Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rindri Putri Handianti
"Telah dilakukan penelitian terhadap enam ekor gajah sumatera di Taman Margasatwa Ragunan yang terdiri dari dua jantan Harli dan Pangeran dan empat betina Mulyani, Putri, Agustin, dan Lestari, yang bertujuan untuk mengamati perilaku harian individu dan perilaku sosial gajah sumatera. Pengamatan ke-6 ekor gajah sumatera dilakukan selama 40 hari yang dimulai pada 05 Februari mdash;07 April 2018 pukul 08.00 mdash;15.00 WIB. Metode yang digunakan yaitu scan sampling dan ad libitum sampling dengan interval waktu 30 menit tanpa jeda. Perilaku harian yang diamati meliputi perilaku makan, minum, berkubang, bergerak, dan istirahat, sedangkan perilaku sosial yang diamati meliputi perilaku parental care, feeding behaviour, bermain dan interaksi terhadap perawat satwa. Dari hasil pengamatan didapatkan bahwa perilaku harian individu gajah sumatera didominasi oleh perilaku bergerak dengan rerata persentase sebesar 86,85 , sedangkan perilaku sosial gajah sumatera di dominasi oleh perilaku parental care dengan rerata persentase sebesar 26,62.

A study of six sumatran elephants in Taman Margasatwa Ragunan consisting of two males Harli and Pangeran and four females Mulyani, Putri, Agustin, and Lestari, were aimed at observing the individual daily behavior and social behavior of sumatran elephants. The observation of the six sumatran elephants was conducted for 40 days starting on 05 February mdash 07 April 2018 at 08.00 15.00 WIB. The method used is scan sampling and ad libitum sampling with time interval 30 minutes without pause. Daily behaviors observed included eating, drinking, wallowing, moving, and resting behaviors, while observed social behaviors included parental care behavior, feeding behavior, play and interaction with animal keepers. From the observation result, it is found that the daily behavior of sumatran elephant is dominated by moving behavior with the average percentage of 86.85, while the social behavior of sumatran elephant is dominated by parental care behavior with the average percentage of 26.62.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erma Nur Sigmawati
"Owa ungko (Hylobates agilis) merupakan primata yang dapat ditemukan di Sumatra, Kalimantan, dan Malaysia. Satwa ini memiliki sistem perkawinan monogami dan perilaku pengasuhan biparental. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa jika dilakukan pemisahan induk jantan terhadap kelompok, perilaku pengasuhan bermain oleh induk betina tidak ditemukan. Penelitian mengenai ketiadaan jantan terhadap perilaku pengasuhan induk betina belum pernah dilakukan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis pola pengasuhan induk betina owa ungko tanpa kehadiran jantan dan menganalisis pengaruh intervensi pengunjung terhadap pola pengasuhan infant. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah focal animal sampling dengan dua kelompok penelitian. Kelompok kandang 1 terdiri atas induk betina 1 (B1), induk jantan 1 (J1) dan anak 1 (A1), sedangkan kelompok kandang 2 terdiri atas induk betina 2 (B2) dan anak 2 (A2). Perilaku yang diamati meliputi perilaku menyusui, memberi makan, menggendong, menelisik, dan bermain. Perilaku pengunjung yang diamati meliputi aktivitas pengunjung, kepadatan, dan kebisingan. Hasil uji t (independent t-test dengan tingkat kepercayaan 0,05 menunjukkan terdapat perbedaan perilaku pengasuhan oleh induk B1 dan B2. Hasil pengamatan menunjukkan aktivitas pengunjung tidak berpengaruh terhadap perilaku pengasuhan induk betina B1 dan B2 di Taman Satwa Taru Jurug Surakarta.

Agile gibbon (Hylobates agilis) is a primate that can be found in Sumatra, Kalimantan and Malaysia. They have monogamous mating system and biparental parenting behavior. Previous research has shown that if the male parent is separated from the group, the parenting behavior of playing by the female parent is not found. However, research on the absence of males in the parenting behavior of females has never been done. Therefore, this study aims to analyze the parenting pattern of female agile gibbon without the presence of males and analyze the effect of visitor intervention on infant care patterns. The method used in this research is focal animal sampling with two research groups. Group 1 consists of female 1 (B1), male 1 (J1), and infant 1 (A1) who is less than 1 year old. Group 2 consists of female 2 (B2), and infant 2 (A2). The observed behaviors included lactating, feeding, carrying, allogrooming, and playing. Observed visitor behavior included visitor activity, density, and noise. The independent t-test results at a significance level of 0,05 showed differences in parenting behavior between B1 and B2 parents. The observation result showed that visitor activities did not affect the parenting behavior of B1 and B2 females at Taman Satwa Taru Jurug, Surakarta."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilman Nur Muhammad Yahya
"Keberadaan burung pada suatu ekosistem merupakan salah satu indikator penting dalam keberlangsungan ekosistem tersebut. Pohon merupakan komponen penting bagi habitat burung, pohon dimanfaatkan sebagai tempat berlindung, beristirahat, penyedia makanan, dan membuat sarang. Pohon Jeungjing (Paraserianthes falcataria) dan pohon Kluwih (Artocarpus camansi) merupakan tumbuhan yang banyak digunakan oleh masyarakat, baik pohon Jeungjing maupun pohon Kluwih memiliki manfaat dari segi manusia juga segi alam. Hingga kini, belum banyak penelitian yang membahas asosiasi antara burung dengan pohon sebagai habitatnya, khususnya pohon Jeungjing dan pohon Kluwih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui asosiasi antara komunitas burung dengan pohon Jeungjing dan pohon Kluwih serta perbedaan populasi burung pada kedua pohon. Asosiasi dicari menggunakan uji G-test, analisis perbedaan jumlah populasi burung pada kedua pohon dicari menggunakan uji-t dua sampel independen. Berdasarkan hasil yang didapatkan, seluruh populasi burung yang ditemukan pada lokasi pengamatan tidak memiliki asosiasi dengan pohon Jeungjing dan pohon Kluwih. Perbedaan jumlah populasi burung dihitung menggunakan populasi Merbah Cerukcuk (Pycnonotus goiavier) yang terdistribusi normal pada kedua pohon. Hasil analisis uji-t dua sampel independent menunjukkan tidak adanya perbedaan signifikan jumlah populasi Merbah Cerukcuk pada pohon Jeungjing dan pohon Kluwih.

The presence of birds in an ecosystem is one of the important indicators in the sustainability of the ecosystem. Trees are an important component for bird habitats, trees are used as places to shelter, rest, provide food, and make nests. Jeungjing tree (Paraserianthes falcataria) and the Kluwih tree (Artocarpus camansi) is a plant that is widely used by the community, both Jeungjing and Kluwih trees have benefits from a human perspective as well as a natural one. Until now, not many studies have discussed the association between birds and trees as their habitat, especially Jeungjing trees and Kluwih trees. This study aims to determine the association between bird communities and Jeungjing and Kluwih trees and differences in bird populations in both trees. Associations were searched using the G-test, analysis of differences in the number of bird populations in the two trees was searched using the t-test of two independent samples. Based on the results obtained, all bird populations found at the observation site had no association with Jeungjing and Kluwih trees. The difference in the number of bird populations was calculated using the Merbah Cerukcuk population (Pycnonotus goiavier) which is normally distributed in both trees. The results of the t-test analysis of two independent samples showed that there was no significant difference in the number of Merbah Cerukcuk populations in Jeungjing and Kluwih trees."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
David Purmiasa
"Pendorong utama kepunahan avifauna hutan tropis adalah hilangnya habitat dan fragmentasi. Pulau Halmahera yang berada di Maluku Utara memiliki nilai endemisitas burung yang tinggi. Namun, penebangan hutan dan kegiatan antropogenik lainnya telah menurunkan sekitar 80% hutan alamnya. Meskipun demikian dampak hilangnya habitat dan degradasi hutan terhadap spesies burung masih kurang dipahami. Penelitian ini dilaksanakan di Pulau Halmahera, dari bulan Desember 2016 sampai dengan Pebruari 2017, pada dua tipe habitat yaitu hutan bekas tebangan dan kebun campuran.  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman dan kelimpahan spesies burung pada habitat hutan bekas tebangan dan kebun campuran serta efek dari perubahan tipe habitat terhadap sebaran dan kelimpahan burung di Halmahera. Penelitian ini menggunakan metoda titik hitung dengan penghitungan jarak (VCP), pengamatan burung dilakukan selama sepuluh menit pada setiap titik pengamatan yang terletak pada interval 200 m sepanjang transek. Secara keseluruhan, tercatat 700 kontak burung yang teridentifikasi dari 90 titik pengamatan di hutan bekas tebangan (rata-rata = 7,7 per stasiun) dan 334 kontak burung di 55 titik pengamatan di kebun campuran (rata-rata = 6,07 per stasiun).  Jumlah total spesies yang diidentifikasi dalam penelitian ini adalah 75 jenis, 62 di hutan bekas tebangan (61 tercatat di titik pengamatan) dan 57 di kebun campuran (56 tercatat di titik pengamatan). Sebanyak 22 spesies burung endemik Maluku Utara ditemukan di hutan bekas tebangan dan 16 spesies di kebun campuran. Hasil penelitian ini menemukan bahwa keragaman spesies burung tinggi di hutan bekas tebangan yang sedang mengalami pertumbuhan kembali, namun rendah di kebun campuran.  Hal yang penting adalah hampir semua spesies burung sebaran terbatas secara global di Halmahera dapat dijumpai di hutan bekas tebangan dengan proses pertumbuhan kembali. Hasil tersebut mungkin disebabkan oleh regenerasi habitat yang cepat dan adanya area hutan yang tidak terganggu atau sedikit terganggu diantara habitat hutan bekas tebangan.

The main driver of tropical forest avifauna extinctions is habitat loss and fragmentation. Halmahera Island located in the Northern Moluccas has a high bird endemism. However, logging and other anthropogenic activities have degraded around 80% of its natural forests. The impact of habitat loss and degradation on these species is poorly understood.  This research was conducted in Halmahera Island, from December 2016 until February 2017.  The study was conducted on logged forest and mixed gardens. The purpose of the research is to know the bird species in logged forest and mixed garden in Halmahera, and  effects of habitat change to diversity and abundance on birds in Halmahera. The study used a point count method. At  each point count, birds were recorded during the ten-minute timed counts at points that were situated at 200 m intervals along transects. There were 700 bird contacts at 90 point count in logged forest (average = 7.7 contact per station) and 334 bird contacts in 55 point count in mixed garden (average = 6.07 per station) . The total number of species identified in the study were 75 species, 62 in logged forest (61 recorded at points count and 57 in mixed garden (56 recorded in point count). A total of 22 species of North Maluku endemic birds are found in logged-over forests and 16 species in mixed gardens. The study found that bird species diversity is high in the regrowth forest, but low in in mixed gardens. Importantly, almost all of the globally restricted range species were present in the regrowth forest. These results in the logged areas are probably due to rapid habitat regeneration and the presence of undisturbed or slightly disturbed forest patches."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Utaminingsih
"Telah dilakukan penelitian terhadap empat individu lutung jawa (Trachypithecus auratus) jantan dan betina di Pusat Primata Schmutzer, Taman Margasatwa Ragunan. Penelitian ini dilakukan untuk mengamati interaksi individu jantan dan betina lutung jawa serta menganalisis kondisi pengelolaannya berdasarkan indikator kesejahteraan satwa di Taman Margasatwa Ragunan. Interaksi yang diamati adalah interaksi dari lima pasangan, yaitu P1 (jantan 1 dan betina 1), P2 (jantan 2 dan betina 2), P3 (jantan 1 dan betina 2), P4 (jantan 2 dan betina 1), serta P5 (jantan 1 dan jantan 2).  Pengamatan interaksi dilakukan dengan metode scan sampling dan ad libitum dalam interval waktu 5 menit tanpa jeda. Kondisi kesejahteraan dilihat berdasarkan pengamatan langsung dan wawancara. Berdasarkan hasil pengamatan frekuensi interaksi perilaku afiliatif dan seksual paling besar terjadi pada pasangan jantan 1 dan betina 1, sedangkan interaksi perilaku agonistik paling sering terjadi antara jantan 1 dan jantan 2. Kesejahteraan lutung jawa di Pusat Primata Schmutzer, Taman Margsatwa Ragunan termasuk sangat baik, namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti luas kandang peragaan dan konsistensi jenis serta berat pakan sesuai untuk menghindari konflik antara individu. Jumlah pengunjung tidak memiliki korelasi signifikan dengan sebagian besar perilaku lutung jawa. Berdasarkan hasil Uji Korelasi Jenjang Spearman, jumlah pengunjung hanya berkorelasi signifikan terhahap perilaku sitting close dan allogrooming (sig.< 0,05).

Research has been carried out on four Javan langurs (Trachypithecus auratus) at the Pusat Primata Schmutzer, Taman Margasatwa Ragunan. This study was conducted to observe the interaction of individual male and female javan langurs and analyze the management conditions based on animal welfare indicators in the Taman Margasatwa Ragunan. The interactions observed were the interactions of five pairs, namely P1 (male 1 and female 1), P2 (male 2 and female 2), P3 (male 1 and female 2), P4 (male 2 and female 1), and P5 (male 1 and male 2). Interaction observations were carried out using scan sampling and ad libitum methods at 5 minute intervals without pause. Welfare conditions are seen based on direct observations and interviews. Based on the observation, highest frequency of the interaction of affiliative and sexual behavior occurred in the male 1 and female 1 pair, while the agonistic behavior interaction occurred most frequently between male 1 and male 2. The welfare of the Javan langur at the Pusat Primata Schmutzer, Taman Margasatwa Ragunan is very good, but there are several things that need to be considered such as the area of ​​the display cage and the consistency of the type and weight of the feed to avoid conflict between individuals. The number of visitors doesn’t have significant correlation with most behaviors of javan langurs. According to the result of Spearman Rank Correlation test, number of visitors was significantly correlated only with sitting close and allogrooming behavior (sig. < 0,05).
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahendra Primajati
"Deforestasi merupakan masalah konservasi global, khususnya di hutan tropis. Analisis spasial dan temporal diperlukan untuk menentukan pola dan penyebab deforestasi serta memandu intervensi yang efektif. Pulau Sumatera di Indonesia telah mengalami laju deforestasi tinggi, dan bentang alam Kerinci Seblat menjadi salah satu kawasan hutan terpenting yang tersisa. Penelitian ini menggunakan data pemantauan hutan spasial dan temporal dari dataset European Commission's Tropical Moist Forest, dan data validasi lapangan untuk mengkarakterisasi deforestasi menggunakan sembilan variable prediktor: zonasi di Taman Nasional Kerinci Seblat, deforestasi sekitar, konsesi kehutanan, ketinggian tempat, rute patroli, perhutanan sosial, titik api, jarak dari pemukiman, dan konsesi pertambangan. Data deforestasi historis digunakan pada tahun 1986-2015, dan deforestasi pada tahun 2016-2020 digunakan sebagai variabel respon. Studi ini menggunakan kerangka pemodelan GLM di R dalam menemukan model terbaik untuk proyeksi deforestasi di Lanskap Kerinci Seblat dari tahun 2020 hingga 2045. Hasil penelitian menunjukkan bahwa deforestasi semakin cenderung menurun dan terjadi di dekat aktivitas manusia dan pemukiman. Efektivitas kegiatan patroli dalam mencegah deforestasi menunjukkan perlunya pengerahan sumber daya yang lebih strategis. Perhutanan Sosial, konsesi pertambangan dan kehutanan di sekitar kawasan lindung Taman Nasional Kerinci Seblat berkontribusi signifikan terhadap deforestasi, sehingga menekankan pentingnya praktik berkelanjutan dan intervensi konservasi alam yang lebih luas.

Deforestation is a worldwide conservation problem in tropical forests. Conducting spatial and temporal analysis is necessary to identify the trends and causes of deforestation. Sumatra, an island in Indonesia, experienced significant deforestation, with the Kerinci Seblat landscape being one of the few crucial forests. This study utilizes spatial and temporal forest monitoring data from the Tropical Moist Forest dataset, along with field validation data, to analyze and describe deforestation. The analysis is based on nine predictor variables, namely Kerinci Seblat National Park zonation, deforestation neighbourhood, forestry concessions, altitude, patrol routes, social forestry, fire hotspots, distance from settlements, and mining concessions. The study utilized historical deforestation data from 1986 to 2015, with deforestation from 2016 to 2020 being analyzed as the response variable. This study employs the Generalized Linear Modeling framework in the R programming language to identify the optimal model for predicting deforestation in the Kerinci Seblat Landscape between the years 2020 until 2045. The study findings indicate that deforestation tends to decline and mostly transpires near human activities and communities. The efficacy of patrol operations in forestalling deforestation highlights the necessity for a more strategic allocation of resources. The presence of social forestry, mining, and forestry concessions in the vicinity of Kerinci Seblat National Park has a substantial impact on deforestation. This emphasizes the need for sustainable practices and more comprehensive interventions for environment protection."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fairuz Husna
"Keanekaragaman burung di suatu wilayah menjadi perhitungan dalam peran burung sebagai bioindikator. Penelitian mengenai keanekaragaman burung di hutan kota di Pontianak telah dilakukan, khususnya di Arboretum Sylva Universitas Tanjungpura. Meskipun demikian, masih sedikit penelitian mengenai keanekaragaman burung di Pontianak dan di luar Arboretum Sylva Untan. Penelitian ini dilaksanakan untuk membandingkan komposisi jenis burung di Arboretum Sylva Untan dan Pendopo Gubernur Kalimantan Barat sebagai pembanding, serta menganalisis perbedaan keanekaragaman burung di dua hutan kota berbeda beserta faktor penyebab perbedaannya. Pengamatan dilakukan pada pagi dan sore hari dengan metode point count. Data yang dianalisis berupa indeks keanekaragaman Shannon-Wiener, indeks kemerataan, dan indeks dominansi. Dilakukan uji t Hutchinson terhadap indeks keanekaragaman Shannon-Wiener kedua lokasi. Hasil yang diperoleh yaitu jenis-jenis burung yang ditemukan di Arboretum Sylva Untan dan Pendopo Gubernur Kalimantan Barat memiliki perbedaan. Kedua lokasi memiliki jumlah jenis Passer montanus tertinggi. Terdapat beberapa jenis yang hanya teramati di Pendopo Gubernur Kalimantan Barat, yaitu Anthreptes malacensis, Eurystomus orientalis, dan Amaurornis phoenicurus. Jenis Anthreptes rhodolaemus, Geopelia striata, dan Dinopium javanense hanya teramati di Arboretum Sylva Untan. Hasil uji t Hutchinson kedua lokasi pengamatan menunjukkan nilai indeks keanekaragaman Shannon-Wiener yang signifikan berbeda, dengan nilai indeks tertinggi ditemukan di Pendopo Gubernur Kalimantan Barat. Hal tersebut kemungkinan disebabkan karena banyaknya orang yang berlalu lalang di lokasi pengamatan serta preferensi habitat jenis-jenis burung yang bermukim.

Bird diversity in a region can be counted as bioindicator to measure environment. Research about bird diversity in Arboretum Sylva Universitas Tanjungpura as one of the urban forest in Pontianak has been accomplished, but there is still only a few of the research. Bird diversity research in Pontianak outside Arboretum Sylva Untan has yet to be accomplished. This paper is written to report comparison of bird species composition in Arboretum Sylva Untan and Pendopo Gubernur Kalimantan Barat, and to analyze the differences of bird diversity in both locations and what factors influence the difference. Observation is done in morning and evening with point count method. Analyzed data includes Shannon-Wiener index diversity, evenness index, and dominance index. Hutchinson t test based on Shannon-Wiener diversity index is used to calculate how significant the difference between Arboretum Sylva Untan and Pendopo Gubernur Kalimantan Barat. The result is bird composition in both places have differences, despite both of place owns high numbers of Passer montanus. There are some species only observed in Pendopo Gubernur Kalimantan Barat; Anthreptes malacensis, Eurystomus orientalis, and Amaurornis phoenicurus. Some species unique to Arboretum Sylva Untan are Anthreptes rhodolaemus, Geopelia striata, and Dinopium javanens. Result of Hutchinson t test shows that both locations have different Shannon-Wiener diversity index, with Pendopo Gubernur Kalimantan Barat has the highest index. The result may occur because of few people found in Pendopo Gubernur Kalimantan Barat. The habitat preference of birds also influences the composition of birds observed in both locations."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggit Febiriyanti
"Hutan Kota dapat berfungsi menyerap emisi CO2 yang berasal dari aktivitas manusia disekitar kota. Salah satu hutan kota yang berpotensi dalam penyimpan karbon, yaitu Hutan Kota Universitas Indonesia UI. Telah dilakukan penelitian mengenai potensi cadangan karbon di Hutan Kota UI dengan tujuan untuk menganalisis potensi cadangan karbon terkini pada tegakan pohon dan spesies tegakan pohon yang memiliki cadangan karbon tertinggi di Hutan Kota UI. Tegakan pohon merupakan vegetasi berkayu dengan diameter ge; 20 cm. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober-November 2017 di Hutan Kota UI meliputi tiga lokasi yaitu Wallace Barat, Wallace Timur, dan Vegetasi Alami.
Metode pengambilan data vegetasi dilakukan secara nondestructive sampling dengan mengukur Diameter Breast Height DBH batang pohon. Pengolahan data menggunakan pengembangan alometrik dengan nilai berat jenis pada masing-masing individu tumbuhan. Hasil diperoleh bahwa potensi cadangan karbon pada kawasan Hutan Kota UI yaitu sebesar 468,02 ton/ha dengan Wallace Barat, Wallace Timur, dan Vegetasi alami yang di peroleh secara berurut yaitu sebesar 138,62 ton/ha, 162,75 ton/ha, dan 182,64 ton/ha. Potensi cadangan karbon secara keseluruhan di Hutan Kota UI yaitu sebesar 11.752,48 ton/ha. Spesies pohon yang memiliki potensi cadangan karbon tertinggi yaitu Delonix regia.

Urban forest has a function as absorbers CO2 emissions derived from human activities around the city. University Indonesia UI Urban rsquo s Forest the one of the Urban Forest which has potential carbon stocks. Research has been conducted to analyze the potential of carbon stocks and tree stands that have the highest carbon stock in UI Urbans Forest. Tree stands are woody vegetation with a diameter ge 20 cm. Research was conducted in October November 2017 in UI Urbans Forest area covering three locations namely Wallace Barat, Wallace Timur, and Vegetai Alami.
Method of collecting data of vegetation was done by nondestructive sampling by measuring Breast Height Diameter DBH. Data processing uses allometric equations with the specific wood dencity of each individual tree. Results showed that the potential of carbon stocks in UI Urbans Forest is 468,02 ton ha with Wallace Barat, Wallace Timur, and Vegetasi Alami is 138,62 ton ha, 162,75 ton ha, and 182,64 ton ha. Overall, potential carbon stocks in UI Urbans Forest is 11,752.48 ton ha. Species of trees that have the highest potential of carbon stocks is Delonix regia.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tamara Puspadianti
"Penghitungan estimasi potensi cadangan karbon pada vegetasi tegakan pancang telah dilakukan pada tahun 2017 di tiga zona Hutan Kota Universitas Indonesia UI, zona Wallace Timur, zona Wallace Barat, dan zona Vegetasi Alami. Penelitian bertujuan untuk mengestimasi jumlah cadangan karbon terkini pada tahun 2017 yang terkandung pada tegakan pancang di Hutan Kota UI dan mengestimasi jenis tumbuhan pada tegakan pancang yang memiliki potensi cadangan karbon tertinggi di Hutan Kota UI. Penelitian dilakukan dengan metode non-destructive sampling menggunakan persamaan alometrik, yaitu berdasarkan pengukuran diameter at breast height DBH pada tegakan pancang.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan plot berukuran 5 m x 5 m sebanyak 75 plot yang tersebar di tiga zona penelitian dengan masing-masing sejumlah 25 plot. Hasil penghitungan menunjukkan bahwa potensi cadangan karbon pada tegakan pancang di Hutan Kota UI sebesar 23,02 ton/ha. Potensi cadangan karbon pada tegakan pancang yang tertinggi berada pada Zona Vegetasi Alami sebesar 8,67 ton/ha. Potensi cadangan karbon pada tegakan pancang di zona Wallace Timur sebesar 8,05 ton/ha dan zona Wallace Barat sebesar 6,30 ton/ha. Jenis tumbuhan dengan rata-rata nilai cadangan karbon tertinggi, yaitu Merbau Intsia bijuga sebesar 0,296 ton/ha.

Estimation of carbon stocks at stake stands vegetation has been conducted in 2017 in three Universitas Indonesia UI Urban Forest zones, East Wallace zone, West Wallace zone, and Natural Vegetation zone. The study aims to estimate the current amount of carbon reserves in 2017 contained in stake stands vegetation in UI Urban Forest and estimate plant species on stake stands that have the highest carbon stock potential in UI Urban Forest. The study was conducted by non destructive methods using allometric equations based on calculating stake stands diameter at breast height.
The study used plot sized 5 m x 5 m as much as 75 and spread over the three zones, each zones have 25 plot. The results shows that the potential of carbon stocks in UI Urban Forest is 23.02 ton ha. Zones with the highest potential for above ground carbon stocks at stake stands is in the Natural Vegetation zone with a carbon stocks of 8,67 ton ha. The potential for above ground carbon stocks at stake stands in East Wallace zone is 8,02 ton ha and Western Wallace zone is 6,30 ton ha. The species with the highest average carbon stock potential, namely Merbau Intsia bijuga of 0,296 ton ha.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulia Nur Latifah
"PT Solusi Bangun Indonesia (SBI) merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang produksi semen. Salah satu misi dari perusahaan, yaitu menciptakan perlindungan lingkungan dan tanggung jawab sosial berkelanjutan. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis pemanfaatan jenis-jenis pohon oleh komunitas burung di kawasan industri PT SBI dan mengetahui jenis-jenis pohon yang dapat dimanfaatkan di lingkungan PT SBI Narogong, Jawa Barat. Penelitian dilakukan pada bulan Maret—April 2021 di PT SBI. Pengamatan burung dilakukan dengan metode scan sampling. Pengolahan data dilakukan menggunakan indeks diversitas Shannon-Wiener, uji-t, %aktivitas, indeks kesamaan Sorensen, dan korelasi Spearman. Hasil dari penelitian ini yaitu keanekaragaman jenis burung berdasarkan spesies burung yang memanfaatkan pohon yang ditemukan di PT SBI yaitu 15 jenis dari 13 suku yang tergolong rendah dilihat dari hasil perhitungan diversity index Shannon-Wiener yaitu sebesar 0,852. Hasil perhitungan uji-T menunjukkan beberapa pohon memiliki perbedaan yang signifikan. Aktivitas bertengger merupakan aktivitas tertinggi, yaitu 100% pada pohon Kelapa sawit (Elaeis sp.), pohon Palem putri (Veitchia merrillii), dan pohon Jati (Tectona grandis). Kesamaan jenis burung antar jenis pohon memiliki tingkat kesamaan jenis tertinggi yaitu antara pohon Trembesi dan pohon Palem raja dengan indeks kesamaan Sorensen sebesar 84,6%. Terlihat korelasi negatif signifikan antara jumlah jenis burung dan tinggi pohon.

PT Solusi Bangun Indonesia (SBI) is a company engaged in cement production. One of the missions of the company is to create environmental protection and sustainable social responsibility. The purpose of this study was to analyze the use of tree species by the bird community in the PT SBI industrial area and to find out the types of trees that can be utilized in the PT SBI Narogong environment, West Java. The research was conducted in March—April 2021 at PT SBI. Bird observations were carried out using the scan sampling method. Data were analyzed using the Shannon-Wiener diversity index, t-test, %activity, Sorensen similarity index, and Spearman correlation. The results of this study suggested the diversity of bird species based on bird species that utilize trees found at PT SBI, namely 15 species from 13 families which are classified as low as seen from the results of the Shannon-Wiener diversity index calculation, which is 0.852. T-test calculation results show some trees have significant differences. Perch activity was the highest activity, which was 100% ​​on Kelapa sawit trees (Elaeis sp.), Palem putri trees (Veitchia merrillii), and Jati trees (Tectona grandis). The similarity of bird species between tree species has the highest level of similarity between Trembesi trees and Palem raja trees with the Sorensen similarity index of 84.61%. There is a negative correlation significant between the number of bird species and tree height.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>