Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mega Dwi Putri
Abstrak :
[Peningkatan jumlah pengguna internet di Indonesia pada tahun 2014 sebesar 71,2 juta orang atau 28,3% dari total populasi sejalan dengan berkembangnya tren transaksi e-commerce. Dengan mengambil konteks organisasi bisnis, penelitian ini menganalisa aplikasi konsep ‘prosumerism’ dalam ZL Indonesia. ZL Indonesia memiliki karakteristik sebagai lokasi berkembangnya prosumerism karena memanfaatkan Internet dan web 2.0 (situs-situs interaktif dan kolaboratif yang memungkinkan penggunanya untuk menghasilkan/ memproduksi konten seperti jejaring sosial) yang notabene merupakan ‘means of prosumption’ dalam aktivitas bisnisnya. Dalam prosumerism, konsumen dipandang sebagai subjek yang proaktif dan berdaya serta melakukan aktivitas produksi dan konsumsi secara bersamaan. Hal tersebut dimungkinkan karena saat ini aktivitas produksi dan konsumsi tidak hanya terjadi secara fisik/material saja tetapi juga secara immaterial (seperti gagasan atau pengetahuan). Pendekatan Soft Systems Methodology based on Action Research digunakan untuk menggali situasi permasalahan yang ada dalam prosumerism di ZL Indonesia. Penelitian ini menawarkan implikasi teori prosumerism pada tiga dimensi. Pada dimensi putting the customers to work, aplikasi prosumerism bersifat kontekstual dan dipengaruhi faktor struktural (aksesibilitas dan digital literacy) dan kultural (nilai dan tradisi). Pada dimensi kedua, dipaparkan manifestasi dari bentuk-bentuk, medium serta fungsi prosumerism. Terakhir, pada dimensi ketiga, terdapat indikasi peran agensi serta strata sosial dalam prosumerism. ......, The increasing number of internet users in Indonesia amounted to 71.2 million people or 28.3% of the total population followed by the development trend of e-commerce transactions. By taking an organizational context, this study analyzes the application of the concept of 'prosumerism' in ZL Indonesia. It has the characteristics as a location for the development of prosumerism by utilizing the Internet and Web 2.0 which incidentally is the 'means of prosumption' in its business activities. In prosumerism, the consumer is seen as a proactive and powerful subject, and involved in the activity of production and consumption simultaneously. This is possible because currently these two activities not only has a material form, but also immaterial (the idea or knowledge). Soft Systems Methodology approach based on Action Research is used to explore the problematic situations in prosumerism in ZL Indonesia. This research offers a theoretical implications about prosumerism in three dimensions. In the dimension of putting the customers to work, prosumerism application is contextual and influenced by structural (digital literacy) and cultural (values and traditions) factors. In the second dimension, there are manifestation of forms, medium and prosumerism function. Last, there are indications of agency roles and social strata in prosumerism.]
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S59194
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Shiddiq
Abstrak :
Loyalitas karyawan dibutuhkan untuk keberlangsungan dari perusahaan. secara sosiologis, loyalitas karyawan dapat dilihat melalui tingkat budaya organisasi dan tingkat kepuasan kerja. Skripsi ini bertujuan untuk melihat pengaruh tingkat budaya organisasi dan tingkat kepuasan kerja terhadap tingkat loyalitas karyawan. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian kuantitatif dengan teknik survey. Penelitian ini dilakukan di Kantor Pusat PT Antam (Persero) Tbk. dengan teknik penarikan sampel stratified random sampling yang melihat pada setiap direktorat yang ada di dalam Kantor Pusat Antam. Peneliti menggunakan stratified random sampling dikarenakan setiap direktorat memiliki bentuk kerja yang berbeda satu dengan yang lainnya. Selain itu, penelitian ini juga dilengkapi wawancara mendalam kepada 3 orang informan. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang positif antara tingkat budaya organisasi dan tingkat kepuasan kerja terhadap tingkat loyalitas karyawan. Tingkat kepuasan kerja memiliki hubungan paling kuat terhadap tingkat loyalitas karyawan. Dalam tingkat kepuasan kerja, dimensi kepuasan intrinsik memiliki hubungan paling kuat dalam mempengaruhi tingkat loyalitas karyawan. ...... Employee loyalty is needed for sustainability of the firm. Sociologically, we can see the effect of organization culture and job satisfaction on employee loyalty. The purpose of this study is to explain the effect of organization culture and job satisfaction on employee loyalty. This study uses quantitative method based on survey on each directorat in Antam Head Office with stratified random sampling technique because of each directorat has a different work conditions. This study also uses indepth interview with 3 informants. The results of this study is, there is a positve effect between organization culture and job satisfaction on employee loyalty. Job satisfaction has a higher effect on employee loyalty. Intrinsic satisfaction has a higher effect from the dimension of job satisfaction on employee loyalty.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S59612
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Subi Sudarto
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini mencoba menjawab apakah Pendidikan Nonformal dapat mengembangkan modal sosial untuk Peserta didik pada satuan pendidikan nonformal, yaitu Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat. Bagaimana proses pengembangan modal sosial di lembaga tersebut. Penelitian ini menelusuri pemikiran dan asumsi dibalik berbagai cara pandang terhadap program dalam proses penyelenggaraan pendidikan nonformal. Penelitian ini difokuskan pada proses pengembangan modal sosial yang dilakukan di sekolah nonformal PKBM ldquo;Citra Ilmu rdquo; Kabupaten Semarang. Penulis tertarik untuk melihat bagaimana proses pengembangan modal sosial di PKBM ini. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif. Untuk mendukung keterukuran dimensi kepercayaan trust , norma sosial dan jaringan terhadap Peserta didik yang mengikuti program kewirausahaan menjahit/tata busana dilakukan metode survei dengan mengambil sampel 71 responden. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dokumentasi serta diskusi terpumpun/FGD. Menggunakan tiga dimensi, antara lain dimensi kewajiban dan harapan, norma sosial dan saluran informasi yang didukung dengan kepercayaan, penelitian ini menganalisis modal sosial yang dikembangkan kepada Peserta didik melalui program pendidikan nonformal, khususnya program kewirausahaan menjahit/tata busana. Bagaimana Peserta didik memiliki perubahan dalam dimensi kepercayaan trust , norma sosial dan jaringan. Penelitian ini juga melihat bagaimana peran aktor dan antaraktor dalam mendukung terhadap proses pengembangan modal sosial. Menggunakan teori modal sosial Coleman dan Putnam yang digabungkan, penelitian ini melihat modal sosial dalam dimensi-dimensi yang dapat dikembangkan oleh Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat untuk meningkatkan keterampilan indivu, keterampilan sosial, keterampilan akademis dan keterampilan vokasional. Modal sosial dapat dikembangkan kepada Peserta didik melalui program kewirausahaan menjahit/tata busana. Peserta didik mengalami dampak perubahan yang signifikan terhadap dimensi kepercayaan trust , norma sosial dan jaringan. Melalui penggabungan pemikiran Coleman dan Putnam, ternyata antar aktor dan keterkaitan tiga dimensi yang didukung kepercayaan merupakan prasyarat potensi-potensi modal sosial dapat dikembangkan oleh sekolah PKBM.
ABSTRACT
This study attempts to answer whether Non formal Education can develop social capital for Learners in non formal education units, the Community Learning Activity Center. How is the process of developing social capital in the institution. This research traces the thoughts and assumptions behind various ways of view of the program in the process of organizing non formal education. This research is focused on social capital development process conducted in non formal school PKBM Citra Ilmu Semarang Regency. The author is interested to see how the process of social capital development in PKBM this. This research uses qualitative approach method. To support the measurement of trust dimension, social and network norms to students who follow especially fashion entrepreneurial programs, conducted survey method by taking samples 71 respondents. Data were collected through interviews, observations, documentation and discussions of FGDs. Using three dimensions, among others, the dimensions of obligations and hope, social norms and information channels are supported with trust, this study analyzes the social capital developed to Learners through non formal education programs, especially fashion entrepreneurial programs. How students have changed in the dimensions of trust, social norms and networks. The study also looks at how the role of actors and actors in supporting the social capital development process. Using the combined social capital theory of Coleman and Putnam, this study examines social capital in dimensions that the Community Learning Center to improve an individual skills, social skills, academic skills and vocational skills. Social capital can be developed to students through especially fashion entrepreneurial programs. Students have a significant change as an impact in trust dimension, social norm and network. Through the merging of Coleman and Putnam 39 s thoughts, it turns out that inter actors and three dimensional relationships supported by trust are the prerequisites of social capital potentials to be developed by PKBM schools.
2017
D2416
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library