Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indah Anindita
"ABSTRAK
ASI mengandung nutrisi lengkap yang telah banyak digunakan sebagai pengobatan komplementer secara topikal. Penelitian menunjukan penggunaan ASI secara topikal efektif dalam mengatasi permasalahan gangguan integritas kulit dan resiko infeksi pada bayi dengan ruam popok dan atopic eczema. Selain itu, penggunaan ASI secara topikal telah banyak diteliti untuk menurunkan resiko infeksi dalam perawatan tali pusat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merekomendasikan standar prosedur operasional dalam mengatasi gangguan integritas kulit dan resiko infeksi pada ruam popok, atopic eczema, dan perawatan tali pusat dengan implementasi berupa aplikasi ASI secara topikal. Penelitian ini menggunakan metode penelitian study literature dengan menghimpun berbagai database dan didapatkan 2011 artikel sesuai dengan kata kunci, kemudian artikel tersebut disaring dengan metode PICO dan didapatkan kriteria inklusi berupa: 1)Populasi penelitian yaitu Bayi dengan gangguan integritas kulit dan resiko infeksi 2)Penelitian clinical trial 3) Tahun publikasi 2010-2020 4) Dipublikasikan dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Selanjutnya disaring dengan menggunakan kriteria eksklusi yaitu jenis penelitian systematic review, literature review, conference papers, posters atau abstrak, periodicals, surat kepada editor, dan text book. Dari proses penyaringan, didapatkan 16 artikel sesuai kriteria inklusi. Terdapat 3 artikel membahas penggunaan ASI secara topikal untuk ruam popok dan 3 artikel lainnya membahas penggunaan ASI secara topikal untuk atopic eczema. Penggunaan ASI secara topikal untuk perawatan tali pusat dibahas ke dalam 10 artikel. Berdasarkan artikel tersebut, penelitian ini merekomendasikan standar prosedur operasional aplikasi ASI secara topikal terhadap ruam popok, atopic eczema, dan perawatan tali pusat pada bayi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk penelitian selanjutnya.

ABSTRACT
Human Breast milk (HBM) contains complete nutrition that used as topical complementary medicine. Research shows topical use of HBM is effective in overcoming problems of impaired skin integrity and risk of infection in infants with diaper rash and atopic eczema. In addition, the use of topical HBM can reduce the risk of infection in cord care. The purpose of this study is to recommend a standard operating procedure in dealing with impaired skin integrity and risk of infection in diaper rash, atopic eczema, and umbilical cord care with implementation of topical HBM application. This study uses study literature method by compiling databases and found 2011 articles from keywords, then it was filtered by PICO method and inclusion criteria in the form of: 1)The population is infants with impaired skin integrity and risk of infection;2) Clinical research trial;3) Year of publication 2010-2020;4) Published in English and Indonesian. Filtered using exclusion criteria: a systematic review research, literature review, conference papers, posters or abstracts, periodicals, letters, and books. After screening, 16 articles are used according to inclusion criteria. There are 3 articles discussing topical use of HBM for diaper rash and 3 other articles discussing topical use of HBM for atopic eczema. The use for cord care is discussed in 10 articles. Based on the article, this study recommends standard operating procedures for topical application of HBM for diaper rash, atopic eczema, and umbilical cord care in infants. The results of this study are expected to be useful for further research.
"
2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rhahmadiani Fitri
"Meningitis adalah penyakit infeksi sistem syaraf pusat yang menyerang meningens atau selaput otak. Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui manajemen asuhan keperawatan pada anak meningitis dengan risiko keterlambatan perkembangan. Metodologi penulisan adalah case study, dengan melaksanakan asuhan keperawatan langsung kepada klien. Data yang didapat melalui pengkajian dengan cara wawancara, pemeriksaan fisik dan mengumpulkan data dari rekam medik klien untuk data penunjang.
Intervensi yang diberikan yaitu berupa stimulasi perkembangan pada klien untuk kelompok umur tahapan tumbuh kembang 0-4 bulan serta juga melakukan pengajaran stimulasi untuk orang tua sebagai persiapan pulang. Hasilnya klien belum mengalami keterlambatan tumbuh kembang dan klien mampu mengikuti beberapa stimulasi yang
diberikan. Orang tua klien paham dan mengerti bahwa anaknya berisiko untuk mengalami keterlambatan dan orang tua mampu melakukan stimulasi secara mandiri setelah dilakukannya demonstrasi stimulasi perkembangan kepada klien. Stimulasi dini penting dilakukan kepada klien yang mempunyai risiko keterlambatan perkembangan. Rekomendasi dari studi ini agar ada follow up berkelanjutan terhadap stimulasi yang diberikan.

Meningitis is an infectious disease of the central nervous system that attacks the meningens or the lining of the brain. This study aims to find out the effect of nursing care in meningitis children with the risk of developmental delay. In this case study, data was obtained through assessment by interviews, physical examination and collecting data from the client`s medical records for supporting data. The interventions that implemented were developmental stimulation to clients for the age group of 0-4 months and teaching the stimulation to parents for discharge planning. The result is that the client has not experienced any developmental delays and the client is able to follow some of the stimulation given. The client`s parents know and understand that their child is at risk of experiencing delays. The parents are able to perform stimulation independently after a
demonstration of developmental stimulation is carried out to the client. This study concludes early stimulation is important for clients who have a risk of developmental delays. Continuous follow up for the stimulation is recommended.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Agustin Chaemar
"Kanker merupakan penyakit kronis yang banyak terjadi akibat adanya perubahan pola hidup tidak sehat pada masyarakat perkotaan. Keluhan yang muncul pada penderita kanker khususnya pada anak adalah nyeri. Masalah nyeri dapat diselesaikan dengan manajemen nyeri nonfarmakologi seperti intervensi distraksi visual. Distraksi visual merupakan pengalihan nyeri yang dilakukan dengan melihat sesuatu yang indah, membaca, dan menonton video kesukaan. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan anak dengan nyeri kanker, dan menganalisisi penerapan intervensi dstraksi visual pada anak dengan nyeri kanker. Hasil karya ilmiah ini menunjukkan distraksi visual efektif dalam menurunkan skala nyeri anak dari skala 6-5 nyeri sedang menjadi skala 0-3 nyeri ringan . Karya ilmiah ini diharapkan dapat menjadi studi kasus manajemen nyeri kanker pada anak yang kemudian dapat dikembangkan menjadi penelitian dan landasan manajemen nyeri kanker pada anak.

Cancer is a chronic disease usually caused by unhealthy lifestyle changes in urban society. Cancer patients especially children are often experience pain as the perceived reactions of the disease. Pain problem can be managed by pain management such as visual distraction intervention. Visual distraction works by shifting pain with seeing something beautiful, reading, or watching favourite videos. The purpose of paper is to analyse nursing care and pain management through visual distraction of a child with cancer pain. The result from this study shows visual distraction intervention effectively reduced the pain experiencing by cancer child from scale 6-5 medium pain to scale 0-3 mild pain . This paper can be developed in the future as a research activity and the foundation of cancer pain management."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wida Arminiati Zuhniah
"Perawatan menstrual hygiene pada anak dengan cerebral palsy memerlukan penanganan berbeda dibandingkan dengan anak normal pada umumnya. Ketidakmampuan mereka dalam mengganti pembalut serta menjaga kebersihan diri menjadikan alasan dibutuhkannya peran orang tua atau pengasuh dalam merawat kebersihan diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran praktik hygiene menstruasi pada remaja cerebral palsy yang dibantu oleh orang tua atau pengasuh. Penelitian menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus. Wawancara mendalam dilakukan pada 6 orang informan secara daring yang dilakukan pada bulan Juni-Juli 2020. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa orang tua dan pengasuh cerebral palsy sangat memahami dan peduli akan perawatan kebersihan menstruasi pada anaknya. Seluruh informan merasakan adanya kerentanan dan keparahan penyakit akibat hygiene menstruasi yang buruk. Informan juga merasakan adanya manfaat dan hambatan dari tindakan pencegahan yang telah dilakukan. Namun sebagian besar informan tidak mencari tahu dan tidak pernah diberikan informasi maupun pengarahan mengenai perawatan hygiene menstruasi pada anak dengan cerebral palsy.

Treatment for menstrual hygiene in children with cerebral palsy requires different treatment compared to normal children in general. Their inability to replace pads and maintain personal hygiene makes the reason for the need for the role of parents or caregivers in caring for personal hygiene. This study aims to determine the description of menstrual hygiene practices in adolescent cerebral palsy assisted by parents or caregivers. This research uses a qualitative approach with a case study design. In-depth interviews were conducted with 6 informants online conducted in June-July 2020. The results of the study showed that parents and caregivers of cerebral palsy were very understanding and concerned about menstrual hygiene care for their children. All informants felt the vulnerability and severity of the disease due to poor menstrual hygiene. The informant also felt the benefits and obstacles from the precautions that had been taken. However, most informants did not find out and were never given information or guidance regarding menstrual hygiene care in children with cerebral palsy.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rose Nirwana Handayani
"Bayi berat lahir rendah (BBLR) memiliki ukuran vena yang sangat kecil sehingga memiliki resiko dilakukan pemasangan akses intravena perifer dengan beberapa kali penusukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari pemasangan akses intravena perifer berulang pada BBLR. Desain penelitian menggunakan cross sectional melibatkan 211 responden di salah satu rumah sakit rujukan di Jakarta dengan teknik consecutive sampling. Hasil uji korelasi Spearman menunjukan adanya hubungan yang bermakna antara pemasangan akses intravena perifer berulang pada BBLR dengan peningkatan nyeri, peningkatan frekuensi nadi, peningkatan frekuensi nafas, penurunan saturasi oksigen, penurunan suhu tubuh, durasi menangis bayi, keterlambatan terapi, durasi pemasangan dan tingginya biaya perawatan dengan nilai (p<0,001). Pada penelitian ini, sebagian besar responden memiliki usia gestasi 32-36 minggu, berat lahir 1501-2499 gram, dan berjenis kelamin laki-laki. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan landasan dalam pengembangan tindakan preventif untuk mengurangi dampak pemasangan akses intravena perifer berulang pada bayi berat badan lahir rendah.

Low birth weight babies (LBW) have a very small size of vein so that they have the risk to do peripheral intravenous access by multiple insertion. This research aims to determine the impact of multiple insertion on intravenous access to LBW. The research design uses a cross sectional  involving 211 respondents in a referral hospital in Jakarta with consecutive sampling. The Spearman correlation test results show that there is a significant relation between multiple insertion on intravenous parifer in LBW with increased pain, increased pulse frequency, increased breath frequency, decreased oxygen saturation, decreased body temperature, duration of crying babies, delay in therapy, duration of installation and high cost of treatment with value (p<0,001). In this research, most of respondent have gestational age about 32-36 weeks, 1501-2499 grams of birth weight, and male sex. This research is expected to be used as a basis for developing preventive measures to reduce the impact of the multiple insertion on peripheral intravenous access for low birth weight babies."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asyifa
"Bayi prematur dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) lahir dengan berbagai masalah kesehatan. Masalah yang sering terjadi adalah terkait dengan lemahnya refleks hisap dan menelan sehingga mengakibatkan masalah pada pemberian nutrisi. Masalah pemberian nutrisi pada kelahiran bayi prematur akan menyebabkan nutrisi tidak adekuat sehingga terjadi malnutrisi, gagal tumbuh, dan kegagalan perkembangan otak. Karya tulis ini bertujuan untuk menganalisis intervensi Premature Infant Oral Motor Intervention (PIOMI) untuk meningkatkan kemampuan menghisap dan menelan pada bayi Ny. A I. PIOMI merupakan salah satu metode baru dengan metode pijitan untuk meningkatkan kemampuan motorik pada bayi prematur. PIOMI bertujuan untuk meniru pengalaman oral in-utero yang memperkuat dan mengembangkan mekanisme makan. Delapan langkah memberikan gerakan yang dibantu untuk mengaktifkan kontraksi otot dan memberikan gerakan melawan resistensi untuk membangun kekuatan pada area yang dibutuhkan untuk minum secara oral. Hasil dari intervensi ini menunjukkan adanya peningkatan kemampuan menghisap dan menelan setelah 2 kali diberikan intervensi. Oleh karena itu, karya tulis ini merekomendasikan intervensi PIOMI pada bayi prematur dengan BBLR yang memiliki masalah menghisap.

Premature babies with Low Birth Weight (LBW) are born with various health problems. Problems that often occur are related to weak sucking and swallowing reflexes, resulting in problems with feeding. Problems with nutrition in premature babies will cause inadequate nutrition, resulting in malnutrition, failure to thrive, and failure of brain development. This paper aims to analyze the Premature Infant Oral Motor Intervention (PIOMI) intervention to improve the sucking and swallowing ability of Ny. A I. PIOMI is a new method with massage method to improve motor skills in premature babies. PIOMI aims to mimic the in-utero oral experience that reinforces and develops feeding mechanisms. Eight steps provide assisted movement to activate muscle contractions and provide movement against resistance to build strength in the areas required for oral drinking. The results of this intervention showed an increase in the ability to suck and swallow after 2 times the intervention was given. Therefore, this paper recommends PIOMI intervention in premature infants with low birth weight who have sucking problems.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Risna Yuningsih
"ABSTRAK
Ketidakseimbangan termoregulasi berisiko terjadi pada Bayi Berat Lahir Rendah secara
struktur tubuh masih belum matang. Tujuan penulisan karya ilmiah akhir ini adalah
memberikan gambaran tentang bagaimana penerapan model konservasi Levine dalam
proses asuhan keperawatan pada bayi berat lahir rendah untuk mencegah
ketidakseimbangan termoregulasi, juga memberikan gambaran langkah pencegahannya
selama transport BBLR intra hospital. Pada lima kasus kelolaan, masalah termoregulasi
yang terjadi meliputi inefektif termoregulasi, risiko inefektif termoregulasi, hipotermia
dan hipertermia. Pendekatan teori Konservasi Levine menggunakan prinsip konservasi
energi, konservasi integritas struktural, konservasi integritas personal dan konservasi
integritas sosial dilakukan sebagai intervensi keperawatan dalam mengatasi masalah
termoregulasi. Evaluasi yang didapatkan, masalah ketidakseimbangan termoregulasi
dapat teratasi selama perawatan. Selanjutnya langkah pencegahan ketidakseimbangan
termoregulasi pada BBLR yang baru lahir selama transportasi intra hospital dilakukan
dengan penyusunan Standar Prosedur Operasional Transportasi BBLR Intra hospital
dengan Kangaroo Care berdasarkan model konservasi Levine.

Thermoregulatory imbalances are at risk for Low Birth Weight Infants, the body
structure is still immature. The purpose of writing this final scientific paper is to
provide an overview of how the application of the Levine conservation model in the
nursing care process in low birth weight infants to prevent thermoregulatory
imbalance, as well as provide an overview of its preventive measures during intrahospital LBW transport. In five cases of management, thermoregulation problems
that occurred include ineffective thermoregulation, thermoregulatory ineffective
risks, hypothermia and hyperthermia. The Levine Conservation theory approach
uses the principles of energy conservation, conservation of structural integrity,
conservation of personal integrity and conservation of social integrity carried out as
nursing interventions in overcoming the problem of thermoregulation. Evaluation
obtained, the problem of thermoregulation imbalance can be resolved during
treatment. The next step is to prevent thermoregulation imbalance in newborn LBW
during intra-hospital transportation by preparing Standard Operating Procedures
for LBW Intra-hospital Transportation with Kangaroo Care based on the Levine
conservation model."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sugiarti
"Karakteristik biologis bayi prematur dan perpisahan ibu-bayi akibat hospitalisasi akan memunculkan masalah risiko gangguan perlekatan antara ibu dan bayi prematur. Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk memberikan gambaran penerapan enam langkah proses keperawatan Roy dalam asuhan keperawatan pada bayi prematur dengan masalah risiko gangguan perlekatan. Desain yang digunakan adalah studi kasus. Lima kasus bayi prematur yang menjadi pembahasan dalam artikel ini mengidentifikasi adanya masalah risiko gangguan perlekatan antara ibu dan bayi. Intervensi keperawatan diberikan dengan mengelola stimulus lingkungan melalui serangkaian intervensi keperawatan yang saling memengaruhi antara keempat mode adaptif, salah satunya adalah melalui aplikasi perawatan metode kanguru (PMK) atau skin to skin contact.
Evaluasi hasil berdasarkan pencapaian respon adaptif, menunjukkan sebagian besar tujuan asuhan keperawatan dapat tercapai atau tercapai sebagian dan menunjukkan perbaikan meskipun dapat dikatakan belum dapat diatasi secara keseluruhan. Model Adaptasi Roy dapat memberikan kerangka kerja dalam melakukan asuhan keperawatan untuk meningkatkan adaptasi bayi prematur dengan masalah risiko gangguan perlekatan di ruang perawatan khusus dan intensif neonatus. Posisi kanguru Suported Diagonal Flexion (SDF) direkomendasikan sebagai alternatif pilihan untuk dapat meningkatkan kualitas interaksi dan perlekatan ibu-bayi prematur.

The biological characteristics of premature infants and the separation of mother-baby due to hospitalization will raise the risk of attachment disorders between the mother and premature babies. The purpose of writing this scientific paper is to provide an overview of the application of Roy's six-step nursing process in nursing care to premature babies with the problem of attachment disorder risk. The design used is a case study. The five cases of preterm infants discussed in this article identified a risk of maternal-infant attachment disorders. Nursing interventions are provided by managing environmental stimuli through a series of nursing interventions that affect each of the four adaptive modes, one of which is through the application of kangaroo mother care (KMC) or skin to skin contact.
Evaluation outcomes based on the attainment of adaptive responses shows that most nursing care goals can be achieved or partially achieved and show improvement even though it can not be said to be overcome as a whole. Roy's Adaptation Model can provide a framework for conducting nursing care to improve the adaptation of premature infants to the problem of attachment disorder risk in special and intensive care rooms of neonates. Kangaroo Suported Diagonal Flexion (SDF) positioning is recommended as an alternative choice to improve the quality of interaction and attachment of premature mothers.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Reisy Tane
"Bayi prematur rentan untuk mengalami ketidakstabilan fungsi fisiologis dan postur yang asimetris akibat imaturitas organ. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh modifikasi nesting dengan fiksasi terhadap fungsi fisiologis dan postur. Penelitian ini menggunakan desain randomized controlled trial dengan tipe cross over dilakukan disalah satu rumah sakit umum pusat di Jakarta, dengan melibatkan 32 bayi prematur yang memenuhi kriteria inklusi. Intervensi terdiri dari modifikasi nesting dengan fiksasi (A) dan kelompok kontrol menggunakan perawatan rutin (B). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna saturasi oksigen, frekuensi nadi, dan postur pada kelompok intervensi (A) dibandingkan dengan kelompok kontrol yang hanya mendapatkan perawatan rutin (B) (P<0,05). Modifikasi nesting dengan fiksasi merupakan asuhan perkembangan yang efektif untuk memfasilitasi fungsi fisiologis dan postur simetris pada bayi prematur, sehingga perlu diaplikasikan di unit perawatan intensif neonatus.

Preterm infant vulnerable to experience unstable physiological function and asymmetric posture due to organ immaturity. The objective of this study was to identify the effect of modification nesting with the fixation on physiological function and posture. This study using a randomized controlled trial conducted in a general hospital Jakarta, by involving 32 preterm infant who met the inclusion criteria. The intervention consisted of Modification nesting with fixation (A) and control group with routine care (B). The result of this study showed that significant difference between modification nesting with fixation group (A) to the control group (B) (p<0,05). Modification nesting with fixation is effective developmental care to facilitate physiological function and symmetrical posture in preterm infants. Therefore, the application of modification nesting with fixation is needed in the neonatal intensive care unit."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Retno Wulan
"Ruam popok merupakan masalah yang sering terjadi pada bayi prematur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perawatan perianal dengan menggunakan tisu basah berbahan dasar air terhadap derajat ruam popok pada bayi prematur. Desain menggunakan uji acak terkontrol dengan pendekatan pre dan post test pada 40 responden dengan simple random sampling (n1=n2=20). Kelompok intervensi diberikan perawatan perianal dengan menggunakan tisu basah berbahan dasar air dan kelompok kontrol diberikan perawatan perianal dengan menggunakan kapas dan air. Perlakuan perawatan perianal dilakukan selama 4 hari. Penilaian kondisi kulit perianal dilakukan dengan menilai derajat ruam popok menggunakan Scoring System for Diaper Dermatitis Scale. Meskipun hasil penelitian menunjukkan tidak ditemukan perbedaan signifikan skor ruam popok antara kedua kelompok (p>0,01), perawatan perianal dengan menggunakan tisu basah berbahan dasar air cenderung lebih efektif dalam mempertahankan skor ruam popok setelah hari ketiga perlakuan. Pengamatan dengan waktu lebih lama dan jumlah sampel lebih besar dapat dilakukan untuk menilai pengaruh perawatan perianal terhadap skor ruam popok.

Effect of perianal care using water-based wet wipes to degrees of diaper rash in premature infant. Diaper rash is a problem that often occurs in premature infants. This study aims to determine the effect of perianal care by using water-based wet wipes on the degree of diaper rash in premature infants. The design uses randomized controlled trials with a pre and post test approach on 40 respondents with simple random sampling (n1 = n2 = 20). The intervention group was given perianal care using water-based wet wipes and the control group was given perianal treatment using cotton and water. Perianal treatment is carried out for 4 days. Assessment of perianal skin conditions was carried out by assessing the degree of diaper rash using the Scoring System for Diaper Dermatitis Scale. Although the results showed no significant differences in diaper dermatitis scores between the two groups were found (p> 0.01), perianal treatment using water-based wet wipes more effective in preventing the occurrence of diaper rash in premature infants. Longer time observations and larger sample sizes can be done to assess the effect of perianal care on diaper rash scores.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>