang Iebih miskin tidak mampu mcngcndalikan faktor-faktor yang menunjang peningkatan laju pertumbuhan ekonomi sehingga tingkat divergensi laju pertumbuhan ekonomi menjadi semakin kuat. Oleh karena itu dibutuhkan kebijakan yang tepat pada sektor perpajakan dan perubahan tara kelola pemerintahan daerah agar konvergensi laju pertumbuhan ekonomi dapat tercapai......The purpose of this study is to analysis the correlation of tax revenue sharing and other factors to economic growth convergence. The role of tax became more significant to state because almost 70% of state revenue was yield by tax. Along with the implementation of fiscal decentralization, tax become the share of local govemment revenue which given by central government in tax revenue sharing transfer form. Because of the transfer, the regional financial condition become stronger but the raising of regional economic growth is not depend only by the increase of regional revenue. There are other factors which have an important role to increase regional economic growth such as society education quality, society saving, physical capital (house), and how do the development expenditure allocated effectively and ewciently. If local government (regency and city) can control those factors so the high growth convergence can be achieve. Based on the cross-section analysis at one time, 2001, using OLS model to the regency and city in Java and Bali, tax revenue sharing had positif effect to economic growth. Unfortunatelly, this eB`ect could not create economic growth convergence because tax revenue sharing had only significant etfect to city. Beside that, the poorer local government could not control the supporting factor of economic growth escalation so that the the divergence level of economic growth became stronger. Thus, it need the effective policy of taxes and the improvement of local govemance in order to achieve the economic growth convergence.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Hermawan
Abstrak :
Keberpihakan kepada petani yang dianggap sebagai kelompok rentan seringkali digunakan sebagai pertimbangan populis dalam menjustifikasi lahirnya kebijakan protektif dari pengaruh eksternal. Contoh yang paling sesuai dapat dilihat pada kasus liberalisasi perdagangan beras di kawasan Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) di mana hingga saat ini masih menyisakan konsensus samar-samar tentang dampaknya terhadap capaian ketahanan pangan hingga pengaruhnya terhadap eksistensi petani beras yang sejatinya memiliki peran unik. Peran tersebut mencakup sebagai produsen maupun konsumen sehingga menjadikan langkah pemerintah semakin dilematis dan kompleks dalam rangka menjamin pangan bagi masyarakatnya. Oleh sebab itu, tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dampak liberalisasi perdagangan ASEAN terhadap ketahanan pangan di Indonesia, khususnya pada kasus beras. Untuk menjawab tujuan tersebut digunakan gabungan pendekatan, yaitu Model Global Trade Analysis Project (GTAP) untuk menangkap perilaku perdagangan beras di kawasan ASEAN dan Model Quadratic Almost Ideal Demand System (QUAIDS) untuk menyentuh dinamika perubahan konsumsi dan kesejahteraan pada kelompok rumah tangga petani beras. Di samping kedua model tersebut, beberapa pendekatan dikombinasikan untuk mendukung simulasi kebijakan yang dirancang, misalnya penggunaan Model Gravitasi dan simulasi Monte Carlo. Data yang digunakan berjenis data sekunder yang berasal dari basis data GTAP, Survei Sosial dan Ekonomi Nasional (Susenas), World Bank, Food and Agriculture Organization (FAO), World Integrated Trade Solution (WITS), dan sebagainya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa liberalisasi perdagangan ASEAN berdampak positif terhadap ketahanan pangan (beras) di Indonesia dibandingkan ketika restriksi perdagangan diterapkan. Kemajuan yang positif ini akan terekskalasi apabila diikuti dengan efisiensi biaya produksi padi/beras. Transmisi kondisi positif tersebut secara konsisten tidak hanya terjadi pada level nasional namun juga bermuara pada level rumah tangga petani padi/beras. Bahkan kelompok rumah tangga petani net produsen dan net konsumen beras menghadapi situasi better off, baik berupa peningkatan konsumsi beras, perbaikan pola konsumsi pangan, maupun welfare gaining ketika liberalisasi perdagangan ASEAN diberlakukan. Di sisi lain, agenda liberalisasi perdagangan ASEAN tidak hanya menyasar pada keterbukaan berkompetisi tetapi juga tawaran berkolaborasi melalui stok beras regional. Simulasi terkait stok beras tersebut ternyata mampu mendukung pencapaian ketahanan pangan nasional dan sekaligus mendorong peningkatan kesejahteraan rumah tangga petani padi/beras. Penelitian ini akhirnya mematahkan keyakinan umum yang memandang remeh peran liberalisasi perdagangan beras terhadap upaya penyediaan pangan masyarakat dan kehidupan petani.
There is an irony that occurs when trade liberalization is rejected in favor of pursuing national food security to protect farmers. This irony is farmers are worse off under national food security than they are under trade liberalization. Various concerns that have arisen were addressed with popular policies, especially the protection and raising of food prices. So why does commitment to trade liberalization seem to be a prestigious ambition only on paper. This study investigates this phenomenon as it occurs in the case of the impact of the Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) trade liberalization on Indonesian food (rice) security and rice farmers. We use a combined approach to solve it comprehensively. Our approach brings together the Global Trade Analysis Project (GTAP) Model, Quadratic Almost Ideal Demand System (QUAIDS) Model, Gravity Model, and Monte Carlo. These approaches rely on secondary data sourced from the GTAP database, National Socio-Economic Survey, World Bank, Food and Agriculture Organization (FAO), World Integrated Trade Solution (WITS), and others. The findings of our research show that the ASEAN trade liberalization would have a positive impact on Indonesian food (rice) security if compared with trade restricted policies. These positive effects would be enhanced if the open market were to be followed by actions to increase efficiency and reduce the cost of rice. Furthermore, to see the consistency of these impacts, we scrutinize at rice farming households as net rice producers or net rice consumers. They are the nucleus of food security and saw improvements in rice consumption, food consumption pattern, and welfare gains when trade liberalization took place. Besides the vigorous competition that would result from trade liberalization, collaboration through regional rice stocks could help us to achieve national food security and farmer welfare. This research objectively defies common belief that underestimates the role of rice trade liberalization for feeding the nation and farmers life.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library