Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 35 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Emil Budianto
Abstrak :
Ukuran partikel merupakan salah satu faktor yang menentukan sifat polimer emulsi. Untuk aplikasi coating, dibutuhkan polimer emulsi dengan ukuran partikel yang kecil agar diperoleh hasil coating yang halus, kekuatan adhesi dan ketahanan terhadap air yang baik, serta kestabilan yang cukup lama. Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh dari surfaktan natrium dodesil benzena sulfonat (SDBS) rantai bercabang serta beberapa teknik polimerisasi emulsi terhadap ukuran partikel kopoli(stirena/butil akrilat/metil metakrilat) dengan menggunakan kombinasi surfaktan anionik dan nonionik (nonil fenol, EO|U) serta inisiator ammonium persulfat. Hasil pengukuran DSC, solid content, dan IR menunjukkan bahwa terbentuk kopoli (stirena/butil akrilat/metil metakrilat). Dari hasil yang diperoleh, dapat dilihat bahwa terbentuk grit yang banyak. Teknik batch dapat menghasilkan solid content tertinggi yaitu 38,47%. Teknik semi kontinyu secara umum menghasilkan viskositas yang tinggi yaitu 128 mPas. Surfaktan SDBS rantai bercabang secara umum menghasilkan polimer emulsi dengan ukuran partikel yang kecil tetapi grit yang terbentuk lebih banyak. Banyaknya persen seeding monomer dan inisiator yang ditambahkan ke dalam initial charge mempengaruhi ukuran partikel polimer emulsi yang terbenluk, dan jumlah inti yang dihasilkan.
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2006
SAIN-11-3-2006-13
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Henry Latief Himawan
Abstrak :
Penggunaan pelapis plastik dalam kemasan makanan sekali pakai memberikan dampak negatif bagi lingkungan seperti sumber tidak terbarukan dan limbah plastik di lingkungan. Hal ini membuat para ilmuwan berusaha mencari material alternatif plastik sebagai pelapis kemasan makanan yang terbarukan dan mudah terurai di alam. Salah satu material alternatif dengan potensi tinggi adalah selulosa nanofibril yang bersumber dari biomassa tanaman sehingga memiliki sifat terbarukan, namun memiliki sifat hidrofilik sehingga sifat penghalang air dan uap air tidak optimal. Untik meningkatkan sifat penghalang tersebut, dilakukan modifikasi permukaan gugus hidroksil pada permukaan selulosa nanofibril menggunakan metode grafting dengan asam laktat menjadi CNF-graft-PLA. Reaksi grafting tersebut dilakukan menggunakan oven pada suhu 100°C dan katalis SnCl2. Dilakukan optimasi waktu reaksi dan didapat waktu optimal didapat pada sampel 12 dan 24 jam dengan nilai Degree of Grafting (DoG) sebesar 0,13 dan 0,78. Waktu optimal tersebut lalu dilakukan variasi konsentrasi CNF:LA dengan rasio 1:1, 0,5:1, dan 0,25:1 dan polimer pelapis diaplikasikan ke kertas menggunakan metode bar coating. Polimer pelapis optimal dihasilkan pada sampel 24j 0,25:1 berupa peningkatan sebesar 20,2% pada sudut kontak air, dan 90,7% pada sudut kontak minyak. Selain peningkatan sifat penghalang, terdapat penurunan sebesar 25,3% pada daya serap air, 133,8% pada laju transmisi uap air, namun terjadi penurunan kekuatan gaya sobek sebesar 40,5%. ......The use of single-use plastics in food packagings has a negative impact to the environment, such as non-renewable resources and plastic waste that is non-biodegradeable in nature. This causes scientists to look for an alternative materials that can be use to replace conventional plastics with added benefits of being renewable and biodegradeable. One of such materials with high potential in cellulose nanofibers from plant biomass which is renewable, but cellulose is hydrophilic in nature so the barrier properties against water and water vapor is not optimum. To increase its barrier properties, a surface modification need to be done with grafting method using lactic acid in-situ to make CNF-graft-PLA. The reaction can be done in mild 100°C oven and SnCl2 catalyst. The time-optimized CNF-graft-PLA was then futher optimized by varying CNF:LA concentration with a ratio of 1:1, 0.5:1, and 0.25:1 and the coating polymer was applied to the paper using the bar coating method. The optimum coating polymer was found to be 24h 0.25:1 and have increased properties of 20.2% in the water contact angle, 90.7% in the oil contact angle. There is also a decrease of 25.3% in water absorption capacity, 10.9% in oil absorption capacity, and 133.8% in water vapor transmission rate. However, there was a decrease in tear strength of 40.5% compared to untreated paper.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rizky
Abstrak :
Perkembangan penelitian hidrogel dan polimer sensitif telah berkembang dengan pesat. Salah satu bidang yang banyak diteliti adalah kemampuan pH sensitif dari suatu polimer. Pada penelitian ini dilakukan sintesis dan optimasi hidrogel P(NMA-co-AM) yang sensitif terhadap pH dengan metode polimerisasi radikal bebas menggunakan metilenbisakrilamida (MBA) sebagai agen pengikat silang dan ammonium persulfat (APS) sebagai inisiator. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan komposisi terbaik hidrogel P(NMA-co-AM) yang memiliki rasio swelling terbaik dengan variasi rasio monomer dan konsentrasi agen pengikat silang. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa rasio swelling hidrogel homopolimer maupun kopolimer meningkat seiring dengan jumlah rasio monomer akrilamida yang ditambahkan. Nilai swelling optimal dihasilkan pada rasio monomer NMA:AM 40:60 dengan pH kritis pada 5-7. ...... Research of hydrogel and responsive polymer has developed rapidly. Technology advances have made it easier to make a hydrogel based on responsive polymers. One area that has been investigated is the pH sensitivity of polymers. In this research, the synthesis and optimization of pH-responsive P(NMA-co-AM) hydrogels by free radical polymerization method using methylenebisacrylamide (MBA) as a crosslinking agent and ammonium persulfate (APS) as initiator, were conducted. The aim of this study was to determine the best composition of P(NMA-co-AM) hydrogel which has the best swelling ratio with variations in the monomer ratio and the concentration of crosslinkers. The results of this study indicated that the swelling ratio of homopolymer and copolymer hydrogels increased with increasing the number of acrylamide monomer added. The optimum swelling was achieved on monomer composition NMA:AM 40:60 with a critical pH at 5-7.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Restu Raafiaji Mashudi
Abstrak :
Hidrogel homopolimer poliakrilamida dan poli(N-metilol akrilamida) serta hidrogel IPN poliakrilamida-poli(N-metilol akrilamida) disintesis dengan menggunakan metode polimerisasi radikal bebas. Pada proses sintesis dilakukan variasi konsentrasi pengikat silang N,N'-metilen bis akrilamida (MBA) pada jaringan polimernya untuk mengetahui pengaruhnya terhadap swelling. Variasi konsentrasi pengikat silang menyebabkan perubahan matriks hidrogel sehingga rasio swelling akan berbeda. Proses polimerisasi berhasil, ditandai dengan hilangnya puncak C=C dan C-H sp2 alkena pada FTIR. Uji swelling dilakukan pada suhu ruang dan variasi pH 3, 5, 7, 9, dan 12 selama 24 jam perendaman.  Hasil swelling hidrogel IPN ditemukan lebih tinggi dibandingkan hidrogel homopolimer dikarenakan keberadaan jaringan kedua. Swelling variasi pH pada hidrogel PNMA dan IPN mempunyai swelling tertinggi pada pH 5. Hidrogel dengan konsentrasi pengikat silang 1% untuk PAAm dan IPN PAAm serta konsentrasi pengikat silang 2% untuk PNMA dan IPN PNMA memiliki swelling tertinggi.
Homopolymer hydrogel polyacrylamide and poly(N-methylol acrylamide) also IPN hydrogel polyacrylamide-poly(N-methylol acrylamide) were synthesized using the free radical polymerization method. In the synthesis process, variations of concentration N, N'-methylene bis acrylamide (MBA) crosslinkers were used on the polymer network to determine their effect on swelling behaviour. Variations of crosslinker concentration  caused changes in the hydrogel structure and thus the swelling ratio will be different. The polymerization process conducted successfully, which was marked by the loss of the C = C and C-H sp2 alkene peaks at FTIR. Swelling test were carried out at room temperature and pH 3, 5, 7, 9, and 12. The IPN hydrogel swelling ratio was found to be higher than homopolymer hydrogel due to the presence of the second network. The highest swelling behaviour in different pH for PNMA and IPN hydrogels was found at pH 5. Hydrogels with a crosslinking concentration of 1% for PAAm, IPN PAAm and 2% for PNMA, IPN PNMA had the highest swelling.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
William Renaldi
Abstrak :
Polimer pH-sensitif merupakan polimer yang dapat mengalami perubahan sifat fisik dan kimia akibat perubahan pH. Polimer pH-sensitif dapat diaplikasikan ke berbagai hal, sehingga menarik untuk dipelajari dan diteliti lebih lanjut. Pada penelitian ini, telah disintesis poli((n-butil akrilat)-blok-(N-metilol akrilamida)) (PnBA-b-PNMA) melalui metode ATRP dengan komposisi unit monomer pada PNMA yang divariasikan dan diuji sensitivitasnya terhadap pH, dimana PnBA50-b-PNMA75 merupakan PnBA-b-PNMA yang paling sensitif terhadap pH dan ukuran partikel PnBA50-b-PNMA75 semakin kecil ketika suasana semakin asam atau basa. Selain itu, telah disintesis juga hidrogel P(nBA-ko-NMA) dengan polimerisasi radikal bebas dengan divariasikan jumlah nBA dan pengikat silang serta diuji sensitivitasnya terhadap pH, dimana hidrogel P(nBA25-ko-NMA75) (MBA 1%) merupakan hidrogel P(nBA-ko-NMA) yang paling sensitif terhadap pH dan kemampuan swelling pada hidrogel P(nBA-ko-NMA) semakin besar ketika suasana semakin asam atau basa. Selain itu, kemampuan swelling hidrogel semakin kecil ketika jumlah nBA bertambah, sedangkan semakin besar ketika konsentrasi MBA meningkat dari 0,25% hingga 1%. ......A pH-sensitive polymer is a polymer that can experience changes in physical and chemical properties due to changes in pH. pH-sensitive polymers can be applied to various things and thus, it become an interesting field to study. In this research, poly((n-butyl acrylate)-block-(N-methylol acrylamide)) (PnBA-b-PNMA) were synthesized via ATRP by varying the monomer composition of PNMA and study their sensitivity to pH, where PnBA50-b-PNMA75 was the most pH-sensitive PnBA-b-PNMA and the particle size of PnBA50-b-PNMA75 decreases in acidic or basic condition. Furthermore, P(nBA-co-NMA) hydrogels were synthesized via free radical polymerization by varying the amount of nBA and study their sensitivity to pH, where P(nBA25-co-NMA75) (MBA 1%) hydrogel was the most pH-sensitive P(nBA-co-NMA) hydrogel and the swelling ability of P(nBA-co-NMA) hydrogels increases in acidic or basic condition. Moreover, the swelling ability of hydrogel decreases by increasing the amount of nBA, but increases by increasing of the concentration of MBA from 0.25% to 1%.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imia Ribka
Abstrak :
3-monokloropropana-1,2-diol (3-MCPD) teridentifikasi sebagai cemaran kimia pada berbagai produk pangan dan bahan pangan. Salah satu pengembangan metode cepat identifikasi 3-MCPD adalah menggunakan sensor elektokimia. Sensor 3-MCPD telah berhasil dikembangkan dengan menggunakan teknik molecularly imprinted polymer (MIP), dimana sensor ini dibuat menggunakan grafit pensil elektroda (GPE) yang dimodifikasi oleh nanopartikel emas (AuNPs/GPE). p-aminotiofenol (p-ATP) digunakan sebagai monomer fungsional untuk membentuk MIP dengan 3-MCPD. Sinyal yang diperoleh dengan menggunakan electrochemical impedance spectroscopy dihitung berdasarkan perbedaan resistansi sebelum dan sesudah interaksi antara sensor dan 3-MCPD. Kurva kalibrasi linier diperoleh dalam rentang konsentrasi 3-MCPD dari 0 hingga 10x106 mol/L dengan batas deteksi dan batas kuantifikasi masing-masing 1x106 mol/L dan 3,34x106 mol/L yang dapat dicapai. Stabilitas respons yang baik ditunjukkan dengan standar deviasi relatif sebesar 4,44 persen (n=9), dan menunjukkan bahwa sensor yang dikembangkan menjanjikan untuk aplikasi nyata deteksi 3-MCPD. ......3-monochloropropane,1-2-diol (3-MCPD) was identified as a chemical contaminant in various food products and ingredients. One of the developments in the rapid identification method of 3-MCPD is using an electrochemical sensor. A sensor of 3-MCPD has been successfully developed using molecularly imprinted polymer (MIP) technique, where the sensor was prepared using a graphite pencil electrode modified with gold nanoparticles (AuNPs/GPE). Polymer of p-aminothiophenol (p-ATP) was employed as the membrane to form a self-assembled MIP with 3-MCPD. The signal was obtained using electrochemical impedance spectroscopy calculated by the difference resistances before and after interaction between the sensor and 3-MCPD. A linear calibration curve was obtained in the 3-MCPD concentration range from 0 to 10x106 mol/L with detection limits and quantification limits respectively, 1x106 mol/L and 3.34x106. Good stability of the responses was shown with a relative standard deviation of 4.44 percent (n=9), indicating the developed sensor is promising for real applications of 3-MCPD detection.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Lestari
Abstrak :
Poli(asam laktat-ko-glikolat) merupakan polimer sintetis biocompatible dan biodegradable, memiliki sifat mekanik dan laju degradasi yang dapat diatur, dan menghasilkan pelepasan obat terkontrol. Nanopartikel poli(asam laktat-ko-glikolat) termodifikasi karboksimetil kitosan disintesis untuk menahan pelepasan natrium diklofenak di lambung dengan pelepasan di usus halus meningkat secara terkontrol sehingga mengurangi efek samping pemberian natrium diklofenak berulang seperti iritas lambung dan kerusakan ginjal. Metode penguapan pelarut tipe emulsi ganda (water/oil/water) digunakan dalam sintesis dengan poli(vinil alkohol) sebagai pengemulsi. Studi menggunakan spektrofotometer infra merah dan differential scanning calorimeter menunjukkan interaksi antara natrium diklofenak dan polimer pada nanopartikel merupakan interaksi non kovalen dengan nanopartikel berbentuk spherical berdasarkan hasil pengukuran scanning electron microscope dan transmission electron microscope. Berdasarkan hasil optimasi, kondisi optimum diperoleh pada formulasi nanopartikel dengan rasio karboksimetil kitosan/poli(asam laktat-ko-glikolat)/natrium diklofenak sebesar 2:20:2 dengan ukuran partikel 233 nm berdasarkan pengukuran dengan particle size analyzer dan berukuran 300 nm berdasarkan pengukuran dengan transmission electron microscope. Formulasi ini menghasilkan kapasitas pemuatan dan efisiensi pemuatan sebesar 8,02 % dan 89,33 %, dengan pelepasan natrium diklofenak pada pH 1,2 yang rendah sebesar 0,2% dan pelepasan pada pH 6,8 yang tinggi mencapai 90,9% dalam waktu 24 jam. ......Poly(lactic-co-glycolic acid) is a biocompatible, biodegradable synthetic polymer, has tunable mechanical and degradation rate properties, and capability for controlled drug release. Carboxymethyl chitosan-modified poly(lactic-co-glycolic acid) nanoparticles were synthesized to enhance gastric retention of diclofenac sodium followed by a controlled release in the small intestine to reduce the side effects due to frequent administration, such as gastric irritation and renal damage. Synthesis of nanoparticles was carried out using a double emulsion (water/oil/water) solvent evaporation method with poly(vinyl alcohol) as the emulsifier. Studies using infrared spectrophotometer and differential scanning calorimeter show that the interaction between diclofenac sodium and polymer on nanoparticles is a non-covalent interaction with a spherical shape based on scanning electron microscope and transmission electron microscope characterization. Optimum conditions were obtained in the formulation with the ratio of carboxymethyl chitosan/PLGA/diclofenac sodium of 2:20:2, with the particle sizes of 233 nm and 300 nm based on particle size analyzer and transmission electron microscope measurements. The optimum formulation resulted has loading capacity and loading efficiency of 8.02% and 89.33%, with low release at pH 1.2 of 0.2% and controlled release at pH 6.8 of 90.9% up to 24 hours.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Attin Rachmawati
Abstrak :
Vitamin c atau asam askorbat merupakan vitamin larut air yang banyak digunakan dalam produk kecantikan sebagai bahan aktif karena memiliki manfaat mencerahkan kulit, menyamarkan noda bekas jerawat, sebagai antioksidan, dan sebagai anti penuaan. Akan tetapi, sifat vitamin c yang tidak stabil karena adanya paparan cahaya dan karena mudah teroksidasi pada kondisi aerobik dapat membuat warna pada produk kosmetik berubah menjadi kuning kecoklatan sehingga diperlukan suatu upaya untuk melindungi vitamin c agar lebih stabil pada kondisi tersebut. Dalam penelitian ini dilakukan mikroenkapsulasi vitamin c dengan metode polimerisasi radikal bebas menggunakan monomer bifungsi poli(etilen glikol)dimetakrilat (PEGDM) dan inisiator 4,4-azobis-4 cyanovaleric acid (ACVA) dalam emulsi water-in-oil (w/o) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi inisiator dan waktu polimerisasi terhadap profil pelepasan vitamin c sehingga didapatkan perbandingan konsentrasi monomer bifungsi dan inisiator yang akan digunakan dalam uji stabilitas vitamin c dalam krim kosmetik. Hasil penelitian menunjukkan persentase akumulasi vitamin c pada uji disolusi dengan larutan dapar fosfat pH 5,5 dan suhu 32°C selama 8 jam sebesar 0,041% (b/v) pada konsentrasi PEGDM : ACVA 1:0,001 (g/g) (MP1) dengan waktu sintesis 2,5 jam. Uji stabilitas menunjukkan vitamin c yang dienkapsulasi berhasil terlindung dari oksidasi pada penyimpanan suhu ruang, suhu 45°C dan suhu 85°C. Mikropartikel berbentuk spheris dan berukuran mikro yang diamati dengan mikroskop optik dan particle size analyzer (PSA). Keberhasilan sintesis mikropartikel dari PEGDM dianalisis dengan attenuated total reflectance-fourier transform infrared spectroscopy (ATR-FTIR) dan mikropartikel yang tidak menunjukkan adanya pelepasan vitamin c (MP20) pada uji disolusi, berhasil dianalisis untuk mengonfirmasi keberadaan vitamin c pada mikropartikel tersebut dengan HPLC dan LC-MS/MS dengan nilai persen pemuatan vitamin c sebesar 3,78±0,39. ......Vitamin c or ascorbic acid, that has the benefits of brightening the skin, disguising acne scars, as an antioxidant, and as anti-aging, is a water-soluble vitamin that is widely used in cosmetics as an active ingredient. However, the unstable nature of vitamin c due to exposure to light and because it is easily oxidized under aerobic conditions can make the color of cosmetic products turn brownish yellow, so an effort is needed to protect vitamin c so that it is more stable under these conditions. In this study, microencapsulation of vitamin c was carried out by the free radical polymerization method using the bifunctional poly(ethylene glycol)dimethacrylate (PEGDM) monomer and 4,4-azobis-4 cyanovaleric acid (ACVA) initiator in a water-in-oil (w/o) emulsion which aims to determine the effect of initiator concentration and polymerization time on the profile of vitamin c so that a comparison of the concentration of bifunction and initiator will be obtained which will be used in the stability test of vitamin c in cream. The results showed that the accumulation of vitamin c in dissolution test with a phosphate buffer solution of pH 5.5 and a temperature of 32°C for 8 hours was 0.041% (w/v) at a concentration of PEGDM: ACVA 1:0.001 (g/g) (MP1) with a synthesis time of 2.5 hours. The test showed that the encapsulated vitamin c was successfully protected from oxidation at room temperature, 45°C and 85°C. Microparticles are spherical in shape and micro-sized observed with an optical microscope and particle size analyzer (PSA). The success of the synthesis of microparticles from PEGDM was analyzed by attenuated total reflectance-fourier transform infrared spectroscopy (ATR-FTIR) and microparticles that did not show the presence of vitamin c (MP20) in dissolution test were successfully analyzed to confirm the presence of vitamin c in these microparticles by HPLC and LC-MS/MS with the percent value of vitamin c loading is 3.78±0.39
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thomi Hawari
Abstrak :
Pati merupakan sumber gula yang sering digunakan oleh manusia. Beberapa penyakit seperti diabetes dan obesitas berhubungan dengan berlebihnya kadar gula dalam darah. Pati termodifikasi dibuat untuk dapat mengontrol kadar gula dalam darah sehingga menurunkan resiko dari kedua penyakit tersebut. Penelitian ini telah berhasil melakukan modifikasi pada pati tapioka dengan heat moisture treatment (HMT) dan ikat silang menggunakan asam sitrat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perubahan yang dihasilkan dari modifikasi ganda dengan HMT dan ikat silang. HMT dilakukan dengan memvariasikan waktu modifikasi dan ikat silang dilakukan dengan memvariasikan konsentrasi dari asam sitrat yang digunakan. HMT menghasilkan perubahan atau penyusunan ulang struktur kristral yang diidentifikasi menggunakan mikroskop. Ikat silang menambahkan ikatan kovalen antar rantai pati yang dapat diidentifikasi menggunakan FTIR. Setelah modifikasi, diamati perubahan dari sifat fisikokimia dari pati. Kecenderungan yang terjadi setelah modifikasi adalah penurunan swelling power dan kelarutan, penurunan kejernihan pasta, peningkatan viskositas pasta, peningkatan ketahanan termal. Daya cerna pati mengalami penurunan yang signifikan pada pati dengan modifikasi ganda. Akibat perubahan perubahan yang terjadi diperlukan studi yang lebih lanjut untuk dapat bisa mulai mengaplikasikan produk yang dihasilkan. ......Starch is a common resource of sugar for human. Some diesease like diabetes and obesity is related to the high level of sugar in blood. Starch modication is conducted to gain control over sugar in blood to reduce the risk of the disease. This study was succesful in modifying tapioca stach with heat moisture treatment (HMT) and crosslinking with citric acid. The obejective of this study is to analyze the changes happend after the modification. HMT is conducted by varying treatment time and crosslinking is conducted by varying concentration of citric acid used. HMT will generate rearrangement on starch crystal structure and could be indetified with microscope while crosslinking will generate new covalent bond on starch chain and could be inditified with FTIR. After modification changes in physicochemical properties are observed. The trend of alteration are decrease in swelling power and solubility, decrease in paste clarity, increase in paste viscosity, and increasing thermal resistance. Digestibility of starch also observed as significant decrease on dual treated starch. As a result for many changes happened in treated starch futher study is needed to make modified starch is applicable.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilma Adzani Nurandini
Abstrak :
Nifedipin merupakan suatu turunan dihidropiridin yang termasuk ke dalam calcium channel blocker (CCB), sesuai untuk terapi lini pertama pada pasien dengan hipertensi. Nifedipin bekerja menghalangi kalsium yang menuju otot jantung dan pembuluh darah ketika tekanan darah tinggi. Rendahnya waktu paruh nifedipin mengharuskannya untuk dikonsumsi secara berulang yang menimbulkan fluktuasi obat dalam darah. Oleh karena itu, dibutuhkan sistem pelepasan obat terkontrol dimana obat akan dilepaskan pada waktu yang diinginkan. Salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan mikroenkapsulasi obat menggunakan polimer sebagai penyalut. Pada penelitian ini dilakukan penyalutan nifedipin menggunakan polipaduan polikaprolakton (PCL) dan poli(etilena glikol) (PEG) dengan teknik penguapan pelarut. Mikrokapsul dengan variasi Span 80 sebanyak 4% merupakan variasi paling optimum dengan ukuran 0,3108 µm, indeks polidispersitas bernilai 0,079 dan efisiensi enkapsulasi sebesar 90,85%. Untuk mikrokapsul dengan variasi komposisi polipaduan PCL/PEG dan berat molekul PEG, persen padatan berada pada rentang 30-92% dan efisiensi enkapsulasinya sekitar 90-91%. Persen pelepasan nifedipin dari mikrokapsul berada pada rentang 7,24-16,07% untuk cairan lambung dan 12,1-34% untuk cairan usus dengan pelepasan tertinggi didapatkan pada variasi komposisi polipaduan PCL/PEG 70/30 dan berat molekul PEG 400 Da, yaitu sebesar 10,74% pada cairan lambung dan 34% pada cairan usus. ......Nifedipine is a dihydropiridine derivate calcium channel blocker, suitable as a first-line therapy for patients with hypertension. Nifedipine blocks calcium from going to cardiac and blood vessel muscle when blood pressure is high. Nifedipine has a low elimination half-life that makes nifedipine needs to be consumed repeatedly which gives rise to fluctuation of nifedipine concentration in blood. Thus, controlled drug delivery system is needed wherein drug could be delivered at the desired time. One of the options is drug microencapsulation using polymer as the coating. In this study, nifedipine is coated with polycaprolactone (PCL) and poly(ethylene glycol) (PEG) polyblend using solvent evaporation technique. Microcapsule with variation of 4% Span 80 is the optimum variation, with particle size of 0.3108 µm, polidispersity index of 0.079 and encapsulation efficiency of 90.85%. Microcapsule with variation of PCL/PEG polyblend composition and PEG molecular weight had yield around 30-92% and the encapsulation efficiency about 90%-91%. The release percentage of nifedipine in microcapsule is around 7.24-16.07% in gastric fluid and 12.1-34% in intestinal fluid with the highest release of nifedipine obtained by the variation of 70/30 PCL/PEG composition with PEG molecular weight of 400 Da with release percentage of 10.74% in gastric fluid and 34% in intestinal fluid.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>