Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kurnia Sari
"Penelitian ini menguji secara empiris pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap akses layanan kesehatan dan pendidikan yang masing-masing diukur dengan contact rate dan net enrolment rate sekolah menengah pertama. Data yang digunakan untuk persarnaan kesehatan adalah data 23 propisi di Indonesia tahun 1996 sampai 2003 serta persarnaan pendidikan menggunakan data 23 propinsi tahun 1994 sampai 2004. Untuk mendapatkan pengaruh di berbagai tingkat kesejahteraan penduduk, dilakukan analisis menurut kuintil; kuintil satu mencerminkan kelompok penduduk termiskin, sedangkan kuintil lima mencerminkan kelompok penduduk terkaya.
Persamaan kesehatan total mendapatkan pengeluaran pemerintah dalam kurun waktu penelitian berhubungan positif dengan akses terhadap layanan kesehatan. Analisis yang lebih rinci mendapatkan hasil yang kurang menggembirakan. Walaupun kelompok penduduk termiskin mendapatkan manfaat dari pengeluaran pemerintah, tetapi manfaat yang diterima masih lebih banyak diterima oleh kuintil di atasnya, bahkan oleh kelompok penduduk terkaya. Variabel kontrol lain seperti ketersediaan dokter membantu meningkatkan akses, ketersediaan pelayanan kesehatan dasar juga membantu meningkatkan akses, tetapi pendapatan nil penduduk perkapita berhubungan negatif dengan akses. Diduga ini karena pengaruh krisis yang masih dirasakan pada kurun waktu yang digunakan dalam penelitian ini.
Persamaan pendidikan total mendapatkan pengeluaran pemerintah bidang pendidikan berhubungan positif dengan partisipasi sekolah yang diukur dengan net enrolment rate. Analisis yang lebih rinci menurut kuintil juga mendapatkan pengaruh positif pengeluaran pemerintah yang lebih cenderung pro terhadap kelompok penduduk termiskin. Variabel kontrol yang digunakan, seperti ketersediaan guru yang diwakili oleh rasio murid-guru memberikan pengaruh yang positif di seluruh kuintil, ketersediaan sekolah juga memberikan pengaruh yang positif. Pendapatan per kapita riil penduduk di setiap kuintil yang selalu naik dalam kurun waktu penelitian ini juga temyata telah membantu meningkatkan akses terhadap pendidikan.
Hasil penelitian merekomendasikan perlunya penajaman alokasi anggaran kesehatan dan pendidikan agar lebih pro-miskin dan mengelola pengeluaran dengan efektif sehingga mencapai sasaran. Selain itu, diperlukan inovasi Baru dalam upaya meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan dan pendidikan selain usaha yang telah dilakukan selama Penelitian ini juga merekomendasikan untuk melakukan penelitian lanjutan yang lebih rinci dari sisi demand agar dapat memperkaya hasil penelitian dalam bidang ini."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17199
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinar Dana Kharisma
"Kemiskinan merupakan masalah yang tidak kunjung usai namun tetaplah harus diatasi. Indonesia juga tidak terlepas dari masalah ini, dimana setiap tahunnya sekitar 30 juta penduduk Indonesia miskin. Banyak faktor yang berpengaruh di belakang semua itu, faktor-faktor tersebut mendorong untuk menjadi miskin atau sebaliknya: sejahtera. Adalah suatu hal yang menarik untuk membahas faktor-faktor tersebut dan karena itulah penelitian ini mengangkat topik tersebut. Penelitian ini dilandasi oleh temuan empiris Lawson, McKay dan Okidi mengenai faktor yang berpengaruh terhadap kemiskinan di Uganda. Mereka menemukan berbagai faktor seperti karakteristik umum rumah tangga, modal manusia (pendidikan), dan modal fisik yang biasanya berupa aset, yang ternyata berpengaruh pada kondisi kesejahteraan rumah tangga di Uganda. Selain itu teori modal sebagai ?penyebab kesejahteraan? yang dikembangkan David Piachaud juga kemudian melengkapi landasan penelitian ini. Penelitian ini menggunakan analisa kemiskinan dinamis, yang disertai pengolahan data dengan perangkat statistik dan ekonometrika sebagai metodenya. Analisa kemiskinan dinamis itu sendiri membutuhkan ketersediaan data panel yang menampilkan informasi dari sumber yang sama pada setiap waktunya. Sehingga digunakanlah data panel IFLS 1997 dan 2000 (Indonesia Family Life Survey, bersumber dari RAND) yang menyediakan informasi panel terbaru dari sampel rumah tangga yang mewakili sekitar 83 % penduduk Indonesia. Sebagai hasil dari penelitian ini penulis menemukan bahwa sebagian besar faktor berpengaruh terhadap kesejahteraan rumah tangga di Indonesia. Jumlah anggota rumah tangga yang besar dan status janda yang disandang kepala rumah tangga akan mengurangi kesejahteraan dan mendorong mereka menjadi miskin. Pendidikan, terutama setingkat SMA atau lebih sangat berpengaruh mengangkat rumah tangga miskin menjadi sejahtera, sama halnya dengan keterlibatan rumah tangga dalam suatu usaha terutama bisnis non pertanian. Kemudian aset fisik, hanya aset yang berdaya guna tinggi dan cukup likuid yang mampu menjadi penyebab kesejahteraan rumah tangga Indonesia, seperti halnya kendaraan, perhiasan, dan keuangan. Beberapa temuan menarik lain juga berhasil didapatkan seperti eksisnya value of children bagi orang miskin dan betapa rumah tangga miskin lebih sulit untuk mencapai kesejahteraan karena keterbatasan akses terhadap pendidikan, pasar, maupun kesempatan kerja. Penelitian ini kemudian berakhir pada kesimpulan: pendidikan sebagai faktor penentu utama kesejahteraan. Karena dengan terpenuhinya pendidikan, akses pada ?penyebab kesejahteraan? lain dengan sendirinya akan terbuka."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Yudo Wicaksono
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
S19211
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elizabeth Kristi Poerwandari
"Dengan dimasukkannya permasalahan peningkatan peranan perempuan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara, jelas bahwa sesungguhnya perempuan mempunyai hak, kewajiban dan kesempatan yang sama dengan laki-laki untuk ikut serta dalam segala kegiatan pembangunan. Perlu digarisbawahi bahwa perempuan bukan hanya memiliki hak yang sama dalam pembangunan, tetapi juga kewajiban yang sama dengan laki-laki dalam melaksanakan dan menikmati pembangunan.
Dalam kenyataannya, meskipun iklim yang dikembangkan pemerintah memberikan banyak peluang sekaligus kewajiban pada perempuan untuk aktif dalam kegiatan kemasyarakatan dan pembangunan, faktor-faktor kultural dan pandangan sebagian kelompok masyarakat tertentu masih menghambat pengembangan perempuan tersebut. Faktor penghambat tersebut mencakup faktor yang berasal dari luar, maupun dari dalam, seperti 'konsep diri' dan persepsi perempuan itu sendiri terhadap peran dan kedudukannya.
Dilandasi permasalahan dan situasi-kondisi seperti di atas, akan sangat bermanfaat bila dapat diperoleh gambaran dari perempuan sendiri, khususnya perempuan muda (yang tentunya masih memiliki peluang besar untuk mengembangkan dirinya) mengenai aspirasi, harapan-harapan, dan gambaran masa depan yang dicita-citakannya, bagaimana ia melihat dan mengolah aspirasi tersebut dalam keterkaitan dan saling pengaruhnya dengan berbagai aspek kehidupannya, serta bagaimana ia kemudian menampilkan dirinya. Melalui penelitian mengenai hal tersebut, akan dipahami secara lebih mendalam hal-hal berkaitan dengan aspirasi perempuan, faktor-faktor yang mempengaruhinya (peluang dan kendala), serta bagaimana perempuan mengambil keputusan dan mengaktualisasikan aspirasinya.
Penelitian ini mengambil subyek perempuan muda (usia 25-35 tahun) yang bekerja penuh di suatu instansi formal, dengan posisi staf pelaksana atau lebih tinggi, dengan kemungkinan pengembangan posisi. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif, dengan metode pengambilan data wawancara mendalam. Walau penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif, untuk mengungkap data dari dasar, dan tidak dimaksudkan untuk meninjau atau menguji teori/hipotesis tertentu, sebagai landasan berpikir peneliti mencoba mengutip pandangan psikologi humanistik tentang manusia (Maslow dan Allport, 1961) peranan sosialisasi terhadap kepribadian dan aspirasi perempuan (Bern, 1967), kepribadian perempuan yang relasional (Miller; 1976, 1984 dan Surrey, 1984). Berikut ini dikemukakan integrasi dari kerangka teori yang digunakan, yang sekaligus merupakan kerangka kerja penelitian mengenai aspirasi perempuan."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Biro Pusat Statistik, 1991
306.8 STR
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dillon Zufri
"Sistem pemerintahan yang terdesentralisasi dikatakan mempunyai dampak yang lebih baik dalam penyampaian pelayanan publik karena pemerintah menjadi lebih dekat dengan masyarakat. Dengan kedekatan ini, maka penyediaan barang publik akan sesuai dengan preferensi masyarakat, sehingga nantinya akan lebih efisien. Kedekatan ini ditunjukan oleh pengalihan berbagai tugas pelayanan publik kepada pemerintah daerah, dimana salah satunya adalah bidang pendidikan.
Namun, temuan dari penelitian ini memperlihatkan bahwa proporsi belanja pendidikan yang dianggarkan oleh pemerintah daerah tidak signifikan mempengaruhi partisipasi sekolah SMP yang saat ini menjadi salah satu tujuan pemerintah dalam Wajib Belajar Sembilan Tahun. Selain itu, besaran proporsi belanja pendidikan yang dianggarkan terbukti lebih bergantung kepada besaran transfer untuk urusan pendidikan dari pusat, dibandingkan dengan kebutuhan masyarakatnya.

In theory, decentralization holds the promise of better provision of public goods and services that are adjusted to local needs and conditions because of the increased proximity between policy makers and their constituents, thus contributing to greater efficiency. This proximity is reflected in the transfer of various public services to local governments, including those related to education.
However, this study shows that the proportion of education expenditures budgeted by local government does not significantly affect affect participation at the junior secondary level, a major component of achieving the nine-years compulsory education goal set by government. In addition, the share of the education in local govermnemt budgets is found to be strongly dependent on transfers from central government instead of being a function of the needs of local communities."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S46137
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Mauli Arvinta
"Dalam momentum penuaan tenaga kerja di pertanian, studi ini mencoba untuk mendapatkan gambaran terkait masa depan tenaga kerja pertanian dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi probabilitas seseorang untuk berpartisipasi, dengan fokus pada latar belakang pertanian keluarga. Dengan menggunakan Indonesia Family Life Survey milik RAND Corporation tahun 2014, studi ini melakukan analisis statistik deskriptif dan regresi probit untuk mencari tahu faktor-faktor yang signifikan.
Didukung oleh studi kasus pada dua wilayah pertanian, Kuningan dan Subang, ditemukan bahwa mayoritas petani merupakan anak dari orang tua yang berlatar belakang pertanian, yang mengindikasikan terjadinya kelanjutan pekerjaan antargenerasi di sektor tersebut.
Studi ini juga menemukan pengaruh tingkatan pendidikan, pekerjaan tambahan, waktu tempuh ke ibukota provinsi, serta jumlah pendapatan pertanian yang diperoleh terhadap partisipasi seseorang di pertanian. Akan tetapi, studi pada kelompok usia muda mengindikasikan kemungkinan terjadinya pengurangan tenaga kerja pertanian yang didasari oleh temuan akan lebih rendahnya probabilitas kelompok usia muda untuk bekerja di sektor tersebut.

Under the momentum of aging workforce in agriculture, this study attempts to glimpse the future of the workforce and analyze the factors of a probability to enter, focusing on the families agricultural background. Using RAND Corporations Indonesia Family Life Survey in 2014, this study runs descriptive statistics analysis and probit regression to find the significant factors.
Supported by case studies conducted in two agricultural districts, Kuningan and Subang, this study finds that most farmers are children to parents with agricultural background, indicating an intergeneration occupational persistence in the sector.
This study suggests that participation in the agricultural workforce is also driven by the highest education attainment, secondary employment, commuting time to the province capital, and further accelerated by the agricultural income the household earns on average. However, this analysis on the younger age group indicates a possibility of a decline in the workforce size, based on the groups lower probability to participate in the sector.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Ikhsany Rusyda
"Studi ini menganalisis pengaruh preferensi gender orangtua terhadap aktivitas anak usia 12-17 tahun di Indonesia dengan menggunakan data Susenas 2012. Hasil studi menunjukkan bahwa orangtua cenderung mengutamakan laki-laki dalam pendidikan dan pekerjaan dan sebaliknya cenderung mengutamakan perempuan dalam mengurus rumah tangga. Adanya preferensi laki-laki dalam pendidikan cenderung menguntungkan pendidikan anak laki-laki daripada anak perempuan. Namun, adanya preferensi laki-laki dalam pekerjaan cenderung menguntungkan anak perempuan daripada anak laki-laki. Kemudian, orangtua yang memiliki preferensi perempuan dalam mengurus rumah tangga cenderung merugikan pendidikan anak laki-laki maupun perempuan. Temuan ini mengindikasikan bahwa preferensi gender orangtua tidak selalu menguntungkan bagi pendidikan anak.

This study aims to analyze the effect of parents' gender preferences on children's activities using 12-17 years old respondents from Susenas 2012. The results show that parents tend to have male preference in education and employment and female preference in housework. Male preference in education tends to give advantage for sons' education than daughters'. But male preference in employment tends to give advantage for daughters' education than sons'. Parents who have female preference in housework give disadvantage in education for both sons and daughters. This indicates that parents' gender preferences do not always give advantage on children's education."
Depok: Program Pascasarjana Multidisiplin, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramada Febrian
"Skripsi ini membahas mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi upah. Berdasarkan hasil penelitian Farahnasy 2006 pada data Sakernas tahun 2004 dengan menggunakan metode Ordinary Least Square, terdapat berbagai faktor yang signifikan mempengaruhi besaran upah pekerja. Dengan kondisi perekonomian dan kondisi pasar tenaga kerja yang berubah. Dalam penelitian ini kembali di estimasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi upah dengan menggunakan data Sakernas tahun 2015. Dari hasil komparasi estimasi dengan penelitian sebelumnya, diketahui bahwa perbedaan upah yang diterima oleh laki-laki dan perempuan semakin berkurang, perbedaan upah yang diterima oleh pekerja kerah putih dengan pekerja kerah biru juga diketahui semakin berkurang. Selain itu, tingkat pengembalian rate of return dari investasi modal manusia dalam penelitian ini diketahui lebih rendah, kecuali untuk pekerja yang tamat pendidikan tinggi menerima tingkat pengembalian yang lebih tinggi. Perbedaan upah antara pekerja menurut sektor lapangan pekerjaan relatif terhadap sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan mengalami perubahan dibandingkan dengan hasil estimasi pada penelitain sebelumnya. Perubahan pada hasil estimasi faktor-faktor yang dapat mempegaruhi upah kemungkinan besar disebabkan oleh kondisi perekonomian dan kondisi pasar tenaga kerja yang berbeda antara tahun 2004 dengan tahun 2015.

This undergraduate thesis focuses on the factors that can affect wages. In the process of determining wages, there are various factors that can affect the amount of wages that workers can generate. Based on the results of the research by Farahnasy 2006 using Sakernas data in 2004 with Ordinary Least Square method, she found that there are various factors that significantly affect the amount of wages. By the differential in economic and labor market conditions. This study reexamined factors that can affect wages using Sakernas 2015. However, from the comparison of the estimation with earlier study, I found that wage differences received by men and women lesser, wage differences received by white collar workers with blue collar workers are also known to lesser. In addition, the rate of return of education in this study is known to be lower, except for the worker who already complete the tersiary education is known to have higher rate of return of education. The wage differential between workers by employment sector relative to agriculture, livestock, forestry, and fishery sector is changing compared to the estimation result in the previous study. Changes in the estimates of factors that could affect wages are likely due to different in economic and labor market conditions between 2004 and 2015."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S69457
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Refi Hasriani Utami
"ABSTRAK
Dalam sepuluh tahun terakhir, kondisi kesenjangan gender dalam pengupahan pada perkerja yang tergolong sebagai buruh/karyawan di Indonesia terlihat menurun. Dengan dekomposisi Oaxaca menggunakan data IFLS 2007 dan 2014, penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu apakah penurunan kesenjangan gender dalam pengupahan benar-benar terjadi, dan cerita di baliknya. Ditemukan bahwa kesenjangan gender terlihat meningkat jika hanya dilihat dari raw gap 34 di tahun 2007 dan 37 di 2014 , tetapi porsi dari kesenjangan gender yang disebabkan oleh perbedaan karakteristik perempuan dan laki-laki explained factors meningkat 13 di tahun 2007 dan 22 di 2014 . Hal ini menunjukkan bahwa porsi dari gender wage gap yang disebabkan oleh unexplained gap, yang mengindikasikan kemungkinan diskriminasi atau hal-hal lain yang tidak dapat terukur oleh perbedaan karakteristik, menurun. Penelitian ini juga menemukan bahwa occupational segregation segregasi pekerja berdasarkan jenis kelamin di berbagai jenis pekerjaan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap pekerja di perusahan swasta dan pekerja yang bekerja pada pemerintah.

ABSTRACT
In the last ten years, Indonesia has seen a consistently declining gender wage gap for those who work as employees. Using the Oaxaca decomposition applied to the IFLS 2007 and 2014 data sets, this study aims to find out if the narrowing of the gender wage gap really occured and the story behind the decreasing gap. I found that the raw gender wage gap widens 34 in 2007 to 37 in 2014 , but the explained factors of the gap increases 13 in 2007 to 22 in 2014 . This shows that the gender wage gap that can be attributed to differences in characteristics between women and men is increasing, when the possible discrimination and unmeasurable characteristics between men and women is decreasing. It is also found that occupational segregation based on gender affects private sector workers and government workers differently."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>