Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rhakan Daffarrel Dipakusuma
"Penelitian ini membahas implementasi Customer Relationship Management (CRM) oleh DoubleTape Agency dalam menjalin kerja sama Business-to-Business (B2B) dengan aplikasi Jenius. Sejak 2017, DoubleTape bertanggung jawab dalam pengelolaan aset promosi, penyelenggaraan event, dan operasional booth Jenius di berbagai lokasi strategis. Berdasarkan pendekatan IDIC Model (Identify, Differentiate, Interact, Customize) , implementasi CRM terbukti meningkatkan efektivitas kerja sama dan memperkuat hubungan jangka panjang antara kedua pihak. Tim khusus dibentuk untuk menangani klien Jenius secara personal, sementara komunikasi rutin dilakukan melalui pertemuan mingguan dan grup WhatsApp. Meskipun demikian, kerja sama ini menghadapi sejumlah tantangan, seperti tekanan kecepatan dan kualitas kerja, kendala komunikasi dan logistik di lapangan, serta keterbatasan sumber daya manusia dan perangkat kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan CRM yang terstruktur tidak hanya meningkatkan kepercayaan dan kepuasan klien, tetapi juga memberikan nilai strategis bagi DoubleTape dalam mempertahankan posisi sebagai mitra utama Jenius.

This study discusses the implementation of Customer Relationship Management (CRM) by DoubleTape Agency in establishing Business-to-Business (B2B) cooperation with the Jenius application. Since 2017, DoubleTape has been responsible for managing promotional assets, organizing events, and operating Jenius booths in various strategic locations. Based on the IDIC Model (Identify, Differentiate, Interact, Customize) approach, CRM implementation has been proven to increase the effectiveness of cooperation and strengthen long-term relationships between the two parties. A special team was formed to handle Jenius clients personally, while routine communication was carried out through weekly meetings and WhatsApp groups. However, this cooperation faced several challenges, such as pressure on speed and quality of work, communication and logistics constraints in the field, and limitations of human resources and work equipment. The results of the study show that the implementation of a structured CRM not only increases client trust and satisfaction but also provides strategic value for DoubleTape in maintaining its position as Jenius' main partner."
Depok: Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hamdi Syarifudin
"Penyakit tuberkulosis sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di Indonesia dengan prevalensi BTA (basil tahan asam) (+) sebesar 0,29 %.1 Menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 1986, penyakit tuberkulosis paru menduduki urutan ke-10 dari pola kesakitan dan penyebab kematian nomor 4 di Indonesia.2 Pada survey yang sama tahun 1995, penyakit ini akan terus meningkat baik pada angka kesakitan maupun kematiannya.Diagnosis penyakit tuberkulosis paru umumnya didasarkan dengan ditemukannya kuman BTA pada sputum penderita. Meskipun demikian pemeriksaan ini mempunyai beberapa kelemahan. Pemeriksaan sputum langsung biasanya sulit didapatkan hasil positif, misal pada penderita dengan lesi yang minimal dan pada anak-anak karena memerlukan jumlah kuman tertentu untuk memberikan hasil positif. Keterlambatan dalam membuat diagnosis dapat mengakibatkan komplikasi yang serius seperti meningitis dan perikarditis, sebaliknya pengobatan yang tidak terarah mengakibatkan pemborosan biaya dan dapat menimbulkan efek samping obat. Pemeriksaan biakan M.tuberculosis membrikan hasil yang lebih baik daripada pemeriksaan mikroskopik langsung, tetapi cara ini memerlukan waktu yang lebih lama, kurang lebih 8 minggu, dan relatif lebih mahal.

Tuberculosis is still an important public health problem in Indonesia with a prevalence of BTA (acid-fast bacilli) (+) of 0.29%. generally based on the discovery of BTA germs in the patient's sputum. However, this examination has several weaknesses. Direct sputum examination is usually difficult to obtain positive results, for example in patients with minimal lesions and in children because it requires a certain number of germs to give positive results. Delays in making a diagnosis can result in serious complications such as meningitis and pericarditis, on the other hand, undirected treatment results in wasted costs and can cause drug side effects. M. tuberculosis culture examination gives better results than direct microscopic examination, but this method requires a longer time, approximately 8 weeks, and is relatively more expensive. microscopic"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1999
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library