Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh risiko dan regulasi keuangan terhadap ekosistem fintech pada platform bank digital di Indonesia. Dalam era digital yang berkembang pesat, bank digital telah menjadi pilar utama inovasi sektor keuangan di Indonesia. Teknologi ini memungkinkan masyarakat untuk mengakses layanan keuangan dengan lebih mudah, cepat, dan efisien, tanpa perlu bergantung pada infrastruktur perbankan tradisional. Namun, meskipun pertumbuhan bank digital menunjukkan potensi yang besar, berbagai tantangan dan risiko turut menyertainya. Risiko seperti risiko operasional, pasar, likuiditas, strategis, dan reputasi dapat mengancam stabilitas ekosistem fintech dan menurunkan kepercayaan pengguna terhadap layanan bank digital. Regulasi keuangan memiliki peran penting dalam menciptakan ekosistem yang stabil melalui mitigasi risiko tersebut serta memberikan kepastian hukum bagi pelaku industri. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei terhadap pengguna bank digital di Indonesia. Data dikumpulkan dari sejumlah responden yang relevan dan dianalisis menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) untuk mengidentifikasi hubungan antara variabel risiko, regulasi keuangan, dan ekosistem fintech. Hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko dan regulasi keuangan memiliki pengaruh signifikan terhadap ekosistem fintech pada platform bank digital. Penelitian ini tidak hanya memberikan kontribusi akademik melalui pengembangan literatur di bidang fintech, tetapi juga memberikan panduan praktis bagi pelaku industri dan regulator dalam merancang kebijakan yang efektif untuk mendukung pertumbuhan bank digital yang aman dan berkelanjutan di Indonesia. Dengan demikian, hasil penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi pada penguatan inklusi keuangan dan peningkatan daya saing industri fintech di tingkat nasional maupun internasional.

---

This study aims to analyze the influence of risk and financial regulation on the fintech ecosystem of digital banking platforms in Indonesia. In the rapidly evolving digital era, digital banking has emerged as a cornerstone of financial sector innovation in Indonesia. This technology enables the public to access financial services more conveniently, quickly, and efficiently, bypassing the constraints of traditional banking infrastructure. However, despite its remarkable growth potential, digital banking also faces numerous challenges and risks. Risks such as operational, market, liquidity, strategic, and reputational risks pose significant threats to the stability of the fintech ecosystem and may erode consumer trust in digital banking services. Financial regulation plays a critical role in fostering a stable ecosystem by mitigating these risks and providing legal certainty for industry players. This research employs a quantitative approach using survey methods targeting digital banking users in Indonesia. Data were collected from relevant respondents and analyzed using Structural Equation Modeling (SEM) to explore the relationships between risk, financial regulation, and the fintech ecosystem. The findings reveal that risk and financial regulations significantly influence the stability, sustainability, and growth of the fintech ecosystem on digital banking platforms. This study contributes not only academically by enriching the fintech literature but also practically by offering actionable insights for industry stakeholders and regulators in formulating effective policies to promote safe and sustainable digital banking growth in Indonesia. Consequently, the results of this research are expected to contribute to strengthening financial inclusion and enhancing the competitiveness of the fintech industry at both national and international levels."

"Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis pengaruh mekanisme tata kelola perusahaan melalui jumlah rapat dewan komisaris, proporsi komisaris independen, dan keberadaan komite CSR terhadap Pengungkapan SDG pada perusahaan manufaktur, tambang, dan energi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 23 perusahaan manufaktur, pertambangan, dan energi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2018 hingga 2023, dengan teknik penarikan sampel purposive sampling. Penelitian ini menemukan bahwa jumlah rapat dewan komisaris memiliki pengaruh positif tidak signifikan terhadap pengungkapan SDG. Proporsi komisaris independen berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan SDG. Keberadaan komite CSR Berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan SDG. Selanjutnya ketiga variabel kontrol masing-masing ROE memiliki hubungan negatif signifikan terhadap pengungkapan SDG, ROA dan Size memiliki hubungan positif signifikan terhadap pengungkapan SDG.

---

This study aims to analyze the influence of corporate governance mechanisms through the number of board of commissioner meetings, the proportion of independent commissioners, and the existence of a CSR committee on SDG disclosure in manufacturing, mining, and energy companies. The sample used in this study was 23 manufacturing, mining, and energy companies listed on the Indonesia Stock Exchange during the period 2018 to 2023, with a purposive sampling technique. This study found that the number of board of commissioner meetings had an insignificant positive effect on SDG disclosure. The proportion of independent commissioners had a significant positive effect on SDG disclosure. The existence of a CSR committee had a significant positive effect on SDG disclosure. Furthermore, the three control variables, namely ROE, had a significant negative relationship with SDG disclosure, ROA and Size had a significant positive relationship with SDG disclosure."

"Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis hubungan ESG disclosure dan Bank Performance. Dalam penelitian ini ESG disclosure diukur berdasarkan content analysis pada laporan keberlanjutan berdasarkan standar Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sedangkan bank performance diukur menggunakan operational performance (ROA), profitability performance (ROE) dan juga market performance (Tobin’s Q). Penelitian ini menggunakan sampel berupa perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam periode 7 tahun yaitu meliputi tahun 2017 sampai dengan 2023, dengan menggunakan teknik penarikan sampel purposive sampling. Dalam penelitian ini, terdapat 3 model yang memiliki perbedaan pada variabel dependen yang digunakan dengan adanya penggunaan variabel kontrol spesifik perbankan, GDP dan juga country governance. Hasil penelitian ini, menunjukan tidak terdapat hubungan antara ESG disclosure dan bank performance (ROA, ROE, Tobin’s Q). Hasil tersebut menandakan bahwa belum terdapat sinergi dalam implementasi ESG pada aktivitas inti perusahaan perbankan di Indonesia.

---

This study aims to examine the relationship between ESG disclosure and bank performance. ESG disclosure is measured using content analysis of sustainability reports based on the standards of the Financial Services Authority (OJK). Bank performance is evaluated through operational performance (ROA), profitability performance (ROE), and market performance (Tobin’s Q). The sample consists of banking companies listed on the Indonesia Stock Exchange over a seven-year period, from 2017 to 2023, using purposive sampling techniques. The study develops three models with variations in the dependent variables, incorporating bank-specific control variables, GDP, and country governance. The results show no significant relationship between ESG disclosure and bank performance (ROA, ROE, and Tobin’s Q). These findings suggest that there is no synergy between the implementation of ESG principles and the core activities of banking companies in Indonesia."