Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ida Fauziah
Abstrak :
Masih buruknya praktik higiene menstruasi remaja dan rendahnya tingkat pengetahuan terkait higiene menstruasi di sekolah menengah pertama melatarbelakangi penelitian dengan desain studi potong lintang ini. Tujuan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan praktik higiene menstruasi di SMP Negeri dan MTS Negeri di Kota Jakarta Selatan tahun 2014. Data primer diambil pada bulan Mei 2014 menggunakan kuesioner sampel pada 194 orang. Hasil penelitian proporsi praktik higiene menstruasi yang baik pada siswi SMPN adalah 47.4% dan pada siswi MTSN 33%. Pada siswi SMPN dan MTSN terdapat hubungan yang signifikan antara faktor predisposisi (sikap dengan OR 1.963 dan kepercayaan dengan OR 2.465) faktor pemungkin (ketersediaan pembalut di rumah dengan OR = 5.325 dan keterpaparan informasi dengan OR= 1.810), faktor penguat (dukungan teman sebaya dengan OR = 3.085 dan dukungan petugas kesehatan dengan OR = 2.377) dengan praktik higiene menstruasi di SMPN dan MTSN kota Jakarta Selatan tahun 2014. Disarankan kepada sekolah untuk mengoptimalkan penyuluhan kesehatan reproduksi dengan bantuan dukungan guru dan orang tua. ......Still poor menstrual hygiene practices of adolescents and low level of knowledge related to menstrual hygiene in middle school with a research background Design cross-sectional study. Objectives determine the factors associated with menstrual hygiene practices in SMP and MTS in South Jakarta in 2014. Primary data taken in May 2014 using a sample questionnaire in 194 people. The results of the study the proportion of good menstrual hygiene practices on SMPN students are 47.4% and 33% in girls MTSN. At SMPN ant MTSN student relationship exists menstrual hygiene practices with predisposing factors, namely attitude (OR = 1.963), trust (OR = 3,733), enabling factor is the availability of sanitary napkins at home (OR = 5,325), information exposure (OR=1.810), reinforcing factors peers support (OR = 3.085) and support health workers (OR = 1,810). Suggested to the school to optimize reproductive health education with the help of teacher support and parents.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55303
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anis Dwi Ananda
Abstrak :
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan upaya penanganan nyeri haid primer pada remaja putri kelas VIII di SMP X dan SMP Y. Desain penelitian menggunakan cross sectional dengan jumlah sampel 159 orang. Hasil penelitian menunjukkan di SMP X (54,9%) dan SMP Y (52,3%) memiliki upaya penanganan nyeri haid yang baik. Uji bivariat menyatakan adanya hubungan signifikan antara pengetahuan (p-value 0,011) dan keterpaparan sumber informasi (p-value 0,037) dengan upaya penanganan nyeri haid primer. Diperlukan upaya promosi kesehatan dengan menggunakan berbagai media yang komprehensif dalam meningkatkan pengetahuan dan keterpaparan informasi. ......The purpose of this study was to find out the related factors of primary dysmenorrhea handling on adolescent girls class VIII in X and Y Junior High School. This study used cross sectional approach with 159 people as a sample. The results of this study showed in X Junior High School (54,9%) and Y (52,3%) had a good dysmenorrhea handling. Bivariate test showed that there was a significant association between knowledge (p-value 0.011) and exposure resources (p-value 0.037) with primary dysmenorrhea handling. Health promotion using various comprehensive media is needed to improve knowledge and exposure of information.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60279
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vony Julianti Kiding
Abstrak :
Angka kematian bayi merupakan salah satu indikator tingkat pembangunan kesehatan dan kualitas hidup suatu negara. Kabupaten Banjar memiliki jumlah kematian neonatal tertinggi di Provinsi Kalimantan Selatan. Kematian neonatal tidak disebabkan oleh satu faktor saja melainkan multifaktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kematian neonatal di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan tahun 2014-2015. Metode penelitian kasus kontrol, analisis multivariat menggunakan regresi logistik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan bermakna dengan kematian neonatal adalah berat lahir bayi OR=5,8, 95 CI:3,0-11,1, pendidikan ibu OR=4,5, 95 CI:1,6-12,8, komplikasi kehamilan OR=2,7, 95 CI: 1,6-4,6, umur kehamilan OR=2,4, 95 CI: 1,1-5,0 , frekuensi kunjungan ANC standar OR=2,2, 95 CI:1,2-4,1, tempat persalinan OR=2,1, 95 CI:1,1-3,9 dan paritas OR=2,1, 95 CI:1,2-3,6, sedangkan pekerjaan OR=1,8, 95 CI:0,9-3,5 sebagai variabel confounding. Faktor yang paling besar pengaruhnya adalah berat lahir bayi. Bayi berat lahir ≤ 2500 gram memiliki risiko 5,8 kali 95 CI 3,0-11,1 lebih tinggi mengalami kematian neonatal dibanding bayi berat lahir> 2500 gram. Peningkatan wawasan dan kompetensi bidan melaui pelatihan penatalaksanaan kasus BBLR, strategi KIE mengenai faktor-faktor kematian neonatal serta membuat gagasan untuk meningkatkan kunjungan ANC standar perlu diupayakan untuk menurunkan angka kematian neonatal di Kabupaten Banjar.
Infant mortality rate is one indicator of health development level and quality oflife of a country. Kabupaten Banjar has the highest of neonatal mortality numbersin South Borneo. Neonatal mortality is not caused by a single factor but multifactor. This study aims to determine the factors associate with neonatal mortality in Kabupaten Banjar, South Borneo in 2014 2015. The methods of this study is case control, multivariate analysis used logistic regression. The results of this study indicate that the factors significantly associated with neonatal mortality are birth weight OR 5,8, 95 CI 3,0 11,1, maternal education OR 4,5, 95 CI 1,6 12,8, pregnancy complications OR 2,7, 95 CI 1,6 4,6 gestational age OR 2,4, 95 CI 1,1 5,0 , frequency of standard ANC visits OR 2,2, 95 CI 1,2 4,1, place of delivery OR 2,1, 95 CI 1,1 3,9 and parity OR 2,1, 95 CI 1,2 3,6 and occupational OR 1,8, 95 CI 0,9 3,5 as a confounding variabel. The factor that must impact is birth weight. Birth weight le 2500 gram is5,9 times higher 95 CI 3,1 11,3 to neonatal mortality than birth weight ge 2500gram. Increased insight and competence of midwife through training of case management of low birth weight, communication information and education strategies about factors of neonatal mortality and creates ideas for increase the ANC visits are required to reduce neonatal mortality in Banjar District.Keywords factors of mortality neonatal.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Esmi Herayati Z.
Abstrak :
ASI Eksklusif berperan penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pada tahun 2016 Cakupan ASI Eksklusif di Wilayah Kelurahan Pejaten Timur tidak mencapai target Renstra. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah Kelurahan Pejaten Timur Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan Tahun 2017. Desain Penelitian yang digunakan adalah cross secrional, penelitian dilakukan dengan sampel ibu yang memiliki bayi usia 6-12 bulan sebanyak 97 responden dengan teknik cluster random sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, dengan analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebanyak 57,7 tidak memberikan ASI eksklusif. Variabel yang memiliki hubungan diantaranya adalah pekerjaan p=0,002 Pengetahuan p=0,001, Dukungan Suami p= 0,001, dan Kebiasaan Keluarga Memberikan MPASI < 6 bulan p=0,001. Sementara Variabel yang tidak memiliki hubungan diantaranya Umur p=0,605, pendidikan p=0,103, dukungan tenaga kesehatab p=0,405, pelaksanan IMD p= 0,308. ......Exclusive breastfeeding plays an important role in improving public health. In 2016 exclusive breastfeeding coverage in Pejaten Timur Urban Area did not reach the Renstra target. The relate to of study was know description and faktors that influence the exclusive breastfeeding in Pejaten Timur Pasar Minggu South Jakarta. The design study was a crosssectional study, with a sample of mothers who have a infants aged 6 12 month, as many 97 responden using a random cluster technique. The instrument was use questionnaire, with univariate and bivariate analysis. The results of this study showed that 57.7 respondent did not give exclusive breastfeeding. Variables that have statistically significant relationships are mother rsquo s job p 0,002, knowledge p 0,001, husband support p 0,001, and family habits provide mpasi.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggia Ratri Renjana
Abstrak :
ABSTRAK
Latar Belakang: Promotor kesehatan berperan mengedukasi masyarakat dalam menjaga kesehatan, termasuk kesehatan gigi. Mahasiswa Promosi Kesehatan sebagai calon promotor kesehatan yang baik harus memiliki perilaku dan status kesehatan gigi yang baik untuk menjadi role model bagi masyarakat. Tujuan: Mengetahui status kesehatan gigi mahasiswa Promkes FKM UI sebagai calon promotor kesehatan dan faktor yang paling dominan berhubungan dengan status kesehatan giginya. Metode: Desain cross sectional pada total populasi 67 mahasiswa Promkes FKM UI 2017. Menggunakan kuesioner dan pemeriksaan status karies gigi. Hasil: indeks DMF-T yaitu kerusakan gigi mahasiswa 4,7, lebih besar dari DMF-T nasional berdasarkan Riskesdas 2013. 72% mahasiswa memiliki karies aktif, 50,7% mahasiswa dengan status karies tinggi, 86,6% tingkat pengetahuan kurang baik, 52,2% memiliki sikap negatif, 71,6% memiliki tindakan kurang baik. 71,6% mahasiswa mengetahui fasilitas gratis poli gigi UI, hanya 12,5% memanfaatkannya, 41,8% mahasiswa dengan lingkungan sosial penghambat, 23,9% mahasiswa dengan lingkungan sosial pendukung. Hubungan signifikan hanya dimiliki antara lingkungan sosial penghambat dengan status kesehatan gigi (P =0,036; OR=0,347; 95% CI=0,1-0,9). Uji multivariat menunjukan lingkungan sosial pendukung memiliki OR=2,949, artinya mahasiswa tanpa lingkungan sosial pendukung berpeluang memiliki status karies tinggi sebesar 2,95 kali lebih besar. Kesimpulan: Dibutuhkan sisipan ilmu kesehatan gigi pada mata kuliah yang ada dan kebijakan pemeriksaan gigi mahasiswa minimal setahun sekali.
ABSTRACT
Background : Health promoter had to educate the community in maintaining the health, including dental health. Health promoter students as a future health promoter should have good behavior and dental health to be a role model. Aim: Find out health promoter students dental health status and most dominant factors related to their dental health. Method: Cross sectional study with total population in University of Indonesia's 67 health promoter students using questionare and dental caries examination. Result: Students DMF-T index is 4.7, higher than national DMF-T index (based on Riskesdas 2013). 72% students have decay, 50,7% student have high caries status. 86,6% have low level of knowledge, 52.2% have negatif attitude, 71,6% have less behaviour, 71.6% knowing about the dental clinic UI free facility, only 12.5% use it. 41.8% with inhibiting social environment, and only 23.9% with supportive social environtment. Significant correlation only show in inhibiting social environtment with dental health status (P=0.036; OR=0.347; 95% CI=0.1-0.9). Multivariate test show supportive social environtment have OR=2,949, meaning that student without supportive social environtment will have high caries status 2,95 times higher. Conclusion: Student should be equipped with dental health knowledge that included in one of the subject, and dental check up once a year policy for students is needed.
Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Titiyani Amortiyana
Abstrak :
ABSTRAK
Nama : Eka Titiyani AmortiyanaProgram Studi: Ilmu Kesehatan MasyarakatJudul : Perokok Aktif Terhadap Kejadian Infeksi Ulang Pneumonia PadaBalita Di Wilayah Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan JakartaSelatanPneumonia masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia terutama padabalita. Balita dengan imunitas yang lemah sangat rentan terhadap penyakit, sehinggamenyebabkan bakteri pneumonia cepat berkembang dan berakibat menjadi infeksiulang pneumonia. Merokok dan lingkungan fisik rumah yang tidak sehatmemungkinkan berdampak pada kesehatan balita, seperti jenis atap rumah tidakgenteng asbes , dinding kayu dan lantai tanah beralas karpet. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui pengaruh perokok aktif terhadap infeksi ulangpneumonia pada balita di wilayah Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan JakartaSelatan. Metode penelitian cross sectional dengan sampel penelitian balita umur 2bulan ndash; 59 bulan yang beriwayat pernah menderita pneumonia dalam satu tahunterakhir dan tercatat pada rekam medik Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan,menggunakan kuesioner KPLDH tahun 2016. Hasil penelitian menunjukkan bahwa,perokok aktif berisiko 1,449 kali lebih tinggi 0,807 ndash; 2,601 , setelah di adjust olehjenis kelamin, bahan bakar masak dan variabel interaksi. Promosi kesehatan sangatdiperlukan untuk mempromosikan tentang pneumonia, lingkungan bersih dan tanpaasap rokok di rumah-rumah dan wilayah Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan.Kata kunci:Infeksi, Pneumonia, Balita, Lingkungan
ABSTRACT
Name Eka Titiyani AmortiyanaStudy Program Ilmu Kesehatan MasyarakatTitle Influence of Smokers Active In The Home Environment On TheIncidence Of Recurrent Pneumonia Infections In Under Five InPuskesmas Kecamatan Pesanggrahan Jakarta SelatanPneumonia is still a public health problem in Indonesia, especially in children underfive.Children under five who have a weak immune causing susceptibility to disease amajor causes of recurrent of pneumonia. The existence of smokers and the physicalenvironment of unhealthy homes may have an impact on the health of children underfive, such as the type of roof of the house is not tile asbestos , wooden walls andground floor with carpet. This study aims to determine the effect of smokers in thehome environment against recurrent of pneumonia in under five in the area ofPuskesmas Kecamatan Pesanggrahan South Jakarta. Methods of cross sectional studywith a 2 month until 59 months age study sample of pneumonia and recorded in themedical record of Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan, using the questionnaire inenvironmental factors KPLDH in 2016. The results showed that, active smokers had1.449 times higher risk 0.807 2.601 , after adjusted by sex, cooking fuel andinteraction variables. Health promotion is needed to convey for promotingpneumonia, cleaning environment to be free from smoke free environment fromsmoker in house environment at Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan JakartaSelatan.Keywords Infection, Pneumonia, Under Five, Environment.
2017
T48533
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library