Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Honesty Fadhilah
Abstrak :
Di seluruh dunia, stroke adalah penyebab kematian nomor dua dan penyebab kecacatan nomor tiga. Selain faktor risiko utama stroke (hipertensi, kolesterol, diabetes), status sosial ekonomi sering dikaitkan sebagai faktor risiko yang memiliki peran penting terhadap kejadian stroke. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan faktor sosial ekonomi memiliki hubungan dengan penyakit stroke berdasarkan data IFLS Tahun 2014. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional, menggunakan pendekatan ekonometrika dengan uji Logit. Model logit digunakan untuk menentukan estimasi faktor risiko stroke. Analisis menunjukkan bahwa 309 (0,90%) responden menderita stroke, dengan presentase terbesar berada pada status sosial ekonomi kategori miskin (26.86%). Berdasarkan analisis bivariat status sosial ekonomi tidak berhubungan dengan kejadian penyakit stroke. Berdasarkan analisis multivariat terdapat hubungan antara status sosial ekonomi dengan kejadian penyakit stroke setelah dikontrol oleh variabel lainnya. Variabel sosial ekonomi kategori sosial ekonomi menengah dapat meningkatkan risiko sebanyak 1,53 kali lebih tinggi terhadap terjadinya penyakit stroke. ......Worldwide, stroke is the number two leading cause of death and number three leading cause of disability. In addition to the main risk factors of stroke (hypertension, cholesterol, diabetes), socioeconomic status is often associated as a risk factor that has an important role in the incidence of stroke. This study aims to prove that socio-economic factors have a relationship with stroke based on 2014 IFLS data. This study used a cross sectional study design, using an econometric approach with Logit test. The logit model is used to determine the estimated risk factors for stroke. The analysis showed that 309 (0.90%) respondents suffered strokes, with the largest percentage being in the socio-economic status of the poor category (26.86%). Based on bivariate analysis socio-economic status is not related to the incidence of stroke. Based on multivariate analysis there is a relationship between socioeconomic status and the incidence of stroke after being controlled by other variables. Socio-economic variables in the middle socio-economic category can increase the risk by 1.53 times to the occurrence of stroke.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Pujiyanti
Abstrak :
Penelitian ini merupakan ex-ante evaluation melalui penelitian cross sectional dengan menggunakan data set susenas tahun 2012 di Indonesia. Penelitian ini melihat protektabilitas Jaminan Kesehatan Nasional terhadap tingkat pengeluaran biaya kesehatan tunai (out-of-pocket) rumah tangga di Indonesia. Total sampel yang berhasil dicacah dalam Susenas 2012 mencapai 279.581 individu dalam 69.895 rumah tangga. Dalam studi ini,unit analisis dilakukan pada tingkat individu yang jumlahnya mencapai 279.581 sampel. Determinan yang dinilai adalah kepemilikan jaminan kesehatan/asuransi sebagai variabel independen utama, status kesehatan, rural/urban,akses/ jumlah kunjungan baik rawat inap maupun rawat jalan dan karakteristik rumah tangga (jenis kelamin,jumlah anggota rumah tangga, lama pendidikan, status perkawinan). Analisis data dilakukan dengan pendekatan ekonometrika dengan menggunakan model ekonometrik discrette choice model dengan pendekatan model regresi binary response yaitu Logit Model. Hasil penelitian didapatkan tingkat pengeluaran biaya kesehatan tunai rumah tangga (OOP) sebesar 2,7 kali dari pendapatan rumah tangga yang dialami oleh 7,8% rumah tangga di Indonesia. Jaminan kesehatan/asuransi kesehatan dapat memberikan peluang proteksi/perlindungan dalam menurunkan tingkat pengeluaran biaya kesehatan tunai (OOP) rumah tangga sebesar 1,075 kali. Proteksi ini dapat berjalan dengan baik jika memperhatikan determinan yang berhubungan dengan tingkat OOP seperti status kesehatan, akses rawat jalan dan rawat inap, disparitas wilayah dan karakteristik rumah tangga yang memiliki hubungan signifikan secara statistik. ...... This study is an ex-ante evaluation through a cross-sectional study using data sets susenas in 2012 in Indonesia. The research looked at protectability of National Health Insurance on the level of health expenditure in cash (out-ofpocket) of households in Indonesia. The total sample Susenas successfully enumerated in 2012 reached 279 581 people in 69 895 households. In this study, the unit of analysis is done on an individual level that amounted to 279 581 samples. The determinant is assessed is the ownership of health insurance / insurance as the main independent variables, health status, rural / urban, access / number of visits to both inpatient and outpatient care and household characteristics (gender, number of household members, length of education, marital status) . Data analysis was performed using the econometric approach discrette econometric model of choice models with binary response regression model approach, namely logit model. The results showed the level of health expenditure household cash (OOP) by 2.7 times household income experienced by 7.8% of households in Indonesia. Health insurance / health insurance can provide protection opportunities / protection in lowering the level of health expenditure in cash (OOP) households of 1,075 times. This protection can work well if the attention-related determinants such as health status, access to outpatient and inpatient care, geographic disparities and household characteristics have a statistically significant relationship.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T37665
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Violent Andary
Abstrak :
Pembiayaan puskesmas yang berasal dari pemerintah (dana publik) harus dipastikan telah digunakan secara efektif, efisien dan transparan dengan menggunakan sistem Public Financial Management. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemanfaatan dana puskesmas untuk meningkatkan cakupan kunjungan neonatal pertama (KN1) di Puskesmas Kota Bogor. Data dikumpulkan melalui tinjauan dokumen kualitatif dan kuantitatif serta melalui wawancara mendalam semi-terstruktur dengan 12 informan terpilih. Tren realisasi dana untuk KN1 dianalisis secara deskriptif. Data kualitatif dianalisis dalam bentuk matriks dan divalidasi melalui triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa realisasi dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dan dana kapitasi puskesmas pada tahun 2016-2018 mengalami peningkatan yang signifikan. Untuk implementasi KN1, tidak ada anggaran khusus yang ditetapkan dalam penyusunan anggaran. Namun dalam pelaksanaan anggaran, dana yang digunakan oleh puskesmas untuk mendukung peningkatan cakupan KN1 terdiri dari pembelian vitamin K, salep mata, klem tali pusat, pelaksanaan kelas ibu hamil, dan lain-lain. Dana yang digunakan berasal dari BOK dan Kapitasi. Pemantauan anggaran dilakukan secara berkala baik oleh internal (puskesmas dan dinas kesehatan) maupun eksternal (inspektorat). Penelitian ini mengidentifikasi bahwa ketepatan waktu penetapan pagu anggaran untuk puskesmas dan integrasi perencanaan antara dinas kesehatan dan puskesmas memainkan peran penting dalam perumusan anggaran. Transaksi tunai merupakan mekanisme paling tepat untuk kegiatan yang melibatkan masyarakat/kader/lintas sektor. Bendahara dengan latar belakang pendidikan keuangan akan meningkatkan kualitas laporan keuangan Puskesmas.
Puskesmas funding from the government (public funds) must be ensured that it has been used effectively, efficiently and transparently by using a public financial management system. This study aims to analyze the utilization of puskesmas funds to increase the coverage of the first neonatal visit (KN1) in Bogor City. Data were collected through qualitative and quantitative document review and semi-structured in-depth interview with 12 purposively selected informants. Funds for KN1 trend were analyzed descriptively. Qualitative data were analyzed in the form of a matrix and validated through the triangulation. The results showed that the realization of puskesmas funds from Health Operational Assistance (BOK) and capitation funds in 2016-2018 experienced a significant increase. For the implementation of KN1, there is no special budget set in the budget formulation. However, in the budget execution funds used by puskesmas to support the increase in KN1 coverage consisted of purchasing vitamin K, eye ointments, umbilical cord clamps, implementing classes for pregnant women, and others. The funds used are from BOK and capitation. Budget monitoring is carried out periodically both by internal (puskesmas and district health office) and external (inspectorate). This study identified that the timeliness of setting the budget ceiling for puskesmas and the integration of planning between district health office and puskesmas played an important role in the budget formulation. A cash transaction is needed for activities involving the community/cadres/cross-sectors. An economist treasure will improve the quality of the Puskesmas financial report.
Depok: Fakultas kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53901
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library