Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shidqi A. Diria
"ABSTRAK
Karakterisasi reservoir yang menggunakan metode berbasis frekuensi (metode dekomposisi spektral) memberikan informasi tentang kemenerusan reservoir dan hidrokarbon lebih akurat apabila kemampuan resolusi frekuensinya juga baik. Metode dekomposisi spektral Continuous Wavelet Transform (CWT) yang berbasis Transformasi Fourier menggunakan skala dan translasi window wavelet untuk mengkuantifi kasi resolusi frekuensinya. Metode tersebut seringkali digunakan dalam indikator zona reservoir dan hidrokarbon namun masih memiliki resolusi frekuensi yang kurang akurat sehingga frekuensi zona reservoirnya pun overlapping dengan zona non-reservoir. Penelitian ini ilakukan untuk meningkatkan resolusi frekuensinya sehingga informasi tentang reservoir dan indikasi hidrokarbon lebih valid. Synchrosqueezing Transform (SST) merupakan metode dekomposisi spektral yang lebih kompleks karena mengkolaborasi metode Empirical Mode Decomposition (EMD) dan Transformasi Hilbert dengan metode CWT. Sinyal didekomposisi dengan metode EMD, lalu diproses dengan penskalaan dan tranlasi window wavelet menggunakan metode CWT, kemudian dilakukan ekstrak frekuensi sesaatnya menggunakan Transfromasi Hilbert sehingga sensitivitasnya meningkat. Metode SST dan CWT diaplikasikan pada data sintetik untuk mengetahui akurasi pemisahan frekuensi. Selanjutnya, metode-metode ini diaplikasikan pada data seismik dan data sumur SNR-1 dan SRI-1 sebagai kalibrator. Hasilnya menunjukkan bahwa metode SST mampu mengidentifikasi frekuensi reservoar dan hidrokarbon dengan baik dibandingkan dengan metode CWT. Respon kemenerusan reservoir dan potensi hidrokarbon ditunjukkan dengan amplitudo tinggi pada frekuensi 20 Hz."
Jakarta: Bidang Afiliasi dan Informasi, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi "LEMIGAS", 2017
665 LPL 51:3 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Junita T. Musu
"A detailed combined geological and geophysical study in North Sumatra basin has shown that prospective formations for shale play containing gas sweet spots are found to be shales from Bampo, Belumai, and Baong Formations. Bampo Formations Exhibits low shale gas potential with very low to medium in organic material contents, maturity index of immature to mature, and moderate brittleness. Rocks within the formation tent to be reactive to highly reactive to water, with a moderate degree of swelling capacity. Porosity varies within 5.8-7.4% with permeability raging from 0.37 to 3.2 mD. Sweet spots in the formation found around Basilam-l and Securai-l wells occupy about 21% of the formation. On the other hand, Belumai Formation shows moderate to good shale gas potential, with low to high organic material contents, immature to mature levels of maturity, and moderately brittle to brittle. Sweet spots areas in the formation fpund around the two wells are about 29% of the formation. For Baong Formation, analysis reveals moderate to good shale gas potential, with low to medium contents of organic material, immature to mature in maturity index, moderately brittle to brittle in brittleness, and tendency of being reactive to highly reactive to water but with low degree of swelling capacity. Sweet spots in the formation found around two wells occupies are roughly 11% of the total formation volume in the area. Basin modeling leading to gas resources estimation for Baong, Belumai, and Bampo Formations has led to estimated volumes of 6, 379 TCF, 16, 994 TCF, and 25,024 TCF, respectively, with a total amount of 48, 397 TCF. The resources figures are speculative in nature and do not incorporate any certainty and efficiency factors."
Jakarta: LEMIGAS Research and Development Centre for Oil and Gas Technology Afilliation and Publication Division, 2015
620 SCI 38: 2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Parameter Acoustic Impedance (AI) dan Shear Impedance (SI) umumnya digunakan untuk sensitivitas pemisahan litologi dan fluida, distribusi properti petrofisika, pemodelan fasies, dan estimasi reserve potensi migas. Namun parameter tersebut tidak sensitif untuk pemisahan litologi dan fluida pada Formasi Plover di lapangan-X cekungan Bonaparte. Analisis lanjut parameter AI dan SI dilakukan dengan merotasikan kedua sumbu parameter tersebut ke dalam sumbu parameter yang baru sehingga menghasilkan parameter Poisson Impedance (PI) yang memenuhi persamaan PI = AI - c*SI. Pemisahan litologi dan fl uida dapat ditentukan dengan pemilihan nilai c yang berbeda melalui analisis TCCA (Target Correlation Coefficient Analysis). Nilai c untuk indeks litologi (LI) diperoleh dengan melakukan korelasi antara PI dan rekaman Gamma Ray (GR) dan untuk indeks fluida (FI) melalui korelasi antara PI dan Saturasi Air (Sw). Pada penelitian ini, terdapat dua zona target, yaitu zona A (3760 - 3920 meter) dan zona B (3920 - 4010 meter). Batas pemisahan litologi antara batupasir dan batu serpih menggunakan koefisien c = 1.245 untuk zona-A dan c = 2.3433 untuk zona-B sedangkan indikasi fluida menggunakan koefisien c = 2.740 untuk zona-A dan c = 3.2607 untuk zona-B."
Jakarta: Bidang Afiliasi dan Informasi, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi "LEMIGAS", 2017
665 LPL 51:3 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library