Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 35 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mahar Santoso
"Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit yang memiliki klaim pembiayaan tertinggi dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan) pada tahun 2016. Direktorat Pencegahan dan Penyakit Tidak Menular (Dit. PPTM) mempunyai program untuk pemberdayaan masyakat atau Unit Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang bernama Posbindu PTM. Posbindu PTM merupakan kegiatan berbasis masyarakat dalam upaya menjaga kesehatan dari PTM. Dalam pelaksanaanya Posbindu PTM mencatat data faktor risiko PTM yang melalui wawancara seperti merokok, konsumsi buah dan sayur, konsumsi alkohol, dan aktivitas fisik, pemeriksaan gula darah, tekanan darah, indeks masa tubuh (IMT), dan beberapa pemeriksaan penunjang lain. Pemeriksaan tersebut dicatat dalam sistem informasi surveilans Posbindu PTM. Saat ini belum ada visualisasi data untuk sistem tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memvisualisasikan data faktor risiko PTM dari sistem tersebut. Penelitian ini mengambil data faktor risiko PTM di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2016. Hasil penelitian ini adalah adanya visualisasi data faktor risiko PTM yang dapat membantu melihat data menjadi informasi berbasis wilayah.

Non-communicable disease (PTM) is a disease that has the highest financing claim from the Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan) in 2016. The Directorate of Prevention and Non-Communicable Diseases (Dit. PPTM) has a program for community empowerment or Community Based Health Unit (UKBM ) named Posbindu PTM. Posbindu PTM is a community-based activity in an effort to maintain the health of PTM. In the implementation of Posbindu PTM recorded data on PTM risk factors through interviews such as smoking, fruit and vegetable consumption, alcohol consumption, and physical activity, examination of blood sugar, blood pressure, body mass index (BMI), and several other investigations. The examination was recorded in the Posbindu PTM surveillance information system. At present there is no data visualization for the system. The purpose of this study is to visualize PTM risk factor data from the system. This study took the PTM risk factor data in East Java Province in 2016. The results of this study were the visualization of PTM risk factor data that could help see data into region-based information.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Geby Hasanah Jorgy
"Diabetes melitus adalah penyakit metabolisme yang merupakan suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya peningkatan kadar glukosa darah di atas nilai normal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 pada wanita dewasa di daerah perkotaan di Indonesia tahun 2013. Penelitian ini menggunakan data sekunder Riskesdas 2013 dengan desain studi cross sectional. Sampel adalah wanita dewasa di daerah perkotaan yang tidak hamil dan memiliki kelengkapan data sebanyak 122.880 responden.
Hasil penelitian menunjukkan prevalensi DM berdasarkan diagnosis dan gejala sebesar 2.2 % dan menemukan bahwa prevalensi DM tertinggi berada pada faktor risiko, seperti umur ≥ 45 tahun (5.2%), pendidikan rendah (3.1%), tidak bekerja (2.3%), status cerai (3.6%), aktfitas cukup (2.2%), mantan perokok (4%), jarang makan manis (3.8%) dan berlemak (2.3%), obesitas (2.9%), obesitas sentral (2.9%), dan hipertensi (7.6%). Faktor risiko DM yang memiliki hubungan paling dominan adalah umur ≥ 45 tahun (POR : 9.24; 95 % CI 7.69-11.1), status cerai (POR : 5.95; 95 % CI 4.85-7.30), dan hipertensi (POR : 5.10; 95 % CI 4.70-5.54). Untuk itu, perlu diadakan sosialisasi untuk program deteksi dini faktor risiko DM, serta perlunya kesadaran diri untuk cek gula darah secara teratur untuk wanita dewasa di daerah perkotaan.

Diabetes mellitus is a metabolic disease which is a collection of symptoms that occur due to an increase in blood sugar levels above normal. This study aims to determine the risk factors assosiated with type 2 diabetes mellitus in adult women in urban areas. This study used a data from Riskesdas 2013 and using cross sectional as design study. Samples were adult women above 18 living in urban areas who are nor pregnant and has complete data.
Result shows the prevalence of DM that based on diagnosis and symptoms is 2.2 % and the risk factors with highest prevalence of diabetes are age ≥ 45 (5.2%), low educated (3.1%), umemployed (2.3%), divorced (3.6%), enough activity (2.2%), former smokers (4%), rarely eat sweets (3.8%) and fatty foods (2.3%), obese (2.9%), central obese (2.9%), and hypertension (7.6%). The risk factors that highly associated are age ≥ 45 (POR : 9.24; 95 % CI 7.69-11.1), divorce (POR : 5.95; 95 % CI 4.85-7.30), and hypertension (POR : 5.10; 95 % CI 4.70-5.54). Therefor, screening for DM and self-awareness to check the blood sugar level are s strongly recommended among adult women in urban areas."
Jakarta: Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Suhailin
"Epidemiologi Hipertensi telah mengakibatkan kematian sekitar 8 juta orang setiap tahunnya.Pola dan gaya hidup yang tidak sehat sering berkaitan denganhipertensi, sehinggamunculnya beberapa faktor risiko. Obesitas sentral adalah salah satu faktor risikohipertensi yang banyak ditemukan pada wanita usia pertengahan dibandingkanlaki-laki. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan obesitas sentraldengan kejadian hipertensi pada wanita. Desain penelitian ini adalah crosssectional. Populasinya adalah seluruh wanita umur > 18 tahun yang terdaftardalam database Surveilans Posbindu PTM tahun 2015 dan memenuhi kriteriainklusi dan ekslusi. Hasil menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi sebesar 29,1. Kasus hipertensi terjadi lebih dari separuh pada kelompok umur > 45tahun yaitu sebesar 51,71 , dengan rata-rata umur 46 tahun. Prevalensi obesitassentral dengan cutt off point 85 cm sebesar 53 sedangkan dengan cut off point80 cm sebesar 72. Pada analisis multivariat : efek obesitas sentral menjadihipertensi dipengaruhi oleh kadar aktfitas fisik setelah dikontrol umur. Efekobesitas sentral menjadi hipertensi pada seseorang yang kurang aktifitas fisikadalah 2,21 kali lebih besar dibanding tidak obesitas sentral yang cukup aktifitasfisik pada cut off point 85 cm, sedangkan efek obesitas sentral menjadi hipertensipada seseorang yang cukup aktifitas fisik adalah 1,34 kali lebih besar dibandingyang cukup aktifitas fisik.Rekomendasi dari penelitian ini adalah menjaga ukuran lingkar perut maksimal85cm, lakukan aktifitas fisik 30 menit/hari sebanyak 3 kali seminggu atau 150menit dalam seminggu, periksa kesehatan 1 kali sebulan di Posbindu PTM,Puskesmas, tempat praktek dokter ataupun bidan.

Epidemiologi Hypertension affected mortality at least 8 millions for every years. Pattern andlife style not health related with hypertension, so there are risk factors. Incomparated, most of central obesity is one of risk factors of hypertension foundedat women on middle ages than men. Output of this research is to know aboutrelationship between central obesity with hypertension case in women. Researchdesign is crossectional. The population are all women with 18 years oldregistered in Posbindu PTM Surveilance database at 2015. Result showed thatprevalance of hypertension 29,1. Hypertension case more than half on 45years old are 51,71 with everage of ages 46 years. Prevalance of central obesitywith cut off point 85 cm is 53,30. In multivariable central obesity effectbecome hypertension influenced by physical activity after controlled by age.Central obesity affect to be hypertension with less of physical activity is 2,21 more than central obesity affect with high of physical activity on cut off point 85cm. while central obesity affect to be hypertension with high physical activity is1,34 times.The recomendation are keep of abdominal circumference size maximum 85 cm,doing the physical activity 30 minutes day with 3 times a week or 150 minutesevery week, check of blood pressure once a month in Posbindu PTM, practice ofdoctor or midwife."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T51528
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Luh Budi Febriani
"Overweight dan obesitas kini menjadi tantangan dalam dunia kesehatan masyarakat karena prevalensinya yang terus meningkat secara global Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan karakteristik anak jenis kelamin, karakteristik orang tua pendidikan ibu, pekerjaan ibu, penghasilan keluarga dan riwayat obesitas orang tua, daerah tempat tinggal, aktifitas fisik, kebiasaan makan konsumsi fast food, cemilan/minuman manis, kebiasaan Saracen, sedentary behavior durasi menonton TV/video, durasi bermain games dan durasi tidur dengan overweight dan obesitas pada anak usia sekolah di Kabupaten Badung Provinsi Bali Tahun 2018.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2018 dengan desain cross sectional. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak sederhana. Instrumen penelitian menggunakan timbangan digital dan microtoa serta kuesioner untuk ibu dan FFQ.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 51.8 siswa masuk dalam kategori overweight dan obesitas. Variabel yang berhubungan dengan overweight dan obesitas pada anak usia sekolah di Kabupaten Badung Provinsi Bali Tahun 2018 adalah aktifitas fisik p=0.001, OR=2.3, konsumsi cemilan/minuman manis p=0.001, OR= 2.2 , Konsumsi fast food p=0.001, OR= 2, riwayat obesitas ayah p=0.012, OR= 1.5 dan riwayat obesitas ibu p=0.034, OR=1.4.
Peneliti menyarankan kepada pihak sekolah agar memantau berat badan siswa sedikitnya setiap 6 bulan dan diharapkan orangtua turut serta dalam mengawasi pola makan anak serta membatasi sedentary behavior.

Overweight and obesity has been recognized in public health because of the increasing prevalence globally. This study aims to know the relationship between gender, mother rsquo s education, mother rsquo s employment status, family income, parent rsquo s obesity history. areas of residence, physical activity, eating habits fast food consumption, sweet snacks drinks, breakfast habits , sedentary behavior duration of watching TV video, duration of game play and duration of sleeping with overweight and obesity in schoolchildren in Badung Regency of Bali Province in 2018.
This research was conducted in May 2018 with cross sectional design. The sampling technique was simple random sampling. The research instrument used digital and microtoa scales and questionnaires for mother and FFQ.
The results showed that 51.8 of students fall into the category of overweight and obesity. Variables related to overweight and obesity in school children in Badung Regency Bali Province 2018 are physical activity p 0,001, OR 2,3, snack consumption sweet drink p 0,001, OR 2, 2, fast food consumption p 0.001, OR 2, history of father obesity p 0.012, OR 1.5 and maternal obesity obesity p 0.034, OR 1,4.
Researchers suggest to the school to monitor the weight of students at least every 6 months and is expected parents participate in supervising the child 39s diet and limit the sedentary behavior.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanitya Dwi Ratnasari
"Salah satu penyakit oportunis penyerta infeksi HIV/AIDS adalah hipertensi. Hipertensi umum ditemukan di populasi ODHA dengan prevalensi antara 15,6-46%.1-6 Namun, pada anak dengan infeksi perinatally-acquired HIV/AIDS, data prevalensi hipertensi masih sangat minim. Studi tahun 2016 pada 51 anak dengan infeksi HIV/AIDS menunjukkan proporsi hipertensi sebesar 37,3%.7 Penelitian ini bertujuan mengetahui proporsi dan hubungan infeksi perinatally-acquired HIV dengan hipertensi primer pada anak menggunakan desain studi analitik potong lintang dan data sekunder penelitian CHIC Study. Populasi penelitian ini adalah 89 anak partisipan CHIC Study berusia 0-18 tahun dengan status HIV positif (41 anak) dan non-HIV (48 anak). Hasil analisis multivariabel menggunakan analisis regresi logistik menunjukkan anak dengan infeksi HIV memiliki odds risiko 1,24 kali (95% CI: 0,024-65,002; nilai p 0,917) untuk mengalami hipertensi dibandingkan dengan anak non-HIV. Penelitian ini menyimpulkan ada hubungan antara infeksi HIV dengan hipertensi primer pada anak dengan infeksi HIV meskipun masih belum dapat dibuktikan validitas hubungan tersebut secara statistik dikarenakan jumlah sampel yang tidak mencukupi. Peneliti mengharapkan penelitian lanjutan dilakukan dengan desain studi yang lebih baik dan jumlah sampel yang mencukupi.

One of the opportunistic diseases that accompany HIV/AIDS infection is hypertension. Hypertension is common in people living with HIV/AIDS populations with a prevalence of 15.6-46% .1-6 However, in children with perinatally-acquired HIV/AIDS infection, hypertension prevalence data is still minimal. The 2016 study of 51 children with HIV/AIDS infection showed a proportion of hypertension of 37.3% .7 This study aimed to determine the proportion and relationship of perinatally-acquired HIV infection with primary hypertension in children using cross-sectional analytic study design and secondary data of CHIC Study. The population of this study were 89 children of CHIC Study participants aged 0-18 years with HIV positive status (41 children) and non-HIV (48 children). The results of a multivariable analysis using logistic regression analysis showed that children with HIV infection had a risk odds of 1.24 (95% CI: 0.024-65,002; p-value 0.917) for hypertension compared with non-HIV children. This study concludes that there is a relationship between HIV infection with primary hypertension in children with HIV infection although it’s validity of the relationship can not be proven statistically due to insufficient sample size. Researcher expects further research done with better study design and sufficient number of samples."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Patmasari
"Pengamatan GPS secara berkala dan periodik merupakan salah satu cara untuk dapat mendeteksi dan mempelajari geodinamika bumi. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan karakteristik geometrik dan kajian tektonik dari gerakan dinamika antara pulau Sumatera dan Jawa dengan studi kasus Selat Sunda. Data dasar yang digunakan adalah data pengamatan terhadap satelit GPS yang pengamatannya dilakukan pada tahun 1993, 1994 dan 1996. Proses analisis dengan mengikutsertakan data dari stasiun penjejak tetap IGS.
Berdasarkan karakteristik dari sebaran vektor, pergerakan relatif di Sumatera bervariasi antara 28 mm hingga 64 mm/thn, dengan azimuth rata - rata 74°. Untuk pulau Jawa mempunyai laju perubahan antara 39 mm hingga 44 mm/thn dengan azimuth 82°. Dengan berdasarkan indikator (geometris) dari perubahan arah dari blok Jawa dan Sumatera tersebut memberikan indikasi bahwa di kawasan Selat Sunda terjadi peregangan (extension)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
T5742
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Deby Triana Cyntia Wulandari
"Hipertensi saat ini tidak hanya diderita oleh orang dewasa, akan tetapi juga diderita oleh remaja. Hipertensi pada remaja berkaitan dengan pola hidup tidak sehat yang dilakukan oleh remaja, salah satunya adalah merokok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara merokok dengan hipertensi pada remaja usia 15-19 tahun di Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional, menggunakan data Indonesian Family Life Survey 5 (IFLS 5), dan analisis statistik dengan regresi logistik berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja yang mengalami hipertensi sebesar 14,57% dan remaja yang merokok sebesar 17,99%. Analisis multivariat menunjukkan bahwa perokok ringan memiliki risiko 0,63 kali lebih rendah untuk menderita hipertensi dibandingkan dengan bukan perokok setelah dikontrol dengan variabel jenis kelamin, sedangkan pada perokok berat tidak ditemukan hubungan yang bermakna. Screening hipertensi diperlukan untuk mengetahui status hipertensi pada remaja, sehingga penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dengan tepat.

Hypertension is currently not only suffered by adults, but also suffered by adolescents. Hypertension in adolescents related to unhealthy lifestyle by teenagers, one of them is smoking. This study aims to determine the relationship between smoking with hypertension in adolescents aged 15-19 years in Indonesia. This research is a quantitative research with cross sectional design, using Indonesian Family Life Survey 5 (IFLS 5) data, and analysed statically with multiple logistic regression.
The results showed that adolescents who experienced hypertension are 14.57% and adolescents smoked are 17.99%. Multivariate analysis showed that light smokers had a risk of 0.63 times lower for hypertension than not smokers after controlled for sex variables, whereas in heavy smokers there was no significant association. Screening of hypertension is needed to determine the hypertension status in adolescents, so that the management of hypertension can be done appropriately.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T52763
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Wahyuningtias
"Prevalensi DM di Kota Bogor yakni sebesar 2,1% hal ini masih lebih tinggi dibandingkan dengan prevalensi DM di Indonesia menurut data Riskesdas 2013 yakni sebesar 2,0%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh aktivitas fisik terhadap kontrol kadar Glukosa darah penderita diabetes mellitus tipe 2 pada studi kohort PTM di Kota Bogor tahun 2011-2016. Menurut uji Log-rank survival berdasarkan aktivitas fisik tidak berbeda bermakna dengan nilai signifikansi 0,941. Bahwa survival antara kelompok aktivitas fisik cukup dan kurang tidak berbeda survival-nya terhadap event kontrol glukosa darah buruk. Penderita DM tipe 2 yang cukup beraktivitas fisik memiliki HR sebesar 0,788 kali (95%CI: 0,456-1,360) dengan p value 0,392. Artinya, penderita DM tipe 2 yang cukup beraktifitas fisik maupun yang kurang tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna terhadap kontrol glukosa darah. Tidak ditemukan pengaruh aktivitas fisik terhadap kontrol Glukosa darah penderita diabetes mellitus tipe 2 pada studi kohort PTM di Kota Bogor tahun 2011-2016. Hal ini dikarenakan banyak terjadi sensor dan lost to follow up juga titik pengamatan yang cukup jauh rentangnya yakni 2 tahun. Diperlukan upaya promosi kesehatan yang berkelanjutan dan bagi peneliti lain dapat melakukan studi dengan titik pengamatan dengan rentang waktu yang lebih singkat agar efek dari aktivitas fisik terhadap kontrol glukosa darah penderita DM tipe 2 dapat diukur lebih tepat.

The prevalence of DM in Bogor City which is equal to 2.1%, this is still higher than the prevalence of DM in Indonesia according to Riskesdas 2013 data which is equal to 2.0%. The purpose of this study was to determine the effect of physical activity on blood glucose level control in patients with type 2 diabetes mellitus in the PTM cohort study in Bogor City in 2011-2016. According to the Log-rank survival test based on physical activity there was no significant difference with a significance value of 0.941. That survival between groups of physical activity is sufficient and the survival of the blood glucose control event is not different. Patients with type 2 DM who have enough physical activity have HR of 0.788 times (95% CI: 0.456-1.360) with p value 0.392. That is, patients with type 2 diabetes who have sufficient physical activity or those who do not show significant differences in blood glucose control. There was no effect of physical activity on blood glucose control in patients with type 2 diabetes mellitus in the PTM cohort study in Bogor City in 2011-2016. This is because there are a lot of sensors and lost to follow-up as well as a far enough observation point, which is 2 years. Continuous health promotion efforts are needed and other researchers can conduct studies with observation points with a shorter time span so that the effects of physical activity on blood glucose control in patients with type 2 diabetes can be measured more precisely."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T52263
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edwin Rohadi
"Salah satu Penyakit Tidak Menular yang terus mengalami peningkatan adalah hipertensi. Hipertensi merupakan tantangan besar di Indonesia karena hipertensi paling sering ditemukan pada pelayanan kesehatan primer. Hasil Riskesdas Tahun 2013 menunjukkan prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 25,8%, penderita hipertensi yang terdiagnosis hanya 36,8%, sedangkan yang tidak terdiagnosis sebanyak 63,2 %. Salah satu faktor risiko hipertensi adalah pola makan. Pola makan tinggi lemak, tinggi natrium, kurang serat dan rendah kalium dapat berisiko menyebakan terjadinya hipertensi. Menjaga pola makan dari kebiasaan makan berisiko dapat mencegah terjadinya hipertensi.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan pola makan berisiko dengan kejadian hipertensi grade 1 di posbindu ptm pada 5 Puskesmas di Kota Banjarmasin. Desain penelitian ini adalah cross sectional ,menggunakan data primer dengan jumlah sampel sebanyak 326 orang. Subjek penelitian ini peserta posbindu ptm pada 5 Puskesmas di Kota Banjarmasin berusia ≥ 20 tahun keatas. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2018. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara kebiasaan konsumsi lemak, natrium, kalium dan serat dengan kejadiah hipertensi grade 1.
Hasil analisis multivariat pola makan berisiko yaitu konsumsi serat dengan kejadian hipertensi grade 1 didapatkan nilai PR sebesar 1,05 (95% CI 0,756–1,484) setelah dikontrol variabel umur. Kesimpulan Masyarakat perlu membiasakan pola konsumsi makanan beragam dan bergizi seimbang serta mengaplikasikan perilaku CERDIK dalam kehidupan sehari-hari untuk mencegah dan mengendalikan penyakit tidak menular seperti hipertensi melalui wadah posbindu ptm.

One of the non communicable diseases that continues to increase is hypertension. Hypertension is a big challenge in Indonesia because hypertension is most often found in primary health care. The results of the 2013 Riskesdas showed that the prevalence of hypertension in Indonesia was 25.8%, hypertensive patients diagnosed were only 36.8%, while those who were not diagnosed were 63.2%. One risk factor for hypertension is diet. A diet high in fat, high in sodium, lack of fiber and low in potassium can risk causing hypertension. Maintaining a diet from risky eating habits can prevent hypertension.
The purpose of this study was to determine the association of risky food patterns with the incidence of grade 1 hypertension at posbindu ptm in 5 health centers in the city of Banjarmasin. The design of this study was cross sectional, using primary data with a total sample of 326 people. The subjects of this study were posbindu ptm participants in 5 Puskesmas in Banjarmasin City aged ≥ 20 years and above. The study was conducted in May-June 2018.
The results showed no association between fat consumption habits, sodium, potassium and fiber with grade 1 hypertension prizes. The multivariate analysis of risk dietary patterns of fiber consumption with the incidence of grade 1 hypertension obtained a PR value of 1,05 (95% CI 0.756–1.484) after adjusted age variable. Conclusion The community needs to familiarize them with a variety of balanced and nutritious food consumption patterns and to apply CERDIK behavior in their daily lives to prevent and control noncommunicable diseases such as hypertension through Posbindu non-communicable disease.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52034
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>