Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 38 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fany Alyaditha
Abstrak :
Penelitian ini membahas sebuah karya sastra tahun 1929 yaitu cerpen yang berjudul Suami Istri (夫妇 Fūfù) karya Shen Congwen. Cerpen ini berkisah tentang penangkapan sepasang lelaki dan perempuan yang dikira bertindak asusila, dan baru diketahui belakangan bahwa mereka adalah sepasang suami istri. Dalam menyelesaikan permasalahan penangkapan dan tuduhan, hadir dua pendapat dari penduduk desa dan orang kota yang kebetulan sedang berlibur di desa itu. Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan adanya perbedaan pendapat antara orang desa dan kota, namun tidak membedah rinci seperti apa saja perbedaan itu muncul, dan juga mengarah pada kajian oposisi biner. Karena itu, penelitian ini bertujuan mengisi rumpang penelitian dengan menghadirkan perbedaan pendapat tersebut dengan mengemukakan oposisi biner yang nampak dari cerita dengan menggunakan teori oposisi biner untuk menemukan dikotomi orang kota dan desa tersebut. Siapa yang menjadi penentu penyelesaian kasus penangkapan ini, juga akan diungkap dalam penelitian ini. ......This research discusses a literary work in 1929, namely a short story entitled Husband and Wife (夫妇 Fūfù) by Shen Congwen. This short story revolves around the arrest of a man and a woman who were suspected do something immorally, afterwards, it turns out that they are husband and wife. In resolving the issue of capturing and punishing, there were two opinions from the villagers and the town man who was having a vacation in the village. Several previous studies have shown that there are differences of opinion between urban and rural people, but do not dissect in detail how these differences arise, and in this case also lead to a study of binary opposition. Therefore, by proposing a binary opposition that appears from the story, this research aims to fill the gap by presenting these differences of opinion using binary opposition theory to find the dichotomy of urban and rural people. The key person who will solve of this case, will also be revealed in this research.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dennis Islami Arafah
Abstrak :
ABSTRAK
Film Confucius ?? karya sutradara Hu Mei 2010 adalah film asal Tiongkok yang mengisahkan tentang perjalanan hidup Konfusius sekitar tahun 498 ndash;479 SM semenjak ia berusia 52 tahun ketika ia diangkat sebagai menteri hukum di Kerajaan Lu hingga ia meninggal dunia pada usia 73 tahun. Penggambaran sikap-sikap teladan tokoh Konfusius merupakan aspek utama yang ditonjolkan dalam film ini. Perilaku teladan tersebut yang pertama adalah laku bakti, kesetiaan, dan kecintaan terhadap negara dan pemimpin. Yang kedua adalah sikapnya yang selalu mengutamakan kepentingan rakyat dan kerajaan. Sikap teladannya yang ketiga adalah patuh terhadap nilai dan aturan yang berlaku di masyarakat. Dalam tulisan ini, penulis akan menjelaskan sikap-sikap teladan tokoh Konfusius dalam film Confucius ?? tersebut berdasarkan analisis dialog dan adegan dalam film.
ABSTRACT
Confucius by film director Hu Mei 2010 is a Chinese movie that tells a story of Confucius rsquo life around 498 ndash 479 BC. This movie recounts Confucius rsquo life at the age of 52 when he was promoted as law minister in Lu State, until the day he died at the age of 73. The depiction of Confucius rsquo exemplary attitudes are the prominent aspects that highlighted in this movie. Those exemplary attitudes include 1 his devotion to his country and its leaders, 2 his attitude to always prioritize the state and people rsquo interests, 3 his obedience with the existing norms and values among society. In this study, the writer will describe the exemplary attitudes of Confucius rsquo character in Confucius based on analysis both in dialogue and scenes in the movie.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Cahyaningtyas Kusumastuty
Abstrak :
Cerpen "Maku Xiansheng" adalah cerpen satire yang ditulis oleh Lao She pada tahun 1933. Cerita pendek Maku Xiansheng mengisahkan tentang perjalan dan ujaran-ujaran Tuan Maku dari stasiun kereta api Beijing hingga ke stasiun Dezhou yang disampaikan dengan menggunakan sudut pandang tokoh bawahan 'Aku'. Di sepanjang cerita terjadi dialog antara Tuan Maku dan Pelayan yang didominasi oleh teriakan Tuan Maku yang berulangkali memerintah Pelayan untuk mengambilkan benda-benda yang diinginkannya dan dibalas penolakan berulangkali pula oleh Pelayan kereta. Dalam cerpen Maku Xiansheng ini terdapat dua tokoh utama - tuan Maku dan Pelayan - dan satu tokoh tambahan yang kehadirannya sangat sedikit dalam cerita, tapi memiliki peran penting, yakni 'Aku'. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap kritik tersirat yang dihadirkan pengarang melalui analisis atas ujaran-ujaran tokoh utama dan tanggapan tokoh 'Aku'. Dengan demikian makna cerita dan apa yang sesungguhnya disampaikan pengarang melalui cerpen ini bisa terungkap.
Maku Xiansheng short story is a satire short story written by Lao She in 1933. This short story tells about Mr. Maku's journey and interactions from the Beijing station to Dezhou station which was delivered using point of view of the subordinate 'I'. Throughout the story, there was a dialogue between Mr. Maku and Servant who was dominated by Mr. Maku's shout who repeatedly ordered the Servant to brings some objects that he wanted and also was repeatedly rejected by Servant. In this short story, there are two main characters - Mr. Maku and Servant - an additional character whose have a very little presence, but has an important role in the story, called 'I'. The purpose of this journal is to reveal implied criticism that the writer want to present through the interaction of each main character and the response from the 'I' character. Thus, the meaning of the story and what the writer actually conveyed through this short story can be revealed.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Trisni Hana
Abstrak :
ABSTRAK
Jurnal ini membahas mengenai latar dan tokoh yang terdapat dalam cerpen Malam yang Memabukkan Saat Musim Semi karya Yu Dafu. Cerpen ini bercerita mengenai keadaan seorang Tokoh lsquo;Aku rsquo; yang mengalami masa-masa sulit dalam hidupnya, dia merupakan seorang penulis laki-laki pengangguran yang hidup di Shanghai selama enam bulan. Tokoh lsquo;Aku rsquo; mengalami gangguan kegelisahan dan insomnia, oleh sebab itu setiap tengah malam dia keluar rumah untuk sekedar berjalan-jalan mengembara Shanghai. Rupanya hal tersebut berdampak baik untuk kehidupannya. Penulisan ini akan mengungkap penggambaran latar dan tokoh yang ada di dalam cerita.
ABSTRACT
This journal discusses the setting and character in Yu Dafu rsquo;s short story Intoxicating Spring Nights. This story tells about the condition of 39;I 39; who had a difficult time in his life, he was an unemployed man writer who lived in Shanghai for six months. The character of 39;I 39; suffers from anxiety and insomnia, so every midnight he goes out for a walk to wander around Shanghai. Apparently it has a good impact on his life. This writing will reveal the depiction of the setting and characters in the story.
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Deandra Asyifa
Abstrak :
Cerpen Hati Seorang Budak (奴隶的心 Nuli de Xin) adalah karya yang ditulis oleh Ba Jin pada tahun 1931. Hati Seorang Budak mengambil perbudakan sebagai latar sosial cerpen. Cerpen ini menceritakan pertemanan antara Peng dan Zheng yang berbeda latar belakang keluarga. Peng adalah anak dari keluarga budak, sedangkan Zheng adalah anak dari keluarga pemilik budak. Latar belakang keluarga dan kondisi hidup yang bertolak belakang mempengaruhi karakter, sikap, cara hidup dan pandangan mereka terhadap perbudakan. Hal-hal tersebut hadir melalui dialog-dialog kedua tokoh, hampir di seluruh teks, yang dideskripsikan oleh Zheng sebagai narator cerita. Bagaimana pandangan kedua tokoh terhadap perbudakan, dan bagaimana sikap mereka dalam menghadapi perbudakan tersebut akan menjadi materi yang akan diulas dalam artikel ini. Melalui analisis tokoh dan penokohan Peng dan Zheng, dan mengupas pandangan masing-masing tokoh tentang lawan bicaranya, akan terlihat bahwa Peng sangat membenci kaum pemilik budak dan berambisi menjadi revolusioner untuk menghilangkan perbudakan, sedangkan Zheng menganggap menjadi pemilik budak adalah hal membanggakan. ...... The Heart of A Slave short story is the work of Ba Jin in 1931. The Heart of a Slave takes slavery as a storys social background. This story tells about a friendship between Peng and Zheng with different family backgrounds. Peng is a child of a slave family, while Zheng is a child of a family of slave owners.The difference of backgrounds and social conditions of Peng and Zheng affect their characters, attitude, the way of living, and views towards slavery. These things are present through the dialogues of the two characters, almost throughout the text,described by Zheng as the narrator of the story. How the two characters see slavery, and how they attitude facing slavery will be the focus of this article. Analyze the characterization of Peng and Zheng, and explore the views of each character about his interlocutor, will explain that Peng hates slave owners and has ambition to be a revolutionary to eliminate slavery, while Zheng assume being a slave owner is a proud thing.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Wan Ghassani Nabila
Abstrak :
Film Under the Hawthorn Tree (山楂树之恋Sanzhashuzhi Lian) berkisah tentang hubungan cinta sepasang kekasih yang akrab dipanggil Jingqiu (Zhang Jingqiu) dan Lao San (Sun Jianxin). Film ini mengambil latar waktu pada masa Revolusi Kebudayaan. Jingqiu dan Lao San memiliki hubungan yang sangat unik, penuh keluguan, menjadikan pohon sanzha sebagai simbol cinta, yang semuanya terjalin pada saat Revolusi Budaya berlangsung. Sepanjang film tidak terlihat adanya campur tangan atau pengawasan Partai terhadap perjalanan kisah cinta mereka. Pengawasan dan keberatan terhadap hubungan mereka justru muncul dari pihak Ibu Jingqiu. Keberatan dari Ibu Jingqiu disebabkan oleh alasan-alasan politis dan kondisi keluarga mereka. Bagaimana kondisi keluarganya? Dan apa yang terjadi dengan hubungan cinta mereka dengan latar belakang keluarga masing-masing? Untuk menjawab pertanyaan ini, penulis akan melakukan pembedahan terhadap film melalui analisis tokoh dan penokohan serta analisis cerita dalam film. Melalui analisis ini diharapkan dapat mengungkapkan bagaimana keunikan kisah cinta antara kedua tokoh yang berbeda latar belakang di masa Revolusi Kebudayaan dalam film Cinta Under the Hawthorn Tree (山楂树之恋Sanzhashuzhi Lian).
`Under the Hawthorn Tree,` a movie that tells a romance story of Jingqiu (Zhang Jingqiu) and Lao San (Sun Jianxin). The tale of this two lovers set during the Chinese Cultural Revolution. Jingqiu and Lao San have a very unique relationship, ingenuous love, they both perceive shanzha tree as a symbol of love. Although their love tale in the movie shows that there is no interference to their relationship by the communist party, it's Jingqiu's mother that disapprove about their love between one another. Family background and politics reason are causing this objection from Jingqiu's mother. What is the background situation within their family? What happen with their love relationship with such family circumstances? To answer these questions, the author will examine the story through character and characterization analysis by also analyzing the story plot within the movie. Through this analysis, the author expects to reveal uniqueness of this romance between two different characters and two different background during the Cultural Revolution in the movie entitled Under the Hawthorn Tree (山楂树之恋Sanzhashuzhi Lian).
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sugeng Riyadi
Abstrak :
Perilaku-perilaku tak wajar seorang tokoh tertentu di dalam sebuah karya sastra atau film terkadang menimbulkan pertanyaan apakah perilaku-perilaku tersebut dapat dipercaya atau tidak. Terkadang memang tidak mudah untuk memahami alasan yang membuat tokoh tersebut berperilaku sebagaimana digambarkan dalam cerita di karya sastra atau film tersebut. Di sinilah pendekatan psikoanalisis bisa menjadi alat yang sesuai untuk memahami hal tersebut. Kajian ini bertujuan untuk menunjukkan bagaimana prinsip-prinsip psikoanalisis dapat digunakan untuk lebih memahami sebuah film yang berjudul Mereka Bilang, Saya Monyet!, terutama tokoh utamanya, yaitu Adjeng. Secara lebih spesifik, tujuan dari penelitian kualitatif ini adalah untuk menemukan bagaimana (1) unsur-unsur naratif dan sinematografis film ini mencerminkan prinsip-prinsip psikoanalisis Freud, dan (2) bagaimana gejala-gejalan neurosis tokoh utama di dalam film ini ditunjukkan di dalam film, dan bagaimana gejala-gejala tersebut terkait dengan masa lalunya. Dari hasil analisis unsur-unsur naratif film (tema, alur, penokohan, simbol, metafor, ironi, dan alegori) ditemukan bahwa semua unsur naratif tersebut sangat terkait dengan prinsip-prinsip psikoanalisis Freud. Keterkaitan yang sama juga ditemukan pada unsur-unsur sinematografisnya (gambar, gerakan, dan suara). Keterkaitan unsurunsur sinematografis ini mungkin tidak sejelas keterkaitan dengan unsur-unsur naratif. Meski begitu, unsur-unsur sinematografis tetap mempertegas keterkaitan antara struktur film ini dengan prinsip-prinsip psikoanalisis. Sementara itu, analisis gejala-gejala neurosis pada tokoh utama film ini, Adjeng, menemukan adanya dua macam gejala neurosis yang diderita Adjeng, yaitu ketakutan akan keintiman dan ketakutan akan ditinggalkan (ditelantarkan). Gejala-gejala tersebut ditunjukkan oleh sekuen-sekuen yang menunjukkan hubungannya dengan orang-orang terdekatnya, seperti ibunya, kekasih-kekasihnya, dan teman-teman dekatnya. Gejala-gejala neurosis tersebut terkait erat dengan kejadian-kejadian traumatis yang dialami Adjeng ketika masih kecil dulu, khususnya saat ia mengalami kompleks Oedipus. ...... Uncommon behaviors of a certain character in a literary work or movie sometimes raise a question if such behaviors are really believable or not. In fact, it is sometimes difficult to understand why such character does the things s/he does in the story told by the literary work or movie. In this case, a psychoanalysis approach can be a very effective tool to understand such thing. This study aims at showing how psychoanalysis principles can be used to get a better understanding of a movie entitled Mereka Bilang, Saya Monyet! (They Say, I am a Monkey!), in general, and its character(s), in particular. To be more specific, the objective of this qualitative research is to find out (1) how the narrative and cinematographic elements of this movie reflect Freud's Psychoanalysis principles and (2) how the neurosis symptoms of the main character in this movie, Adjeng, which are related to her childhood memories, are shown in the movie. The analysis of its narrative elements (theme, plot, characterization, symbolism, metaphor, irony, and allegory) shows that all the elements are closely related to Freud's Psychoanalysis principles. The same finding also goes to the analysis of its cinematographic elements (picture, motion, dan sounds). Such relation might not be as vivid as the one found in its narrative elements, but cinematographic elements certainly give strong emphasis on such principles. As for the neurotic symptoms of the main character, Adjeng, it is found that there are basically 2 kinds of neurotic symptoms that she suffers from; fear of intimacy and fear of abandonment. Such symptoms are shown by the sequences that show her relationship with the people she is close to, including her mother, her lovers, and her close friends. These neurotic symptoms are deeply rooted to her traumatic experiences in her childhood when Oedipus Complex took place.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T41375
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dea Letriana Cesaria
Abstrak :
Sastra Melayu Tionghoa adalah karya sastra yang dihasilkan oleh pengarang keturunan Tionghoa di Indonesia. Pada tahun 1950-an, kebanyakan karya mereka dimuat dalam tiga majalah yaitu Star Weekly, Liberal, dan Pantjawarna. Penelitian ini melihat bagaimana nilai konfusianisme memengaruhi identitas Tionghoa Indonesia melalui teks dalam majalah tahun 1950-an. Tahun 1950-an awal merupakan tahun-tahun ketika Indonesia sudah mendapatkan kedaulatannya sebagai bangsa, tetapi Indonesia pada saat itu baru mulai untuk hidup bernegara. Pencarian identitas sebagaimana disebutkan tersebut menyebabkan konsep Indonesia pun dibangun dengan mendapatkan ̳masukan‘ dari berbagai hal yang ada di luar. Hal ini tentunya akan mengakibatkan adanya berbagai bentuk dan berbagai hal yang berbeda dari apa yang ada sebelumnya, termasuk di dalamnya adalah nilai-nilai kemasyarakatan yang di antaranya adalah nilai-nilai dalam sebuah keluarga, mengingat keluarga adalah bentuk terkecil dan bentuk inti masyarakat. Penelitian ini secara khusus menumpukan perhatian pada karya cerpen yang dibahas dalam majalah-majalah tersebut. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dan deskriptif dengan menggunakan sumber data dari majalah Star Weekly, Liberal, dan Pantjawarna tahun 1950—1959. Hasil penelitian menunjukkan bahwa majalah Star Weekly, Pantjawarna, dan Liberal menjadi wahana untuk mempertahankan identitas ketionghoaan. Bentuk-bentuk pemertahanan identitas dapat dilihat dari 6 aspek yaitu nama diri, tradisi/adat, pendidikan, keagamaan, nilai bakti, dan status ekonomi. Nama diri, nilai bakti, dan status ekonomi merupakan tiga aspek yang paling banyak ditemukan dalam 11 cerpen tersebut. ......Chinese Malay literature is a literary work produced by authors of Chinese descent in Indonesia. In the 1950s, most of their works were published in three magazines, namely Star Weekly, Liberal, and Pantjawarna. This study looks at how Confucian values influence Indonesian Chinese identity through texts in magazines in the 1950s. The early 1950s were the years when Indonesia had gained its sovereignty as a nation, but at that time Indonesia was just starting to live as a state. The search for identity as mentioned above causes the concept of Indonesia to be built by getting 'input' from various things outside. This of course will result in various forms and various things that are different from what existed before, including social values which include values in a family, considering that the family is the smallest form and the core form of society. This research focuses specifically on the short stories discussed in these magazines. The method used is a qualitative and descriptive method using data sources from the magazines Star Weekly, Liberal, and Pantjawarna 1950-1959. The results showed that Star Weekly, Liberal, and Pantjawarna magazines became vehicles to maintain Chinese identity. The forms of identity defense can be seen from 6 aspects, namely self-name, tradition/custom. education, religion, devotional value, and economic status. Names, values of devotion, and economic status are the three most common aspects found in the 11 short stories.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lu, Xuanyi
Abstrak :

Penelitian ini merupakan penelitian terjemahan beranotasi. Dalam penelitian ini penulis melakukan terjemahan dua bab dari buku biografi Tokoh Tionghoa & Identitas Indonesia: Dari Tjoe Bou San Sampai Yap Thiam Hien dan memberi anotasi terhadap bagian yang penting dan dirasakan perlu. Tujuan penelitian umum adalah menghasilkan terjemahan yang berhasil dan berterima bagi pembaca bahasa sasaran. Tujuan penelitian khusus dapat dijabarkan sebagai berikut: (1) menemukan metode yang tepat untuk menerjemahkan teks sumber ini; (2) menemukan teknik penerjemahan yang cocok dan memberikan alasan untuk memilih kesepadanan dalam penerjemahan ini. Dalam menerjemahkan biografi ini, penulis menggunakan metode penerjemahan komunikatif (Newmark, 1988) dan menganggap teori kesepadaan dinamis dari Nida dan Taber (1982) sebagai prinsip utama. Anotasi dibagi menjadi enam kelompok, yaitu: kata bermuatan budaya, frasa yang diterjemahkan ke dalam bentuk idiom bahasa Tionghoa, nama diri, metafora, catakan kaki, dan kalimat. Untuk kata benda khusus yang sudah memiliki aksara Tionghoa yang resmi, penerjemah perlu tetap menggunakannya, buat yang belum ada bisa dapat dipertahankan huruf Latinnya. Nama orang dan nama tempat harus diterjemahkan ke aksara Tionghoa melalui teknik transliterasi. Menerjemahkan sebuah teks dengan baik bukan hanya memerlukan tingkat kemahiran bahasa yang tinggi tetapi juga membutuhkan pengetahuan yang luas. Tesis ini bagi dunia akademis dapat menambah warna pada bidang penerjemahan, terutama dalam penerjemahan bahasa Indonesia-Tionghoa yang belum banyak dipublikasi dan dianalisis sehingga memperkaya komunikasi dan pertukaran budaya antara Indonesia dan Tiongkok.


This research is an annotated translation study. In this study the author conducted a translation of two chapters of the biography named Tokoh Tionghoa & Identitas Indonesia: Dari Tjoe Bou San Sampai Yap Thiam Hien (2010) and gave annotations to important and necessary parts. The general purpose of this research is to produce an successful and acceptable translation for the target language readers. Specific purposes of this research can be described as follows: (1) find the appropriate method to translate this source text; (2) find out proper translation techniques and and provide reasons for choosing equivalence. In translating this biography, the author uses communicative translation (Newmark, 1988) and considers the dynamic equivalence theory of Nida and Taber (1982) as the main principle. Annotations are divided into six groups, namely: culturally charged words, phrases that are translated into Chinese idioms, proper nouns, metaphors, footprints, and sentences. For proper nouns which already have official Chinese translation, the thesis keeps continuing to use them, while for others that do not have equivalence, Latin letters can be maintained. Names of people and place names must be translated into Chinese characters through the transliteration technique. To translate a text successfully, translators need not only a good mastery of languages but also board knowledge. For the academic world, this thesis can add color to the field of translation, especially in translating Indonesian-Chinese which has not been published and analyzed much so as to enrich communication and cultural exchanges between Indonesia and China.

2019
T53087
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aika Ramayu
Abstrak :
Skripsi ini membahas tentang gambaran tokoh wanita dalam dua cerpen yang ditulis oleh pengarang berbeda gender. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan dan memaparkan perbedaan yang muncul berdasarkan penggambaran tokoh wanita dalam masing-masing cerpen. Penelitian ini menggunakan metode sastra bandingan dengan pendekatan objektif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dibalik persamaan latar belakang ekonomi dan profesi dari kedua tokoh, terdapat perbedaan antara kedua tokoh utamanya yaitu tentang kebebasan wanita dalam menentukan pilihan hidup dan kebergantungan hidup wanita pada laki-laki. ...... The focus of this study is portrayals of heroine in two different short stories which is written by authors of different genders. The purpose of this study is to find and explain the differences of both heroines that appear based on each portrayal in each short story. This study uses comparative literature method with an objective approach. The result of this study shows that behind some similarities about economic backgrounds and professions of both heroines, there are differences between them which are about women's emancipation of deciding life choices and women?s need of man's power.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S61311
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>