Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Keenan Mandela Gebze
"ABSTRAK
Sejak 1960an geograf mulai menggunakan mental maps yang digambarkan pada kertas untuk melakukan studi mengenai ruang. Kemunculan fenomena Volunteered Geographic Information VGI pada abad ke-21 mempersembahkan jenis data baru yang bisa digunakan oleh geograf dalam meneliti ruang. Penelitian ini bermaksud untuk membandingkan akurasi antar kedua data tersebut menggunakan konsep produk spasial. Agar bisa dibandingkan, diperlukan partisipan yang bersedia untuk mengisi webmap untuk mendapatkan VGI , print-out peta cetak, dan mental mapsnya. Mahasiswa Universitas Indonesia yang tinggal di Kelurahan Kukusan dipilih sebagai partisipan penelitian. Mereka diminta untuk memetakan tiga tempat makan favoritnya di Kelurahan Kukusan sebagai strategi untuk mengidentifikasi tempat makan populer sekaligus mengungkap mental maps mereka. Total ada 142 responden mengisi webmap yang menghasilkan VGI berupa 419 titik tempat makan favorit beserta penilaian karakterstiknya. Dari 142 responden, 13 diantaranya bersedia mengisi peta print out peta cetak sehingga keduanya bisa dibandingkan. Dari data VGI, tiga tempat paling populer di Kelurahan Kukusan yang berhasil diidentifikasi adalah Cumlaude, Bahari, dan Samtari. Secara umum, tempat makan populer diingat sebagai tempat yang memiliki akses dan fasilitas baik; sedangkan yang tidak begitu populer memiliki karakteristik harga yang pas, lingkungan yang nyaman, dan penduduk sekitar yang ramah dibanding tempat yang populer. Dari hasil perbandingan, tidak ditemukan adanya perbedaan antara VGI dengan data yang diperoleh melalui peta cetak di kertas. Meskipun begitu, ada temuan yang mengindikasikan bahwa terdapat hubungan antara akurasi VGI dengan mental maps yang menarik untuk diteliti lebih lanjut.

ABSTRACT
In the 1960s, geographer started to use mental maps that are drawn in a paper to study places. The emerging of Voulnteered Geographic Information VGI in the 21st century presents geographer a new data to study places. This research are are an attempt to compare those two by using spatial product concept. To compare those two, there must be a willing person as a participant of this research, to draw on a webmap to obtain VGI and paper map, and their mental maps. Students in the University of Indonesia that lives temporarily in Kelurahan Kukusan are choosen as the participant. They rsquo re asked to identify three of their favourite eating place in Kukusan as a strategy to identify popular eating place and to obtain their mental maps. In total, there are 142 participants filling up the webmap, creating a VGI map of 419 favourite eating spots in Kukusan with their ratings about the places characteristic. From the 142, 13 of them are willing to fill their paper map so that the two data can be compared. From the VGI, the three most popular eating places are identified as Cumlaude, Bahari, and Samtari. In general, popular eating places are remembered to have good accessibility and facility and the not so popular ones are remembered to have more suitable prices, comfortable environment, and friendly peoples than the popular ones. There is no difference in between the accuracy VGI and the accuracy of data obtained by print map. But, there seems to be an interesting relationship between the accuracy of VGI with the mental maps that should be researched further."
2017
S68206
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Violita Sabilla
"Kue kering lebaran merupakan usaha yang menjanjikan dan relatif mudah terutama bagi ibu rumah tangga, sehingga banyak pengusaha rumahan atau yang disebut Usaha Mikro Kecil Menengah UMKM membuka usaha ini. UMKM memiliki cara pemasaran khususnya distribusi yang berbeda dari perusahaan besar, karena modalnya yang terbatas, baik biaya maupun sumber daya manusia. Penelitian ini bertujuan untuk memahami pola distribusi kue kering lebaran pada UMKM di Kota Depok. Dengan menggunakan metodologi penelitian kualitatif, didapat enam produsen dengan karakteristik tertentu, yaitu berdasarkan partai produksi dan atribut produk jaminan kualitas dan harga.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Relasi sosial dan lokasi pemasaran menciptakan jenis distribusi yang membentuk saluran distribusi kue kering lebaran tertentu, pada UMKM di Kota Depok. Terdapat dua jenis distribusi, yaitu distribusi personal dan impersonal. Distribusi personal mampu membentuk saluran distribusi tingkat nol, satu, dan dua. Sedangkan distribusi impersonal membentuk saluran distribusi tingkat satu.

Eid al fitr cookie is a promising business and relatively easy to be run especially for housewife. Therefore, some home industries or so called Micro, Small, and Medium Enterprises MSME opened this business. MSME has different way of marketing, especially distribution, from large company, because its limited asset, both cost and human resources. This research aims to understand the distribution pattern of eid al fitr cookie on MSME in Depok City. Using qualitative methodologies, obtained six producers with certain characteristics, based on party of production and product attribute quality warranty and price.
The result show that social relation and marketing location create types of distribution that formed certain distribution channel of eid al fitr cookie on MSME in Depok City. There are two types of distribution, i.e. personal and impersonal distribution. Personal distribution is capable of forming a zero, one, and two level distribution channel. While impersonal distribution forms one level distribution channel.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilla Nindyatama
"ABSTRAK
Permukiman liar merupakan bentuk dari meningkatnya kebutuhan akan permukiman di Ibu Kota Jakarta. Hal ini disebabkan oleh migrasi penduduk ke pusat kota. Tepian Waduk Pluit adalah contoh pemukiman liar di Jakarta Utara. Hal tersebut menyebabkan Pemprov DKI Jakarta melakukan normalisasi dan relokasi di Kawasan Waduk Pluit, Jakarta Utara, yang bertujuan untuk mengembalikan fungsi waduk dan menertibkan infrastruktur permukiman perkotaan pada tahun 2014. Relokasi yang dilakukan oleh pemerintah bersifat berpindah-pindah. masyarakat ke Rusunawa Muara Baru, Jakarta Utara. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan geografi humanistik sebagai landasannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan karakteristik hunian dan perubahan kebutuhan pokok rumah tangga warga serta mengidentifikasi adaptasi yang terbentuk dalam aktivitas mata pencaharian warga setelah mengalami relokasi dari permukiman informal di bantaran Waduk Pluit ke permukiman formal di Rusunawa Muara Baru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penghuni Rusunawa Muara Baru merasakan perubahan lingkungan yang positif pada hunian baru, namun perpindahan ini justru mengakibatkan peningkatan kebutuhan pokok di hunian baru, terutama karena biaya sewa. Kondisi ini menyebabkan warga beradaptasi dengan memiliki mata pencaharian tambahan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Penghuni yang sebelumnya tidak memiliki mata pencaharian tambahan akan membentuk mata pencaharian tambahan baru di sektor jasa karena tidak memerlukan ruang usaha. Sedangkan warga yang sudah memiliki mata pencaharian tambahan akan mempertahankannya baik dengan jenis usaha yang sama maupun berbeda. Ruang usaha yang disediakan oleh pengelola Rusunawa umumnya berbeda dengan ruang usaha yang dimiliki oleh para penghuni sebelumnya, kondisi ini menyebabkan sebagian dari mereka mengubah jenis usahanya berdasarkan kondisi pasar yang berlaku di sekitar ruang usaha mereka. Lokasi yang digunakan untuk pekerjaan tambahan adalah ruang publik berupa lantai dasar.
ABSTRACT
Illegal settlements are a form of the increasing need for housing in the capital city of Jakarta. This is due to the migration of the population to the city center. The edge of Pluit Reservoir is an example of an illegal settlement in North Jakarta. This has caused the DKI Jakarta Provincial Government to normalize and relocate in the Pluit Reservoir Area, North Jakarta, which aims to restore the function of the reservoir and regulate urban settlement infrastructure in 2014. The relocation carried out by the government is sedentary. people to Rusunawa Muara Baru, North Jakarta. This research is a qualitative research using a humanistic geography approach as the basis. This study aims to determine changes in residential characteristics and changes in the basic needs of residents' households and identify adaptations formed in residents' livelihood activities after experiencing relocation from informal settlements on the banks of Pluit Reservoir to formal settlements in Rusunawa Muara Baru. The results showed that the residents of Muara Baru Rusunawa experienced positive environmental changes in the new housing, but this displacement actually resulted in an increase in basic needs in the new residence, mainly due to rental costs. This condition causes residents to adapt by having additional livelihoods to meet these needs. Residents who previously did not have additional livelihoods will form new additional livelihoods in the service sector because they do not require business space. Meanwhile, residents who already have additional livelihoods will maintain it either with the same or different types of business. The business space provided by the Rusunawa management is generally different from the business space owned by the previous occupants, this condition causes some of them to change the type of business based on the prevailing market conditions around their business space. The location used for additional work is a public space on the ground floor."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library