Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
Dhading Mahendra
"Anak yang hidup dalam kemiskinan akan berdampak pada keberlangsungan hidupnya. Kemiskinan membuat anak-anak kehilangan kemampuan untuk bertahan hidup dan berkembang, serta anak-anak akan lebih rentan terhadap eksploitasi, pelecehan dan diskriminasi. Sehingga kemiskinan menjadi ancaman serius yang menghambat tumbuh kembang anak secara optimal dan berpotensi merampas masa depan mereka. Oleh karena itu pengentasan kemiskinan anak perlu menjadi perhatian lebih. Sesuai dengan target SGD’s pada tahun 2030 yaitu dapat mengurangi setidaknya proporsi laki-laki, perempuan dan anak-anak dari semua usia, yang hidup dalam kemiskinan di semua dimensi. Kemiskinan anak multidimensi lebih menggambarkan kondisi kekurangan pada anak yang sebenarnya dibandingkan dengan kemiskinan yang bersifat moneter. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemiskinan anak multidimensi yang terjadi di Indonesia dengan menggunakan data Susenas Maret 2022. Pengukuran kemiskinan anak multidimensi menggunakan konsep Child MPI yang dibangun oleh UNDP dan OPHI yang tersusun berdasarkan indikator terkait standar kehidupan seorang anak. Tingkat kemiskinan anak multidimensi di Indonesia secara total sebesar 30,7 persen. Indikator kepemilikan aset, indikator sanitasi dan indikator nutrisi dan pekembangan anak menjadi 3 indikator yang terdeprivasi terbesar. Selain itu, penelitian ini juga mengkaji peran dari pekerjaan orang tua dalam pengentasan kemiskinan anak multidimensi dengan menggunakan analisis regresi logistik biner. Berdasarkan hasil estimasi, status pekerjaan orang tua berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan anak multidimensi. Kecenderungan anak dengan status pekerjaan orang tua yang hanya bekerja pada sektor informal saja untuk mengalami miskin multidimensi lebih tinggi dibanding orang tua yang tidak bekerja. Dan sebaliknya kecenderungan anak dengan status pekerjaan orang tua yang bekerja pada sektor formal saja untuk mengalami miskin multidimensi lebih rendah dibanding orang tua yang tidak bekerja. Selain itu, kedua orang tua yang bekerja juga menurunkan peluang anak untuk miskin multidimensi dibandingkan satu orang tua yang bekerja. Namun, orang tua yang bekerja tidak menjamin anak untuk keluar dari kemiskinan, hal tersebut tergantung dari kualitas pekerjaannya. Sementara itu, variabel umur anak, jenis kelamin anak, status disabilitas anak, umur KRT, disabilitas orang tua, ukuran keluarga, keterlibatan orang tua, bantuan sosial dan daerah tempat tinggal signifikan berpengaruh terhadap kemiskinan anak multidimensi.
Children living in poverty face significant impacts on their survival and development. Poverty deprives children of the ability to thrive and grow, making them more vulnerable to exploitation, abuse, and discrimination. Consequently, poverty becomes a serious threat that hinders optimal child development and has the potential to rob them of their future. Therefore, addressing child poverty requires greater attention. This aligns with the SDG's target for 2030, which aims to reduce at least the proportion of men, women, and children of all ages living in poverty in all its dimensions. Multidimensional child poverty better reflects the actual conditions of deprivation faced by children compared to monetary poverty alone. This study aims to analyze multidimensional child poverty in Indonesia using data from the March 2022 Susenas survey. The measurement of multidimensional child poverty utilizes the Child MPI concept developed by UNDP and OPHI, based on indicators related to a child's standard of living. The total rate of multidimensional child poverty in Indonesia stands at 30.7 percent. The indicators of asset ownership, sanitation, and child nutrition and development are the three most significant indicators of deprivation. Furthermore, this study examines the role of parental employment in alleviating multidimensional child poverty using binary logistic regression analysis. The estimation results indicate that parental employment status significantly influences multidimensional child poverty. Children whose parents work only in the informal sector are more likely to experience multidimensional poverty compared to those whose parents are unemployed. Conversely, children whose parents work solely in the formal sector are less likely to experience multidimensional poverty compared to those with unemployed parents. Parental employment does not guarantee that children will escape poverty, it depends on the quality of the job. Additionally, variables such as the child's age, gender, disability status, the age of the household head, parental disability, family size, parental involvement, social assistance, and area of residence significantly influence multidimensional child poverty."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Siburian, Andor Kevin Nathaniel
"Rumah atau tempat tinggal merupakan salah satu kebutuhan utama dalam aspek kehidupan seorang individu. Beberapa penelitian menyetujui bahwa kepuasan terhadap rumah juga mempengaruhi Kesejahteraan. Maka, studi ini bertujuan untuk membuktikan bahwa kondisi rumah dapat mempengaruhi kesejahteraan dengan menggunakan Kebahagiaan sebagai proksi dari kesejahteraan individual. Penelitian ini menggunakan Regresi Probit untuk menentukan probabilitas dari kebahagiaan individu yang dipengaruhi oleh variabel kondisi rumah ataupun tempat tinggal. Penelitian ini menggunakan data dari IFLS 5 (2014) yang memuat beberapa variabel kategori yang menjelaskan kesejahteraan individu, karakteristik rumah, kelayakan rumah, dan karakteristik rumah tangga. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi tempat tinggal atau rumah berpengaruh terhadap kesejahteraan atau kebahagiaan seluruh populasi penduduk, maka dari itu, kebahagiaan tidak hanya dipengaruhi oleh sifat individu. Namun, dengan melakukan tes sub-populasi Usia, Pendapatan, dan populasi Perkotaan maupun Pedesaan menunjukan bahwa signifikansi dari kondisi tempat tinggal atau rumah berbeda berdasarkan populasinya. Kurangnya studi mengenai perumahan atau tempat tinggal di Indonesia yang berfokus pada kesejahteraan merupakan justifikasi dalam melakukan penelitian ini. Oleh karena itu, penelitian ini menjadi advokat untuk menyarankan kebijakan pendirian tempat tinggal atau perumahan berdasarkan kesejahteraan atau kebahagiaan penduduk.
Housing is one of the basic needs in an individual's life aspect. Moreover, studies also approve that housing satisfaction is crucial in determining well-being. This study aims to prove that housing conditions can affect well-being using the proxy of overall happiness. The study uses Probit Regressions to determine the probability of happiness within individuals that are affected by variables of housing conditions. The study uses IFLS 5 (2014), which contains several categorical variables that explain individual well-being, housing characteristics, housing decency, and household characteristics. The results of this study suggest that housing conditions do matter to the well-being of the overall population, in which happiness is not only affected by an individual's trait. However, housing conditions within each sub-populations of Age, Income, and Urban or Rural populations suggest different significant housing conditions. This study justified its research due to Indonesia's lack of housing studies focusing on well-being. Therefore, this study advocates that policymakers establish Housing based on the population's well-being or happiness."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ratu Silfa Addiba Nursahla
"Permasalahan tentang kemiskinan memang seringkali berputar di wilayah pedesaan dan didominasi oleh rumah tangga agrikultur. Petani hampir tidak mengumpulkan modal karena skala usaha mereka dan setiap kali panen, upah mereka dari hasil panen digunakan untuk membayar pinjaman untuk fasilitas produksi dan kebutuhan sehari-hari. Sementara, meningkatnya permintaan pangan akibat pertumbuhan penduduk pun tak terhindarkan. Inklusi Keuangan dirasa bisa menjawab pertanyaan ini sebab bisa berperan sebagai penyangga risiko dan mendorong akumulasi modal bagi rumah tangga agrikultur. Untuk mencari tahu lebih lanjut secara empiris pengaruh inklusi Keuangan pada kemiskinan multidimensi dalam kelompok rumah tangga agrikultur, penelitian ini menggunakan statistik deskriptif melalui cross tabulation dan statistic inferensial menggunakan IV- probit. Ditemukan bahwa kondisi kemiskinan multidimensi pada rumah tangga agrikultur lebih parah jika dibandingkan rumah tangga non-agrikultur serta penggunaan fasilitas inklusi keuangan seperti kredit dan tabungan pun belum bisa digunakan secara maksimal. Akan tetapi jika inklusi Keuangan dapat ditingkatkan, kemiskinan multidimensi dapat dikurangi secara signifikan. Maka, perlu ada kebijakan yang lebih menyasar pada kebutuhan dan permasalahan setiap daerah yang berbeda-beda.
The problem of poverty often revolves around rural areas and is dominated by agricultural households. Farmers hardly accumulate capital because of the scale of their business and every harvest, their wages from the harvest are used to repay loans for production facilities and daily needs. Meanwhile, increasing demand for food due to population growth is inevitable. Financial Inclusion can answer this question, as it can act as a risk buffer and encourage capital accumulation for agricultural households. To find out more empirically the effect of Financial Inclusion on multidimensional poverty in agricultural households, this study uses descriptive statistics through cross-tabulation and inferential statistics using IV-probit. It was found that multidimensional poverty in agricultural households is more severe when compared to non-agricultural households and the use of financial inclusion facilities such as credit and savings has not been maximized. However, if financial inclusion can be improved, multidimensional poverty can be reduced significantly. Thus, there needs to be a policy that is more targeted at the needs and problems of each region."
2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Neva Quotrunnisa Agus
"Penelitian ini mengeksplorasi korelasi antara faktor sosiodemografi, kekerasan seksual, dan pelaporan viktimisasi selama pandemi Covid-19. Model regresi logistik pada data Susenas 2018 dan 2021 menunjukkan korban kejahatan perempuan memiliki peluang lebih tinggi mengalami kekerasan seksual, dengan penurunan selama pandemi yang lebih kecil dibanding laki-laki. Individu berumur 17 tahun ke bawah juga lebih berpeluang mengalami dan melaporkan kekerasan seksual, demikian juga individu yang bekerja. Implikasi kebijakan meliputi peningkatan lingkungan kerja, edukasi seks sejak dini, dan penegakan hukum kekerasan seksual untuk membangun kepercayaan masyarakat. Penelitian ini memberikan wawasan berbasis data empiris sebagai strategi dalam mengatasi kekerasan seksual dan menciptakan masyarakat yang aman.
This thesis explores correlations between sociodemographic factors, sexual assault, and victimization reporting during the Covid-19 pandemic. Logistic regression models applied to Susenas 2018 and 2021 datasets reveal that among crime victims, women have higher odds of experiencing sexual assault, with a less pronounced decrease during Covid-19 compared to men. Underaged individuals also have higher odds of sexual assault and reporting, as do working individuals. Policy implications involve enhancing workplaces, early sex education, and enforcing sexual assault laws to build societal trust. This research provides valuable insights for evidence-based strategies to combat sexual assault and foster safer communities."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Eduardus Kareshna Budi
"Studi ini mengkaji dampak penggunaan layanan keuangan digital terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Studi ini hanya berfokus pada layanan perbankan digital yang merupakan penggunaan mobile money dan adopsi pembayaran digital di tingkat rumah tangga. Ini menggunakan kumpulan data Survei Rumah Tangga Ekonomi Digital (DEHS) dan Badan Pusat Statistik (BPS) dari 2020 untuk mendukung analisis. Tesis ini menemukan dampak positif penggunaan layanan perbankan digital terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi. Penggunaan layanan perbankan digital meningkatkan aktivitas menggunakan rekening bank. Karena pengguna perbankan digital digunakan sebagai variabel independen utama, beberapa faktor yang mendukung penggunaan layanan perbankan digital dianggap sebagai variabel kontrol. Kepemilikan rekening bank, platform digital, akses internet, frekuensi transaksi, klasifikasi perkotaan atau pedesaan, dan lain-lain, merupakan faktor-faktor yang mendukung penggunaan layanan perbankan digital. Namun, analisis terhadap pertumbuhan ekonomi dapat dilakukan melalui inklusi keuangan. Di sini, kami menggunakan data total aktivitas menggunakan rekening bank di tingkat rumah tangga untuk mengukur inklusi keuangan, yang meliputi peran mobile money dan adopsi pembayaran digital. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan bantuan layanan perbankan digital, aktivitas penggunaan rekening bank meningkat di tingkat rumah tangga yang berujung pada peningkatan Produk Domestik Regional Bruto di provinsi pada tahun 2020. Studi ini tampaknya menunjukkan bahwa penggunaan layanan perbankan digital dapat memberikan positif bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
This study examines the impact of digital financial services usage on economic growth in Indonesia. The study focuses only on digital banking services which are the use of mobile money and digital payment adoption on household level. It utilizes Digital Economy Household Survey (DEHS) data set and Statistic Indonesia from 2020 to support the analysis. The thesis finds positive effects of the use of digital banking services to the increase of economic growth. The use of digital banking services increases the activities using bank account. As digital banking users are used as the main independent variable, several factors that support the use of digital banking services were considered as the control variables. Bank account ownership, digital platform, access to internet, frequency of transaction, urban or rural classification, and others, are the factors that support the use of digital banking services. However, the analysis on economic growth can be done through financial inclusion. Here, we use the data of the total activity using bank account on household level to measure the financial inclusion, which includes the role of mobile money and digital payment adoption. The results show that with the help of digital banking services, the activities using bank account is increase on household level which lead to the increase on gross regional domestic product in provinces 2020. This study seems to indicate that the use of digital banking services could give a positive effect to economic growth in Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Gusti Aditya Andika
"Sektor pertanian merupakan penyangga utama pasokan pangan dan penyumbang serapan tenaga kerja terbanyak di Indonesia. Namun, rendahnya tingkat pendapatan serta tingginya kemiskinan di rumah tangga petani menimbulkan pertanyaan terkait ketahanan pangan di wilayah mayoritas penduduknya berkerja sektor pertanian. Penelitian ini mengkaji hubungan itu dengan menggunakan indikator persentase tenaga kerja sektor pertanian per total pekerja dan skor Indeks Ketahanan Pangan (IKP) di 416 kabupaten di Indonesia. Data dikumpulkan dari Badan Pusat Statistik dan Badan Pangan Nasional selama periode 2020 s.d. 2022. Melalui estimasi Generalized Least Square (GLS) ditemukan korelasi negatif yang signifikan antara jumlah petani dengan ketahanan pangan. Setiap peningkatan persentase jumlah petani sebesar 1% akan diiringi dengan penurunan skor IKP sebesar 0,107 poin dalam kondisi ceteris paribus. Secara singkat, kabupaten dengan persentase jumlah petani dan rumah tangga petani miskin yang lebih banyak, upah/gaji petani lebih tinggi dan produksi beras sedikit, memiliki ketahanan pangan yang lebih rendah. Sebaliknya, kabupaten dengan PDRB tinggi, banyak penduduk, pengeluaran konsumsi beras tinggi dan biaya konsumsi daging rendah, serta banyak penduduk miskin yang mendapatkan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) akan memiliki ketahanan pangan yang lebih tinggi. Terkait itu, maka upaya penanggulangan kemiskinan di kabupaten-kabupaten yang tenaga kerjanya mayoritas berasal dari sektor pertanian perlu terus dimasifkan guna meningkatkan ketahanan pangan.
The agricultural sector is the main support for food supply and the largest contributor to labor absorption in Indonesia. However, low-income levels and high levels of poverty among farming households raise concerns regarding food security in areas where most of the population earns their livelihood from the agricultural sector. This research aims to examine the relationship between the percentage of agricultural sector workers per total worker and the Food Security Index (IKP) score in 416 districts in Indonesia. The data were collected from the Central Statistics Agency and the National Food Agency for the period of 2020 to 2022. Through Generalized Least Square (GLS) estimation, a significant negative correlation was found between the percentage of farmers and the IKP score. Every percentage increase in the number of farmers by 1% will be accompanied by a decrease in the IKP score of 0.107 points under ceteris paribus conditions. In short, the research results show that districts with a greater percentage of farmers and poor people from the agricultural sector, higher wages for agricultural labor and less rice production, will have lower level of food security. On the other hand, districts with high GRDP, large populations, higher rice consumption costs, lower meat consumption costs, and many poor people targeted by the Non-Cash Food Assistance program will have a higher level of food security. In relation to this matter, poverty reduction measures in districts where most of the workforce comes from the agricultural sector need to be accelerated to increase food security."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Meizahra Afidatie
"Kesejahteraan anak merupakan salah satu penentu berhasil atau tidaknya negara ini memanfaatkan momentum Indonesia Emas 2045. Pasalnya, hingga saat ini terhambatnya akses untuk mendapat standar kehidupan yang layak masih banyak dirasakan oleh banyak anak di berbagai penjuru negeri. Oleh sebab itu, penelitian ini mencoba menganalisis dampak salah satu inisiatif pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan melalui bantuan sosial bersyarat (PKH) terhadap kemiskinan multidimensional anak di Indonesia. Studi ini akan menggunakan quasi-experimental dengan metode
Propensity Score Matching (PSM). Data yang digunakan merupakan data sekunder dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dilakukan pada Maret 2022. Modul survey yang digunakan adalah keterangan pokok anggota rumah tangga (KOR) dengan analisis di tingkat individu dan rumah tangga. Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa PKH tidak signifikan mempengaruhi kemiskinan multidimensi anak. Hasil ini dapat dipengaruhi beberapa hal yang tidak dapat dikontrol dalam penelitian seperti pandemi Covid-19 dan lamanya keluarga menerima bantuan PKH. Selain itu, adanya beberapa dimensi kemiskinan seperti standar hidup dan informasi yang tidak tercakup dalam target program bantuan sosial bersyarat (PKH) ini merupakan salah satu faktor yang menjadikan ia tidak efektif terhadap kemiskinan multidimensi.
Child welfare is one of the determinants of whether or not this country will succeed in utilizing the momentum of the Indonesia Emas 2045. The current situation shows that many children across the nation still face barriers to achieve a decent standard of living. Therefore, this study aims to analyze the impact of the government's conditional cash transfer program (PKH) on multidimensional child poverty in Indonesia. This study will employ a quasi-experimental approach with Propensity Score Matching (PSM) method. The analysis will use secondary data from the National Socio-Economic Survey (Susenas) conducted in March 2022. Specifically the basic household member information (KOR) module. The results of this study show that PKH does not significantly affect multidimensional child poverty. This result may be influenced by several things that cannot be controlled in the study such as the Covid-19 pandemic and the length of time families receive PKH assistance. In addition, the exclusion of certain poverty dimensions, such as living standards and information from the program's targets, is one of the factors that make it ineffective against multidimensional poverty. Keywords: Cash Transfer, Child Poverty, Propensity Score Matching."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ivonne
"This study investigates the impact of fiscal spending on social welfare, particularly on healthcare, education, and social expenditure to multidimensional poverty. Employing multidimensional poverty as a measure beyond income underscore the importance of understanding poverty in a multifaceted context. The study employs data from the World Bank Development Indicators and Multidimensional Poverty Index (MPI) by using multiple regression analysis. The findings of this study reveal that increased government spending in healthcare and social expenditure has a significant impact to multidimensional poverty, with healthcare affects negatively and social expenditure affects positively. This study also looks more specifically to Sub-Saharan Africa region, reveals that both healthcare and social expenditure has a more negative significant effect to multidimensional poverty compared to the global data level regression. This study highlights the necessity of targeted and sustained investments in social services to achieve meaningful poverty reduction.
Studi ini menginvestigasi dampak dari pengeluaran fiskal terutama di bidang kesehatan, pendidikan, dan sosial untuk kesejahteraan sosial. Mengunakan pengukuran kemiskinan multidimensi sebagai alat ukur selain kemiskinan berdasarkan pendapatan menekankan pentingnya untuk memahami konteks kemiskinan yang berdimensi. Studi ini menggunakan data dari World Bank Development Indicators dan Multidimensional Poverty Index (MPI) dengan analisis regresi berganda. Hasil dari studi ini menemukan bahwa peningkatan pengeluaran pemerintah di bidang kesehatan dan sosial memiliki dampak signifikan terhadap kemiskinan multidimensi, dengan bidang kesehatan memiliki dampak negatif, sementara bidang sosial memiliki dampak positif. Studi ini juga melihat secara spesifik terhadap Sub-Saharan Africa, mendapat bahwa baik bidang kesehatan maupun sosial memiliki dampak yang lebih negatif yang signifikan terhadap kemiskinan multidimensi, bila dibandingkan dengan hasil regresi tingkat global. Penelitian ini menekankan pentingnya investasi yang berkelanjutan dan tepat sasaran dalam layanan publik untuk mencapai pemberantasan kemiskinan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Silalahi, Amara Beatrice Hosianna
"Kemiskinan masih menjadi tantangan di Indonesia, bahkan ketika tingkat kemiskinan moneter mengalami penurunan. Indonesia bergulat dengan kesenjangan antarwilayah yang signifikan, terutama pada indikator kemiskinan non-moneter. Oleh karena itu, penting untuk mendalami lanskap kemiskinan non-moneter di Indonesia dan menggali potensi desentralisasi dalam mengatasi permasalahan ini di berbagai daerah.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan desentralisasi fiskal dengan kemiskinan multidimensi yang diukur dengan Angka Kemiskinan Multidimensi Indonesia (AKM) yang dikembangkan oleh Prakarsa. Penulis juga menggunakan data APBD DJPK Kementerian Keuangan dan data karakteristik daerah dari BPS. Dengan mempertimbangkan potensi dampak tingkat kemiskinan di masa lalu dan hubungan reverse causality antara pengeluaran pemerintah dan kemiskinan, penulis menggunakan generalized method of moments (GMM).
Studi ini tidak menemukan bukti kuat adanya korelasi yang signifikan antara belanja kesehatan dan perumahan dengan AKM. Namun terdapat korelasi yang signifikan antara belanja pendidikan dengan AKM. Temuan ini dapat dikaitkan dengan tingkat kesadaran dan upaya strategis terhadap parameter AKM yang tertuang dalam rencana kerja pemerintah daerah (RKPD) dan rencana pembangunan jangka menengah (RPJMD).
Poverty remains a persistent challenge in Indonesia, despite declining monetary poverty rates. Indonesia faces significant interregional disparities, particularly in non- monetary poverty indicators. Therefore, it is crucial to thoroughly understand Indonesia’s non-monetary poverty landscape and explore the potential of decentralization in addressing these issues across different regions.This study aims to examine the relationship between fiscal decentralization and multidimensional poverty, measured by the Indonesian Multidimensional Poverty Figure (AKM) developed by Prakarsa. The author utilizes APBD data from the DJPK Ministry of Finance and regional characteristics data from BPS. Considering the potential impact of past poverty levels and the reverse causality between government expenditure and poverty, the author employs the generalized method of moments (GMM).The study finds no strong evidence of a significant correlation between health and housing expenditures and AKM. However, there is a significant correlation between education expenditures and AKM. These findings can be attributed to the awareness and strategic efforts towards AKM parameters as outlined in the regional government work plan (RKPD) and the medium-term development plan (RPJMD)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ranti Rizkia Taqwiyah
"Penelitian ini menginvestigasi dampak Program Keluarga Harapan (PKH) terhadap kemiskinan multidimensi di DKI Jakarta pada tahun 2020 dengan menggunakan data Susenas Maret 2020. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 620.028 penduduk DKI Jakarta berada dalam kondisi kemiskinan multidimensi. Analisis juga mengungkapkan bahwa status sebagai penerima PKH berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kemiskinan multidimensi. Variabel independen lainnya, seperti wilayah geografis, jumlah anggota rumah tangga, dan sumber pembiayaan utama, juga memengaruhi kondisi kemiskinan. Temuan penting lainnya adalah adanya dugaan misalokasi bantuan PKH di DKI Jakarta. Studi mendatang disarankan untuk meluaskan cakupan geografis, melibatkan pemangku kepentingan program untuk data kualitatif, dan melakukan penelitian longitudinal untuk memantau perubahan dalam kondisi kemiskinan dan dampak program seiring waktu.
This study investigates the impact of the Family Hope Program (PKH) on multidimensional poverty in DKI Jakarta in 2020 using March 2020 Susenas data. The research reveals that 620,028 residents of DKI Jakarta are categorized as experiencing multidimensional poverty. Additionally, the analysis shows that PKH recipient status significantly influences multidimensional poverty. Other independent variables such as geographical location, household size, and primary sources of household financing also affect poverty levels. Another notable finding is the suspected misallocation of PKH assistance in DKI Jakarta. Future studies are recommended to broaden the geographical scope, involve program stakeholders for qualitative data, and conduct longitudinal research to monitor changes in poverty conditions and program impacts over time."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library