Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dian Moranti
"ABSTRAK
Kontaminasi terhadap sumber air minum dan air bersih dapat diakibatkan oleh kebiasaan buang air besar sembarangan. Pencapaian program STBM pilar 1 stop buang air besar sembarangan di Kabupaten Ciamis saat ini adalah 33 desa dari target 185 desa. Kelurahan Ciamis termasuk pada kelurahan yang belum mampu mewujudkan status kelurahan yang bebas buang air besar sembarangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor determinan perilaku buang air besar di Kelurahan Ciamis dengan variabel independen faktor predisposisi umur, tingkat pendidikan, kondisi sosial ekonomi, pengetahuan dan sikap , faktor pemungkin akses air bersih, kepemilikan jamban dan jarak rumah ke sungai dan faktor penguat peran keluarga, tokoh agama/masyarakat dan aparat desda serta petugas kesehatandan variabel dependen adalah perilaku buang air besar. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional, analisa bivariat menggunakan uji chi square dan analisa multivariat menggunakan regresi logistik. Sampel berjumlah 100 dipilih secara acak. Hasil analisa univariat menunjukkan 59 responden beperilaku buang air besar sembarangan sedangkan 41 respoinden tidak berperilaku buang air besar sembarangan, analisa bivariat menunjukkan variabel yang berhubungan dengan perilaku buang air besar adalah sikap p 0,018, OR 3,02 , kepemilikan jamban p 0,045 OR 2,56 , jaran rumah ke sungai p 0,023 OR 2,81 peran keluarga p 0,043 OR 2,55 dan peran petugas kesehatan p 0,04 OR 2,553 . Analisa multivariat menunjukkan sikap merupakan fator paling dominan p 0,008 dan OR 4,06 . Diperlukan adanya upaya untuk lebih mengoptimalkan penerapan strategi STBM terutama dalam penerbitan regulasi tentang perilaku buang air besar dalam bentuk peraturan daerah, pelaksanaan pemicuan dan peningkatan kapasitas tenaga kesehatan

ABSTRACT
Contamination of drinking water and clean water sources can be caused by habitual defecation. Achievement of the pillar STBM program 1 stop defecating indiscriminately in Kabupaten Ciamis currently is 33 villages from the target of 185 villages. Kelurahan Ciamis including the village that has not been able to realize the status of urban village free of defecation. This study aims to determine the determinants of defecation behavior in Kelurahan Ciamis with independent variables of predisposing factors age, educational level, socioeconomic condition, knowledge and attitude , enabling factors access to clean water, latrine ownership and distance to the river and strengthening factor family role, religious community figure and apparatus of decree and health officer and dependent variable is defecation behavior.This research is quantitative research with cross sectional design, bivariate analysis using chi square test and multivariate analysis using logistic regression Sample amount is 100 randomly selected.The results of univariate analysis showed 59 respondents beperilaku defecate whereas 41 respoinden not behave defecate carelessly, bivariate analysis shows the variables associated with defecation behavior is the attitude p 0.018, OR 3.02 , the ownership of latrines p 0,045 OR 2,56 , prison n to the river p 0.023 OR 2.81 family roles p 0.043 OR 2.55 and the role of health care workers p 0.04 OR 2,553 . Multivariate analysis shows that attitude is the most dominant fator p 0.008 and OR 4.06 . Efforts are needed to further optimize the implementation of the STBM strategy, especially in the issuance of regulations on defecation behavior in the form of local regulations, the implementation of triggers and capacity building of health personnel. "
2018
T51562
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Mardhiah
"ABSTRAK
Penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang belum terselesaikan di Indonesia. Rendahnya cakupan personal hygiene, yaitu kebiasaan cuci tangan dan makanan yang tidak higienis menjadi salah satu faktor risiko terjadinya diare pada anak sekolah dasar. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir terbukti efektif menghilangkan bakteri di tangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan cuci tangan pakai sabun pada anak sekolah dasar dengan kejadian diare di SDN 01 Ciputat, Tangerang Selatan. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan besar sampel 105 siswa kelas 4,5, dan 6. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Maret-April 2018. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan signifikan antara kebiasaan cuci tangan pakai sabun dengan kejadian diare. Variabel confounding dalam penelitian ini adalah jenis kelamin, status gizi, tempat membeli jajanan, frekuensi jajan, kontaminasi E. coli pada jajanan, kebiasaan membawa bekal, sumber air minum, dan kebersihan jamban di rumah. Uji kontaminasi E. coli menunjukkan hasil negatif pada jajanan es, ketoprak, dan soto. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa anak yang tidak biasa cuci tangan pakai sabun berisiko untuk diare 1,21 kali dibandingkan anak yang biasa cuci tangan pakai sabun, setelah dikontrol variabel frekuensi jajan dan kebiasaan membawa bekal. Perlu dilakukan pengendalian risiko kontaminasi makanan di sekolah dengan penyediaan fasilitas cuci tangan pakai sabun di sekolah untuk anak dan pedagang di kantin.

ABSTRACT
Diarrheal disease is still an unresolved public health problem in Indonesia. The Less implementation of personal hygiene, handwashing habits and unhygienic foods are risk factors for diarrhea suffered by children in in primary school. Hand washing with soap and flowing water proves to effectively remove bacteria in the hands. This study aims to explain the relationship of handwashing with soap in primary school children with the incidence diarrhea in SDN 01 Ciputat, South Tangerang. Design of this study is cross sectional with 105 sample of students grade 4,5, and 6. Data collection was conducted in March April 2018. The results showed no significant relationship between handwashing with soap and incidence diarrhea. The confounding variables used in this study are gender, nutritional status, place to buy snack, frequency of snack, E. coli contamination on snack, habit of bringing food supplies, drinking water source, and toilet clean at home. The E. coli contamination test showed negative results on ice cube, ketoprak, and soto. The results of the analysis showed that children who are not always wash their hands with soap at risk for diarrhea 1.21 times than children who always wash their hands, after controlled by variable frequency of snacks and the habit of bringing food supplies. It is necessary to control and reduce the risk of food contamination in schools with providing of handwashing facilities with soap for children and seller in the canteen."
2018
T50709
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Putra Kusuma
"ABSTRAK
Nama : Muhammad Putra KusumaProgram Studi : Magister EpidemiologiJudul : Hubungan Tempat penampungan Air denganKejadian DBD Di Kabupaten Bangka Barat Tahun2018.Pembimbing : Dr dr Tri Yunis Miko Wahyono M.ScPenyakit Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang endemis pada daerahtropis. Yang selalu muncul pada sepanjang tahun. Terutama pada periode ndash; periode musim yangcocok untuk perkebangbiakan nyamuk penularnya. Biasanya penyebaran penyakit ini secaracepat bila tidak segera di lakukan tindakan secara fokus. .Demam Berdarah Dengue DBD adalahpenyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedesaegypti dan Aedes albopictus. Berdasarkan data dari dinas kesehatan kabupaten bangka baratjumlah kasus DBD pada tahun 2017 sebanyak 51 kasus dan sampai dengan bulan maret 2018sebanyak 50 kasus terlaporkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tempatpenampungan air dengan kejadian DBD di kabupaten bangka barat februari 2017 ndash; februari 2018.Terdapat 3 variabel independen dalam penelitian ini yaitu, keberadaan jentik, jumlah tempatpenampungan air dan tempat penampungan air terbuka/tertutup. Penelitian yang dilaksanakanmerupakan jenis penelitian survei analitik dengan pendekatan case control study. Populasi dalampenelitian ini adalah masyarakat yang ada di kabupaten bangka barat. Besar sampel minimaldalam penelitian ini adalah 61. Perbandingan antara kasus dan kontrol adalah 1 : 2. Jadi totalresponden dalam penelitian ini adalah 183 responden. Hasil dari penelitian ini menunjukkanbahwa terdapat hubungan antara keberadaan jentik dengan kejadian DBD di kabupaten bangkabarat pvalue 0,007 besar resiko OR 0,007 95 CI 1,596 ndash; 19,960 . Terdapat hubungan antarajumlah tempat penampungan air dengan kejadian DBD pvalue 0,010 dan besar resiko OR 5,125dengan 95 CI 1,470 ndash; 17,866 . Terdapat hubungan antara tempat penampungan airtebuka/tertutup dengan kejadian DBD pvalue 0,063 dengan besar resiko OR 2,723 95 CI0,946 ndash; 7,842 .Kata kunci:DBD, Penampungan air

ABSTRACT
Name Muhammad Putra KusumaStudy Program Magister of EpidemiologyTitle Relationship of Water Reservoirs With Dengue Fever InWest Bangka Regency 2018Counsellor Dr dr Tri Yunis Miko Wahyono M.ScDengue Hemorrhagic Fever is an endemic disease in the tropics. That always appears atall times of the year. Especially in seasonal periods suitable for the breeding of infectedmosquitoes. Usually the spread of this disease quickly if not immediately done the action focus.Dengue Hemorrhagic Fever DHF is a disease caused by dengue virus that is transmittedthrough the bite of Aedes aegypti and Aedes albopictus mosquitoes. Based on data from districthealth offices of western bangka the number of cases of dengue fever in 2017 as many as 51 casesand up to March 2018 as many as 50 cases were reported. The purpose of this research is to knowrelation of water reservoir with dengue occurrence in west bangka district of february 2017 february 2018. There are 3 independent variables in this research that is, larva existence, numberof water reservoir and open closed water reservoir. The research is an analytic survey with casecontrol study approach. Population in this research is society that exist in west bangka regency.The minimum sample size in this study was 61. The comparison between case and control was 1 2. So total respondents in this study were 183 respondents.The result of this research indicatethat there is correlation between larva existence and dengue occurrence in west bangka districtpvalue 0,007 big risk OR 0,007 95 CI 1,596 19,960 . There is a relationship between thenumber of water reservoirs with the incidence of DBD pvalue 0.010 and the greatest risk of OR5.125 with 95 CI 1,470 17,866 . There is a relationship between open closed water reservoirwith the incidence of DBD pvalue 0.063 with a large risk OR 2,723 95 CI 0.946 7,842 .Key words DBD, Water Reservoirs"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T49957
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Basuki Rachmat
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsentrasi pajanan timbal di udara terhadap kejadian anemia diantara anak-anak berusia 7 hingga 13 tahun yang tinggal di sekitar lokasi daur ulang aki bekas informal di wilayah Jabotabek. Sebuah studi Cross-sectional dilakukan di tiga lokasi (Tangerang, Bogor, Bekasi dan Depok) yang terdapat kegiatan daur ulang aki bekas informal. Populasi penelitian adalah anak usia 7 hingga 13 tahun di wilayah daur ulang aki bekas informal, dengan total sampel 418 orang. Sampel lingkungan adalah mengukur kosentrasi timbal di udara mengunakan High Volume Air Sampler (HVAS) dan dianalisis dengan spektrometri serapan atom (AAS). Untuk mengatahui kejadian anemia dilakukan pengukuran Hb darah dengan HemoCue® Hb 201+ System. Analisis multivariat dilakukan untuk mengevaluasi faktor yang terkait dengan kejadian anemia pada anak. Hasil penelitian didapatkan rata-rata konsentrasi timbal di udara (n=52) adalah 2,96 μg/m3 dengan kisaran 0,01 hingga 78,05 μg/m3 dan standar deviasi 13,23. Rata-rata kadar Hb darah anak-anak adalah 11,89 g/dL kisaran 7,7 hingga 16,10 g/dL, dengan prevalensi anemia 51,2%. Konsentrasi timbal tinggi di udara sangat terkait dengan peningkatan kejadian anemia pada anak (OR: 3,96; 95% CI: 1,83-8,56) setelah di kontrol faktor prilaku konsumsi kalsium (OR: 0,68; 95% CI: 0,46-1,01). Studi ini menunjukan hubunan antara paparan timbal di udara dengan kejadian anemia dan menyoroti perlunya memperkuat kebijakan, pengawasan dan pengembangan strategi untuk mengurangi paparan timbal.

This research aims to determine the relationship between the concentration of lead's exposure in the air to the incidence of anemia among children between 7 and 13 years, living around an informal recycling site of the used battery in the Jabotabek region. A Cross-sectional study was conducted at three locations (Tangerang, Bogor, Bekasi, and Depok) which have recycling activities of the former informal battery. The research population is a 7-to 13-year-old child in the recycling area of used battery, with a total sample of 418 people. The lead concentration in the air is measured by using the High Volume Air Sampler (HVAS) and analyzed by atomic absorption spectrometry (AAS). To be in the event of anemia done measurements of Hb blood with HemoCue® Hb 201+System. Multivariate analyses were conducted to evaluate the factors related to the incidence of anemia in children. The results of the study obtained an average of the lead concentration in the air (n = 52) were 2.96 μg/m3 with a range of 0.01 to 78.05 μg/m3 and a standard deviation of 13.23. The average rate of Hb blood of children is 11.89 G/dL range 7.7 to 16.10 G/dL, with the prevalence of anemia is about 51.2%. The high lead concentration in the air is associated with an increased incidence of anemia in children (OR: 3.96; 95% CI: 1.83-8.56) after control of calcium consumption behavior factor (OR: 0.68; 95% CI: 0.46-1.01). The study showed a relationship between exposure to lead in the air and the incidence of anemia and highlighted the need to strengthen policy, supervision and development strategies to reduce lead exposure."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53582
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library