Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irma Erviana
"ABSTRAK
Nyeri punggung bawah NPB pada perawat dapat disebabkan oleh berbagai faktor dan merupakan hazard ergonomi pada perawat dengan insiden yang cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi determinan kejadian NPB pada perawat pelaksana di rumah sakit. Penelitian ini menggunakan pendekatan desain cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 154 perawat. Instrumen yang digunakan yaitu kuisioner keluhan NPB yang dimodifikasi dari kuisioner Nordic Musculosceletal Questionnaire NMQ , kuisioner beban kerja berisi 9 pertanyaan tentang kegiatan asuhan keperawatan dalam 1 shift kerja berbentuk closed-ended question, untuk mengukur tingkat pajanan ergonomi digunakan kuisioner Quick Exposure Check QEC . Uji statistik menggunakan Chi Square dengan signifikasi ? le; 0,050 determinan nyeri punggung bawah diantaranya beban kerja p=0,014 ; OR=2,4; CI= 1,2-5,1 , tingkat pajanan ergonomi p=0,033 ,riwayat NPB p = 0,000 ; OR = 44,0; CI= 5,8-33,1 . Nyeri punggung bawah pada perawat dapat dicegah dengan menyediakan alat bantu kerja dan menciptakan lingkungan kerja yang aman

ABSTRACT
Low back pain NPB in the nurse can be caused by various factors and is an ergonomic hazard to the nurse with a high incidence. This research is intended to remember the determinant of back pain occurrence at the hospital nurses. This research use cross sectional design approach with 154 sample of nurses. The instrument used was a modified NPB complaint questionnaire from the Nordic Musculoscelet Questionnaire NMQ questionnaire, a questionnaire a. Loading questions about nursing care activities in 1 shift of work with closed questions, to measure the level of ergonomic exposure used by the Quick Exposure Check QEC questionnaire. Statistical test using Chi Square with significance le 0,050 determinant of low back pain medication work p 0,014 OR 2,4 CI 1,2 5,1 , ergonomic exposure level p 0,033 , history of low back pain p 0,000 OR 44.0 CI 5,8 33,1 . Lower back pain in nurses can be prevented by providing work aids and building a safe working environment."
Lengkap +
2017
S68344
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Erviana
"ABSTRAK
Nyeri punggung bawah NPB pada perawat dapat disebabkan oleh berbagai faktor dan merupakan hazard ergonomi pada perawat dengan insiden yang cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi determinan kejadian NPB pada perawat pelaksana di rumah sakit. Penelitian ini menggunakan pendekatan desain cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 154 perawat. Instrumen yang digunakan yaitu kuisioner keluhan NPB yang dimodifikasi dari kuisioner Nordic Musculosceletal Questionnaire NMQ , kuisioner beban kerja berisi 9 pertanyaan tentang kegiatan asuhan keperawatan dalam 1 shift kerja berbentuk closed-ended question, untuk mengukur tingkat pajanan ergonomi digunakan kuisioner Quick Exposure Check QEC . Uji statistik menggunakan Chi Square dengan signifikasi ? le; 0,050 determinan nyeri punggung bawah diantaranya beban kerja p=0,014 ; OR=2,4; CI= 1,2-5,1 , tingkat pajanan ergonomi p=0,033 ,riwayat NPB p = 0,000 ; OR = 44,0; CI= 5,8-33,1 . Nyeri punggung bawah pada perawat dapat dicegah dengan menyediakan alat bantu kerja dan menciptakan lingkungan kerja yang aman.

ABSTRACT
Low back pain NPB in the nurse can be caused by various factors and is an ergonomic hazard to the nurse with a high incidence. This research is intended to remember the determinant of back pain occurrence at the hospital nurses. This research use cross sectional design approach with 154 sample of nurses. The instrument used was a modified NPB complaint questionnaire from the Nordic Musculoscelet Questionnaire NMQ questionnaire, a questionnaire a. Loading questions about nursing care activities in 1 shift of work with closed questions, to measure the level of ergonomic exposure used by the Quick Exposure Check QEC questionnaire. Statistical test using Chi Square with significance le 0,050 determinant of low back pain medication work p 0,014 OR 2,4 CI 1,2 5,1 , ergonomic exposure level p 0,033 , history of low back pain p 0,000 OR 44.0 CI 5,8 33,1 . Lower back pain in nurses can be prevented by providing work aids and building a safe working environment."
Lengkap +
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Istiqomah
"Penerapan keselamatan pasien yang baik dan bertanggung jawab diharapkan dapat membawa perasaan yang aman dan nyaman terhadap pasien sebagai pengguna jasa layanan kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan gaya kepemimpinan kepala ruangan menurut persepsi perawat dengan efikasi diri perawat pelaksana dalam pelaksanaan patient safety di ruang rawat inap. Metode penelitian menggunakan pendekatan analitik kuantitatif dengan desain cross-sectional. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 96 perawat pelaksana di instalasi rawat inap. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner Multifactor Leadership Questioner dan General Self Efficacy Scale. Proses pengumpulan data menggunakan paper-based dan google form digunakan untuk menjangkau tingkat partisipasi responden yang belum mengisi kuesioner paper-based. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan gaya kepemimpinan kepala ruangan menurut persepsi perawat dengan efikasi diri perawat pelaksana dalam pelaksanaan patient safety di ruang rawat inap dengan p value 0,007. Pada penelitian ini, gaya kepemimpinan yang dipersepsikan perawat pelaksana terhadap gaya kepemimpinan kepala ruangan, yaitu gaya kepemimpinan transformasional sebesar 88,5%. Kemudian, gambaran dari efikasi diri perawat pelaksana dalam penelitian ini secara statistik sudah cukup baik, yaitu sebesar 47,9%. Rekomendasi berdasarkan hasil penelitian ini, yaitu kepala ruangan diharapkan dapat meluangkan waktu dalam melatih dan mengedukasi perawat pelaksana, serta diharapkan kepala ruangan memiliki kemampuan yang baik dalam mitigasi masalah sebelum masalah tersebut membesar dan kepala ruangan dapat terlibat dalam pemecahan masalah, bukan malah menghindar.

The application of good and responsible patient safety is expected to bring a feeling of security and comfort to patients as users of health services. The purpose of this study was to determine the relationship between the leadership style of the head of the room according to the perception of nurses and the self-efficacy of the implementing nurses in implementing patient safety in the inpatient room. The research method uses a quantitative analytic approach with a cross-sectional design. The sample in this study was 96 nurses in the inpatient installation. The instruments used were the Multifactor Leadership Questionnaire and the General Self Efficacy Scale. The data collection process uses paper-based and Google forms are used to reach the level of participation of respondents who have not filled out paper-based questionnaires. The results showed that there was a relationship between the leadership style of the head of the room according to the nurse's perception and the self-efficacy of the implementing nurse in implementing patient safety in the inpatient room with a p value of 0.007. In this study, the leadership style perceived by the implementing nurse towards the leadership style of the head of the room, namely the transformational leadership style, was 88.5%. Then, the description of the self-efficacy of the implementing nurses in this study was statistically good enough, namely 47.9%. Recommendations based on the results of this study, namely that the head of the room is expected to be able to spend time in training and educating the implementing nurse, and it is hoped that the head of the room has good ability in mitigating problems before the problem grows and the head of the room can be involved in problem solving, not even avoiding it."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Metalita
"Kurangnya minat menjadi perawat intensif akan berdampak terhadap tidak terpenuhinya kebutuhan tenaga perawat di unit intensif. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi minat menjadi perawat intensif. Desain penelitian yang menggunakan pendekatan cross sectional ini melibatkan 188 perawat di satu rumah sakit umum daerah di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Sampel dipilih dengan teknik proportional sampling. Hasil penelitian didapatkan efikasi diri, penghargaan, unit kerja, usia, dukungan keluarga dan dukungan atasan (p=<0,001), masa kerja (p=0,005), jenis kelamin (p=0,002), level jenjang karir (p=0,004) dan pengalaman pelatihan (p=0,003) berhubungan dengan minat menjadi perawat intensif, sedangkan pengetahuan dan tingkat pendidikan tidak berhubungan. Hasil analisis regresi linear berganda mendapatkan bahwa faktor yang paling mempengaruhi minat menjadi perawat intensif adalah efikasi diri diikuti penghargaan, unit kerja dan jenis kelamin, keempat faktor tersebut berkontribusi sebesar 57,4% dalam mempengaruhi minat menjadi perawat intensif. Hasil penelitian ini juga mendapatkan, dalam rentang 0-100, efikasi diri dan minat menjadi perawat intensif masih kurang dengan nilai berturut-turut 69 dan 61. Perawat juga menilai penghargaan yang didapatkan memiliki nilai 70. Rekomendasi penelitian ini yaitu pihak manajemen keperawatan RS perlu membuat program untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan perawat yang dapat meningkatkan efikasi diri agar berminat menjadi perawat intensif, juga pemberian reward serta pengembangan kompetensi dan softskill perawat terutama terkait perawatan intensif.

Lack of interest becoming intensive nurse will have an impact to not fulfilled of the requirements nurses in intensive care unit. The study aims to identify factors that influence interest becoming intensive nurse. The study design, which uses a cross sectional approach, involved 188 nurses at an area public hospital in Banjarbaru City, South Kalimantan. The sample is selected by proportional sampling technique. The results of the study found self-efficacy, rewards, work units, age, family support and supervisor support (p=<0,001), working period (p=0.005), gender (p=0.002), career level (p=0.004) and training experience (p=0.003) related to interest becoming intensive nurse, while knowledge and education levels were unrelated. The results of multiple linear regression analysis found the most determinant factor of interest becoming intensive nurse were self-efficacy followed by rewards, work units and gender, these four factors contributed 57.4% in influencing interest in being an intensive nurse. The results of this study also found that, in the range 0-100, self-efficacy and interest becoming intensive nurse still less with skor only 69 and 61, respectively. Nurses also rated the award they received was worth 70. The recommendation of this study is that the hospital nursing management needs to make a program to improve the abilities and skills of nurses that can increase self-efficacy so that they are interested in becoming intensive nurses, as well as providing rewards and developing competence and soft skills for nurses, especially those related to intensive care. "
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simarmata, Agnes Defvi Romayanti
"Kinerja perawat pelaksana dalam pengelolaan mutu keperawatan belum optimal. Kinerja perawat pelaksana sebagai acuan keberhasilan dalam meningkatkan pelayanan keperawatan. Pelaksanaan mutu keperawatan di ruang rawat inap belum dipahami oleh perawat pelaksana. Kepala ruangan sebagai manajer keperawatan di ruangannya, menjalankan fungsi manajemen keperawatan. Pelaksanaan fungsi manajemen keperawatan di ruang rawat inap oleh kepala ruangan akan mempengaruhi kinerja perawat pelaksana dalam pengelolaan mutu keperawatan di ruang rawat inap. tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan fungsi manajemen kepala ruangan dengan kinerja perawat pelaksana dalam pengelolaan mutu keperawatan di rawat inap. Penelitian ini cross sectional pada 167 perawat pelaksana di dua rumah sakit. Hasilnya menunjukkan bahwa ada hubungan antara fungsi manajemen kepala ruangan terutama fungsi ketenagaan dan fungsi pengarahan dengan kinerja perawat pelaksana dalam pengelolaan mutu keperawatan (p < 0,001). Variabel yang dominan mempengaruhi kinerja perawat pelaksana yaitu fungsi ketenagaan dan fungsi pengarahan. Kepala ruangan perlu diberikan dukungan dan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan manajerial serta jenjang pendidikan guna meningkatkan mutu keperawatan di rumah sakit.

The performance nurse in nursing quality management has not been optimal. The performance nurse as a reference for success in improving nursing services. The implementation of nursing quality in the inpatient room has not been understood by the implementing nurse. The head nurse as a nursing manager in room, carries out the nursing management function. The nursing management function in the inpatient room by the head nurse will affect the performance of the implementing nurse in managing the quality of nursing in the inpatient room. The purpose of this study was to determine the relationship between the management function of the head nurse and the performance nurses in managing the quality of nursing in inpatients. This study was cross sectional on 167 nurses in two hospitals. The results showed that there was a relationship between the management function of the head nurse, especially the function of personnel and the function of direction, with the performance of nurse in managing the quality of nursing (p < 0.001). The dominant variables affecting the performance of nurse are the staffing function and the directive function. The head nurse needs to be given support and opportunities to improve managerial skills and education levels in order to improve the quality of nursing in hospitals."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Kusumadi Retnoningtyas
"Kesiapan adalah prekursor kognitif bagi perilaku, baik untuk melawan atau mendukung upaya perubahan. Implementasi kompetensi manajerial perawat manajer di rumah sakit merupakan upaya perubahan yang memerlukan kesiapan. Determinan kesiapan perawat manajer dalam melaksanakan kompetensinya di rumah sakit belum diketahui secara jelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi determinan kesiapan perawat manajer dalam melaksanakan kompetensinya di rumah sakit. Desain penelitian menggunakan cross sectional dengan metode sampling adalah purposive sampling.  Responden adalah 103 perawat manajer yang memenuhi kriteria inklusi. Instrumen yang digunakan merupakan modifikasi dari berbagai tinjauan literatur yang kemudian dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Mayoritas perawat manajer memiliki karakteristik sebagai berikut:  mayoritas berjenis kelamin perempuan, berumur < 45 tahun, memiliki lama kerja 5 – 10 tahun, menduduki jabatan sebagai kepala ruang/nurse officer/supervisor, berpendidikan awal SPK dan D3 keperawatan dan berpendidikan akhir Ners dan S2 keperawatan. Terdapat hubungan antara bimbingan mentoring, kepercayaan terhadap pimpinan, dan partisipasi terhadap upaya perubahan organisasi dengan kesiapan perawat manajer melaksanakan kompetensi manajerial di rumah sakit (p=0.0001-0.016). Implementasi kompetensi manajerial bagi perawat manajer memerlukan kesiapan. Pimpinan rumah sakit beserta jajarannya perlu berupaya meningkatkan kesiapan perawat manajer dengan menetapkan kebijakan dan panduan,
Readiness is a cognitive precursor to behavior, either to resist or support change efforts. The implementation of managerial competence for nurse managers in the hospital is an effort to change the organization. The determinant of the nurse manager's readiness to implement managerial competence is not yet clear. A broad and deep understanding of the determinants is needed. This study aimed to identify determinants of nurse managers' readiness to implement managerial competence in the hospital. A quantitative approach using a cross-sectional design was employed to collect data from 103 nurse managers. Data analyses were performed using chi square and multiple logistic regression. The majority of nurse managers had the following characteristics: female, aged < 45 years old, work duration 5-10 years,  mostly were nurse officers / nurse supervisors, the initial education was vocational and the final education was undergraduate and postgraduate in nursing. There was a relationship between mentorship program, trust in leadership, and  participation in organizational change with the nurse manager's readiness (p = 0.0001-0.016). Readiness is needed by nurse managers to implement managerial competence. Recommendations include establishing policies, providing guidance and facilitating continuous professional development before the assumption of management positions"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Kusumadi Retnoningtyas
"Kesiapan adalah prekursor kognitif bagi perilaku, baik untuk melawan atau mendukung upaya perubahan. Implementasi kompetensi manajerial perawat manajer di rumah sakit merupakan upaya perubahan yang memerlukan kesiapan. Determinan kesiapan perawat
manajer dalam melaksanakan kompetensinya di rumah sakit belum diketahui secara jelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi determinan kesiapan perawat manajer dalam melaksanakan kompetensinya di rumah sakit. Desain penelitian
menggunakan cross sectional dengan metode sampling adalah purposive sampling. Responden adalah 103 perawat manajer yang memenuhi kriteria inklusi. Instrumen yang digunakan merupakan modifikasi dari berbagai tinjauan literatur yang kemudian dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Mayoritas perawat manajer memiliki karakteristik sebagai beikut: mayoritas berjenis kelamin perempuan, berumur < 45 tahun, memiliki lama kerja 5 – 10 tahun, menduduki jabatan sebagai kepala ruang/nurse
officer/supervisor, berpendidikan awal SPK dan D3 keperawatan dan berpendidikan akhir Ners dan S2 keperawatan. Terdapat hubungan signifikan antara bimbingan mentoring, kepercayaan terhadap pimpinan, dan partisipasi terhadap upaya perubahan
organisasi dengan kesiapan perawat manajer melaksanakan kompetensi manajerial di rumah sakit (p=0.0001-0.016). Diperlukan kesiapan dalam melaksanakan kompetensi perawat manajer Pimpinan rumah sakit beserta jajarannya perlu berupaya meningkatkan kesiapan perawat manajer dengan menetapkan kebijakan dan panduan, melakukan bimbingan dan memfasilitasi pengembangan professional berkelanjutan.

Readiness is a cognitive precursor to behavior, either to resist or support change efforts. The implementation of managerial competence for nurse managers in the hospital is an
effort to change the organization. The determinant of the nurse manager's readiness to implement managerial competence is not yet clear. A broad and deep understanding of the determinants is needed. This study aimed to identify determinants of nurse managers' readiness to implement managerial competence in the hospital. A quantitative approach using a cross-sectional design was employed to collect data from 103 nurse managers. Data analyses were performed using chi square and multiple logistic
regression. The majority of nurse managers had the following characteristics: female, aged < 45 years old, work duration 5-10 years, mostly were nurse officers/nurse supervisors, the initial education was vocational and the final education was undergraduate and postgraduate in nursing. There was a relationship between mentorship program, trust in leadership, and participation in organizational change with the nurse manager's readiness (p = 0.0001-0.016). Readiness is needed by nurse managers to implement managerial competence. Recommendations include establishing policies, providing guidance and facilitating continuous professional development
before the assumption of management positions.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library