Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Edy Priyono
"Dilihat dari enrollment, dapat dikatakan bahwa Indonesia tertinggal sekitar 20 tahun dibandingkan Korea Selatan. Hal ini menunjukkan, bahwa Indonesia masih menghadapi masalah perluasan pendidikan. Masalah ini tampaknya disadari oleh pemerintah, sehingga dianggap perlu pencanangan program Wajib Belajar.
Dalam pengertian universal education, yang menjadi titik perhatian dalam pelaksanaan program Wakib Belajar adalah bagaimana meningkatkan aksesabititas penduduk terhadap fasilitas pendidikan. Dalam kerangka persoalan inilah muncul masalah tentang variabel apa yang bisa "dimainkan" dan seberapa besar perubahan yang diperlukan untuk mencapai suatu target enrollment tertentu.
Dengan menggunakan model logistik, studi ini berusaha menjawab pertanyaan tentang variabel apa saja yang mempengaruhi probabilita bersekolah, meliputi karakteristik individu, rumah tangga dan institusi pendidikan (khususnya biaya). Analisis dilakukan secara umum (tanpa memperhatikan strata pendapatan) dan menurut strata pendapatan. Berdasarkan identifikasi variabel yang pengaruhnya signifikan, studi ini ingin melihat dampak perubahan biaya pendidikan terhadap probabilita bersekolah. Dalam skala makro, dampak perubahan yang dimaksud adalah terhadap enrollment.
Karena keterbatasan observasi, studi yang menggunakan data IFLS 1993 ini membatasi analisis hanya untuk jenjang pendidikan SD dan SLTP. Sejauh dimungkinkan, variabel biaya sekolah didisagregasi menjadi (i) uang pangkal, (ii) uang rutin bulanan, (iii) uang rutin tahunan, (iv) uang talc teratur dan (v) yang dibayarkan bukan kepada sekolah. Untuk responden yang tidak bersekolah, variabel biaya ini di-estimate dengan model persamaan tinier. Sebaliknya, untuk responden yang bersekolah, variabel upah di-estimate dengan metode yang kurang lebih sama.
Studi ini menghasilkan kesimpulan bahwa variabel yang mempengaruhi probabilita bersekolah SLTP lebih banyak dibandingkan SD. Jika dilihat menurut strata, untuk strata rendah variabel yang mempengaruhi probabilita bersekolah lebih banyak dibandingkan dengan strata yang lebih tinggi.
Dilihat menurut jenis kelamin, probabilita anak perempuan untuk bersekolah temyata lebih besar dibandingkan dengan anak laki-laki, balk untuk SD maupun SLTP. Dilihat secara lebih spesifik, untuk jenjang SD disparitas antar jenis kelamin ini hanya muncul di kelompok menengah dan rendah, sedangkan untuk SLTP disparitas muncul di semua strata.
Jumlah anggota rumah tangga merupakan beban bagi rumah tangga dalam kaitannya dengan probabilta bersekolah bagi anak. Semakin besar jumlah anggota rumah tangga, semakin rendah probabilita bersekolah anak yang hidup dalam rumah tangga tersebut.
Sementara itu, jenis pekerjaan orang tua juga signifikan pengaruhnya terhadap probabilita bersekolah. Probabilita anak usia SLTP yang berasal dari rumah tangga pertanian lebih rendah dibandingkan yang berasal dari rumah tangga non-pertanian.
Disparitas pendidikan menurut tempat tinggal masih ada di jenjang pendidikan SD, yakni untuk strata rendah. Untuk SLTP, disparitas ini muncul di strata rendah dan menengah. Semua disparitas yang dimaksud kecenderungan di daerah perkotaan lebih tinggi dibandingkan di perdesaan.
Berdasarkan elastisitas terhadap pendapatan, untuk jenjang SD permintaan terhadap pendidikan strata rendah merupakan yang paling elastis. Untuk SLTP, strata menengah merupakan yang paling elastis permintaan pendidikannya. Hasil ini agak berbeda dengan temuan Hashimoto dan Heath (1995) yang menunjukkan bahwa pennintaan pendidikan strata menengah merupakan yang paling elastis.
Berbagai kesimpulan dalam studi ini berimplikasi pada beberapa kebijakan yang dapat diambil oleh pemerintah. Target penuntasan program Wajib Belajar terutama harus dicapai melalui pengendalian biaya pendidikan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengendalian biaya pendidikan secara langsung dapat dilakukan melalui sekolah-sekolah negeri, sedangkan pengendalian secara tidak langsung dapat dilakukan melalui pengembangan iklim persaingan dalam bisnis prasarana belajar. Revisi kebijakan juga perlu dilakukan berkaitan dengan subsidi. Mekanisme subsidi harus diarahkan kepada aliran dana dari pemerintah ke strata rendah atau dari strata tinggi ke strata rendah."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1998
T5679
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lammindo Jelita
"Kebijakan pemerintah melalui Kementerian BUMN RI berupa Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor 100 Tahun 2002 tentang penilaian tingkat kesehatan BUMN dan Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor 117 Tahun 2002 tentang penerapan praktek Good Corporate Governance (GCG) di lingkungan BUMN ternyata belum dapat mengurangi jumlah PTPN yang bermasalah dalam hal aspek keuangannya. Pada tahun 2005, atau tiga tahun setelah kebijakan tersebut diterbitkan, masih tampak sejumlah PTPN yang berada pada kondisi merugi. Padahal seharusnya paket kebijakan ini dapat berperan sebagai institusi yang memacu kinerja keuangan BUMN sekaligus mendorong implementasi pengelolaan perusahaan negara yang benar. Akan tetapi masih ada harapan melihat bahwa masih ada PTPN mampu berkembang bahkan bersaing dengan swasta. Oleh karena itu berbagai kendala internal maupun eksternal yang masih menghambat perkembangan sejumlah PTPN perlu dicari penyebab dan solusinya. Pada akhirnya tidak dapat dipungkiri bahwa mekanisme tata kelola perusahaan yang baik dan benar (GCG) merupakan kunci utama untuk memaksimalkan nilai BUMN pada umumnya dan PTPN pada khususnya sehingga PTPN pun mampu bersaing dengan perusahaan perkebunan swasta."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Upik Wira Marlin Djalins
"Karena sumbangan industri kayu lapis yang cukup besar pada penerimaan devisa ekspor non-migas, guncangan yang dihadapi industri ini akan cukup mempengaruhi kestabilan penerimaan devisa Indonesia. Dengan adanya kampanye penggunaan ekolabel atas produk kayu, Indonesia perlu bersikap pro-aktif untuk menjaga agar penerimaan devisanya tidak terganggu akibat isu ini, dan pada saat yang bersamaan juga perlu menjaga kelestarian hutan tropisnya yang amat berharga itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kelayakan penerapan ekolabel untuk industri kayu lapis Indonesia. Secara lebih spesifik adalah untuk membuktikan bahwa karakteristik pasar kayu lapis Indonesia sebenarnya memberikan celah untuk usaha ekolabel, dan bahwa eko-label tidak berpengaruh negatif terhadap penerimaan dari kayu lapis. Metodologi yang digunakan adalah metode analisis data secara kualitatif, dan analisis pasar di 8 negara tujuan ekspor Indonesia secara kualitatif, dengan memanfaatkan metode pangkatdua terkecil dua tahap dan data pooling. Negara yang dijadikan obyek penelitian terdiri dari negara yang sensitif terhadap isu lingkungan dan yang tidak. Penulis mengaplikasikan dua skenario, yaitu skenario pemasaran tanpa ekolabel dan skenario pemasaran dengan ekolabel. Hasil penelitian menunjukkan elastisitas permintaan terhadap harga untuk keseluruhan 8 negara tujuan ekspor pada saat ekolabel belum dilaksanakan bersifat inelastik. Sementara elastisitas permintaan terhadap harga ketika ekolabel telah dilaksanakan, dan pada saat diferensiasi pasar diaplikasikan secara tegas, bersifat enelastik baik pada pasar yang sensitif terhadap isu lingkungan dan yang tidak. Pada skenario setelah pelaksanaan ekolabel, elastisitas permintaan terhadap pendapatan bersifat inelastik pada pasar yang sensitif, dan bersifat elastik pada pasar yang tidak sensitif. Pada periode penelitian, ternyata terjadi pergeseran konsentrasi pasar tujuan ekspor, dari pasar-pasar yang sensitif-yaitu Eropa dan Amerika Serikat - ke pasar-pasar yang tidak sensitif yaitu Jepang dan Korea. Hal ini terjadi ketika harga yang diterima dari pasar yang sensitif jauh lebih baik dari harga yang diterima dari pasar yang tidak sensitif. Anomali ini diduga terjadi karena sistem tata niaga kayu lapis. Inti dari usaha ekolabel adalah pembeberan mutu produk dan transparan informasi agar konsumen dapat memutuskan pembelian dengan informasi selengkap mungkin. Tujuan ekolabel tidak akan tercapai jika niaga kayu lapis masih tetap dilaksanakan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S19047
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winang Budoyo
"Krisis hutang luar negeri negara-negara yang sedang berkembang muncul sebagai akibat dari adanya boom minyak pada dasawarsa 1970, yang menyebabkan pendapatan negara-negara pengekspor minyak meningkat. Peningkatan pendapatan tersebut mendorong mereka untuk membangun negaranya masing-masing, dengan menarik pinjaman dari luar negeri, termasuk pinjaman dari sektor swasta. Dilain pihak dengan adanya kenaikan harga minyak tersebut menyebabkan beban yang harus ditanggung oleh negara-negara berkembang pengimpor minyak semakin meningkat. Sehingga mereka ikut mencari dana dari luar negeri. Memasuki dasawarsa 1980, harga-harga komoditi primer yang merupakan ekspor andalan negara-negara berkembang mengalami penurunan, sehingga pendapatan mereka berkurang. Di lain pihak negara-negara maju melakukan pengetatan anggaran untuk dapat menurunkan laju inflasi dan mengurangi pelarian modal ke luar negeri. Sehingga tingkat bunga riil dunia meningkat. Kenaikan tingkat bunga riil inilah yang menyebabkan timbulnya krisis hutang luar negeri, sebab beban yang harus ditanggung oleh negara-negara berkembang sebagai penerima pinjaman meningkat. Krisis tersebut diawali dengan tindakan Meksiko yang menyatakan bahwa negara tersebut tidak mampu lagi untuk melunasi pinjamannya pada tahun 1982. Sejak saat itu muncul berbagai upaya yang dilakukan baik oleh Bank Dunia maupun Dana Moneter Internasional untuk mengatasi krisis hutang luar negeri tersebut. Diantaranya melalui Baker Plan dan Brody Plan yang menghapuskan sebagian hutang luar negeri Meksiko. Dalam perkembangannya muncul bentuk-bentuk pengurangan hutang luar negeri yang lain, seperti pengurangan tingkat bunga pinjaman, perpanjangan waktu pembayaran, pengaitan pembayaran bunga hutang dengan ekspor, maupun pengurangan hutang melalui pasar sekunder. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk melihat pengaruh pengurangan beban hutang luar negeri (dalam hal ini beban bunganya) terhadap perekonomian Indonesia, terutama pada konsumsi swasta, investasi swasta, dan pendapatan nasional. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka penelitian ini dibagi dalam dua tahap, yaitu : 1. menguji validitas teori yang dipakai melalui regresi dua tahap. 2. melakukan simulasi untuk melihat dampak dari adanya pengurangan beban hutang terhadap konsumsi swasta, investasi swasta, dan pendapatan nasional, baik berupa simulasi historis antara tahun 1969 sampai 1993 maupun berupa peramalan antara tahun 1994 sampai 2003. Hasil penelitian tahap pertama berhasil menunjukkan validitas teori yang dipakai. Hasil penelitian tahap kedua menunjukkan bahwa adanya pengurangan beban bunga hutang dapat meningkatkan kinerja konsumsi swasta, investasi swasta, dan pendapatan nasional. Di samping itu, hasil penelitian tahap kedua juga berhasil melihat dan meramalkan struktur hutang Indonesia. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa dengan struktur hutang yang sama dengan kondisinya lima tahun terakhir, maka Indonesia akan mengalami krisis hutang luar negeri pada tahun 1998. Karena krisis hutang akan terjadi dalam waktu yang sangat dekat, maka dibutuhkan kesungguhan upaya pemerintah dengan sisa waktu yang ada untuk dapat menggalang sumber dana dari dalam negeri berupa pajak dan tabungan nasional, sekaligus meningkatkan pendapatannya dari luar negeri yang berupa ekspor. Penulis menyarankan perluasan model yang digunakan dengan memasukkan variabel-variabel non-kuantitatif yang relevan dalam menerangkan pengaruh pengurangan beban hutang terhadap kinerja perekonomian Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S19039
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Patunru, Arianto Arif
"Dalam khasanah ilmu ekonomi pertumbuhan, disadari adanya dua mazhab besar yang mendominasi wacana tentang bagaimana sebenarnya perekonomian dapat bertumbuh dan faktor- faktor apa saja yang menjadi determinan utamanya. Mazhab pertama adalah Model Pertumbuhan Neo-Klasik yang menjadikan karya Solow (1956) sebagai tonggak utamanya. Model ini memperlakukan faktor kemajuan teknologi sebagai unsur yang eksogen dalam pertumbuhan ekonomi. Selain itu, is juga memprediksikan akan adanya konvergensi dalam pertumbuhan ekonomi. Mazhab kedua adalah Model Pertumbuhan Baal yang seringkali disebut sebagai Model Pertumbuhan Endogen. Karya-karya yang banyak diacu sebagai perintis mazhab ini adalah Romer (1986), Lucas (1988), dan Grossman-Helpman (1991). Model ini memasukkan faktor kemajuan teknologi sebagai unsur yang endogen dalam model pertumbuhannya. Dan karena asumsi increasing returns yang dianutnya, model ini menolak hipotesis konvergensi dalam pertumbuhan ekonomi. Beberapa ekonom mencoba melakukan sintesis dari kedua mazhab di atas. Di antaranya adalah Mankiw, Romer, and Weil (1990) dan Chou (1995). Kedua karya ini melakukan modifikasi terhadap Solow dengan semangat pemikiran yang dipengaruhi oleh model pertumbuhan bare. Mereka memasukkan unsur modal manusia dalam model Solow. MRW melakukan studi empiri kerat-lintang terhadap 121 negara tahun 1960 dan 1985, sedangkan Chou melakukan studi empiri deret-waktu terhadap pada kasus Taiwan 1953-92. Dalam skripsi ini penulis mencoba membawa model Solow termodifikasi dengan mengacu ke MRW (1990) dan Chou (1995) dalam kasus Indonesia 1965-94 dan regional Indonesia 1985-91. Dengan demikian, selain melakukan analisis deret-waktu, penulis juga melakukan analisis data panel. Metode estimasi yang digunakan adalah Ordinary Least Square untuk deret-waktu dan Seemengly Unrelated Regression dengan Fixed Effect Model untuk data panel. Hasil estimasi menunjukkan bahwa modal manusia berpengaruh posistif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia 1965-94 dan regional Indonesia 1985-91. Namun besarannya sangat kecil, dan bane meningkat ketika didukung modal fisik. Selain itu, hasil uji konvergensi menolak hipotesis konvergensi pada tataran regional Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1997
S19204
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahgena Ardhila
"Menonjolnya peranan nilai tukar dalam perokonomian dewasa ini merupakan salah sate konsekuensi dan semakin terbukanya sistem perekonomian negara-negara di dunia. Setiap perubahan eksternal yang terjadi akan langsung berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan nilai tukar suatu negara. Gejolak dalam keseimbangan tersebut akan berdampak pada kinerja perdagangan negara yang bersangkutan yang diukur dengan daya saing negara tersebut dalam memproduksi komoditasnya relatif terhadap negara lain. Jenis rezim nilai tukar yang berlaku juga turut mempengaruhi keseimbangan dan nilai tukar. Skripsi ini bertujuan untuk melihat apakah nilai tukar Indonesia relatif terhadap empat negara pemegang hard currencies (US, Inggris, Jerman dan Jepang) akan kembali pada keseimbangan semula sesuai dengan yang dikemukakan oleh teori Purchasing Power Parity (PPP) yang banyak dipakai sebagai basis penentuan besaran nilai tukar (bilateral). Metodologi ekonometri yang digunakan untuk membuktikan keabsahan konsep PPP terutama dalam jangka panjang ini adalah model pengujian kointegrasi yang dikemukakan dari Engle-Granger. Sementara untuk mengetahui sifat dari peubah yang diuji (nilai tukar dan indeks harga), apakah bersifat stasioner atau tidak, digunakan uji Dickey Fuller. Periode data yang digunakan adalah dari Oktober 1986 hingga Maret 1996, suatu periode 10 tahun di mana perekonomian Indonesia tidak mengalami gejolak akibat devaluasi (model ini mengasumsikan bahwa dalam periode uji tidak terdapat gangguan eksternal yang cukup signifikan, atau dengan kata lain, tidak terjadi perubahan rezim nilai tukar). Hasil pengujian menunjukkan bahwa keempat nilai tukar tersebut tidak memiliki hubungan kointegrasi dengan tingkat harga, seperti yang diasumsikan dalam teori PPP. Pengujian stasioneritas menunjukkan bahwa nilai tukar rupiah terhadap dolar bersifat stasioner, namun hal ini dapat dimengerti mengingat kebijaksanaan otoritas moneter Indonesia yang cenderung mengikuti pola pergerakan nilai tukar dolar Amerika. Meskipun demikian, hasil regresi OLS sederhana terhadap model PPP relatif terhadap Amerika juga menunjukkan bahwa tidak ada hubungan PPP yang signifikan antara nilai tukar rupiah terhadap dolar dengan indeks harga yang bersangkutan. Secara umum terlihat, bahwa kebijakan moneter yang masih didasarkan pada model PPP kurang layak untuk digunakan mengingat tidak terbukti adanya keseimbangan jangka panjang dari konsep yang bersangkutan, terlepas dari adanya beberapa kekurangan/kelemahan di dalam pelaksanaan pengujian ekonometri ini. Penetapan rezim nilai tukar yang mengambang terkendali dengan rentang spread yang besar sangat dianjurkan untuk mengurangi intervensi otoritas moneter yang menggunakan teori PPP. Perkembangan yang terjadi saat penulisan skripsi ini berakhir semakin menguatkan pernyataan di atas, di mana pemerintah akhirnya menerapkan rezim nilai tukar yang mengambang sempurna dalam usahanya mengatasi gejolak eksternal yang berdampak besar terhadap keseimbangan nilai tukar."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1997
S19181
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Suharnoko F. Sjahrir P.
"Inflasi atau kenaikan tingkat harga umum bukanlah merupakan hal Baru untuk Indonesia, pada periode 1962-1965 rata-rata inflasi Indonesia mencapai 162.2%. Pada periode 1967-1968 rata-rata inflasi Indonesia mencapai 115.4%. Hal ini terulang lagi pada akhir abad ke 20, ketika krisis mata uang melanda kawasan Asia Tenggara, Rupiah terdepresiasi hingga 80% dan Inflasi melonjak hingga 70% dari inflasi terkendali periode sebelumnya dengan inflasi tertinggi sekitar 10%*. Inflasi yang tinggi tentunya akan mengurangi daya beli masyarakat dan akan mempengaruhi perekonomian secara menyeluruh. Skripsi ini bertujuan mencari faktor penyebab inflasi dalam jangka panjang dan pendek, sehingga dapat mengidentifikasi variabel yang dapat mempengaruhi tingkat harga umum dalam jangka panjang dan pendek. Model inflasi yang digunakan adalah Error Correction Model, yang menunjukkan pengaruh variabel dalam jangka pendek dan jangka panjang berdasarkan sektor, Sektor Moneter dan Sektor Luar Negeri. Landasan teori yang digunakan adalah Teori Money Demand untuk sektor moneter dan Teori Purchasing Power Parity untuk sektor Luar Negeri. Model yang dipakai dalam skripsi ini menggunakan model inflasi Kenya yang dikembangkan oleh Dick Durevall dan Njuguna S. Ndung'u dari IMF. Hasil perhitungan ekonometri yang didapat menunjukkan variabel-variabel kedua sektor berpengaruh dalam jangka panjang dan pendek, tetapi variabel-variabel sektor moneter memiliki adjustment speed yang lebih tinggi daripada variabelvariabel sektor luar negeri. Hal ini berarti variabel-variabel sektor moneter paling tepat digunakan untuk mempengaruhi tingkat harga umum dalam jangka pendek. dan variabel-variabel sektor luar negeri dapat digunakan untuk mengendalikan inflasi dalam jangka panjang. Untuk penelitian berikutnya, penulis menyarankan untuk menggunakan model simultan yang akan lebih. komprehensif menangkap dinamika tingkat harga dan variabel yang mempengaruhinya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
S19261
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rio Matra Dinata
"Laporan magang ini merupakan analisis terhadap Sentra Kriya Rumah Pintar Wanita Islam Klender, Jakarta Timur. Pembahasan dilakukan melalui empat aspek yaiiyu aspek kelembagaan dan organisasi, produksi, pemasaran dan keuangan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode statistik deskriptif dan analisis S.W.O.T. Hasil dari penelitian ini adalah tiga hal. Pertama, tata kelola Rumah Pintar Wanita Islam saat ini belum efektif. Kedua, sentra kriya sudah mendorong dan mengarahkan anggotanya untuk menjadi UMKM. Ketiga, produk sentra kriya memiliki potensi untuk menambah keuangan sentra kriya jika dapat dipasarkan.

This internship report is an analysis of Sentra Kriya Rumah Pintar Wanita Islam Klender, East Jakarta. It discuss four aspects, those are institution and organization, production, marketing and finance.This study applies descriptive statistics and S.W.O.T analysis. Results of this study shows three areas. Firstly, current governance of Rumah Pintar Wanita Islam has not yet effective. Secondly, Sentra Kriya has supporting and encouraging its members to become SMEs. Thirdly, Sentra Kriya’s products has a potential to improve Sentra Kriya finance if the products are marketable.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Gatot Subroto
"ABSTRAK
Kinerja suatu perekonomian baik nasional maupun regional dapat dilihat dari pertumbuhan output dan struktur output menurut sektor ekonomi. Keadaan tersebut ditunjukkan oleh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atau Produk Domestik Bruto (PDB). PDRB atau PDB pada dasarnya adalah penjumlahan nilai tambah brutto (NTB) atau output sektor-sektor ekonomi yang bersangkutan. Output perekonomian yang dihasilkan oleh suatu daerah atau negara secara teoritis, merupakan kombinasi teknis dari faktor-faktor produksi yang terlibat didalam proses produksi yang bersangkutan. Secara matematis sederhana digambarkan melalui fungsi Y = f (K, L).

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kecenderungan ketenagakerjaan dan melakukan proyeksi serta menganalisa perubahan struktur ketenagakerjaan di propinsi Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan. Dengan melihat kesempatan kerja dan PDRB masing-masing sektor berhubungan secara posistif, serta hubungan kesempatan kerja di sektor pertanian, industri, dan perdagangan dan PDRB di sektor produksi lainnya berhubungan secara posistif.

Proyeksi pergeseran strukur tenaga kerja dengan menggunakan model ketenagakerjaan secara regional pada dasarnya merefleksikan proyeksi pergeseran struktur ekonomi daerah yang bersangkutan. Oleh sebab itu, proyeksi perubahan sruktur tenaga kerja tersebut dapat dijadikan acuan dalam mengambil kebijakan untuk investasi sumber daya manusia di daerah yang bersangkutan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, untuk semua sektor produksi menggambarkan adanya peningkatan yang cukup tinggi di masing-masing propinsi. Namun untuk sektor pertanian, menunjukkan adanya kecenderungan relatif yang semakin menurun di masa-masa yang akan datang. Dari data yang disajikan telah memberikan indikasi adanya pergeseran kesempatan kerja dari sektor primer (khususnya pertanian) ke sektor nonprimer (khususnya industri). Hal ini menggambarkan adanya pergeseran struktur ekonomi (dalam hal ini kesempatan kerja), sebagai saiah satu konsekuensi logis dari pembangunan ekonomi nasional.

"
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angraini S.
"Laporan magang ini membahas kemampuan pengurus dalam mengelola sentra kriya Rumah Pintar Dharma Vidya dengan efektif berdasarkan analisis dari 4 aspek yaitu aspek kelembagaan dan organisasi, produksi, pemasaran dan keuangan. Penelitian ini mengkhususkan pada kegiatan pelatihan sentra kriya bagi remaja dan ibu-ibu. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain analisis SWOT dan statistik deskriptif. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa berdasarkan 4 aspek yaitu aspek kelembagaan dan organisasi, produksi, pemasaran, dan keuangan pengurus Rumah Pintar Dharma Vidya DWP Kementerian PU mampu mengelola sentra kriya dengan efektif.

This internship report discusses the ability of administrators to manage craft centers Rumah Pintar Dharma Vidya effectively based on four aspects: institutional and organizational, production, marketing and financial aspect. This research specializes in training activities for teenagers and mothers. This study is a qualitative research design with SWOT analysis and descriptive statistics. The results conclude that based on four aspects: institutional and organizational, production, marketing and financial aspect the committee can manage craft centers Rumah Pintar Dharma Vidya DWP Ministry of Public Works effectively."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>