Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 93 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Azizah
"Wanita Afro-Amerika mendapatkan diskriminasi ganda yaitu karena ras-nya dan juga karena wanita oleh karenanya sering dianggap lemah dan merupakan korban dari berbagai penindasan. Akan tetapi kenyataannya menunjukkan bahwa mereka memegang peranan yang dominan sebagai pencetus sekaligus memotivasi gerakan untuk memperoleh persamaan hak di tahun 1950-66-an. Hal ini antara lain dilakukan dengan mengabdikan diri secara tekun dalam pengasuhan anak (baik anak sendiri maupun anak yang berasal dani lingkungan/komunitas mereka) yaitu dengan menjadi ibu asuh serta membangkitkan etika pengasuhan anak secara kolektif(bekerjasama) Dengan demikian terjadi kedekatan batin (hubungan yang erat) antara ibu asuh dan anak asuh.
Kemudian ibu asuh ini bisa juga menjadi ibu asuh masyarakat yang dalam keadaan kritis turun tangan untuk memecahkan masalah-masalah yang dapat mengancam kelangsungan hidup masyarakatnya. Seperti diketahui hampir setiap orang Afro-Amerika yang tinggal di Selatan pada waktu itu mengalami perlakuan diskriminasi dan berbagai penindasan yang boleh dibilang merata. Akibat dari tekanan-tekanan dan penindasan yang berkepanjangan ini, mereka merasa frustrasi dengan keadaan tersebut. Tindakan simbolis Rosa Parks menentang diskriminasi dalam bus di Montgomery yang akhirnya membuat ia dipenjarakan dan kemudian tindakan Ella Baker mengkoordinir gerakan pemuda sit-in serta mendorong mereka menuntut persamaan hak di segala bidang.
Terjunnya kedua tokoh wanita yang merupakan ibu asuh ini dalam perjuangan tersebut, telah memotivasi masyarakat Afro-Amerika untuk bergerak seeara serentak menuntut persamaan hak yang pada akhirnya telah membawa perubahan hukum (undang-undanglperaturan diskriminasi bus Montgomery telah ditumbangkan oleh keputusan Mahkarnah Agung Browder v. Gayle (1956) dan keputusan dalam Bell v. Maryland (1964) melarang diskriminasi di tempat-tempat umum/akomodasi publik). Selain itu gerakan ini telah membawa perubahan sikap dalam masyarakat (banyak kantin dan restoran yang bersedia untuk berintegrasi).
Landasan teori yang digunakan dalam penulisan tesis ini adalah: teori frustration aggression theory' dan `identity formation-' yang berhubungan derigan penindasan ras, kelas dan gender serta teori `psikologi-biologi' Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan tesis ini adalah metode penelitian kepustakaan dengan pendekatan kualitatif dan teknik deskriptif interpretatif dalam pengkajian datanya.

The Role of African-American Women's ethics of care and othermother in the movement demanding equal rights in America in the 1950-1960s. By : Azizah ( American Studies Graduate Program, U.I 2002 )Afro-American women faced double discrimination because of their race and sex therefore they had often been characterized as powerless, victims of various opperessions. But the facts showed that they had played the dominant role as a trigger mechanism that could motivate the movement for equality in 1950-1960-an. This was done through devoting themselves in caring the children of their own and other children in their community. They became othermother to the childen of their community and stimulating the ethics of caring through cooperative action. Through this way or others the connectedness was developed between othermothers and the children (foster children).
Then other mothers could also become community othermothers who intervened in critical situations and conditions and solve the problem that threatened the survival of their communities. Almost every Afro-American living in the South at that time had to face multiple oppressions and discriminations. This long-standing oppressions and discriminations frustrated them. Rosa Parks' symbolic action to challenge discrimination in the Montgomery bus made her stay in jail for a moment and then Ella Baker who coordinated the sit-ins movement and motivated the young generations to demand equality in various aspects of life.
This kind of intervention done by Rosa Parks and Ella Baker (as community othermothers) had motivated them to get involved in the movement for equality that eventually brought about important legal changes (Montgomery bus segregation law was struck down by the Supreme Court's decision - Browder v. Gayle (1956) and Supreme Court's decision in Bell v. Maryland (1964) which prohibited discrimination in public accommodation.) This movement also changed the attitude or the heart and the mind of the people ( many were ready to integrate their lunch counters, cafes or restaurants).
The theories applied in the writing of this thesis are: 'frustration aggression theory, identity formation theory' related to race, class and gender oppression and then 'psychology-biology' theory. The Method of research used in this thesis is the library research method with qualitative approach and the technique of data analysis is descriptive, interpretative.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T174
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Purnamasari
"Masalah yang menyebabkan terbatasnya kesempatan kerja pada masa sebelum dan sesudah Perang Saudara (1861-1865) di Amerika sebagai akibat pola pendidikan yang masih bersifat tradisional sehingga terbatas pula kesempatan untuk mendapatkan penghasilan yang lebih baik. Padahal pada masa itu bangsa dan negara Amerika sedang mengalami proses perubahan dari masyarakat agraris menuju masyarakat industri, di mana dibutuhkan tenaga-tenaga yang ahli dan professional. Oleh karena itu diperlukan suatu sistem pendidikan yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat industri di Amerika.
Dengan adanya reformasi pendidikan yang bersifat demokratis pragmatis, yang ditulis John Dewey dalam bukunya Democracy and Education, diharapkan masalah yang ada pada masa transisi dari agraris ke industri dapat terpecahkan.
Teori-teori dan konsep mengenai reformasi pendidikan yang demokratis digunakan oleh John Dewey dalam mengadakan reformasi ditunjang pula hal ini dengan berbagai pendapat dan konsep tentang pragmatisme karena Amerika Serikat merupakan negara yang menganut ajaran pragmatisme sehingga dapat terbentuk masyarakat yang mandiri dan percaya diri.
There was a problem in America when the Civil War happened (1861-1865). It was about the opportunity to get a job because of the skills the people had. They didn't have good skills. Their abilities made them got a little salary.
At that time they had traditional method in education so that the space to be better was very bad. On the other hand, there was an industry revolution, so people tried to change their method and tried to reform the method to study so they would have good condition and good salary.
The American society on that period really needed a good method to be better to follow the development. John Dewey came with his book about education. The education that made people could change their way to be better with their abilities. The book was Democracy and Education, it was about to educate people in democracy way. The people would choose the education that could be used with them to improve their skills and knowledge. The Dewey's concepts were about self-reliance, individual and independent people by using Dewey idealism, pragmatism.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T10997
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ben Haryo Himawanto
"Tesis ini membahas mengenai kesetiaan warganegara Amerika keturunan Jepang (juga dikenal sebagai Japanese American) selama Perang Dunia Ke II. Pada saat terjadinya Perang Dunia II, Pemerintah Amerika sedang berperang dengan Kekaisaran Jepang. Fakta sejarah menunjukkan bahwa selama peperangan tersebut berlangsung, tidak ada warganegara Amerika keturunan Jepang yang terbukti di pengadilan telah melakukan pengkhianatan terhadap negara Amerika (Bailey 1978:27). Bahkan, Nisei Battalion, yaitu batalion tentara Amerika yang seluruhnya terdiri atas prajurit keturunan Jepang, bertempur secara berani di pihak Amerika, dan menjadi batalion yang paling banyak menerima tanda jasa dari pemerintah Amerika selama Perang Dunia Ke II. Padahal, di masa Perang Dunia Ke II berlangsung, pemerintah Amerika menginternir ratusan ribu warga Japanese American di kamp-kamp interniraa Dan kondisi masyarakat Amerika di masa itu masih sangat diskriminatif terhadap kaum imigran kulit berwama, termasuk para keturunan Jepang.
Sucheng Chan (1991: xis) mengatakan bahwa para imigran dari Asia membuat mekanisme survival untuk dapat mempertahankan hidup di Amerika. Untuk dapat menyesuaikan dengan masyarakat Amerika, mereka harus berusaha untuk berasimilasi kedalam masyarakat Amerika yang pada masa itu didominasi oleh golongan WASP (White Anglo Saxon Protestant). Jika dilihat dari teori asimilasi Milton M. Gordon, mama kaum kulit berwarna ini di masa itu tidak akan bisa terasimilasi secara sepenuhnya kedalam masyarakat Amerika, karena tatanan masyarakat di masa itu tidak memungkinkan asimilasi secara menyeluruh.
Dengan menggunakan metode perpustakaan, yaitu dengan meneliti fakta-fakta sejarah yang ada, make penulis berkesimpulan bahwa kesetiaan yang ditunjukkan oleh warganegara Amerika keturunan Jepang (juga dikenal dengan istilah Japanese American) di waktu itu adalah salah satu contoh dari mekanisme untuk survival sebagaimana yang telah dinyatakan oleh Chan diatas. Tekad ini, diwujudkan dalam usaha mereka untuk berasimilasi dengan masyarakat Amerika, yaitu dengan cara menjadi orang Amerika yang setia. Hal ini misalnya tercermin dalam pemyataan James Sakumoto, salah satu ketua JACL (Japanese American Citizens League) , bahwa kaum Nisei (warganegara Amerika Serikat keturunan Jepang generasi ke dua) harus berusaha untuk "make their contribution to the greatness of American life". (Takaki 1989:223). Mengingat tatanan masyarakat di masa itu yang tidak memungkinkan mereka untuk terasimilasi secara sepenuhnya, maka menurut penulis, bukan proses asimilasinya itu sendiri yang menyebabkan mereka bersetia kepada pemerintah Amerika. Yang terjadi adalah justru sebaliknya, bahwa kesetiaan yang mereka tunjukkan adalah bagian dari usaha mereka untuk berasimilasi dengan masyarakat Amerika, sebagai sebuah mekanisme survival yang mereka tempuh demi melestarikan kelangsungan hidup mereka di tanah Amerika.

This thesis investigates the loyalty of the Japanese-Americans during World War II, where the American Government is at war with the Empire of Japan. It is established as a historical fact that no Japanese-American was ever proven to be guilty of treason against the United States of America (Bailey 1978:27). In fact, the Nisei Battalion, a Battalion of US Soldiers which were composed entirely of Japanese-Americans, fought bravely at the side of the US, and went on to be the most decorated combat unit during World War II. Ironically, at the same time during World War II, the American Government interned hundreds of thousands of Japanese-Americans in concentration camps. And the American (WASP) society at that time behaves in a very discriminatory manner towards the colored minority, including the Japanese Americans.
Sucheng Chan (1991:xiv) said that the Asian immigrants who chose to stay in the USA had to fashion their own mechanism to ensure their own survival. To be accepted by the Americans, they must make a strong effort to be assimilated into the American society, which, at that time, are still dominated by the WASP community. However, if we use Milton M. Gordon's theories of assimilation in American life, we can conclude that the conditions of those days does not permit the colored minority to be fully assimilated into the American society.
By using the qualitative method, which is done by analyzing existing historical facts in the library, this writer concludes that the loyalty of the Japanese Americans at that time can be considered as one of the mechanism of survival as stated by Sucheng Chan. They tried hard to be accepted into the American society by showing their efforts to be recognized as loyal American citizens. These efforts can be seen from the statements of James Sakumoto, one of JACL (Japanese American Citizens League) leader at that time, that the Nisei (second generation American citizens) must strive to "make their contribution to the greatness of American life". (Takaki 1989:223). Therefore, This writer also concludes that it is not the process of assimilation itself which caused the Japanese-Americans to become loyal to the US government, but the loyalty that the Japanese-Americans were showing was a part of their efforts to become assimilated into the American society, and thus to ensure their survival in American soil.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T12061
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
L. D. Siti Sundari Aswan
"ABSTRAK
Tentang Ketidakadilan di Amerika Serikat Pada Tahun 1960-an Yang Tercermin Dalam The Autobiography of Malcolm X, Program Studi Kajian Wilayah Amerika. Program Pascasarjana Universitas Indonesia. 143 halaman.
Sikap keras Malcolm X yang dianggap sebagai satu ancaman bagi lawan-lawannya terbentuk oleh ketidakadilan orang-orang kulit putih terhadap orang-orang kulit hitam yang dirasakan diamati dan dialami oleh Malcolm X.
Sistim kategorisasi masyarakat Amerika telah meresap
di kalangan masyarakat kulit putih dan menjadi sumber sikap rasial orang-orang kulit putih terhadap orang-orang kulit hitam. Bagi orang-orang kulit putih dikotomi masyarakat bukanlah merupakan isu ketidakadilan melainkansebagai hal yang wajar-wajar saja karena sudah membudaya di masyarakat Amerika. Kondisi ini mempengaruhi hubungan antara dua suku bangsa yang berbeda budaya warna kulit dan agama. Teori asimilasi "cultural pluralism" melahirkan "cultural pluralism" sesuai persepsi Malcolm X
bahwasanya dengan gagasannya "separate -but equal" ia ingin membawa orang-orang kulit hitam pada satu kcndisi kehidupan yang memungkinkan mereka hidup mandiri tanpa tergantung pada orang-orang kulit putih dan berada pada tingkat hidup sejajar dengan orang-orang kulit putih.
Metode Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif rnelalui studi kepustakaan dengan meneliti dan menganalisis konsep dan pemikiran dari gejala-gejala balk dalam bentuk tindakan sikap ataupun peristiwa dalam kehidupan sosial masyarakat di Amerika semasa hidup Malcolm X.
Ketidakadilan orang-orang kulit putih terhadap orang-orang kulit hitam yang dialami sendiri oleh Malcolm X benar-benar terakumulasi dan terpatri dalam pikiran Malcolm X dan terungkap dalam sikap tindakan dan ucapan sehari-hari Malcolm X yang secara berani menentang orang-orang kulit putih."
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Urwatil Wusko
"Penelitian ini dengan judul " Peranan Council On American Islamic Relations (CAIR) dalam Membangun Citra Islam di Amerika". Munculnya berbagai spekulasi negatif terhadap Muslim Amerika, menimbulkan sejumlah inisiatif para cendikiawan Muslim Amerika untuk meluruskan pandangan tersebut. Salah satunya melalui lembaga Council on American Islamic Relations (CAIR) yang didirikan pada bulan Juni tahun 1994. Tujuan dibentuknya organisasi ini untuk membela hak-hak Muslim Amerika serta meminimalkan pandangan-pandangan negatif masyarakat Amerika terhadap Islam. Hal lain karena kurangnya perhatian dan motivasi masyarakat Muslim Amerika itu sendiri untuk mengubah dan memperbaiki situasi yang mereka hadapi.
Visi dan Misi CAIR adalah untuk menjadi pemimpin yang terdepan dalam membela keadilan dan saling pengertian serta meningkatkan saling pengertian bagi umat Islam, mendorong terciptanya dialog, melindungi kebebasan hak sipil, memperkuat Islam di Amerika, dan membangun persatuan dan kesatuan dalam menegakkan keadilan dan saling pengertian. Melalui implementasi pemikiran para tokoh pendirinya seperti Ibrahim Hooper, Nihad Awad dan Omar Ahmad, telah membawa keberhasilan organisasi ini dalam menjembatani masalah antara masyarakat Muslim Amerika dengan non-Muslim. Dengan berbagai program, CAIR telah berhasil menangani beberapa kasus yang melecehkan Islam melalui media, film, iklan, produk, talk show dan lain-lainnya.
Dalam penelitian ini, penuiis menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan teori thick description, pendekatan interpretif teori kebudayaan oleh Clifford Geertz. Metode ini untuk memahami suatu kebudayaan berdasarkan pandangan pelaku (actor's viewpoint) dengan menggunakan pendekatan "verstehen" yang secara sederhana dapat diartikan sebagai pemahaman atau melihat dari dalam (insight) mengenai suatu gejala dalam kehidupan manusia. Sumber utama penelitian ini antara lain berdasarkan pada pengamatan bacaan kepustakaan, website www.cair.com, dan dokumen lainnya."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T24994
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Vini Mariyane Rosya
"Skripsi ini menggambarkan tentang gambaran kehidupan sekuler imigran Yahudi Eropa Timur di kota New York, Amerika Serikat tahun 1920-an yang merupakan implikasi dari sekularisme Amerika. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif, sesuai dengan metode penelitian sejarah. Hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan dinamisasi kehidupan Amerika sepanjang decade 1920-an, seiring dengan proses pematangan modernisasi di Amerika, memberikan pengaruh pada penguatan sekularisme Amerika yang berimplikasi pada menguatnya pula alternatif sekuler pada imigran Yahudi Eropa Timur yang terkenal dengan keortodoksannya dalam memegang nilai - nilai Yahudi. Alternatif tersebut menimbulkan reaksi dari Reform Judaism, Orthodox Judaism, and the non- Jews people.

This undergraduate thesis describe us about secular life of East Europian Jews immigrant in New York city on the 1920, the United State of America. These immigrant are the implication of secularism in America. This research is using a qualitative descriptive methode. The result of this research indicates that there is an increase in the dynamitation of American life along the decade of 1920, at the same time America is an the process of modernitation maturing. The maturing process influence the secular alternative in immigrant of East Europe Jews that known with their orthodoxy in keeping the Jew?s value. This alternative get the reaction from the Reform Judaism, Orthodox Judaism, and the non- Jews people.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S12555
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yuniah Ningsih
"Skripsi ini menjelaskan mengenai usaha berbagai pihak diantaranya oleh pihak pemerintah Franklin Delano Roosevelt melalui program New Deal-nya dan oleh pihak serikat pekerja untuk memperbaiki kondisi kaum pekerja yang mengalami penderitaan sebagai akibat dari depresi ekonomi Amerika tahun 1930-an. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini menggunakan metode sejarah. Adapun metode tersebut yaitu, pertama heutistik yang digunakan untuk menelusuri sumber-sumber bacaan baik sumber primer maupun sumber sekunder yang berkaitan dengan perkembangan serikat pekerja dan perekonomian Amerika khususnya pada masa New Deal. Kedua, kritik sumber yang dilakukan untuk membandingkan fakta-fakta yang didapatkan dari sumber bacaan. Ketiga, yaitu interpretasi yang dilakukan untuk dapat memahami mengenai berbagai usaha yang dilakukan berbagai pihak, yaitu pemerintah dan serikat pekerja untuk dapat memperbaiki kondisi pekerja pada masa New Deal. Tahap yang keempat yaitu historiografi yaitu tahap penulisan sejarah. Hasil penulisan menunjukkan bahwa usaha pemerintah Amerika melalui program New Deal terbukti sangat membantu kondisi pekerja di Amerika terutama bagi para pengangguran. Peran serikat pekerja pun juga sangat membantu para pekerja, atas berbagai peraturan yang dikeluarkan pemerintah keberadaan serikat pekerja mendapat pengakuan, dan bersama dengan pemerintah serikat pekerja banyak membantu pekerja yang menerima praktek ketidakadilan oleh pengusaha di perusahaan-perusahaan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S12643
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Amelia
"Penulisan skripsi bertujuan untuk mendeskripsikan proses terbentuknya National Women's Trade Union League (NWTUL). Juga menjelaskan kiprah NWTUL sebagai organisasi trade union pertama yang secara nasional diperuntukkan bagi pekerja perempuan di Amerika Serikat termasuk tentang kegiatan-kegiatan NWTUL dalam mengorganisir para pekerja perempuan, keikutsertaannya dalam aksi pemogokan, serta peranannya dalam Suffrage Movement (gerakan hak pilih bagi kaum perempuan). Juga tentang hubungannya dengan serikat kerja yang berperan pada saat itu yaitu AFL dan IWW. Pengumpulan data diperoleh melalui studi kepustakaan yang terdapat di perpustakaan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, perpustakaan Program Pasca Sarjana Program Kajian Wilayah Amerika Universitas Indonesia, perpustakaan Idayu, serta perpustakaan Center For Strategic and International Studies (CSIS). NWTUL dibentuk tahun 1903 atas prakasa Mary Kenney 0' Sullivan dan William English Walling dengan tujuan untuk memperjuangkan hak-hak pekerja perempuan. NWTUL juga menyediakan bantuan bagi para pekerja yang sedang melakukan aksi mogok. Bantuan itu berupa pendirian pos bantuan, mengumpulan uang untuk biaya makan dan juga bayaran jaminan bagi pemogok yang ditangkap, mengatur pertemuan, mengatur publisitas dan juga ikut melakukan demonstrasi. NWTUL mendapat pengakuan dari AFL ketika terlibat dalam pemogokan Shirtwaist tahun 1909-1910. NWTUL memiliki kegiatan-kegiatan yang dapat membantu menyadarkan pekerja perempuan tentang hak mereka. Salah satunya adalah dengan tersedianya ruang pertemuan yang merupakan tempat untuk pekerja perempuan dapat berbicara mengenai masalah di tempat kerja. NWTUL sejak tahun 1908 telah mendorong pengajaran bahasa Inggris kepada perempuan imigran. Kemudian NWTUL menerbitkan majalah Life and Labor yang berisikan tentang informasi tentang perempuan dan pekerjaan pada tahun 1911. Selain itu pada tahun 1914, NWTUL telah membuka sekolah yang bertujuan untuk melatih perempuan agar dapat menjadi organisator. Bahkan NWTUL juga berperan dalam gerakan hak pilih perempuan di Amerika Serikat sampai dengan dikeluarkannya amandemen ke-I9 tahun 1920."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S12214
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arifina
"Konfrontasi antara Indonesia dengan Malaysia yang terjadi pada tahun 60-an cukup mendapat perhatian dunia. Konflik ini terjadi karena Indonesia menentang rencana pembentukan Federasi Malaysia yang akan terdiri dari Federasi Malaya, Sabah, Sarawak, Singapura dan Brunei. Alasannya, karena Indonesia menganggap bahwa negara ini didirikan untuk melindungi kepentingan Inggris di Asia Tenggara. Dalam perkembangannya kemudian, telah ditempuh satu upaya penyelesaian berupa perundingan-perundingan antara kedua negera. Namun upaya ini gagal dan konfrontasi makin meruncing dengan diproklamirkannya negara baru ini pada 16 September 1963. Usaha perdamaian yang ditempuh kemudian gagal pula karena ketidak_sepakatan kedua belah pihak. Dapat dikatakan, setelah KTT Tokyo 1964, usaha untuk berdamai terhenti sama sekali. Sementara itu, dari dalam negeri muncul kelompok-kelompok yang tidak menginginkan konfrontasi terus dilanjutkan. Mereka berhasil mengadakan kontak satu sama lain untuk merundingkan upaya perdamaian. Dari pihak Indonesia, inisiatif ini diambil oleh pihak ABRI. Tapi, konfrontasi tidak bisa diselesaikan hanya dengan tindakan-tindakan yang diambil oleh ABRI. Penyelesaian konfrontasi membutuhkan sesuatu yang membuatnya kelihatan legal di mata hukum Internasional. Pada tahap inilah, Departemen Luar Negeri dibutuhkan. Deplu dan militer bekerjasama agar tujuan penyelesaian konfrontasi dapat tercapai. pihak militer membutuhkan Deplu sebagai wakil resmi pemerintah yang menangani urusan luar negeri dan sebaliknya, pihak Deplu membutuhkan pihak militer karena merekalah yang lebih mengenal situasi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S13077
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Asiah
"Nur Asiah. Peranan Politik Perempuan Amerika Serikat, 1952-1960 (Di bawah bimbingan Dr. Nana Nurliana Soeyono). Fakultas limu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2005.Sebelum amandemen ke-I9 disahkan pada tahun 1920, perempuan Amerika tidak memiliki hak untuk turut berpartisipasi dalam bidang politik. Hak pilih yang diterima oleh perempuan setelah amandemen tersebut diratifikasi pada kenyataannya tidak banyak dimanfaatkan. Para aktivis yang semula mengira perempuan akan antusias akan hak barunya tersebut harus kecewa, sebab tidak semua perempuan menyadari keuntungan yang bisa didapat dengan mengapresiasikan amandemen yang baru. Gerakan perempuan yang gencar memperjuangkan persamaan hak secara perlahan kehilangan dukungan, terpecah-pecah dan mengalami demobilisasi akibat Depresi Besar dan Perang Dunia II. Di sisi lain perempuan yang masuk dalam angkatan kerja mengalami peningkatan yang mengakibatkan semakin luasnya ruang gerak mereka. Memasuki tahun pasca perang perempuan didesak kembali kepada peran tradisional yang sesuai dengan kepribadiannya menyebabkan tumbuhnya ideologi domestik di era limapuluhan. Namun, peran politik perempuan ternyata justru menampakkan peningkatan. Pada pemilihan presiden tahun 1952, Dwight David Eisenhower, calon presiden dari Partai Republik mendapat lebih banyak suara konstituen perempuan daripada laki-_laki. Kesadaran perempuan untuk berpartisipasi dalam politik terlihat melalui aktivitasnya di berbagai kegiatan politik mulai dari kampanye calon presiden dan calon wakil presiden, hingga pada posisi jabatan-jabatan publik. Mereka yang tidak terlihat politik dalam pemerintahan tetap aktif dengan membentuk kelompok-_kelompok kepentingan yang mewakili perempuan pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya. Secara aktif mereka menyuarakan opini mereka kepada pemerintah yang menyangkut perbaikan kualitas kehidupannya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S12526
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dudy S. Budirianto
"Pecahnya Perang Dunia II di tahun 1939 sebagai akibat dari kegiatan ekspansi wilayah Jerrnan yang dikuasai rezim NAZI di daratan Eropa telah menyeret keterlibatan sejumlah negara besar di kawasan ini yakni Inggris, Prancis serta Rusia yang bersekutu menghadapi Jerman dibantu oleh Italia. Akan tetapi setelah terjadi tragedi Pearl Harbor (1941), Amerika Serikat yang awalnya bersikap netral secara langsung melibatkan dirinya ke dalam Perang Dunia II bersama pihak Sekutu menghadapi kekuatan pihak Jerman, Jepang dan Italia. Pemerintah Amerika kemudian mengadakan mobilisasi di dalam negeri bagi kepentingan perang khususnya terhadap berbagai sektor industri untuk rneningkatkan produksi peralatan militer dan penyediaan sumber daya manusia. Untuk hal yang terakhir itu, kaum pria yang memenuhi persyaratan diserap ke dalam dinas militer yang kemudian di kirim ke garis depan. Dan untuk mengisi posisi tenaga kerja di sektor industri perang yang mendapat prioritas utama dari pemerintah, tenaga kaum wanita diandalkan sebagai pekerja dalam kegiatan sektor ini. Di antara kaum wanita yang terlibat dalam kegiatan sektor industri saat perang berlangsung, terdapat kaum pekerja wanita kulit putih yang sebelumnya berkutat pada pekerjaan domestik wanita seperti binatu, penjahitan maupun industri tekstil sebagai ladang penghasilan untuk kebutuhan hidup sehari-harinya. Keterlibatan kaum pekerja wanita kulit putih dalam kegiatan sektor industri perang ini di dorong oleh upayanya untuk bangkit dari keterbatasan kemampuan ekonomi sehari-hari, Sehingga taraf kehidupannya dapat meningkat seperti halnya kaum wanita kulit putih golongan menengah yang tidak perlu lagi bekerja di luar rumah untuk menopang pendapatan keluarganya. Hai ini juga dipengaruhi oleh daya tarik dari kebijaksanaan pemerintah dalam memobilisasi sektor industri perang dengan pemberian prioritas utama industri perang dan dalam upaya menyerap kaum wanita sebagai pekerja. Selain itu, sektor industri perang menawarkan upah lebih besar dibandingkan sektor pekerjaan lain serta kesempatan untuk mendapatkan pelatihan tentang seluk beluk kegiatan di sektor industri perang. Meskipun kemudian ternyata terdapat perbedaan antara besarnya upah yang diterima pekerja wanita lebih kecil dibandingkan upah pekerja pria untuk jenis pekerjaan yang sama. Selama dalam kegiatan kerja di sektor industri perang, baik kaum pekerja wanita kulit putih maupun wanita yang lain dari keluarganya mengalami beberapa dampak seperti penyediaan kebutuhan pangan dan perawatan anak-anaknya saat ditinggal bekerja dan perpindahan atau migrasi untuk mencari lowongan kerja pada sektor industri perang di daerah lain. Beberapa dampak turut menjadi perhatian pemeritah dalam upaya mencarikan pemecahannya, oleh sebab tenaga kaum wanita termasuk diantaranya kaum pekerja wanita kulit putih dibutuhkan secara aktif dalam kegiatan sektor industri perang bagi kemenangan pihak sekutu pada Perang Dunia II."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1999
S12210
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farida Fauzia
"Sejarah organisasi feminis bernama National Organization for Women yang berdiri di Amerika Serikat pada tahun 1967. Organisasi ini berdiri ketika Amerika Serikat sedang berada di dalam atmosfir pergerakan sosial menuntut dihapuskannya rasisme. Ternyata pcrgerakan sosial ini mcmicu pula bangkitnya gerakan feminisme. Dalam kebangkitan ini banyak terungkap kondisi diskriminatif yang dialami oleh perempuan di AS. National Organization for Women didirikan oleh orang-orang yang bertujuan untuk memperbaiki kondisi ini. Isu-isu besar yang diusung oleh organisasi ini amtara lain isu kesetaraan upah, legalisasi aborsi, pengadaan pusat penitipan anak yang diselenggarakan oleh negara dan ratifikasi Equal Rights Amendment. Amandemen ini menuntut kesetaraan hak antara laki-laki dan perempuan di dunia publik. Penulisan dilakukan dengan menelusuri literatur, baik tercetak maupun di layanan internet."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S12345
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriani
"Keberadaan Knights of Labor sebagai salah satu organisasi buruh yang besar pada abad 19 di AS, memiliki banyak pengaruh dalam perkembangan buruh. Organisasi ini adalah organisasi buruh pertama yang keanggotaannya mencakup hamper seluruh macam buruh, baik buruh yang terlatihdasn tidak terlatih, kulit hitam maupun kulit putih, dan buruh perempuan maupun buruh laki-laki. Organisasi ini juga mengembangkan program-program yang berjutuan meningkatkan standard kehidupan buruh, antara lain menghilangkan penggunaan buruh anak-anak, membatasi jam kerja tambahan termasuk jam kerja malam bagi buruh perempuan, serta mengupayakan berlakunya peraturan bagi pihak majikan agar bertanggung jawab terhadap kecelakaan di tempat kerja."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S12346
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzan Hamirza
"Islam sudah lama eksis dalam kehidupan bangsa Amerika Serikat. Pada tahun 1312 telah datang ke benua Amerika bagian Utara seorang kulit hitam Afrika yang berasal dari negara Mali bernama Mohammad Mu'min. Selain itu dari beberapa catatan penting tentang kedatangan Columbus ke benua Atnerika, telah ada seorang ahli perbintangan bernama Al-Ibissy yang juga beragama Islam. Pada tahun 1787 ada perjanjian antara negara Maroko dan Presiden pertama Amerika Serikat, George Washington. Perjanjian tersebut berisi tentang pengiriman budak-budak dari Afrika Utara dan Tengah. Permulaan dari munculnya kekuatan muslim kulit hitam di Amerika adalah ketika pada tahun 1875 seorang kulit hitam kelahiran North Carolina, bernama Timothy Drew menyebarkan ajaran Back-to-Islamism yang mempunyai kemiripan dengan ajaran Marcus Garvey. Drew mengubah namanya menjadi Noble Drew Ali dan mulai menyebarkan ajarannya di wilayah-wilayah yang dihuni oleh orang-orang kulit hitam yang miskin dan putus asa. Drew menyebarkan ajarannya di Vita New Jersey, Chicago, Pittsburgh dan Detroit. Drew menemui orang-orang kulit hitam di sudut-sudut jalan kota-kota tersebut dan menghampiri mereka yang hidup di lantai dasar gedung-gedung perkantoran. Pada tahun 1913 pada waktu berusia 27 tahun, dia masjid bernama, Moorish American Science Temple di kota Newark, New Jersey. Beberapa bulan kemudian dia membuka lagi masjid peribadatan di kota Pittsburgh, Detroit dan Chicago pada tahun 1925. Hal itu membuat dirinya mendapatkan perhatian dari pemerintah Amerika Serikat karena kegiatannya yang mulai meningkat dan memiliki banyak pengikut. Dalam perkembangannya Drew berhasil membuat sistem perekonomian yang modern dengan membentuk perusahaan minyak Old Moorish Healing Oil, perusahaan sabun mandi Moorish Purifier Bath Compound dan Moorish Herb Tea for Human Ailments. Keberhasilan dalam mendapatkan pengikut yang banyak di kota Chicago membuat dirinya semakin kuat. Pada tahun 1929 kepemimpinannya sebagai Yang Tertinggi dalam Moorish Science Temple di seluruh kota digantikan oleh wakilnya, Sheik Claude Greene. Namun, kepemimpinan Greene tidak berlangsung lama karena banyak pengikut Drew yang menentangnya. Pada masa kepemimpinan Greene ajaran Islam tidak berkembang dengan baik dan dia dianggap terlalu lemah dalam menyelesaikan perselisihan di antara para pengikutnya. Dia juga terlalu kooperatif dengan pemerintah dan tidak mewakili pengikut-pengikutnya yang tertindas oleh pemerintah. Pada bulan Maret 1929 Greene terbunuh oleh pengikut Drew. Drew Ali sendiri kemudian ditangkap dan dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan karena terbukti terlibat dalam pembunuhan tersebut. Dia secara misterius terbunuh dalam tahanan. Para pengikutnya berangsur-angsur menghilang dan para pimpinan dari masjid yang didirikannya mengundurkan diri. Perkembangan Islam di Amerika Serikat sebagai bagian dari black nationalism berlanjut pada tahun 1930 ketika terbentuk sebuah organisasi black muslim, yaitu Nations of Islam di kota Detroit. Organisasi ini didirikan oleh Wallace Dodd Fard yang berasal dari Maroko. Dalam menyebarkan ajarannya Fard, menggunakan ajaran Back-to-Africa untuk melawan superioritas dari kulit putih yang ada di Amerika Serikat. W. D. Fard, selain mengajarkan cara beribadah dan syariah, menggunakan Islam sebagai alat perlawanan untuk memperjuangkan hak asasi mereka. Sistem perekonomian dan pendidikan menurut Islam diperkenalkan untuk mendidik orang_-orang kulit hitam agar lebih mempunyai sikap optimis dalam hidupnya. Pada tahun I920-an di New York berkembang Harlem Rennaissance. Gerakan ini muncul karena keputusasaan dari kulit hitam yang hidup di wilayah ghetto di Amerika Serikat bagian Utara. Mereka merupakan korban dari kekejaman kulit putih pada masa perbudakan dan berpindah ke distrik City's Harlem di kota New York (pada awalnya merupakan daerah pemukiman elit bagi kulit putih). Di kota Harlem ini orang-orang kulit hitam menuangkan secara bebas pemikiran mereka, baik di bidang budaya dan seni. Hal yang panting dalam usaha untuk menarik dan memicu kaum intelektual kulit putih dan philantropist adalah dengan kebangkitan dari literatur dan kesenian yang terjadi pada tahun 20-an dan permulaan tahun 30-an. Pada masa yang dikenal dengan Harlem Rennaisance ini, orang kulit hitam banyak yang menuangkan pemikirannya dalam bidang seni untuk menghilangkan rasa rendah din mereka terhadap kulit putih. Masjid yang pertama didirikan pada tahun 1931 di kota Detroit dan diberi nama Detroit Moslem Temple Number Two, kata Temple digunakan karena masyarakat Amerika belum mengenal kata Masjid pada waktu itu. Dalam perkembangannya Nations of Islam mempunyai badan keamanan tersendiri yang dikenal dengan Fruit of Islam dan mengajarkan tentang dasar-dasar kemiliteran dan taktik perang. Ketika perkembangan NOI hampir meliputi seluruh kota-kota besar di Amerika Serikat, dia menunjuk wakil-wakil pada setiap pusat peribadatan yang didirikan. Pihak kepolisian mulai memberikan perhatian secara khusus terhadap dirinya karena tersebar gosip bahwa ajarannya mengajarkan pengorbanan darah. Fard pun ditangkap pada tahun 1932. Dia berpindah dari kota Detroit ke kota Chicago pada tanggal 26 Mei 1933 karena merasa diawasi oleh polisi. Pada tahun 1934 W.D. Fard menghilang secara misterius tanpa diketahui oleh para pengikutnya. Dia digantikan oleh muridnya bernama Elijah Poole. Elijah Poole diganti narnanya oleh Fard menjadi Elijah Muhammad, karena Poole merupakan nama pemberian dari tuan tanah pada masa perbudakan. Hilangnya pemimpin mereka secara misterius membuat pars pengikutnya menyebut dirinya sebagai titisan Tuhan yang dikirimkan untuk keselamatan kulit hitam di dunia. Elijah merupakan tokoh yang radikal dan berhasil mengembangkan NOI ke seluruh negara bagian Amerika Serikat (pada tahun 1965 pusat peribadatan black muslim ada di seluruh Amerika Serikat). Elijah mengikuti pola yang sama dengan Marcus Garvey dalam mengembangkan ajaran Islam. Dia mengembangkan sistem perekonomian yang sesuai dengan ajarannya, kaum kulit hitam berkedudukan sama dalam melakukan transaksi pembelian dan penjualan. Mereka membentuk masyarakat yang komunal dengan mempunyai restauran, pasar dan toko pakaian yang hanya diperuntukkan bagi black muslim. Pada akhir tahun 1950-an ketika di Amerika Serikat sedang muncul gerakan perlawanan terhadap Undang-Undang Segregasi, NOI turut serta dalam setiap protes dan demonstrasi menentang kebijakan tersebut. Undang-Undang yang mengatur pemisahan aktivitas antara kulit hitam dan kulit putih di muka umum. pada prakteknya hal itu sama saja dengan membatasi kegiatan kulit hitam di muka umum, misalnya terjadi pemisahan tempat ketika berada dalam bus, orang-orang kulit hitam duduk di belakang sedangkan kulit putih di depan. Undang-undang ini ditentang oleh masyarakat kulit hitam di Amerika Serikat, tidak terkecuali dari kalangan black muslim. Malcolm X yang menjadi murid Elijah Muhammad dan menjadi pemimpin pusat Masjid New York Moslem Temple Number Seven merupakan seorang tokoh yang mendapatkan perhatian penting dari pers dan masyarakat Amerika Serikat. Perlawanannya dilakukan secara radikal dan bertentangan dengan non-violence action yang dipimpin oleh Martin Luther King Jr. Namun, dirinya selalu menjadi pemberitaan pers karena merupakan salah seorang wakil penting dari kulit hitam di Amerika Serikat yang berani menentang sikap rasialis dari orang kulit putih dan menyebut mereka sebagai setan kulit putih. Sikapnya ini membuatnya dibunuh oleh lawan-lawan politiknya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S12352
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Hesti
"Kasus Scottsboro di Alabama merupakan sebuah kasus yang cukup menarik. Hal ini akibat kentalnya perlakuan diskriminatif orang kulit putih terhadap orang kulit hitam pada masa tersebut. Partai Komunis Amerika Serikat saat itu ikut terlibat dalam memperjuangkan keadilan bagi sekelompok pemuda kulit hitam yang menjadi terdakwa dalam kasus Scottsboro. Saat kasus ini muncul tengah terjadi the Great Depression di mana kejadian tersebut diyakini oleh orang-orang komunis berdasarkan perkiraan Marx sebagai jatuhnya kaum kapitalis. Hal ini menyebabkan kaum komunis dalam Partai Komunis Amerika Serikat secara gencar ingin menanamkan pengaruhnya dengan ikut memperjuangkan persamaan ras bagi kelompok kulit hitam. Namun, di balik kepedulian tersebut sesungguhnya Partai Komunis bertujuan untuk menarik simpati kelompok kulit hitam di Selatan dan kelompok Liberal di Utara untuk masuk menjadi anggota partai. Selama tahun 1930-an perhatian dunia begitu besar pada kasus Scottsboro Boys, dimana sembilan pemuda kulit hitam dinyatakan bersalah karena perbuatan yang tidak pernah mereka lakukan sama sekali. Diawali dengan kepedulian terhadap kelompok kulit hitam, tekanan dari Comintern di Moskow, dan kebutuhan untuk dapat merekrut orang sebanyak-banyaknya masuk ke partai, membuat partai ikut berperan dalam kasus ini. Partai melakukan dua strategi dalam kasus ini yaitu dengan mengusahakan adanya naik banding bagi para terdakwa ke Mahkamah Agung dan pengerahan massa untuk menarik simpati masyarakat AS terhadap pars terdakwa. Kasus Scottsboro terjadi pada tanggal 25 Maret 1931 pada sebuah kereta api barang di antara daerah Stevenson dan Scottsboro, Alabama. Pada awalnya di sebuah gerbong terjadi perselisihan antara sekelompok pemuda kulit hitam dan sekelompok pemuda kulit putih. Perselisihan tersebut diakhiri dengan kekalahan kelompok pemuda kulit putih yang terlempar keluar dari kereta. Sekelompok pemuda kulit putih yang terlempar keluar tersebut kemudian berlari menuju stasiun terdekat dan melaporkan bahwa mereka telah diserang oleh sekelompok pemuda kulit hitam di kereta api barang yang sedang menuju ke stasiun Paint Rock, Ketika kereta sampai di stasiun puluhan petugas bersenjata mengepung kereta dan beberapa di antaranya masuk ke dalam kereta dan menangkap setiap pemuda kulit hitam yang ada di dalam kereta. Ketika itu para petugas menemukan dua orang wanita kulit putih yaitu Victoria Price 23 tahun dan Ruby Bates 18 tahun ada di dalam kereta. Dua orang wanita kulit putih tersebut diperiksa dan menyatakan bahwa mereka telah diperkosa oleh sembilan orang pemuda kulit hitam yang bcrhasil ditangkap petugas. Persidangan pertama bagi para terdakwa dilaksanakan pada bulan April 1931. Hukuman mati diberikan bagi delapan orang terdakwa dan hukuman penjara seumur hidup bagi seorang di antaranya karena usianya yang masih muda saat itu. Kasus ini mengalami tiga kali masa kepemimpinan hakim dan satu kali pergantian jaksa penuntut. Komposisi juri yang ada semuanya kulit putih dan baru pada persidangan di tahun 1935 sebagian orang kulit hitam dapat masuk ke dalam komposisi juri. Partai Komunis memberikan fasilitas sebuah tim pembela hukum yang diketuai oleh Samuel Liebowitz bagi para terdakwa. Untuk memudahkan langkahnya Liebowitz membuat sebuah komite yang dinamakan dengan American Scottsboro Committee (ASC) pada tahun 1934. Kecurangan dalam persidangan dilakukan oleh kader komunis yaitu dengan menyuap Victoria Price. Setelah kejadian tersebut ASC kemudian bersama dengan organisasi-organisasi lainnya yang peduli dengan kasus ini membentuk Scottsboro Defense Committee (SDC). Dengan terbentuknya SDC maka keterlibatan partai Komunis secara khusus dalam kasus ini pun diakhiri."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S12402
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Indriawati
"Landasan filsafat dalam pendidikan di Amerika adalah demokrasi. Manifestasi falsafah ini tercangkup di dalam sistem pendidikan Amerika yaitu kebebasan, persamaan, kemajemukan, keterbukaan dan modernisasi. Konsep pendidikan yang diajarkan adalah mengajar, belajar, menguasai, mengetahui, motivasi, kepentingan, perilaku dan lain-lain. Di bidang logika dan bahasa, yang penting adalah pernahaman tentang lindakan dan perilaku. Konsep utama dalam pernikiran pendidikan adalah perbedaan antara fakta dan nilai. Sejak awal terbentuknya Amerika, sekarang dikenal dengan Amerika Serikat, perhatian negara ini terhadap pendidikan tercetus dalam Lund Ordinances 1785 yang dikeluarkan oleh Kongres di bawah Articles of Confederation. lsinya adaiah diterapkannya penjualan lahan umum untuk tujuan pendidikan. Land Ordinances 1785 ini memberikan suatu angin baru bagi perkemhangan pendidikan di Amerika. Dengan adanya undang-undang tersebut maka pemerintah Amerika mengakui betapa pentingnya pendidikan untuk mendukung kemajuan di Amerika. Pengaruh kebudayaan dalam pendidikan Amerika merupakan hat yang penting. Pada dasarnya, masyarakat Amerika selalu ingin memperoleh kesamaan kesempatan dalaln pendidikan tanpa dipengaruhi oleh kelas sosial, asal negara atau warna kulit dan kelompok etnik. Kesempatan untuk memperoleh pendidikan setinggi-tingginya dipandang sebagai kebutuhan penting bagi masyarakat demokrasi. Pendidikan di dalam kehidupan masyarakat Amerika yang direfleksikan dalam Land Ordinances 1785 yang disusun untuk mengatur wilayah baru di barat, undang-undang tersebut memberikan satu mil persegi tanah hagi penyediaan sekolah umum untuk setiap kotanya. Undang_undang tersebut membawa peruhahan bagi meningkatnya keinginan dari negara dan masyarakat untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas dan dapat dinikmati oleh semua lapisan masyarakat. Pada tahun 1830, sekolah umum mengalami peningkatan yang bagus. Pada tahun 1850, setiap negara bagian harus membuka sekolah umum gratis untuk semua orang dan biaya yang dikeluarkan mendapat bantuan dari pajak umum. Dalam memberi suatu penekanan terhadap pentingnya pendidikan di Amerika maka pada tahun 1862, Kongres mengeluarkan The Morril Act yang mana undang-undang tersebut memberikan pada setiap negara bagian sebidang tanah seluas 30.000 acres untuk masing_-masing senator dan wakilnya di Kongres. Semua hasil pendapatan yang diperoleh dari penjualan tanah akan diinvestasikan sekitar lima persen dan digunakan untuk sumbangan, pemeliharaan dan dukungan khususnya untuk membangun sekolah tinggi pertanian dan seni mekanik."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S12613
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muchamad Irawan
"Dalam masalah pendidikan bagi warga negara suatu negara, pemerintah yang bersangkutan harus ikut bertanggung jawab terhadap perkembangan pendidikan yang lebih berkualitas. Bahkan dalam Tujuan Nasional yang ingin dicapai oleh Negara Indonesia pun berusaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun masalahnya menjadi lain ketika kita lihat bagaiamana kebijakan pemerintah kolonial dalam bidang pendidikan pada tahun 1930-an. Sistem pendidikan yang dibangun oleh pemerintah kolonial, tidak dapat dipungkiri telah membentuk kelompok intelektual baru yang kemudian ikut berjuang bagi kemerdekaan Indonesia. Namun jika dilihat secara lebih mendalam ternyata pemerintah kolonial telah melakukan kebijakan yang diskriminasi terhadap sekolah-sekolah swasta yang tidak berada dalam pengawasannya. Kekhawatiran pemerintah kolonial terhadap keberadaan sekolah-sekolah swasta milik kaum pergerakan terjadi karena lembaga ini menjadi pendidikan politik yang secara potensial dapat merugikan pihak kolonial dalam bidang politik. Sekolah_-sekolah milik organisasi pergerakan ini memang secara sadar membangun kesadaran berbangsa dan cenderung anti kolonial. Untuk itulah pemerintah Hindia Belanda kemudian dengan alasan bahwa lembaga pendidikan yang berdiri harus berkualitas dengan syarat_-syarat yang ditetapkan pemerintah, yang seringkali sekolah-sekolah swasta ini tidak mempunyai kemampuan memenuhi persyaratan dari pemerintah tersebut. Sebagai puncaknya pemerintah menerbitkan Wilde Scholen Ordonantie (Ordonansi sekolah Liar), dengan ordonansi ini pemerintah dapat membubarkan sekolah-sekolah swasta yang tidak memenuhi persyaratan yang sudah ditetapkan. Bagi kaum pergerakan ordonansi ini bukan hanya semata-mata berdasarkan sistem pendidikan yang baik dan berkualitas, namun lebih bernuansa politis untuk mernberangus sekolah-sekolah milik organisasi pergerakan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S12503
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Irvan
"Revolusi meraih kebebasan pada tahun 1776 oleh 13 Koloni Inggris di Amerika Utara yang kemudian menjadi Amerika Serikat yang kita kenal hingga sekarang, ternyata tak lepas pula dari peranan dan pengorbanan warganya yang dipandang rendah dari sisi sosial, yaitu warga kulit hitam keturunan Afrika atau Afro Amerika. Berakhirnya Perang Kemerdekaan pada saat perjanjian Paris ditandatangani oleh pihak Inggris dan Amerika Serikat dengan didukung oleh Perancis pada tahun 1783, ternyata tidak serta merta membawa dampak positif yang cukup luas bagi warga kulit hitam. Keadaan mereka yang seolah selalu terpinggirkan masih membutuhkan waktu yang cukup panjang, bahkan hanya untuk mendapatkan sebuah pengakuan atas kesetaraan status sosial di mata warga negara Amerika yang lainnya. Dalam skripsi ini ditelaah mengenai dampak revolusi kemerdekaan terhadap kehidupan secara umum dan peranan dari kaum kulit hitam Amerika yang merasa ikut terpanggil untuk membela tanah harapannya sebagaimana yang dilakukan para warga lain yang status bangsa dan sosial-ekonominya lebih baik."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S12509
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tini Ismiyani
"Membahas perjuangan lesbian dalam NOW untuk mendapatkan pengakuan atas eksistensinya oleh NOW. 1969 merupakan titik tolak munculnya gay/lesbian liberation movement, sebuah gerakan kaum gay dan lesbian yang terorganisir untuk menuntut pengakuan dan perlindungan atas hak-hak mereka. Tindakan-tindakan diskriminasi yang diterima oleh lesbian telah menyaapkan iklim perlawanan dan para lesbian dan akhirnya melahirkan sebuah gerakan yang kongkrit ketika terjadi peristiwa Stonewall pada tahun 1969. Seiring meningkatnya kesadaran para lesbian untuk memperjuangkan hak-haknya serta pengakuan atas eksistensinya, semakin mendorong keberanian para lesbian untuk membuka dirinya. Begitupun juga para lesbian dalam NOW, mereka mulai berani mengakui identitas dirinya yang lesbian. Menjadi permasalahan bagi NOW, ketika kemudian anggota-anggotanya yang ternyata lesbian menuntut NOW untuk mengakui lesbian dan menjadikan permasalahan lesbian sebagai salah satu fokus perhatian NOW. Di tengah-tengah upaya NOW untuk menepis citra negatif masyarakat Amerika terhadap gerakan feminis, kini NOW dihadapkan pada permasalahan mengenai lesbianisme. Sebuah posisi sulit dan dilematis bagi NOW karena bagaimanpun juga NOW tidak bisa mengabaikan permasalahan lesbian yang notabene adalah perempuan juga. Namun untuk mengakui eksistensi lesbian, hampir tidak mungkin dilakukan NOW karena akan membuat NOW terlihat radikal dan juga akan melegitimasikan asumsi masyarakat terhadap feminisme yang telah lebih dulu dianggap negatif. Pro dan kontra dalan NOW akibat isu lesbianisme akhirnya mendapatkan penyelesaiannya dalam konferensi nasional NOW ke-5 di Los Angeles pada tahun 1971. Konferensi tersebut memutuskan bahwa NOW mengakui eksistensi lesbian dan juga mengakui diskriminasi yang dialami lesbian serta akan menjadikan permasalahan lesbian sebagai salah satu fokus perhatian NOW."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S12531
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sahat Marasi Juliver
"Skripsi berjudul Masyarakat Cina di Amerika Serikat Pacsa The Repeal Of Chinese Exclusion Act 1943 adalah sebuah bentuk penulisan mengenai kelompok masyarakat bangsa yang berada dalam sebuah negara. Cina merupakan sebuah bangsa yang banyak memiliki kelompok di sebagian besar negara di dunia, salah satunya yakni Amerika Serikat. Atas dasar ketertarikan itulah penulis berusaha untuk menggambarkan tentang keadaan masyarakat Cina yang berada di Amerika Serikat khususnya pada era setelah Masyarakat Cina bebas dari diskriminasi. Pada era ini terjadi perubahan sosial dan ekonomi yang cukup signifikan, antara lain terlihat dari sistem pekerjaaan, struktur sosial, keadaan lingkungan serta anggapan masyarakat. Semua itu akan coba digambarkan oleh penulis dalam skripsi ini, kiranya isi skripsi ini dapat membantu pembaca untuk lebih memahami kondisi masyarakat Cina di Amerika Serikat dan mungkin bisa membandingkannya dengan Masyarakat Cina yang berada di belahan bumi yang lain."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S12665
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihotang, Vera Budi Lestari
"Tabun 1960-an di Amerika ditandai dengan munculnya beberapa gerakan yang muncul dari berbagai kelompok masyarakat yaitu kulit hitam, wanita, kaum gay & lesbian, pemuda, Chicanos & Indian. Gerakan-gerakan tersebut pada dasarnya memperjuangkan persamaan hak di semua bidang kehidupan masyarakat. Salah satu gerakan yang muncul dari kalangan anak muda adalah budaya tanding, yang berkembang di Amerika pada tahun I960-an. Wujud budaya tanding itu sendiri terlihat dalam beberapa ha/ yaitu musik rock, seks bebas, pemakaian obat-obatan terlarang dan mistisisme religius, media underground, juga communal living. Semua wujud budaya tanding ini hadir dalam sebuah festival musik rock pada tahun 1969, yaitu Festival Musik Woodstock, karena itu festival ini dianggap sebagai puncak dari budaya tanding (counterculture). Di Festival Musik Woodstock 1969 ini, terlihal bahwa pendukung budaya tanding ini ternyata lebih besar dan menyeluruh dari yang selama ini dibayangkan, dengan hadirnya hampir 500. 000 yang sebagian besar anak muda dari berbagai penjuru dunia di Festival Musik Woodstock Hal ini pun menjadikan Festival Musik Woodstock 1969 bukan lagi sekedar suatu festival musik biasa, tapi menjadi sebuah gerakan dari anak muda yang menginginkan perubahan. Budaya tanding pun tidak lagi menjadi sebuah sub-culture di antara budaya dominan lainnya yang diterima oleh sebagian besar masyarakat tapi sebaliknya menjadi budaya yang sifatnya menyeluruh."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S12558
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maftukhi
"Dalam dua dasa warsa pertama abad ke-20, golambang radikalisme membersihkan corak dalam pergerakan partai-partai politik di Hindia Belanda. Dua kekuatan yang dominan dan berpengaruh ketika itu adalah Serikat Islam dan Partai Komunis Indonesia (PK1). Dalam merekrut anggotanya, PKI rrnggunakan strategi Block Withia ke dalam tubuh SI yang menyebabkan perpecahan di kubu SI yang kemudian menetapkan disiplin partai tahun 1523. Dampaknva adalah SI-merah tersingkir keanggotaannya dari Sl dan berafiliasi dengan PKI yang dalam porkembangan selaniutnya menjadi Sarekat Rakyat, sebagai organisasi massa utama PKI untuk menandingi Sl yang masih loyal dengan ideologi lslamya. Sebagai organisasi massa di bawah naungan Sarekat Rakyat mulai menanamkan pengaruhnya ke daerah-daerah pedesaan melalui agitasi dan propaganda serta cara-cara yang tidak konvensional. Karena memasukkan unsur Islam. Propagandis-Propagandis SR mamadukan antara Marxisme dan islam yang dinilai sejalan. Proses; ini yang dikenal dengan konvergensi yang kiranya dapat merekrut anggota dalam jumlah yang sukup banyak di daerah Tegal. Dalam bulan Januari 1926, Jumlah anggota SR sekitar 3.500 orang. Jumlah yang cukup besar untuk ukuran partai cabang, yang umumnya tersebar di daerah Tegal bagian selatan Dalam tahun 1923, VSTP (Vereniging van Spoor en Tramweg Personel atau Serikat Buruh Angkatan Darat, Kereta Api dan Trem) melancarkan aksi pemogokan yang berakibat penekanan terhadap gerakan-gerakan politik oleh Pemerintah, khususnya gerakan revolusioner PKI dan ormas-ormasnya. Aktivitas partai politik dibatasi, rapat-rapat dilarang, tokoh-tokoh sentral ditahan. Hal ini menyebabkan laju pertumbuhan SR ikut terhambat. Dengan kemampuan agitasinya, SR mendorong petani untuk melakukan aksi protes terhadap pemberlakuan peraturan-peraturan pemerintah yang dirasakan cukup memberatkan kaum tani. Kondisi sosial ekonomi petani yang buruk di Jawa pada umumnya, dan daerah Tegal khususnya, diangkat sebagai isyu yang paling tepat oleh Sarekat Rakyat. Adanya beban pajak, wajib kerja dan dominasi pabrik gula dianggap sebagai penyebab utama timbulnya keresahan di kalangan petani. Di sinilah Sarekat Rakyat manfaatkan kondisi yang dialami petani deagan menghasut mereka untuk berontak dengan cara memprotes dan menentang peraturan-peraturan yang memberatkan petani. Isyu pembebasan pajak bagi petani dan pengambil-alihan tanah--tanah garapan petani dari pabrik gula, terus diangkat oleh pemimpin-pemimpin SR agar petani mau bergabung dengannya untuk menjalankan aksi-aksi yang telah direncanakan Protes terhadap beban pajak dan mogok tidak mau melaksanakan kewajiban denda merupakan awal retorika pemberontakan karangcegak 1926, yang disusul dengan perlawanan terhadap polisi patroli dan penyerbuan-penyerbuan ke pabri gula, yang berlangsung salami 10 (sepuluh) hari mulai 24 Fehruari sampai 4 Maret 1926. Dengan bantuan polisi dari Semarang, Kudus dan Sukabumi, pemberontakan Karangcegak dapat ditumpas pada akhir Maret 1926. Dampaknya adalah penangkapan dan penahanan tokoh-tokoh pemberontakan dipenjarakan di Tegal, Pekalongan, Glodok (Jakarta) dan Cipinang (Jakarta), serta ada yang dibuang ke Boven Digul. Daerah Karangcegak dinyatakan sebagai daerah rawan yang setiap malam harus diadakan tugas ronda bagi penduduk, tidak terkecuali bagi wanita, karena jumlah peronda laki-laki berkurang. Sebagian besar ditawan karena teriibat dalam pemberontakan. Gejala akhir dari keadaan i.ni adalah munculnya sentimen anti-Sarekat Rakyat di kaiangan penduduk karena SR tidak dapat berbuat banyak untuk mencegah diberlakukannya ketentuan ronda bagi wanita."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S12445
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Masitoh
"Penulisan skripsi dengan perbandingan pustaka ini tujuannya ialah untuk mengetahui kebijakan luar negeri AS terhadap Israel di bawah pemerintahan Nixon yang mendukung terlaksananya kepentingan- kepentingan AS di kawasan Timur Tengah, Penulisan ini dilakukan dengan menggunakan penelitian kepustakaan dari berbagai sumber yaitu buku, artikel. dan dokumen yang diperoleh baik dari perpustakaan maupun hasil penelusuran melalui search engine di internet, Kebijakan luar negeri AS terhadap Israel di bawah pemerintahan Nixon cenderung menunjukkan hubungan khusus. Hal itu dapat dilihat dari tingginya bantuan yang diberikan AS kepada Israel seperti bantuan ekonomi, politik, dan militer, terhitung sejak AS mengakui berdirinya negara Israel tahun 1948. Kebijakan luar negeri AS terhadap Israel itu dilakukan untuk mendukung kepentingan- kepentingan AS klulsusnya di ka,vasan Timur Tengah. Israel, negara di kawasan Timur Tengah kala itu yang dinilai merupakan satu- satunya negara yang pro-AS dan Barat. AS harus mendapatkan akses utama minyak Timur Tengah yang persediaannya berlimpah, sementara negara- negara Timur Tengah seperti Mesir, Irak, Iran, banyak yang anti AS dan Barat. Selain itu AS memiliki misi untuk menyebarkan ideologinya; demokrasi, agar kepentingan- kepentingannya terlaksana. Namun demikian AS harus menghadapi kenyataan yang tidak semuanya manis, AS harus membayar dengan harga yang mahal atas kebijakan luar negerinya terhadap Israel. AS mendapat embargo minyak pada tahun 1973 di bawah pemerintahan Nixon sebagai bentuk protes negara- negara Arab yang mayoritas adalah negara anggota pengekspor minyak karena kebijakan luar negeri AS dinilai pro-Israel."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
S12416
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Nugraha
"Antara tahun 1901-1920 merupakan masa-masa awal Partai Sosialis Amerika Serikat (PSAS) sekaligus masa keemasan mereka. Pada saat tersebut PSAS berada dibawah kepemimpinan Eugene Victor Debs, seorang tokoh sosialis sekaligus pemimpin buruh perkereta apian di Amerika Serikat (AS) yang berhasil menyatukan semua elemen sosialis di Amerika Serikat pada awal abad ke-20. PSAS tumbuh menjadi partai ketiga yang di segani selain partai demokrat dan republik sebagai partai utama di AS. Pada masa tersebut PSAS berhasil meraih simpati masyarakat AS dan mendapatkan jumlah suara pada beberapa pemilu selama masa tersebut. Keberhasilan tersebut bisa dilihat dengan banyaknya wakil sosialis duduk dalam kursi eksekutif dan legislatif pada saat itu. Keberhasilan ini tidak terlepas dari tangan dingin Eugene Victor Debs sebagai tokoh sosialis yang disegani. Sikapnya yang anti perang dan dekat serta membela kaum lemah seperti kaum buruh yang di tindas kaum kapitalis, kaum negro dan wanita yang mendapatkan diskriminasi dalam masyarakat serta kaum imigran menarik hati sebagian masyarakat AS. PSAS dibawah kepemimpinan Eugene Victor Debs akhirnya tumbuh menjadi kekuatan politik dan alternatif pilihan bagi pemilihnya pada konstelasi politik AS pada awal abad ke-20."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S12090
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Hernani Pantjawati
"Penelitian mengenai perusahaan elektronika Galva telah dilakukan di PT Galva Corporation, Jakarta, pada bulan Juni 1991 dan bulan Pebruari 1992. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perkembangan PT Galva sebagai perintis bidang elektronika di Indonesia yang semula hanya sebagai Radio & Electric Service sampai menjadi perusahaan perakitan radio dan televisi dan untuk mengetahui sejauh mana perusahaan swasta nasional ini berperan serta dalam mengisi pembangunan ekonomi nasional pada periode 1946-1966. Pengumpulan data dilakukan melalui pengumpulan sumber-sumber tulisan dan melalui beberapa wawancara dengan pimpinan dan staf PT Galva Corporation. Hasil penelitian menunjukkan PT Galva dapat mengalami kemajuan yang Cukup pesat karena beberapa faktor sebagai berikut 1. Kerja keras dan disiplin Uripto Widjaja sebagai pimpinan perusahaan. 2. Pembinaan sumber daya manusia melalui pendidikan dan perhatian terhadap kesejahteraan karyawan. 3. Produk yang bermutu baik dan pelayanan kepada masyarakat yang selalu ditingkatkan. 4. Perencanaan perusahaan yang mengikuti perkembangan jaman. 5. Peran iklan cukup besar. Hasil penelitian menunjukkan Perusahaan elektronika Galva ikut berperan serta dalam rangka mengisi pembangunan ekonomi nasional pada periode 1946-1966 sebagai berikut: 1. Menyediakan kebutuhan-kebutuhan masyarakat akan barang barang elektronika seperti pesawat radio dan pesawat televisi. 2. Menyerap tenaga kerja, misal pada tahun 1956 ketika Galva mulai memasuki industry assembling (perakitan) jumlah tenaga kerjanya sebanyak 100 orang dan pada akhir tahun 1966 jumlah tenaga kerja Galva sebanyak 400 orang. 3. Memperkenalkan teknologi tinggi pada Indonesia. Dengan adanya perusahaan perakitan seperti Galva dapat dihasilkan tenaga kerja yang terampil dan berpengalaman dalam bidang elektronika yang sangat berguna sekali bagi tahap penuh. Misal prestasi Galva dalam merakit radio hasil. 4. Secara ekonomis, suatu perusahaan perakitan dapat mengheinat- devisa negara karena kita tidak perlu lagi mengimpor barang-barang elektronika dalam bentuk yang sudah jadi. 5. Galva telah ikut ambil bagian dalam jalan industrialisasi di negeri ini."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S12468
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>