Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Harun Idham Akbar
Abstrak :

Teluk Jakarta merupakan perairan yang memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi karena posisinya yang berada di Ibu Kota Indonesia namum perairan ini juga memiliki beban masukan yang tinggi mulai dari kegiatan domestik, industri, ataupun pertanian dari 13 muara sungai di sekitarnya yang berasal dari wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi sehingga dapat memberikan dampak terhadap kelimpahan klorofil-a. Permasalahan kini muncul karena konsentrasi total material tersuspensi yang melebihi daya dukung perairan mendorong produktifitas seperti plankton untuk berkumpul dan tumbuh dengan sangat cepat sehingga menyebabkan eutrofikasi. Atas dasar tersebut, peneliti melakukan penelitian di Teluk Jakarta dengan tujuan : (1) Menganalisis hubungan Total Suspended Matter (TSM) dan klorofil-a case 2 (CHL2), (2) Menganalisis hubungan parameter fisik kelautan terhadap kesuburan di teluk Jakarta, serta (3) Mensintesis hubungan seluruh variabel penelitian terhadap kesuburan. Data yang digunakan adalah data bulanan dari seluruh data dari sensor OLCI-A yang tersedia di GlobColour Project yaitu bulan April 2016 - Desember 2018. Seluruh data diolah menggunakan metode SIG  secara time series untuk mengetahui karakter masing masing variabel terutama terkait pada bulan angin muson. Selanjutnya digunakan analisa regresi linear, uji-F, dan uji-T untuk mengetahui hubungan terhadap variabel penelitian. Hasil yang diperoleh antara lain terdapat  hubungan yang sangat kuat antara TSM dan CHL2 dengan nilai R = 0,905 dan nilai P= 0,000 < 0,05, parameter kelautan yang dominan terhadap kesuburan adalah parameter arus laut terutama pada musim barat, variabel penelitian dengan variansi searah kuat yaitu CHL2 dengan TSM dan arus laut, variansi berkebalikan kuat dengan curah hujan dan temperatur.


Jakarta bay is a water that have high economic value because of its position in the Indonesian capital city, but these water also have a  high input load due to domestic, industrial, or agricultural activities from the surrounding river estuaries comes from Jakarta, Bogor, Tangerang, and Bekasi regions that can have an impact on the high concentration of chlorophyll-a. The problem comes when the concentration of TSM exceeds the carrying capacity of the water thus encouraging plankton to grow and develop rapidly so it can cause eutrophication . Based on this, the author conducted research in the Jakarta bay with the following objectives: (1) Analyzing the relationship of TSM and Chlorophyll-a Case 2 (CHL2), (2) Analyzing the relationship of marine physical parameter to productivity in Jakarta bay, and (3) Synthesize the relationship of all data variables to productivity. Data collection was conducted in April 2016 – December 2018 using monthly data from OLCI-A sensors available at GlobColour project. All data were processed using the GIS and time series method to determine the character of each variable, especially related to Monsoon. Furhermore, linear regression analysis, F-Test and T-Testwere used to determine the relationship to the research variables. The result obtaineda very strong relationship between TSM and CHL2 with R value 0,905 and P value 0,000<0,05, in the marine physical parameters, the dominant parameter was sea current that distribute productivity. Research variables that have a strong relationship were CHL2 with TSM, current velocity, rainfall, and temperature.

2019
T52675
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shasa Chairunnisa
Abstrak :
Reklamasi di Teluk Jakarta merupakan salah satu alternatif dalam upaya pembangunan kota. Namun, ternyata reklamasi memberikan perubahan pada aktivitas perikanan tangkap di sepanjang Teluk Jakarta, salah satunya di Kamal Muara. Perubahan tersebut mencakup perubahan pada kondisi ekologi maupun ekonomi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perubahan ekologi dan ekonomi yang terjadi pada nelayan sero dan sondong di Kamal Muara setelah adanya reklamasi pulau buatan dan mensintesa hubungan antara aspek ekologi dan ekonomi nelayan sero dan sondong di Kamal Muara. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan metode kuesioner, observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa kondisi ekologi dan ekonomi nelayan sero dan sondong di Kamal Muara mengalami perubahan setelah adanya reklamasi. Perubahan ekologi meliputi penurunan kecepatan arus permukaan laut, perubahan komposisi hasil tangkapan, dan semakin jauhnya letak daerah penangkapan ikan sero dan sondong. Perubahan ekonomi nelayan sero meliputi penurunan pada volume hasil tangkapan, biaya operasional, dan keuntungan yang didapatkan nelayan sero. Perubahan ekonomi nelayan sondong meliputi peningkatan volume hasil tangkapan dan biaya operasional. Namun, terjadi penurunan pada keuntungan nelayan sondong. Usaha perikanan tangkap sero dan sondong masih tergolong layak untuk dijalankan. Kemudian hasil penelitian juga menunjukkan bahwa variasi jarak daerah penangkapan ikan mempengaruhi besarnya biaya operasional. ......Reclamation in Jakarta Bay is an alternative in the city development effort. But, reclamation change the capture fishery activities along the Jakarta Bay, one of them is in Kamal Muara. These changes include changes in ecological and economic conditions. The purpose of this study are to analyze the ecological and economic changes that occur in sero and sondong fishermen in Kamal Muara after the reclamation of artificial islands and synthesize the correlation between ecological and economic aspects of sero and sondong fishermen in Kamal Muara. This research uses a descriptive quantitative approach with questionnaire, observation, interview and documentation methods. The results of the study showed that the ecological and economic conditions of sero and sondong fishermen in Kamal Muara changes after reclamation. Ecological changes include a decrease in the speed of sea surface current, changes in the composition of the catch, and the further away the location of fishing ground of sero and sondong fisheries. Economic changes of sero fishermen include decrease in the volume of catches, operational costs, and the profit. Economic changes of sondong fishermen include increase in the volume of catches and operational costs. However, there was a decrease in the profits of sondong fishermen. Sero and sondong capture fisheries business is still considered feasible to run. Then the results of the study also showed that variations in the distance of the fishing ground affect the operational costs.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T54878
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Suseno
Abstrak :

Abstrak

Hiu merupakan salah satu kelompok hewan laut yang terancam keberadaan. Hiu yang tertangkap dan didaratkan di PPN Prigi salah satunya adalah hiu kejen (Carcharhinus falciformis). Tujuan penelitian adalah 1) menganalisis perikanan hiu kejen yang didaratkan di PPN Prigi; 2) menyusun strategi pengelolaan perikanan hiu kejen yang bertanggung jawab. Penelitian ini menggunakan metode analisis struktur ukuran panjang, hubungan panjang berat, nisbah kelamin, tingkat kematangan gonad, CPUE, MSY, ekologi, ekonomi, kelembagaan dan A'WOT. Hasil tangkapan maksimum lestari di perairan Teluk Prigi sebesar 9.934 kg/tahun. Jumlah hasil tangkapan yang diperbolehkan ditangkap (total allowable catch) adalah sebanyak 7.947 kg/tahun.  Penangkapan hiu telah membawa dampak secara ekonomis dan ekologis, yang berdasarkan kedua aspek tersebut penangkapan hiu membawa kerugian bagi nelayan. Hasil tangkapan hiu kejen memiliki kisaran panjang total hiu betina 61-162 cm dan jantan 76-189 cm. Pola pertumbuhan tubuh adalah alometrik negatif. Perbandingan jumlah hiu yang tertangkap adalah 0,45:1. Hiu yang didaratkan di PPN Prigi sebagian besar belum mengalami matang gonad (97%). Berdasarkan analisis alternatif strategi pengelolaan yang dapat dilakukan berdasarkan skala prioritas adalah 1) penguatan peran lembaga-lembaga dalam pengawasan pemanfaatan hiu, (2) penetapan pengaturan penangkapan hiu untuk menghindari overfishing, illegal, unreported, dan unregulated fishing, (3) peningkatan sistem monitoring, controlling, survailance tangkapan hiu.


Abstract

Sharks are a group of marine animals that its existence is threatened. Kejen shark (Carcharhinus falciformis) is one of the various types of sharks that are caught and landed on it. The aims of study are 1) analyzing the fisheries of Kejen shark that landed at Prigi fishing port; 2) developing responsible kejen shark resource management strategies. This study uses a long-size analysis method, long weight relationships, sex ratio, gonadal maturity, CPUE, MSY, ecological, economic, institutional and A'WOT. Maximum sustainable catch is insulated by Prigi Bay at 8.619 kg/year and the total allowable catch is 6,895 kg/year. The capture continuously to have an impact on economics and ecology, which are based on those two aspects are carrying losses for fishermen. The catch has a total length range of approximately 61-162 cm for female sharks and 76-189 cm for male sharks. The pattern growth is negative allometric. The ratio of the number of sharks captured is 0.45: 1. The sharks that landed at Prigi fishing port are mostly not from mature gonads (97%). Alternative analysis as a management strategy can be carried out based on priority scales including (1) strengthening the role of institutions in monitoring shark utilization, (2) regulation of shark fishing arrangements to avoid over-fishing, illegal, unreported, and unregulated fishing, (3) improving monitoring systems, controlling, surveillance of shark catches.

Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Yuliati
Abstrak :
Ekspor ikan tuna mengalami peningkatan pada periode lima tahun terakhir, sehingga proses penanganan ikan perlu mendapat perhatian serius. Dalam hal ini perlu dilakukan penelitian mengenai penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan tangkap Tuna (Thunnus spp.) di atas kapal dan tempat pendaratan ikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan tangkap tuna, menganalisis mutu tuna di atas kapal sampai tempat pendaratan ikan, dan menentukan alternatif pelaksanaan jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan tangkap tuna di atas kapal dan tempat pendaratan ikan di PPN Palabuhanratu. Data diperoleh dari 19 kapal tonda dan dianalisis secara deskriptif dan dengan proses hierarki analisis (PHA). Dari penelitian ini diketahui bahwa penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan tangkap tuna di atas kapal dan tempat pendaratan ikan sudah cukup baik. Hal ini diketahui dari kondisi kelayakan dasar kapal tonda yang sudah cukup dekat dari standar namun masih perlu penyempurnaan (4≤ Y < 8) dan kelayakan dasar pada tempat pendaratan ikan menunjukkan kondisi yang cukup layak dengan nilai C (cukup). Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa ikan tuna hasil tangkapan menunjukkan mutu yang baik, dengan suhu rata-rata sebesar 1,52oC (dibawah 4,4oC) dan nilai organoleptik 8,67 (di atas 7). Process (AHP) from 19 Trolling Lines. ......Based on this research, it is known that the application of quality assurance and safety of tuna fisheries on the boat and the landing sites has been good enough. It is known from the basic eligibility requirements of the trolling line have been fairly close to the standard but still need improvement (4 ≤ Y < 8) and the basic eligibility requirements of the landing sites indicate a fairly decent condition with a value of C (enough). The status of tuna caught indicated that good quality with average temperature of 1.52°C (4.4°C below) and the organoleptic value of 8.67 (above 7). From the results of AHP, it is known that the priority to perform quality assurance and safety on tuna fisheries in the trolling line is availability of ice in the boat (20,1%), deck (15,7%), fish handling equipment in the boat (13,3%), availability of fuel (11%) and availability of fresh water in the boat (7,9%). The priority to perform quality assurance and safety on tuna fisheries in the port is fish handling equipment (32,4%), availability of ice (12,9%), floor (12,4), toilet (9,4%) and fishing port (8,1%).
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T32752
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Imbalan
Abstrak :
Ikan kakap merah (Lutjanus gibbus dan Lutjanus erythropterus ) merupakan ikan target tangkapan rawai dasar di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Labuan Pandeglang Banten. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang aspek biologi, aspek perikanan dan pengelolaannya bagi nelayan di Labuan Pandeglang. Metode penelitian yang digunakan adalah observasi dan wawancara. Ikan kakap merah Lutjanus gibbus sebanyak 65 ekor dan Lutjanus erythropterus sebanyak 60 ekor yang digunakan sebagai bahan penelitian. Panjang total ikan Lutjanus gibbus berkisar antara 225 - 287 mm (rata-rata 299,58 mm) dengan berat berkisar antara 319 - 789 g (rata-rata 405,92 g), Ikan Lutjanus erythropterus panjang total berkisar antara 240 - 570 mm (rata-rata 364,28 mm) dengan berat berkisar antara 220 - 3.128 g (rata-rata 894,72 g). Hubungan panjang total dan berat Lutjanus gibbus bersifat allometrik negatif dan Lutjanus erythropterus bersifat isometrik. Gonad ikan betina Lutjanus gibbus dan Lutjanus erythropterus masih tergolong Tingkat Kematangan Gonad III sehingga belum dapat dihitung jumlah telurnya. Ukuran panjang pertama kali tertangkap Lutjanus gibbus 294,6 mm dan Lutjanus erythropterus 354,02 mm. Berasarkan hal tersebut ternyata kedua jenis ikan kakap telah mengalami pemijahan. Lutjanus gibbus dan Lutjanus erythropterus tergolong ikan karnivora. Berdasarkan data produksi bulanan ikan kakap yang didaratkan di Labuan, Pandeglang, musim penangkapannya terjadi pada periode Triwulan I dan Triwulan II. Pengelolaan perikanan ikan kakap pada waktu musim pemijahan jumlah alat tangkap dan frekuensi penangkapan perlu dikurangi dan memperluas daerah penangkapannya. ...... Red snapper (Lutjanus gibbus and Lutjanus erythropterus) are the target which are bottom of longline. This study aimed to obtain information for fishermen in Labuan Pandeglang aspects of biology, fisheries and management. The research method used observation, measuring fish, surgery, sample analysis, and interviews. Specimen of red snapper Lutjanus gibbus are 65 individual and Lutjanus erythropterus are 60 individual. The results of measurements of the total length of the fish Lutjanus gibbus ranged between 225-287 mm with an average of 299.58 mm and weighing between 319-789 g with an average of 405.92 g and fish Lutjanus erythropterus ranged between 240-570 mm with an average the average 364.28 mm and weighing between 220-3128 g with an average of 894.72 g. Calculation of total length and weight relationship Lutjanus gibbus is negative allometrik and Lutjanus erythropterus isometric. Female fish gonads Lutjanus gibbus and Lutjanus erythropterus still relatively Gonad Maturity stage III and therefore has not counted the number of eggs. Length first caught Lutjanus gibbus on the size 294.6 mm and 354.02 mm Lutjanus erythropterus in size. Of that size that both types of snapper spawning has experienced. Both are classified as type snapper carnivorous fish. From the monthly production data snapper landed in Labuan, Pandeglang, the arrest took place during the first quarter and second quarter. For snapper fishery management during spawning season gear number and frequency of arrest should be reduced and expanded his arrest.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T32657
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dede Gilang Septarina
Abstrak :
Ikan tongkol abu (Thunnus tonggol) merupakan salah satu spesies ikan pelagis penting yang banyak ditemukan di perairan Indo-Pasifik, hidup di daerah neritik, sehingga dikhawatirkan rentan terhadap overfishing. Oleh sebab itu perlu dilakukan eksplorasi faktor-faktor yang berkaitan dengan aspek reproduksi, morfometri dan makanan sebagai langkah awal untuk mendapatkan data yang nantinya dapat dijadikan dasar dalam pengelolaan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi ikan tongkol abu (Thunnus tonggol) yang ditangkap di Laut Jawa (morfometrik : panjang, berat, ukuran pertama kali tertangkap), reproduksi (perkembangan gonad dan fekunditas) serta jenis makanan. Contoh ikan diperoleh dari ikan yang didaratkan di Pangkalan Pendaratan Ikan Karangsong Indramayu pada bulan April-Mei 2012 sebanyak 164 ekor, ditangkap menggunakan gillnet dengan ukuran mata jaring 4 inchi dan kapal dengan ukuran 30-70 GT yang beroperasi di sekitar Laut Jawa. Ikan diukur panjang dan beratnya, dibedah untuk menentukan morfometri (panjang dan berat), reproduksi (Perkembangan gonad dan fekunditas) dan makanannya. Hasil perhitungan panjang berat ikan tongkol abu (Thunnus tonggol) bersifat alometrik negatif. Nisbah kelamin menunjukkan bahwa antara ikan tongkol abu betina dengan ikan tongkol abu jantan sama banyaknya dengan perbandingan 1:1,34. Tingkat Kematangan Gonad, pada bulan April 2012 ikan sedang mengalami TKG I, II, III dan IV sedangkan pada bulan Mei 2012 ikan yang tertangkap sebagian besar sedang mengalami TKG IV dan ada beberapa yang telah mengalami pemijahan (spent). Fekunditas telur ikan tongkol abu berkisar antara 252.000- 4.138.285 butir. Panjang pertama kali tertangkap 47,6 cm sedangkan ikan yang pertama kali bertelur pada panjang 42,5 cm. Isi lambung ikan tongkol abu yang diteliti adalah ikan teri, karena tergolong predator. ...... Longtail tuna (Thunnus tonggol) is one of the important pelagic fish species that are found in the Indo-Pacific waters, living in the neritic habitats, so feared vulnerable to overfishing. It is necessary to explore importants biological factors supporting the sustainable fisheries management of longtail tuna (Thunnus tonggol) population from Java Sea. The objective of this research is to study the reproductive biology, morfomethry and food of longtail tuna (Thunnus tonggol) from Java Sea. A total of 164 samples were taken from fish captured in Java Sea and landed by fish landing centre Karangsong, Indramayu, West Java at April until May 2012, fishing gear gillnet with 4 inch hole. Fish length and weight were measured, dissected to determine morphometry (length and weight), reproduction (gonad development and fecundity) and food. The results of the calculation of the length weight of lontail tuna (Thunnus tonggol) is negative Allometric. Sex ratio showed between males longtail tuna with females longtail tuna as the ratio of 1:1,34. Longtail tuna in Java Sea had a lenght at first captured (Lc) 47,6 cm but mature stage for 42,5 cm. Food of longtail tuna (Thunnus tonggol) is anchovy becaused this species is predator.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T32155
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panca Berkah Susila Putra
Abstrak :
Ikan tongkol lurik Euthynnus affinis, (Scombridae) merupakan ikan besar yang banyak tertangkap di perairan Laut Jawa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi sebaran ukuran ikan tongkol, panjang pertama kali tertangkap, hubungan panjang-berat, pola pertumbuhan, kebiasaan makanan, nisbah kelamin, Tingkat Kematangan Gonad (TKG), Indeks Kematangan Gonad, fekunditas dan diameter telur ikan tongkol yang didaratkan di PPI Labuan. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Mei, Juni, dan September 2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebaran frekuensi panjang cagak ikan tongkol yang ditangkap berkisar 38-69 cm ( x = 50 cm). Ukuran pertama kali tertangkap 47,8 cm dengan panjang cagak ikan yang paling banyak tertangkap berkisar 49-51 cm. Hubungan panjang-berat ikan tongkol bersifat allometrik negatif. Ikan tongkol memakan ikan pelagis kecil, cumi dan teri. Nisbah kelamin antara ikan jantan : betina (1:1,4). Tingkat Kematangan Gonad ikan termasuk TKG III dan IV hal ini menunjukkan bahwa ikan dalam masa pemijahan. Indeks Kematangan Gonad rata-rata adalah 4,55%. Faktor kondisi berkisar antara 1,38-2,22. Fekunditas telur berkisar antara 852.000 - 2.056.609 butir dengan rata-rata 1.352.382 butir. Sedangkan diameter telur berkisar 1,28 - 1,8 mm.
Eastern little tuna Euthynnus affinis (Scombridae) is a pelagic fish which caught excessively in the Java Sea waters. The objective of this research is to determine the composition of these tuna size distribution, lenght at first capture, length-weight relationship, growth pattern, food content, sex ratio, gonad maturity level, gonado stomatic index, fecundity and eggs with diameter of their kind of fish caught and landed in PPP Labuan. Sampling was conducted in May, June and September 2012. The results showed that the frequency distribution of fork lenght caught ranged 38-69 cm (x =50 cm). Size of lenght at first capture is 47.8 cm and most of them ranging from 49-51 cm. Length-weight relationship is allometric negative. The food of this fish species are small pelagic fish, squid and anchovies. Sex ratio the male: female (1:1.4). Gonad maturity level of fish at TKG III and IV indicating that the fishes are in the spawning seasons. Gonad Maturity Index is 4.55%. The condition factor ranged from 1.38 to 2.22. Fecundity ranged from 852,000 - 2,056,609 eggs (average 1,352,382 eggs). While the eggs diameter ranged from 1.28 to 1.8 mm.
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T32736
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thomas Hidayat
Abstrak :
Penelitian dilakukan dari bulan Januari sampai Desember 2012 di Tegal, Jawa Tengah. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji aspek perikanan meliputi : armada dan teknik penangkapan, daerah penangkapan, komposisi hasil tangkapan dan CPUE ( Catch per unit effort ); aspek biologi yang meliputi sebaran frekuensi panjang, hubungan panjang berat, nisbah kelamin, tingkat kematangan gonad, ukuran pertama kali tertangkap, ukuran pertama kali matang gonad,fekunditas dan diameter telur, Indeks Kematangan Gonad, Musim memijah dan kebiasaan makan. Metode pengumpulan sampel yaitu diambil secara acak dari hasil tangkapan pukat cincin mini dan jaring insang. Hasil penelitian menunjukkan sebaran frekuensi panjang ikan tongkol batik hasil tangkapan pukat cincin mini 13-55 cm dengan modus 25 cm, hasil tangkapan jaring insang 22-49 cm dengan modus 37 cm. Pertumbuhan bersifat isometrik. Nisbah kelamin dalam kondisi seimbang. Ukuran pertama kali matang gonad = 33,7 cm. Ukuran pertama kali tertangkap (Lc) dengan pukat cincin = 31,75 cm, sedangkan Lc dengan jaring insang = 38,85 cm. Fekunditas ikan tongkol batik berkisar 225.760 ? 2.601.500 butir telur, diameter telur berkisar antara 0,11? 0,65 mm, paling banyak pada ukuran 0,44 mm. Pola pemijahannya adalah memijah beberapa kali (partial spawner). Musim memijah ikan tongkol batik di Laut Jawa pada bulan Juni sampai Agustus. Ikan tongkol batik tergolong ikan karnivora yang mangsanya meliputi berbagai jenis ikan dan moluska. ...... The study conducted from January to December 2012 in Tegal, Central Java. The purpose of this study to assess the fisheries aspects that include : fleet and fishing techniques, fishing ground, catch composition and CPUE ( Catch Per Unit Effort ); and aspects of biology that includes the length frequency distribution, length weight relationship, sex ratio, gonad maturity level, length at first capture, length at first maturity, gonad size, fecundity and egg diameter, Gonado Somatic Index, spawning season and food habits. Samples were collected random from the catches of mini purse seiner and gill nets. The results showed that the distribution frequencies of kawakawa (tongkol batik, Euthynnus affinis) was caught by mini purse seine were 13-55 cm, with mode 25 cm, and those was caught by gill net were 22-49 cm, with mode 37 cm. Growth was isometric. Sex ratio was in equilibrium condition. The length at first capture of mini purse seine was = 31.75 cm, length at first capture of gill net was = 38.85 cm, length at first maturity = 33.7 cm. Fecundities of kawakawa were 225,760 - 2,601,500 eggs, egg diameter ranged from 0.11 - 0.65 mm, mode 0.44 mm. Spawning pattern was partial spawner. The spawning season of kawakawa in the Java Sea in June to August. kawakawa was classified as carnivores that the prey various types of fish and mollusks.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T39013
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bongbongan Kusmedy
Abstrak :
Rajungan (Portunus pelagicus Linneaus, 1758) merupakan komoditi perikanan yang tertinggi ketiga di Indonesia setelah udang dan tuna. Salah satu penyebaran rajungan di Indonesia berada di daerah perairan Teluk Banten. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober dan November 2013, sedangkan data produksi statistik perikanan PPN Karangantu diambil tahun 2003?2012. Produksi rajungan mengalami puncaknya pada tahun 2004 yaitu 326.730 kg dengan CPUE penangkapan sebesar 57.8898. Sedangkan jumlah produksi terendah terjadi pada tahun 2006 dengan jumlah produksi sebesar 19.225 kg serta upaya penangkapan yang dilakukan sebesar 1.998 trip. Untuk hasil perhitungan CPUE yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa nilai CPUE tertinggi terjadi pada tahun 2004 yang mencapai 57.8898 kg/kapal, sedangkan nilai CPUE terendah terjadi pada tahun 2011sebesar 2.5902 kg/kapal. Nisbah Kelamin rajungan lebih di dominasi oleh rajungan jantan dari pada rajungan betina dengan perbandingan bulan 2 : 1. Lebar karapas (CW) rajungan berkisar dari 8-11 cm, maka hasil tangkapan rajungan di Teluk Banten melewati ukuran pertama kali matang gonad. Dari analisis rapfis diperoleh nilai keberlanjutan sosial = 36,99% (kurang berkelanjutan), teknologi = 48,82% (kurang berkelanjutan), ekologi = 50,40% (cukup berkelanjutan) dan ekonomi = 58,81% (cukup berkelanjutan). Diagram layang-layang menunjukan rata-rata 48,75% (kurang berkelanjutan). Selanjutnya dilakukan perbaikan nilai atribut yang kurang berkelanjutan pada aspek sosial menjadi 62,61, dan teknologi menjadi 56,21. Hasil untuk perubahan kenaikan atribut per dimensi : 1. Sosial (tingkat pendidikan dan pengetahuan terhadap lingkungan) 2. Teknologi (lokasi pendaratan dan ukuran kapal rajungan). Untuk perikanan tangkap berkelanjutan komoditas rajungan di Teluk Banten diharapkan adanya penciptaan lapangan kerja alternatif, pemberian modal, teknologi baru, penyuluhan atau sosialisasi habitat rajungandan hukum (aturan zona penangkapan), dan konservasi wilayah pesisir dan pulau-pulau disekitar perairan Teluk Banten. Pemerintah segera merekomendasikan terbentuknya kawasan ekoregion Teluk Banten sesuai peruntukannya, sehingga untuk komoditas rajungan dapat dilakukan restocking area.
Blue swimming crab (Portunus pelagicus Linneaus, 1758) is the third highest commodity fisheries in Indonesia after shrimp and tuna. One crab deployment in Indonesia is in the area of Banten Gulf waters. Fishery statistical production data from years 2003-2012 from PPN Karangantu experienced a peak in 2004 is 326.730 kg with fishing effort for 5.644 trip. While the amount of the lowest production occurred in 2006 with a total production of 19.225 kg and the efforts of 1.998 arrests trip. For the calculation of CPUE that has been done can be seen that the highest CPUE values occurred in 2004 which reached 57.8898 kg/boat, while the lowest CPUE values occurred in 2011 which only reached 2.5902 kg/boat. Sex ratio is more dominated by males crab than females with a ratio of 2: 1, carapace width (CW) ranged from 8 to 11 cm, so the swimming crab (Portunus pelagicus Linneaus, 1758) in Banten Bay isover first time matured. Rapfishdata analysis obtain that sustainable social value (MDS %) is 36,99%, technology; 48,82 %, ecology; 50,4 % and economy; 58,81%. Obtained a result for the attribute increase change per dimensi is : 1. Social (environment knowledge and education) 2. Technology (location for fish landing and tonage of boat). For sustainable fisheries commodity in Banten Bay crab is expected that the creation of alternative employment, the provision of capital, new technologies, education or socialization crab habitat and the law (arrests zone rules), and conservation of coastal areas and islands around the waters of the Gulf of Banten. The government immediately recommended the formation of Banten Bay area to the given ecoregion, so to commodity restocking areas crabs can be done.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T41897
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Creani Handayani
Abstrak :
ABSTRAK
Salah satu kendala dalam pemanfaatan sumberdaya laut di Indonesia adalah perubahan lingkungan yang terjadi akibat fenomena ENSO. Produksi ikan Cakalang Katsuwonus pelamis di perairan Malang Selatan mengalami fluktuasi akibat fenomena tersebut. Kurangnya informasi mengenai fenomena ENSO kepada nelayan menyebabkaan kurang maksimal dalam memanfaatkan produksi ikan Cakalang Katsuwonus pelamis pada fenomena tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak fenomena ENSO terhadap hasil tangkapan ikan Cakalang Katsuwonus pelamis . Parameter oseanografi yang diamati yaitu data suhu permukaan laut SPL serta klorofil-a dari citra MODIS. Metode yang digunakan dengan mengumpulkan data sekunder hasil tangkapan ikan Cakalang Katsuwonus pelamis serta suhu permukaan laut dan klorofil-a dari data citra satelit AQUA-MODIS level 3 dengan resolusi 4km selama ENSO yaitu tahun 2014-2016. Hasil penelitian ini menunjukkan Suhu Permukaan Laut SPL di perairan Malang Selatan berkisar antara 24.825-32.055 C. Southern Oscillation Index SOI menunjukan El-Nino kuat terjadi pada bulan Mei-Oktober 2015, La-Nina terjadi pada bulan Januari-April 2014 dan Normal terjadi pada tahun 2016. Hasil analisis menunjukkan adanya pengaruh antara ENSO dengan SPL yang ditunjukkan dengan nilai determinasi R sebesar 0.133 dengan signifikansi sebesar 0,029 sehingga ada pengaruh variabel lain yang dapat mempengaruhi ENSO. Pada saat El-Nino tahun 2015 terjadi peningkatan hasil tangkapan ikan Cakalang Katsuwonus pelamis yang tinggi di perairan Malang Selatan pengaruh utamanya adalah akibat SPL lebih dingin, hal ini mengindikasikan bahwa perairan tersebut subur yang kaya akan nutrien. Dengan didukung kondisi perairan yang optimal pada saat El-Nino lokasi tersebut merupakan sumber pakan yang subur sehingga cocok untuk beberapa ikan pelagis besar, khususnya ikan Cakalang Katsuwonus pelamis .
ABSTRACT
One of the obstacles of the use of marine resources in Indonesia is the environtmental changes caused by ENSO. Skipjack tuna Katsuwonus pelamis production in South Malang waters had fluctuated because of the aforementioned phenomenon. The lack of information about ENSO phenomenon for fishermen caused the use of skipjack tuna is not quite optimum. This research aims to analyse the impact of ENSO phenomenon towards the Skipjack tuna Katsuwonus pelamis catches. The oceanographic analyzed parameters are the sea surface temperature SST and also chlorophyll a from Citra MODIS. The method used in this research is by collecting the secondary data of the Skipjack tuna Katsuwonus pelamis cathes and the sea surface temperature SST and chlorophyll a from AQUA MODIS Citra Satellite level 3 which resolution is 4 km during ENSO which was from 2014 to 2016. The result of the research shows that the sea surface temperature SST in South Malang waters was around 24.825 32.055 C. Southern Oscillation Index SOI shows that strong El Nino occurred in May October 2015, La Nina occurred in January April 2014 and normally occurred in 2016. The analysis result shows that there is an influence between ENSO and SST proven by the determination value R2 is 0,133 and the significance is 0,029 so that there is influence of other variables that could influence ENSO. When El Nino in 2015 occurred, the significant increase of Skipjack tuna Katsuwonus Pelamis catches occurred in South Malang Waters was mainly caused by Sea Surface Temperature SST was cooler, it indicates that the waters was fertile which was rich of nutrients. Being supported by this optimum waters condition in El Nino, this location was considered as the great woof so that it is beneficial for some of big pelagic fishes, especially Skipjack tuna Katsuwonus pelamis .
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
T50553
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>