Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nur Agustini
"Aplikasi Perawatan diri Diabetes Melitus Tipe 1 (DMT1) merupakan aplikasi yang menyediakan kegiatan harian yang diperlukan untuk pengendalian kadar glukosa darah, (GD) anak DMT1, agar kadar GD berada pada kondisi normal atau mendekati normal. Aplikasi dikembangkan berdasarkan permasalahan tingginya kasus KAD, kurangnya pemahaman orangtua anak DMT1 tentang pengendalian glukosa darah, dan terbatasnya jumlah edukator DMT1. Edukasi yang tepat dan berkesinambungann sangat diperlukan dalam pengelolaan DMT1. Edukasi melalui teknologi internet menjadi pilihan terbaik sebagai salah satu upaya penyelesaian masalah.
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkann aplikasi yang valid dan menguji coba dampak  penggunaan aplikasi perawatan diri terhadap resiliensi anak DMT1. Aplikasi ini diberi nama Carcohydrate Intake and Calory Output (CICO) Count yang menyediakan aktivitas utama menghitung kebutuhan karbohidrat (KH) dan luaran kalori harian dari anak DMT1 dan dipadukan dengan permainan pohon terimakasih (gratitude intervention). 
Penelitian dilakukan selama 15 bulan, berupa pengembangan aplikasi yang diuji validitasnya oleh 7 pakar. Hasil uji validitas internal didapatkan nilai CVi 0,97 (valid, >0,8). Tahap berikutnya dilakukan ujicoba aplikasi kepada empat (4) responden orangtua anak DMT1 untuk melihat kesesuaian isi aplikasi dengan kebutuhan penggguna. Hasil ujicoba menunjukkan kepuasan penguna mencapai 75%. Tahap penelitian akhir adalah ujicoba dampak aplikasi terhadap resiliensi anak DMT1. Pada kelompok kontrol dan intervensi dilakukan pengukuran kadar glukosa darah secara berulang setiap pekan selama empat pekan. Responden penelitian adalah 24 orang tua anak DMT1. Data dianalisis menggunakan uji perbedaan dengan Mann Whitney korelasi Pearson dan Spearman, serta GLM repeated measure.
Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan kadar glukosa darah antara kelompok kontrol dan intervensi pada akhir pekan keempat  (= 0.06, p<0,1), tidak ada perbedaan skor resiliensi antara kelompok kontrol dan intervensi (p=0,531). Berdarakan uji korelasi didapatkan faktor dukungan emosional keluarga  (r=0,380, p<0,1) dan gratitude (r= -0,509, p<0,1) berkorelasi dengan kadar glukosa darah praprandial. serta faktor stress (r= -0,610, p<0,1), koping avoidance (r= -0,289, p<0,1),  koping emotional (r= - 0,489, p<0,1), koping distance (r=0,285, p<0,1), dan dukunngan  emosional keluarga (r= 0,386, p<0,1) berkorelasi dengan resiliensi anak DMT1.

The Type 1 Diabetes Mellitus (T1D) self-care application is an application that accomodates day-to-day activities  for controlling  blood glucose of children with T1D into a normal or near to normal levels The application was developed to respond to the current situations, including  high number of Diabetic Ketoacidosis (DKA) cases,  lack of understanding of parents of  children with T1D regarding  blood glucose control, and limited number of T1D educators. proper and continuous education are required in the course of  T1D  management.  Education through internet technology is the best approach for the problem solutions 
This study aimed to create  a valid application and examine  the impact of  T1D self-care applications on the level of resilience of children with  T1D  This application is so-called as Carbohydrate Intake and Calorie Output (CICO) count which enables to calculate  the carbohydrate (CH) needs, and daily caloric output of T1D children, and these are integrated with a gratitude intervention game.
The study was conducted for 15 months, in the form of application development, and has been tested for the validity by seven experts. The internal validity test showed  a CVi value was 0.97 (valid,> 0.8). The next step was to examine the application of DMT1 in parents to evaluate whether the contents of the application was compatible with the needs of users. The results showed 75% user satisfaction. The final step was tested  the impact of application on the resilience of children with T1D. Both the control  and the intervention groups was measured for their  blood glucose levels and repeated weekly in one month period. The total respondents were 24 parents of T1D children. The data was analyzed, used  the difference test with Mann Witney, Pearson, and Spearman correlation, and GLM repeated measure.
The results showed that there were differences in blood glucose levels between the control and intervention groups at the end of the fourth week (= 0.06, p <0.1), and there were no differences in resilience scores between the control and intervention groups (p = 0.531). Based on the correlation test, family emotional support factors (r = 0.380, p <0.1) and gratitude (r = -0.509, p <0.1) correlated with pre-prandial blood  glucose  levels.  The stress factors (r = -0,610, p <0,1), coping avoidance (r = -0,289, p <0,1), emotional coping (r = - 0,489, p <0,1), coping distance (r = 0.285, p <0.1), and family emotional support (r = 0.386, p <0.1) correlated with the resilience of T1D children.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
D2729
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Tri Waluyanti
"Kejadian malnutrisi pada balita menjadi perhatian besar karena menyangkut investasi sumber daya manusia. Indonesia menghadapi triple burden status gizi balita yang menjadi beban negara. Berbagai
upaya dilakukan untuk menurunkan prevalensi kurang gizi balita. Growth faltering sebagai indikator
awal risiko terjadinya stunting menjadi titik awal intervensi intensif dilakukan untuk mencegah stunting. Upaya mengatasi growth faltering dilakukan melalui intervensi spesifik terutama pemberian makan bayi dan anak pada baduta. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi efektivitas brief intervention terhadap praktik pemberian makan responsif pada bayi growth faltering usia 6-23 bulan. Desain penelitian ini adalah pre-experimental study dengan sampel 33 responden di kelompok kontrol (mendapatkan intervensi konseling pemberian makan bayi dan anak/PMBA dan kelompok intervensi (mendapatkan intervensi konseling PMBA dan brief intervention). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kelompok yang mendapatkan intervensi cenderung meningkatkan skor total pemberian makan responsif dan skor active feeding, meskipun tidak ditemukan signifikansi (pValue > 0,05); sedangkan pad kelompok kontrol selisih skor menunjukkan penurunan. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada
perbedaan bermakna antara kelompok yang mendapat intervensi konseling PMBA dengan kelompok yang mendapatkan intervensi PMBA dan brief intervention “Mentari”. Rekomendasi pelayanan menunjukkan bahwa konseling PMBA tetap dapat menjadi intervensi mengubah praktik pemberian makan.

The incidence of malnutrition in children under five is a big concern because it involves investing in human resources. Indonesia faces a triple burden on the nutritional status of children under five. Various efforts were made to reduce the prevalence of malnutrition. Growth faltering as an early indicator of the risk of stunting is the starting point for intensive interventions to prevent stunting. Efforts to overcome growth faltering are carried out through specific interventions, especially infant and young child feeding practices. This study aims to identify the effectiveness of the brief intervention on responsive feeding practices in growth-faltering infants aged 6-23 months. The design of this study was a pre-experimental study with a sample of 33 respondents in the control group (getting infant and young child feeding counselling interventions/IYCF and intervention groups (getting IYCF counselling interventions and brief intervention). The results of this study showed that the group that received the intervention tended to improve the total responsive feeding score and active feeding score, although no significance was found (pValue > 0.05); Meanwhile, in the control group, the difference in scores
showed a decrease. These results showed no significant difference between the group that received IYCF counselling intervention and the group that received IYCF intervention and brief intervention. Service recommendations suggest that IYCF counselling can still be an intervention to change feeding practices.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Tri Waluyanti
"Kejadian malnutrisi pada balita menjadi perhatian besar karena menyangkut investasi sumber daya manusia. Indonesia menghadapi triple burden status gizi balita yang menjadi beban negara. Berbagai upaya dilakukan untuk menurunkan prevalensi kurang gizi balita. Growth faltering sebagai indikator awal risiko terjadinya stunting menjadi titik awal intervensi intensif dilakukan untuk mencegah stunting. Upaya mengatasi growth faltering dilakukan melalui intervensi spesifik terutama pemberian makan bayi dan anak pada baduta. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi efektivitas brief intervention terhadap praktik pemberian makan responsif pada bayi growth faltering usia 6-23 bulan. Desain penelitian ini adalah pre-experimental study dengan sampel 29 responden di kelompok kontrol (mendapatkan intervensi konseling pemberian makan bayi dan anak/PMBA dan 27 responden kelompok intervensi (mendapatkan intervensi konseling PMBA dan brief intervention). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kelompok yang mendapatkan intervensi cenderung meningkatkan skor total pemberian makan responsif dan skor active feeding, meskipun tidak ditemukan signifikansi (pValue > 0,05); sedangkan pada kelompok kontrol selisih skor menunjukkan penurunan. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna antara kelompok yang mendapat intervensi konseling PMBA dengan kelompok yang mendapatkan intervensi PMBA dan brief intervention “Mentari”. Rekomendasi pelayanan menunjukkan bahwa konseling PMBA tetap dapat menjadi intervensi mengubah praktik pemberian makan.

The incidence of malnutrition in children under five is a big concern because it involves investing in human resources. Indonesia faces a triple burden on the nutritional status of children under five. Various efforts were made to reduce the prevalence of malnutrition. Growth faltering as an early indicator of the risk of stunting is the starting point for intensive interventions to prevent stunting. Efforts to overcome growth faltering are carried out through specific interventions, especially infant and young child feeding practices. This study aims to identify the effectiveness of the brief intervention on responsive feeding practices in growth-faltering infants aged 6-23 months. The design of this study was a pre-experimental study with a sample of 29 respondents in the control group (getting infant and young child feeding counselling interventions/IYCF and 27 respondents in the intervention groups (getting IYCF counselling interventions and brief intervention). The results of this study showed that the group that received the intervention tended to improve the total responsive feeding score and active feeding score, although no significance was found (pValue > 0.05); Meanwhile, in the control group, the difference in scores showed a decrease. These results showed no significant difference between the group that received IYCF counselling intervention and the group that received IYCF intervention and brief intervention. Service recommendations suggest that IYCF counselling can still be an intervention to change feeding practices."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library